Senin, 09 Maret 2015

Office Cutie 1: Jeritan Pembawa Nikmat

Namaku Ujang, untuk mencukupi kebutuhan hidup yang semakin lama
semakin mencekik leher akhirnya aku memutuskan untuk mengadu
nasibku, melamar pekerjaan di sebuah perusahaan ternama yang
bergerak di berbagai bidang, dari sekian juta pelamar akhirnya aku
diterima bekerja di perusahaan itu, badanku yang kekar dengan wajah
sangar tidak dapat menutupi keramahanku, aku adalah tipe orang yang
teliti, ulet, dan juga cekatan dalam bekerja, ciehhhh, pokoknya dijamin
Ujang yang paling hebat..!!
Gantengkah aku?? tergantung dari sudut mana anda memandangku,
contohnya sebagai berikut :
Jika dilihat dari samping ??? - agak kurang jelas
Jika dilihat dari belakang ?? - jelas ngak kelihatan
Jika dilihat dari atas ??? - Sulit diprediksi
Jika dilihat dari depan ??? - yah jangan dibandingkan dengan bintang
film atuh !!!, nggak adil bangettt !!!, nyari-in lawan itu yang seimbang,
misalnya sama bokir tentu aku rada-rada menang sedikit. bibirku yang
tebal seksi, mataku yang indah besar bagaikan sepasang combro.
"Ujanggg.....!!!" tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dari ruangan
direktur utama, lamunanku langsung buyar seketika kemudian dengan
tergopoh-gopoh aku berlari menghampiri ruangan mengerikan itu,
sebuah ruangan paling menyeramkan bagi para office boy, ihh, aku
sampai bergidik.
"Iya...Bu..." Aku tertunduk tidak berani menatap wajah direktur utama
yang merah padam, penyihir tua yang ditakuti oleh kawan maupun
lawan, apalagi oleh para office boy. Bu Selmy menatapku dengan
matanya yang melotot, kalau saja seorang gadis cantik yang
memelototiku pasti aku langsung horny, tapi ini seekor srigala tua yang
menyeramkan dengan giginya yang runcing siap untuk melahapku
hidup-hidup, dari yang aku dengar sich Bu Selmy yang berdarah
Sunda-Belanda ini terobsesi dengan gadis-gadis keturunan Chinese,
ada yang bilang Bu Selmy seorang sex maniac, ada juga yang bilang
Bu Selmy seorang lesbi, tapi yang pasti sich staf-staf wanita di
perusahaan tempatku bekerja, bermata sipit, berwajah dan putih mulus,
bodynya dijamin bikin SERRRRR....!!!
"Kamu tuh gimana sich, kayak baru kerja aja..!! Punya kuping itu
dipakai untuk mendengar..., coba sekarang kamu lihat, disuruh pesan
jangan pake sambal eh malah dibanyakin sambalnya, kalau BODO ITU
JANGAN DIPIARA DONG...!! "
"COBA KAMU LIAT APA YANG KAMU PESAN...!! "
"Pakai kuping Bu ?? " Aku gugup hingga menceracau tidak karuan.
"PAKE MATAAAAAA.....!!!BRAKKK!! " Bu Selmy tambah sewot, ia
membentakku sambil menggebrak meja.
"KAMU LIAT NGAK YANG MERAH-MERAH INI APAA-AN ???!! "
"Iy.., Iyaa Bu saya dengar , itu samballlll...." nafasku terengah-engah
kecapaian ketika mencapai klimaks, walah !! makin ngaco.....!!
"MAKAN AJA GEDE...!! PERCUMA SAYA NGEGAJI KAMU..!! "Bu Selmy
membentakku, sampai kemaluan-ku berkedut-kedut ketakutan..
"KELUAR....!!!! ".
Langkahku agak limbung ketika keluar dari ruangan penyiksaan yang
sudah terkenal sampai ke seantero jagat raya ini, aku merangkak
berusaha mencapai gudang, tempat persembunyian teraman bagi para
OB
"UJANG....!! "
"MAMPUSSS....!! "Aku melompat karena kaget ketika seseorang
memanggilku dari belakang, aku menolehkan kepala ke belakang,
sementara Basri temanku sesame OB, cengar-cengir kemudian tertawa
ngakak terpingkal-pingkal.
