Rabu, 04 Maret 2015

Predator Sekolah 3: Para Murid Bengal

Predator Sekolah 3: Para Murid Bengal
Pagi hari tepatnya jam 06.30 di suatu sekolah menengah atas
yang dipimpin oleh pak Risman Kusbiantoro si kepala sekolah
mesum sudah terjadi kesibukan. Para staff dan guru-guru di
sekolah tersebut sedang sibuk membereskan ruang rapat. Ya,
hari ini kabarnya mereka akan mengadakan rapat dengan
orang tua siswa perihal biaya anggaran pengadaan fasilitas
belajar di sekolah tersebut. Murid-murid tidak diliburkan, akan
tetapi mereka dibebaskan dari pelajaran hari itu.
Jam 07.00 sekolah mulai tampak ramai. Para orang tua siswa
sudah mulai berdatangan. Pak Risman menyambut mereka
didepan ruang rapat yang telah disiapkan didampingi oleh
semua guru dan staff sekolah tersebut. Beliau menyalami
semua orang tua murid sekolah tersebut dengan ramah,
walaupun pikiran mesum masih saja terlintas ketika
mendapati beberapa orang tua murid yang berparas cantik
dan berbody sexy. Tak terkecuali ketika ia menyalami bu
Melisa, salah satu orang tua siswa disekolah tersebut. Bu
Melisa yang kesehariannya bekerja di bagian accounting salah
satu perusahaan swasta tampil sangat sexy hari itu dengan
balutan busana khas perempuan karir. Menggunakan rok
pendek berwarna biru cerah yang menggantung di atas lutut
menampilkan kemulusan setengah dari pahanya. Sementara
kemeja lengan panjang bu Melisa yang berwarna putih
nampak sangat tipis, sehingga BH hitam yang ia pakai untuk
menutup payudaranya yang membulat menggoda nampak
menerawang.
"Saya Melisa pak, orang tuanya Vita..kelas tiga" ucap bu
Melisa ketika ia menyalami pak Risman.
"Oh bu Melisa, saya Risman..kepala sekolah di sini, senang
bertemu ibu.." jawab pak Risman dengan senyum ramah dan
tak ketinggalan mata yang mencuri-curi pandang terhadap
body mulus dan sexy bu Melisa.
"Aduhhh...ko burung saya jadi ngaceng ya, mana tangannya
halus..cocok banget buat ngocokin kontol saya nih" itulah
yang ada dibenak pak Risman saat ia menyalami bu Melisa.
Jam 08.00 rapatpun dimulai. Didahului dengan sambutan dan
berbagai macam pemaparan dari kepala sekolah.
Sementara ketika rapat tengah berlangsung, terlihat di salah
satu tempat di sekolah itu beberapa orang siswa tengah
berkumpul. Mereka berkumpul di pinggir ruangan
kepramukaan yang terletak di ujung paling belakang sekolah
tersebut. Nampak sekali siswa-siswa bengal tersebut sedang
melakukan hal yang sebenarnya tidak layak dilakukan oleh
pelajar seusia mereka. Mereka sedang asik mengobrol dengan
rokok yang terselip di jari-jari mereka, dan sesekali merekapun
tampak menenggak minuman keras yang mereka masukan ke
dalam botol air mineral. Aldo, Firman, Reska dan Noval, serta
tak ketinggalan juga Rizal si Murid bengal beruntung yang
saat itu sedang asik bermabuk-mabukan.
"Eh...do, lu di sekolah ini paling pengen ngentotin siapa?"
tanya Rizal kepada Aldo sambil menghisap rokoknya.
"Bu Indah bro...secara dia khan baru kawin pasti memeknya
masih sempit" jawab Aldo yang ditimpali dengan gelak tawa
teman-temannya. "Kalau lu Val?" Kembali Rizal bertanya, kali
ini terhadap Noval.
"Kalau gua sih kayanya bu Ernita..haha...lu liat kan pantatnya
men? Gile deh kalau tuh pantat bahenol ngelindes kontol gua"
jawab Noval sambil menerawang membayangkan dirinya
tengah bersetubuh dengan bu Ernita, dan kembali gelak tawa
terdengar di sana.
Firman yang sedari tadi tampak diam hanya membayangkan
obrolan-obrolan keempat temannya itu sambil sesekali
menenggak minuman dan menghisap rokoknya.
"Lu nanya-nanya terus Zal..kalau lu sendiri siapa guru yang
paling pengen lu entot?" tanya Reska sambil menjitak kepala
Rizal temannya.
"Hehe..kalau gua sih udah pernah entotin bu Ernita, bu Linda
sama bu Astri..tinggal bu Indah bro" ungkap Rizal sambil
membetulkan posisi kemaluannya yang terasa sudah berdiri
akibat obrolan itu.
Mendengar jawaban Rizal tersebut, sontak gelak tawa
terdengar dari keempat temannya, mereka berpikir jika Rizal
hanya membual. "yee..kalian pada gak percaya ya" ungkap
Rizal kepada teman-temannya.
"Ngimpi lu bro...paling cuma ngayal sambil coli..haha.."
Firman yang dari tadi diam menimpali.
"Nih gua punya videonya bu Ernita lagi dientot pak Risman
sama bu Astri lagi dientot mang Yono sama pak Risman
sambil nyepong kontol gua.." sahut Rizal sambil
mengeluarkan handphone dari tasnya.
Serempak keempat temannya mengerubungi Rizal. Sambil asik
minum-minum mereka menonton rekaman tersebut. Sedang
asik-asiknya, kelima siswa bengal tersebut dikagetkan oleh
kedatangan bu Indah yang saat itu tengah berkeliling di
sekolah tersebut. Mereka tak sempat menyembunyikan
minuman-minuman serta rokok yang tengah mereka nikmati.
"Oh..jadi kalian seperti ini ya kalau sedang bebas pelajaran"
bentak bu Indah dengan wajah galak terhadap lima orang
siswa tersebut sambil melipatkan tangan di dadanya yang
membusung.
Tampak sekali raut ketakutan dari kelima orang siswa yang
ketahuan sedang menenggak minuman keras itu. Mereka
hanya bisa menunduk ketakutan.
"Baik...bawa minuman-minuman itu ke ruang konseling buat
barang bukti..biar kalian dikeluarkan dari sekolah ini" kembali
bibir ranum bu Indah berucap dengan geram terhadap kelima
siswa bengalnya itu.
Namun pikiran Noval yang dipengaruhi minuman keras malah
menerawang ke hal lain melihat bu Indah yang sedang marah
waktu itu. Ia malah terangsang melihat tubuh bu Indah dalam
balutan seragam mengajarnya yang berwarna abu-abu, rok
selututnya yang ketat menonjolkan pantatnya yang walaupun
tidak sebesar bu Ernita atau bu Linda tapi tetap menggoda
kelelakiannya, apalagi dengan rambut panjang yang disanggul
rapi menambah aura kecantikan elegannya, serta sepatu hak
tinggi yang menambah sexy guru muda tersebut. Ternyata
apa yang ada dipikiran Noval sama dengan keempat
temannya. Seperti sudah dikomando, kelimanya secara
bersamaan menghampiri bu Indah yang tengah berdiri
berkacak pinggang tak jauh dari kelima muridnya. Bu Indah
yang tidak menyadari apa yang akan dilakukan murid-
muridnya tampak tenang. Hingga ia dikagetkan oleh remasan
tangan dipantatnya, yang ternyata itu dilakukan oleh Reska.
"Hey...kurang ajj..aaah" ucap bu Indah terpotong karena ia
kembli dikagetkan oleh Firman yang meremas payudaranya.
Tubuh bu Indah kini mulai dikerubungi oleh kelima siswa-
siswa bengal itu.
"Ap..apa yang kalian lakukan..ahhh..kurang ajar" maki bu
Indah terpotong, karena kini tubuhnya tengah dijamah kelima
siswanya.
"Ini akibatnya kalau ibu gangguin kami..." Ucap Firman sambil
matanya melotot terhadap bu Indah dan dengan tangan
meremas-remas payudara gurunya tersebut berebutan dengan
teman-temannya.
"Bro..bawa masuk ke ruang pramuka aja.." Ucap Noval
kepada teman-temannya. Lalu tubuh bu Indah yang meronta-
ronta mereka seret dengan paksa memasuki ruangan ruangan
tersebut.
Ruangan itu memang terletak terpisah dan lumayan jauh dari
bangunan yang lain, hingga teriakan bu Indah sekencang
apapun tak akan terdengar oleh orang-orang yang tengah
berada di areal sekolah tersebut. Di dalam ruangan tersebut
bu Indah mereka letakan terlentang di atas meja yang tak
terpakai. Firman dan Reska memegangi kedua tangan bu
Indah yang meronta, tangan mereka berdua pun tak tinggal
diam dengan meremas kedua payudara membusung bu Indah.