"Diapain lu sama Bu Selmy...?? Sampe lemes begitu kaya abis muncrat
HUA HA HA HA "
"Boro-boro, muncrat, yang ada jantung gua lepas!! " aku menggerutu
panjang lebar, Basri tambah cekakakan.
"BASRIIIIII......!!! " kembali terdengar teriakan keras yang melengking,
wajah Basri langsung pucat, duh Basri mirip seperti tawanan yang
hendak dihukum mati, ia melangkah lemas masuk ke ruangan XXX.
Itulah sepenggalan mimpi buruk yang menjadi kenyataan dan selalu
setia menghantui kami para Office Boy di perusahaan besar itu.
"Ujang... sini...." seorang gadis cantik melambai-lambaikan tangannya
ke arahku, beruntung banget bagiku karena ternyata yang memanggilku
kali ini adalah Nona Shasha. Bu Selmy, sangat amat anti banget pada
pria, makanya staf-staf diperusahaan kami kebanyakan wanita. Jika ada
staf pria paling staf dengan jabatan kecil atau juga macam kami inilah.
"Iya Non... ?? " Aku langsung stand-by, siap untuk menanti perintah.
"Tolong kamu fotocopy-in berkas-berkas ini, inget jangan salah lagi
yach" Non Shasa tersenyum ramah kemudian jari-jari lentiknya kembali
mengetik di atas keyboard, otak kotorku langsung bekerja, kuraih
tubuhnya yang sexy dan kupeluk dengan erat,
"OAHHH, AHHHH AHHHHHHH....!!!"
"Ahhhh Non Shasaaaa..., Oyeahhhhh..."
"Ujangggg, Euhhh, enakkk amat sichhhh......."
"Memek Non Shasha juga enakkkk...., sempittt....."
"Kayaknya sich bukan punyaku yang sempit, Titit kamu yang kegedean
Owwwwwwwaaahhhhh....."
"Jrebbb..., Jrebbbbb..., Jrebbbbbb....."
"Owwww, Owwwww,,,, Ampun Janggg, Akhhh...."
"Jang ?? koq malah bengong sichh...."aku kembali tersentak tersadar
dari dunia khayalku ketika terdengar suara Nona Shasha yang
menegurku, si cantik itu menatapku dengan tatapan matanya yang
menyelidik.
"Ooo, Iy.. Iyaa Nonn....." aku menutupi selangkanganku yang
menggembung ke depan dengan setumpukan berkas-berkas yang harus
difotocopy, celana panjang ini terasa semakin sesak ketika senjata
superku meronta liar, panjang, dan keras, aku melirik ke kiri dan ke
kanan, dengan pede kutekan tombol-tombol yang ada, kemudian Ujang
yang hebat ini berteriak keras, gembira karena "keberhasilannya ..." .
"MAMANNNN, TULUNGIN DONGGGG.....!! "
"WADUHH JANGGGG !!! Lu apain mesin fotocopynya??" Maman bengong
menatap mesin fotocopy yang sudah meringkuk tanpa daya tidak
sanggup ketika aku yang super hebat ini menurunkan titahnya, aku
hanya tersenyum pahit, kemudian memohon dengan memelas.
"Makanya Jang, jangan keseringan nonton film yang enggak-enggak,
masa mesin fotocopy lu sodok juga, jadi rusak-kan!!!" Maman
menunjuk sesuatu diselangkanganku, ia cengengesan menyindirku.
Akhirnya dengan bantuan Maman aku berhasil juga menyelesaikan
tugas dari bidadariku yang cantik, Nona Shasa. Duhhh, si putih yang
sexy mulus pasti sudah tidak sabaran menungguku, senyum di wajahku
langsung lenyap ketika terdengar teriakan-teriakan keras Bu Selmy di
ruangan Shasha.
"Shasha, saya sudah nunggu dari tadi, mana copyannya ?? "
"Eee, itu, ituuuu, lagi difotocopy Buuuuu..." Shasha tertunduk tanpa
berani memandang wajah Bu Selmy.
Dengan gagah berani aku membuka pintu dan maju ke hadapan Bu
Selmy, kutampar dan kujambak rambutnya , "DASAR PELACUR TUA,
JANGAN GANGGU NON SHASHA, JIKA BERANI HADAPI AKU....." Ujang si
pendekar sakti, mengeluarkan jurus terhebatnya, kutampar lagi mulut
Bu Selmy sampai ia terjengkang..
"UJANGGGG......," Glekkkkk khayalanku berlari ketakutan, lidahku
mendadak kelu kemudian tubuhku kaku menengang, tengkukku terasa
dingin ketika Bu Selmy menatapku dengan beringas.
"Kamu fotocopy di mana ??? lamanya kebangetan !!, sampe setaun..!! "
"ENGGAK BU, cuma 2 jam Saja....."Aku menjawab dengan polos.
"BELEGUGGG....SIAH..!!," Bu Selmy bertambah murka, wajahnya semakin
kemerahan seperti istrinya Rahwana, dengan kasar ia merebut
setumpukan berkas yang sudah difotocopy dari tanganku, sementara
Shasha mengambil berkas asli dari tanganku.
"DASAR GOBLOKKKK...SEMUA!!!!.BLAMMM!!!." sambil membentak
dengan keras Bu Selmy membanting pintu. Karena terkejut tubuh Nona
Shasha sampai terpelanting, berkas-berkas document berserakan di
atas lantai, dengan sigap aku meraih pinggangnya yang ramping, mana
mungkin kubiarkan Nona Shasha terjengkang tanpa daya, kedua
tanganku membelit pinggangnya yang ramping, secara otomatis wajah
kami semakin mendekat.
Suasana berubah menjadi hening, ketika aku dan dia saling
berpandangan, Ohhhh, baru kali ini wajahku sedekat ini dengan
wajahnya, wajah cantiknya tampak tegang, entah karena baru dibentak
oleh Bu Selmy atau karena wajahku semakin mendekat ke wajahnya.
"Cuppphhh...." dengan memberanikan diri kukecup bibirnya yang sedikit
merekah, nafas Nona Shasha sesekali tertahan ketika tanganku
merayapi tubuhnya, sementara bibirku melumat bibirnya yang seksi,
kukulum-kulum dan kuemut bibir Non Shasha
"Emmm, Mmmmmmhh, Mmmmmhhh" dengan lincah tanganku
melepaskan blazer warna hitam yang menempel di tubuhnya yang
seksi, tiba-tiba tubuhnya tersentak ketika tanganku mulai berani
melepaskan sebuah kancing baju kemeja putihnya, ia berusaha
berontak, kudesakkan tubuh mulusnya ke arah dinding untuk meredam
perlawanannya, sambil melumat-lumat bibirnya, tanganku kembali
bergerilya melepaskan kancing-kancing baju kemeja putih Non Shasha,
ia hanya mendesah panjang ketika aku melepaskan kemeja putihnya.
"Uhhhh, Ujanggg....." Nona Shasha menggeliat lembut ketika aku
membalikkan tubuhnya, kulepaskan pengait branya kemudian
kuloloskan bra Nona Shasha melalui kedua tangannya, kutekan-tekan
bokongnya kemudian kuremasi buah pantatnya yang bulat padat, tidak
lupa aku juga melepaskan rok mini ketat warna hitam yang membalut
pinggangnya, tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya, kearahku..
"Wahhhhhh........, Heuhhhhhh......" tubuhku terluka berat ketika
terserempet buah dadanya yang membuntal padat, Wuihhhhhhhh.....,
Buset dah, gundukan payudara Nona Shasha menempel di dadaku
ketika ia mengalungkan kedua tangannya di leherku. Gundukan itu
terasa kenyal, hangat dan lembut ketika menggesek tubuhku, Ohh
Beibei..!! I love you Shasha...!!