Sementara itu Rizal dan Aldo meraba-raba kedua paha mulus
Bu Indah yang tersingkap karena meronta. Rizal kini bahkan
melepas rok yang dipakai Bu Indah sehingga kedua kakinya
hanya tinggal memakai sepatu hitam berhak tinggi, celana
dalam putih berenda tipis menutupi wilayah segitiga emasnya
yang menggiurkan.
Noval dengan tergesa-gesa mendekatkan mukanya ke depan
selangkangan bu Indah, lalu jari-jari tangan kanannya
menyingkap CD putih bu Indah, Lidahnya mulai menyapu
belahan vagina bu Indah yang dihiasi bulu tipis menggoda.
"Auuuhhh...hentikan...bia..dab kalian..ku..rang..ajjjar ahhh"
lenguhan dan makian bu Indah terdengar ketika ia merasakan
sapuan lidah kasar Noval di vaginanya.
Firman, Reska, Aldo dan Rizal tak mau ketinggalan. Mereka
terus berebut tubuh mulus bu Indah dengan meraba,
meremas, dan mengelus seluruh bagian tubuh bu Indah yang
hanya bisa menjerit-jerit histeris menggelengkan kepalanya ke
kanan dan ke kiri. Tangisan dan lenguhan bu Indah bukannya
menghentikan aksi dari kelima siswa bengal tersebut. Kini
mereka malah menikmati tangisan mengiba dari guru mereka
ini.
Selang 5 menit mereka bergantian menjilati vagina bu Indah
yang walaupun menolak tetap saja vaginanya membanjir.
Kancing baju seragam bu Indah telah terbuka semuanya. BH
putih berenda yang senada dengan CDnya juga telah
tersingkap keatas menampakan payudara yang membulat
padat nan menggiurkan, yang kini puting-putingnya tengah
dikulum oleh Rizal dan Aldo. Kaki jenjangnya yang berhias
sepatu hitam berhak tinggi masih meronta-ronta dengan
dipegangi Reska dan Noval. Sementara itu Firman menikmati
basahnya vagina bu Indah dengan jilatan kasarnya serta
tusukan jari telunjuknya yang menusuk lubang anus gurunya
tersebut.
"Auuuh...toll..ong..tidakkk...ahhh" bu Indah melenguh ketika
merasakan vaginanya berkedut memancarkan cairan orgasme
di mulut Firman muridnya, yang dengan lahap menyedot
vaginanya.
Sontak gelak tawa terdengar di ruangan tersebut menyambut
orgasme bu Indah di tangan murid-muridnya. Hati bu Indah
sangat pedih, ia menangis tersedu meratapi tubuhnya yang
mengkhianati dirinya. Ia sangat malu menyadari dirinya
orgasme di tangan murid-muridnya.
"Sudah..hentikan..saya guru kalian" ucap bu Indah sambil
menangis, melihat Reska yang kini mempersiapkan
kemaluannya yang walaupun tidak besar tapi cukup panjang
dan keras di depan vaginanya yang masih tertutup CD putih
berenda.
"Kemarin bu Indah memang guru kami..tapi mulai sekarang
ibu akan jadi pelacur kami" ucap Reska sambil tersenyum
memuakan dan menyingkap CD putih gurunya, lalu
menusukan kemaluannya itu ke vagina bu Indah yang hanya
bisa memejamkan mata dan menggigit bibirnya merasakan
perih di hatinya dan kenikmatan di lubang vaginanya.
Dilema mulai terjadi dihati bu Indah. Setengah dirinya
menikmati perkosaan ini, akan tetapi setengah kesadarannya
mengutuk apa yang dilakukan kelima muridnya ini.
"Ouh...aku menikmati jilatan nafsu anak-anak muda ini di
memekku..ouh..tidak..ini tidak boleh..ini tabu" itulah yang
terpikirkan oleh bu Indah saat Reska menggenjot vagina
legitnya.
Reska tak bertahan lama, ia tak kuasa menahan nikmatnya
jepitan vagina bu Indah. Hanya 5 menit ia mampu menggenjot
vagina gurunya, ia mencabut kemaluannya dan memuntahkan
seperma kental di perut gurunya.
Rizal langsung menggantikan temannya, ia terlihat mengocok
pelan kemaluan panjang dan besar miliknya yang kemarin ia
gunakan untuk menaklukan 3 orang gurunya.
"Ini memek guru keempat yang akan saya nikmati" begitulah
pikir Rizal sambil memegangi paha bu Indah dan menekan
kemaluannya memasuki vagina gurunya.
Sementara bu Indah seakan tak percaya melihat kemaluan
muridnya tersebut.
"Oh...sungguh besar, kontol suamiku pun tak sebesar itu" pikir
bu Indah melihat dengan takjub kemaluan Rizal memasuki
vaginanya.
Bu Indah benar-benar merasakan kenikmatan yang sempurna
dari kemaluan Rizal yang menggenjot pelan vaginanya. Ia
memejamkan mata dan melenguh-lenguh penuh kenikmatan.
"Auuuuh...yeah..mmmh.." Begitulah lenguh bu Indah kala itu,
saat dimana Rizal dengan perkasa menggenjot pelan vagina
gurunya yang sempit.
"Ibu haus? Minum ini bu" tiba-tiba Reska mencekoki bu Indah
dengan minuman keras yang ia bawa.
"Uhuk..uhuk..aaahhh..mmmh" bu Indah tersedak akibat
minuman yang diberikan Reska muridnya, tetapi ia tak
menolak ketika Reska kembali menyodorkan minuman itu.
Beberapa saat kemudian, efek dari minuman keras itu mulai
dirasakan bu Indah. Kepalanya terasa ringan, tubuhnya terasa
panas. Bu Indah mulai lupa akan statusnya sebagai seorang
pengajar. Ia kini merasa birahinya sangat tinggi dan hanya
ingin menuntaskannya saat itu. Senyum manis nan menggoda
mulai tersungging dibibirnya.
"Persetan dengan suamiku..aku hanya ingin kontol besar
mengisi memekku" itulah yang kini ada dalam pikirannya.
Efek minuman keras telah merubah bu Indah yang tadi
menolak dan mengutuk pelecehan yang dilakukan murid-
muridnya terhadap tubuhnya, kini dia malah meminta dan
memohon untuk di lecehkan.
Kini bu
Indah
tampak
mengangkat pinggulnya, ia mengimbangi setiap gerakan Rizal
yang memompa pelan vaginanya dengan goyangan pinggul
yang ia perlihatkan kepada murid-muridnya.
"Ouh...yeaahh..nikmati tubuh ibu..zal..ahhh" desahan bu
Indah benar-benar menggugah hasrat.
Diiringi dengan senyum genit dan kerlingan mata binal, bu
Indah menyuruh semua muridnya bertelanjang, yang tentu
saja ditanggapi oleh semuanya dengan semangat. Bu Indah
membagi tugas terhadap murid-muridnya tersebut untuk
memberikan kenikmatan pada tubuhnya. Firman dan Noval ia
suruh menyusu di payudaranya, sementara Aldo dan Reska Ia
nikmati kemaluan keduanya secara bergantian dengan
mulutnya. Aroma persetubuhan tercium sangat kental di
ruangan tersebut, lenguhan, desahan, erangan penuh
kenikmatan terdengar menggairahkan. Hingga kurang lebih 15
menit kemudian lenguhan Reska yang kembali tidak bisa
menahan kenikmatan dari kuluman bu Indah membuatnya
memuncratkan sperma di mulut gurunya.
"Oooooh...gile bro...nik..mat bangettt...ahhh" erang Reska
ketika mengeluarkan spermanya yang nampak dinikmati oleh
bu Indah sampai Reska meringis-ringis karena kepala
kemaluannya di sedot bu Indah.
Bu Indah pun sudah mendapat 2 kali orgasme dari genjotan
Rizal. Namun anehnya stamina dan nafsu berseetubuhnya tak
kunjung padam.
"Ahhh...ampun bu...ohhh..gak kuat..." Lenguh Rizal ketika bu
Indah menggoyangkan kembali pinggulnya, sehingga
memaksa Rizal menumpahkan spermanya di dalam vagina
gurunya.
Bu Indah menanggapi lenguhan Rizal yang takluk oleh
goyangan pinggulnya dengan senyuman yang genit. Setelah
Rizal menyelesaikan hajatnya, bu Indah bangkit dari meja
tempat ia terlentang menikmati hujaman kemaluan muridnya
barusan. Sementara Rizal dan Reska tampak duduk kelelahan.