"Emmmhhh, Emmmmhhh. Ckkk Ckkk " Bibirku kembali melumati
bibirnya, aku menjulurkan lidahku untuk bermain dirongga mulutnya,
berusaha mengajak lidah Nona Shasha untuk bermain - main dengan
lidahku, semula ia hanya diam, perlahan-lahan permainan lidahku
membuatnya semakin bernafsu, sedikit demi sedikit lidahnya semakin
terjulur keluar, kuciumi lidah itu dan kuhisap-hisap. Aku menundukkan
kepalaku sedangkan Non Shasha berjingjit ketika berciuman denganku
maklumlah tubuhku tinggi seperti pemain basket, tinggi Non Shasha
hanya seulu hatiku saja. Tiba-tiba Nona Shasha menarikku dan
mendudukkanku di atas kursi sementara ia bersujud di antara kedua
kakiku, berkali-kali tangannya hendak menarik resleting celanaku, tapi
batal lagi, batal laggiiii...., akhirnya dengan terpaksa aku membuka
sendiri resleting celanaku dan mengeluarkan benda besar panjang
kehitaman
"Wowwww....????!! Ihhhh Ujanggggg " Non Shasha melotot menatap
batang kemaluanku yang besar dan panjang, kubimbing tangannya ke
arah batang kemaluanku, jari-jari tangannya yang lentik kini
mengusapi batang kemaluanku, berkali-kali ia bergantian memandangi
wajah dan batang kemaluanku yang besar dan panjang.
"Shasha sayangg, ....Ouchhh " Aku terperanjat ketika tangan Nona
Shasha menarik batang kemaluanku, aku memandanginya keheranan,
kusangka Non Shasha marah karena aku memanggil namanya langsung,
tanpa embel-embel, Shasha menelan ludah beberapa kali sambil
mengelus benda panjang di selangkanganku.
"kocokin dong..." Aku menjawil dagunya, aku semakin lebar
mengangkangkan kedua kakiku ketika Nona Shasha mulai mengocok-
ngocok batang kemaluanku.
"Non Shasha pernah ewean ?? " aku bertanya padanya, aku tersenyum
lebar ketika ia menggelengkan kepalanya.
"Kamu pernah ?? "
"Hhhhhhh, Dulu waktu kecil saya pernah diperkosa...." Aku menghela
nafas panjang mengingat masa-masa kelabuku
"Gimana rasanya ?? enakkk ?? " Non Shasha tambah penasaran.
"Kalau yang memperkosa saya secantik Non Shasha sich pasti enak...
"dalam hati aku menangis sesegukan ketika mengingat seorang tante
bertubuh gemuk menelanjangiku dan kemudian memperkosaku habis-
habisan (kisah sedih tempoe doeloe, ehek ehekkkk..).
"Ngomong-ngomong Non Shasha mau merkosa saya nich ?? "
"Enak aja...!!, ya enggak lahhh..!!, aku cuma pengen tau aja koqq..."
Nona Shasha mendekatkan kepalanya ke arah batang kemaluanku, ia
segera menarik kepalanya sambil menutup hidung dengan tangan
kanannya.
"Ihhhh, koq bauuu yachh...."
"WADUH, itu mah udah dari sananya...,siniiii.... "tanganku menekan
belakang kepala Non Shasha agar ia terbiasa mencium wangi dan
harumnya batang kemaluanku, berulang kali aku membujuknya agar
mau menjilati dan menghisapi penisku, namun dengan tegas ia
menolak keinginanku, akhirnya aku hanya pasrah membiarkan
tangannya mengelusi dan mengocok-ngocok batang kemaluanku.
"Shasha, gantian donggg...." aku meraih tubuhnya dan mendudukkan
Non Shasha di atas kursi sedangkan aku berlutut di hadapannya,
kuelus-elus bulatan payudaranya sampai ia menggelinjang kegelian.
Kuremas -remas induk payudara Non Shasha seperti yang sering
kulihat di film - film porno yang sering kutonton, pantesan pemeran
pria ketagihan megang-megang susu pemeran wanita, ternyata rasanya
aduhai banget, hangat, lembut, kenyal rada-rada keras. Kedua
tanganku membelit melingkari pinggang Non Shasha, kuciumi bulatan
buah dadanya yang semakin menggembung padat seperti dua buah
gunung yang hendak meletus.
"Ahhh, Ujangggg, kamu belajar dari mana sichhh...."Non Shasha
menggeliat kegelian ia berusaha meronta ,aku semakin erat membelit
pinggangnya yang ramping, kuciumi induk payudara Non Shasha yang
sekal, lidahku terjulur keluar seperti lidah seekor anjing yang sedang
kehausan, kujilati belahan dadanya yang lembut halus. Ujung lidahku
menari-nari memutari putting susunya, kujepit dengan bibir atas dan
bibir bawahku yang mengatup kemudian bibirku bergerak ke kiri dan ke
kanan seperti gerakan orang sedang membilas pakaian.
"Nguhhhh, Unnnhhhh.. Akkhhh Ujanggg... geliii, aduhhh, aduhhh!" Non
Shasha mendesah-desah kegelian, kedua tangannya berusaha
mendorong kepalaku.
"HHHHH.." Non Shasha menghela nafas ketika tiba-tiba aku
mencaplok puncak payudaranya, percuma saja ketika Non Shasha
berusaha menarik dadanya, karena kedua tanganku malah mendorong
punggungnya ke depan sehingga buah dadanya semakin membusung ke
depan.
"Gila kamu, Ujang hentikan.!!, aduhh, Hssssshh Hhhhsssss..." Nona
Shasha semakin sering mendesis lirih ketika aku semakin rakus
menciumi, menjilati dan mengenyot-ngenyot payudaranya, sambil
melakukan kenyotan-kenyotan kedua tanganku bergerak cepat menarik
kain segitiga itu dari selangkangan Non Shasha, kutarik lepas kain
segitiga putih itu.
"Ujanggg, Ohhh, Ujangggg..., " kini kedua tangan Non Shasha malah
memeluk kepalaku dan membelai-belai rambutku
Aku menatap wajahnya yang cantik kemudian bibirku kembali mengejar
bibirnya, kukecup-kecup dengan lembut sebelum akhirnya aku
menjulurkan lidahku. Lidah Non Shasha juga terjulur keluar menyambut
lidahku, akhirnya lidah kami saling mengelus, menjilat dan mengait,
ciumanku kembali turun mencumbui kedua payudaranya, terus semakin
turun, turun ke perut dan
"Ahmmmmm, Aaaa...." Non Shasha mengatupkan mulutnya rapat-rapat,
ketika aku mulai menciumi permukaan vaginanya, kubasuh dan
kumandikan rambut-rambut tipis yang menghiasi daerah intimnya,
hidungku kembang kempis ketika menghirup aroma vaginanya yang
wangi menggodaku agar segera melakukan penjelajahan lebih lanjut.
Aku menciumi bibir vaginanya kemudian kujilati belahannya yang mulai
dibasahi cairan-cairan kewanitaanya yang meleleh mirip seperti cairan
lilin yang meleleh, kubersihkan belahan vaginanya dari lelehan -
lelehan cairan nafsunya yang terasa gurih dimulutku.
"Ehhh, Nggakk.... Mauu, jangan Ujangg...!! " Non Shasha panik ketika
aku menggesek-gesekkan kepala penisku pada belahan vaginanya.
"Yaaa, terserah, silahkan aja non Shasha teriak makin keras, paling
juga kita digerebek terus dipaksa kawin... he he he.... " Aku
mengancamnya, tapi terus terang dalam hati aku merasa was-was
kalau Non Shasha beneran teriak mampuslah aku..!!!
"Ujanggg, jangan Ujanggg, Aku nggak mauuu...! Tolong Ujang..!!" Nona
Shasha berbisik memelas ia memohon padaku, sementara aku semakin
keras berusaha membobol vaginanya, berkali-kali kujejal-jejalkan
kepala penisku sampai akhirnya perlahan-lahan kepala penisku mulai
membelah belahan vaginanya.
"Ujang aku mohonnn, Jangaaaahhhhhhh....!!!Ampunnn Ammmhhh, Hkkk
Hkkkkk, Hkkkk " Nona Shasha tidak sanggup untuk meneruskan kata-
katanya, matanya mendelik , kemudian kepalanya tergolek ke samping
kanan, ia terisak berusaha menahan tangisannya..
"Krrrtt..., Brrrttt.....Ammmfffhhh, sakit... Ohhhhh" Non Shasha berusaha
keras menahan jeritannya ketika ada sesuatu yang berderak di dalam
vaginanya, rasanya enak sekali ketika kepala penisku merobek-robek
selaput kegadisannya, kutekankan batang kemaluanku semakin dalam.
Batang penisku yang besar dan panjang mengggeliat setengah mati
berusaha menjelajahi gua sempit yang selama ini belum pernah
terjamah oleh siapapun.
Kutarik kemudian kubenamkan batang kemaluanku sekaligus, ada
cairan-cairan merah bercampur cairan kewanitaan Non Shasha, yang
meleleh, ketika Aku berkali-kali menarik dan menjebloskan batang
penisku.
"Ohhhhh...." terdengar rintihan kecil Non Shasha, tubuhnya yang seksi
dan mulus menggeliat-geliat resah ketika aku mulai mengayun-
ngayunkan batang kemaluanku menyodok- nyodok lubang vaginanya,
uhh, gila sempit banget lubang vaginanya.
Batang kemaluanku begitu kesulitan ketika berusaha melakukan
genjotan - genjotan ala Ujang yang hebat, kucolok-colok belahan
vaginanya dengan batang besar di selangkanganku.
"Wahhh Shasha, memek lu enak banget sich" Aku semakin ngelunjak,
kugenjot-genjot lubang vaginanya, semakin lama semakin kuat
kuayunkan batang kemaluanku menyodok-nyodok belahan vagina Non
Shasha yang menggigit batang kemaluanku.
"UJANGG...., Oww..!! Crrr Crrrrttt....."lubang vagina Non Shasha terasa
seperti sedang mengunyah batang kemaluanku, rasanya enak sekali
ketika lubang vaginanya berkedut-kedut mengenyot batang penisku.
"Cleppp, Cleppp, Cleppp, Clepppp" suara-suara becek terdengar
semakin nyaring ketika batang kemaluanku menyodoki belahan
vaginanya yang sudah banjir oleh cairan kenikmatannya, kutusuk-tusuk
belahan vagina Non Shasha dalam gerakan-gerakan lembut yang teratur
untuk menikmati kehangatan dan jepitan lubang vaginanya yang peret,
kubelai rambutnya dan ia menatapku dengan tatapan matanya yang
sayu.
Kupandangi buah dadanya yang bergoyang-goyang dengan indah
ketika kusodokkan batang kemaluanku, kucubit dan kutarik-tarik
putting susunya sampai ia mendesis sambil menggeliatkan tubuhnya
yang sudah basah, bercucuran air keringat..
"Ohhh, Ujanggg....!! Enakkk...., Ujanggg.....!! " kedua tangan Nona Shasha
berpegangan pada lengan kursi ketika aku berusaha setengah mati
menggerayangi dan meremas-remas buah dadanya sambil menyodok-
nyodokkan batang kemaluanku.
Aku semakin ketagihan untuk menggenjot-genjot vagina Non Shasha,
rasanya nikmat sekali ketika batang kemaluanku mengexplorasi lubang
vaginanya yang sempit dan seret, kubenamkan batang kemaluanku
dalam-dalam sambil meremas induk payudaranya. Ia menatapku seolah
sedang memohon agar aku kembali menggenjoti vaginanya, sementara
aku malah terkagum-kagum menatap lekuk liku tubuhnya sambil
mengelusi kedua pahanya yang sedang mengangkang, tubuhnya yang
putih mulus kini terkulai pasrah dihadapanku, ia tampak kecewa ketika
aku mencabut kemaluanku, kubersihkan selangkangannya dengan
kertas tissue.
"Ahhhhhhhhhhhh...., " Non Shasha mendesah panjang ketika aku
menjilati batang lebernya, kedua tangannya memeluk kepalaku, harum
tubuh Nona Shasha semakin membuatku terangsang, kugeluti dan
kucumbui lehernya, seperti film-film yang sering kutonton, hanya
bedanya kini akulah aktor utama yang terganteng di dalam ruangan ini,
tiba-tiba aku melirik ke kiri dan ke kanan, emang nggak ada laki-laki
lagi selain diriku ini T_T Jari tanganku mencubit dan menjepit putting
susu Non Shasha, kemudian kupelintir-pelintir putting yang keras
meruncing itu, kuusap-usap pangkal payudara Non Shasha bagian
bawah, kubelai dan kemudian kuremas-remas dengan lembut. Nona
Shasha memberikan reaksi yang membuatku semakin bersemangat
untuk mengelus-ngelus dan meremasi gundukan buah dadanya yang
putih menggembung.
"Ujangg, kamu belajar dari mana sichhh, koq enak amattt...." Tanpa
sadar Nona Shasha merintih lirih ketika aku menjulurkan lidahku keluar
dan menggergaji putting susunya dengan lidahku, berkali-kali ujung
lidahku yang lancip memutari putting susunya, lidahku menarikan
tarian birahi untuk merangsang Non Shasha yang cantik.
"Cuppp Cuppppp, Hummmm.. Mummhhhh" kukecupi gundukan buah
dada Non Shasha sebelum akhirnya kukemut-kemut putingnya yang
berwarna kemerahan, kubenamkan kepalaku diantara kedua buah
dadanya, dengan semakin rakus kujilati belahan dada Nona Shasha,
sesekali kuciumi dan kugigit-gigit kecil induk pentil susunya yang
semakin lancip.
Mataku sampai teler ketika ia mengangkangkan kedua pahanya lebar-
lebar, ia seperti menantangku untuk segera menikmati belahan
vaginanya, wajahnya yang cantik tertunduk malu, ia tidak berani
menatapku. Kutundukkan kepalaku sambil menjulurkan lidah keluar.
Perlahan-lahan lidahku menggelitiki belahan bibir vaginanya, kukorek-
korek lubang vaginanya yang menebarkan aroma yang membuatku
semakin gemas melumat-lumat vaginanya, kueemut-emut bibir
vaginanya, kuhisap-hisap lubang vagina Non Shasha yang bertambah
basah karena cairan nafsunya yang semakin banyak meleleh.
"Aaaaa..., Essshhh, Ouuhhhh... Ujangggg, Kamu nakallll Ekkhhh.."
Lidahku menggelitiki daging kecil mungil yang biasanya disebut
sebagai itil atau kelentit, sesekali tubuh Nona Shasha tersentak ketika
lidahku mengait daging itu.
Kugesek-gesek belahan vagina Nona Shasha dengan mengunakan
kepala penisku, kemudian kujejalkan kembali batang penisku membelah
belahan vagina Non Shasha, aku semakin bernafsu, ATAS NAMA CINTA,
Emmmnh salah ding.., ATAS NAMA NAFSU!!!!, kurojok-rojokkan batang
kemaluan kuat-kuat sampai Nona Shasha meringis kewalahan
menerima sodokan-sodokanku.
"Ahhhhhhhhhhh...., " Mata sipitnya terbelak lebar sementara mulutnya
terbuka lebar seperti hendak mengucapkan huruf "A", berkali-kali tubuh
seksinya tersentak-sentak dengan kuat menerima jatah sodokan
mautku yang menghajar lubang vaginanya.
"Ennnhhh, Ennnhhh..., Assshhhh,, Hssshhhhh" berkali-kali Nona
Shasha mendesis pelan, kepalanya terlempar ke kiri dan ke kanan.
Tampaknya ia semakin kewalahan menghadapi genjotan-genjotan
penisku, kuhajar belahan vaginanya sambil menatap dalam-dalam
ekspresi wajahnya, dari ekspresi wajahnya tampaknya ia sangat
menikmati sodokan-sodokan batang penisku. Aku semakin bernafsu
menghantamkan penisku, kurojok dan kusentakkan batang kemaluanku
kuat-kuat, akhirnya dalam hitungan menit Nona Shasha kembali
menggelepar tanpa daya.
"Crrrr..., Crrrrtt Crrrrreettt....., Hssssshh, gila kamu.. Owww, pelannn
Sssh"
kutarik dan kubetot batang kemaluanku kuat-kuat, kemudian kuayun-
ayunkan dengan sentakan-sentakan kuat yang berirama, kusodok-
sodok belahan vagina Non Shasha, Clepppp.. Clppppp... Clpppppp,
suara-suara aneh itu terdengar ketika aku membenam-benamkan
batang kemaluanku menyodok belahan vaginanya.
Aku menarik nafas panjang - panjang, kemudian kutarik tubuh Non
Shasha, kini ia nungging diatas lantai, kugesekkan kepala kemaluanku
pada belahan vaginanya kemudian kutekankan kepala penisku yang
semakin terbenam di belahan vaginanya, setelah membekap mulutnya
dengan bibirku kujebloskan benda panjang di selangkanganku
menyodok vaginanya dari belakang.
"Haemmmm... !!" Non Shasha menjerit keras dan kupompa vaginanya
dengan lembut, kedua tanganku meraih buah dadanya dari belakang,
sambil menyodok-nyodok vaginanya aku meremas-remas kedua
gunung kenyalnya.
"Hhhhh Hhhhhhhhhh.. Hssshh Ujanggg Hssssss "terdengar suara Non
Shasha mendesis pelan ketika aku melepaskan kuluman bibirku ,
hembusan nafasnya yang harum dan hangat menerpa wajahku, entah
kenapa tiba-tiba Non Shasha tiba-tiba terisak menangis, air matanya
meleleh melalui pipinya, aku hanya tersenyum sambil mengecup
pipinya, kubelai rambutnya yang dicat pirang, Shasha benar-benar
cantik, pinggangnya ramping, perutnya rata, kuremas pinggulnya dan
kutepuk bokongnya.
Non Shasha semakin kuat terisak ketika tubuhnya terayun-ayun, sambil
mengayunkan batang kemaluanku aku memejamkan mataku untuk lebih
meresapi kenikmatan belahan vaginanya, kuaduk-aduk belahan
vaginanya kuat-kuat
"Crrrrr Crrrrr...... Crrrrrrr...... Nhhhhh" tubuh Non Shasha mengejang
kemudian terkulai lemas, ia meringis ketika aku memompa dengan
semakin cepat dan dalam, menusuki belahan sempit vaginanya dari
belakang, kedua tanganku mengelus pinggangnya yang ramping,
tubuhnya yang putih dan mulus terdorong maju mundur dengan teratur
ketika aku menjejalkan benda besar di selangkanganku menyodok-
nyodok vagina Shasha yang sedang menungging, sesekali terdengar
suara isak tangisnya, si cantik Shasha menangis, tangisannya terdengar
begitu merdu karena diiringi suara rintihan-rintihan kecil yang
membuatku semakin bernafsu merojok-rojok liang vaginanya yang
peret.
"UJANGGGG......!!! " tiba-tiba terdengar suara jeritan keras memanggil
namaku, jeritan penyihir tua yang menakutkan, membuat konsentrasiku
buyar, pertahananku hancur berantakan.
"Huek..., ngahaaakkk Kecrotttt... Crrrotttttt...." jeritan keras itu
membuatku kehilangan kendali, berkali-kali penisku menyemburkan
lahar panas, padahal aku masih ingin menggarap tubuh mulus nona
Shasha dengan batang kemaluanku yang besar dan panjang, Non
Shasha menahan nafas ketika aku mencabut penisku. Aku segera
bangkit dan memakai kembali pakaianku, karena kembali terdengar
jeritan keras menggelegar memanggil namaku.
"UJANGGGGG......!! " kembali terdengar jeritan pembawa nikmat
melengking tinggi memanggil namaku, (Ujang lagi..!, Ujang Lagii...!!
sabar atuhh..!! cape nihh abis ngentot tapi EUNAKKKKK )
Sebelum keluar dari ruangan itu aku masih sempat mengecup bibir
Nona Shasha yang seksi, ia hanya diam menatapku yang meremas
payudaranya kemudian menarik gemas putting susunya hingga ia
mendesis lirih, sebelum menutup pintu ruangan itu aku kembali
mengintip kedalam, Shasha sedang memakai celana dalamnya dengan
terburu-buru, ia membalikkan tubuhnya ketika menyadari ada sebuah
kepala yang tersembul dari sela-sela pintu yang hampir tertutup....,
Kepalaku he he he..., ingatlah wajah burukku yang dipenuhi bekas luka
bopeng ini Shasha sayang, karena AKULAH PEJANTANMU....... !!
"UJANGGGGGG.....!! "
"IYA BUUUUUU.......!!"
Di sore hari aku menggaruk-garuk kepalaku sambil membersihkan WC
kantor, aku mengeluarkan dan memegang senjataku, kukocok benda di
selangkanganku hingga menegang maksimal......... aku tersenyum
mengingat kejadian tadi sore sepulang jam kantor, langkah Non Shasha
agak mengangkang, ia tertunduk malu ketika aku menatapnya.
To be continued....

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.