Bu Indah lalu berjalan ke arah matras yang sudah tergelar di
ruangan itu. Lalu dengan goyangan erotisnya ia melucuti sisa
pakaian yang menutupi tubuhnya lalu membuka ikat
rambutnya sehingga rambutnya yang lurus sebahu jatuh ke
pundaknya. Dengan jentikan jari dan mata binal ia memanggil
Aldo dan menyuruhnya terlentang di matras. Bu Indah lalu
menunggangi Aldo muridnya yang mempunyai postur tubuh
paling besar di antara kelima muridnya itu, diikuti firman dan
Noval yang langsung menyodorkan kemaluannya di depan
mulut bu Indah. Persetubuhan hebat itu terjadi hampir 3 jam,
dimana tubuh bu Indah digilir oleh lima orang siswanya. Entah
berapa kali bu Indah mengalami orgasme, dan entah berapa
banyak pula sperma yang tertumpah dari kelima murid bengal
itu. Hingga di akhir persetubuhan itu bu Indah tampak
meringkuk di atas matras kusam di dalam ruang
kepramukaan, dengan mata terpejam dan senyum yang
menghiasi bibir manisnya. Sementara kelima siswa bengal itu
tampak duduk kelelahan masih dalam keadaan telanjang. Di
tangan mereka tampak rokok-rokok yang menyala sedang
mereka hisap. Sesekali Rizal mengabadikan keadaan bu Indah
dengan kamera handphonenya. "Hahahaha...nambah lagi ni
lonte gua" ucap Rizal dalam hati.
################
Masih di
waktu yang
sama ketika
rapat sedang
berlangsung,
di sebuah
ruangan
disekolah itu
nampak
seorang
wanita cantik
dengan masih
mengenakan
baju khas para
pengajar
sedang asik
menaik
turunkan
tubuhnya di
pangkuan
seorang laki-
laki paruh baya yang jauh dari kata tampan. Pakaian wanita
tersebut telah terbuka semua kancingnya, serta nampak
wanita itu tidak memakai BH sehingga payudara putih
mulusnya langsung tersaji di hadapan laki-laki paruh baya itu
yang dengan rakus menjilati, mengulum bahkan menggigit
kecil payudara wanita itu. Sementara celana panjang serta CD
keduanya nampak berserakan di lantai ruangan tersebut.
"Oh..iyaahhh..bu Ernita..ayoh lebih kencang buh" ucap laki-
laki itu kepada wanita yang tengah asik menunggangi batang
kelelakiannya yang hitam berotot.
"Mmmhh..iyahhh..innih..mangh..oh" balas wanita itu sambil
terus menghentak-hentakkan pinggulnya yang semok di atas
pangkuan laki-laki paruh baya tersebut yang tampak
kewalahan mengimbangi gerakannya. Ya, mereka yang tengah
bersetubuh itu tak lain dan tak bukan adalah bu Ernita si guru
bahasa inggris yang alim itu, yang kini telah ketagihan rasa
batang kemaluan laki-laki. Dan laki-laki yang kini beruntung
mendapatkan service bu Ernita adalah mang Yono sang
penjaga sekolah mesum yang selalu mupeng melihat lenggak-
lenggok tubuh guru-guru muda di sekolah itu. Mereka tengah
bersetubuh di ruang UKS yang letaknya tak jauh dari ruang
kepala sekolah. Lenguhan-lenguhan bu Ernita menjadi
pembangkit semangat Mang Yono dalam mengimbangi
gerakan erotis bu Ernita yang semok. Sementara bagi bu
Ernita, batang kemaluan mang Yono yang hitam, panjang dan
besar serta berotot mampu memberikan rasa persetubuhan
yang lain daripada persetubuhan yang biasa ia lakukan
dengan suaminya.
"Mangh...saya nyampe mangh...ohhh" ungkap bu Ernita
ketika orgasme pertama dipagi itu datang
menenggelamkannya dalam kenikmatan. Tubuhnya
berkelojotan di atas tubuh mang Yono yang meringis
menahan kenikmatan yang ditimbulkan oleh kontraksi dari
vagina bu Ernita yang mendapatkan orgasme.
"Ahhh...bu..konthol mamang..rasanya kayak dikunyah" timpal
mang Yono ketika merasakan efek yang ditimbulkan oleh
orgasme yang menimpa bu Ernita. Setelah beberapa menit
mengistirahatkan tubuhnya mereka kembali melanjutkan
persetubuhan itu. Kini bu Ernita tampak pasrah mengangkang
di atas kasur yang tersedia di ruang tersebut. Tangan bu
Ernita tampak memeluk mesra tubuh kurus mang Yono yang
kini tengah asik memagut bibir ranum bu Ernita dengan
pinggul yang menghentak kasar memompa kemaluannya
keluar masuk vagina guru bahasa inggris tersebut.
##################
Sementara itu di ruang rapat, tampak semua berjalan dengan
lancar.
Kini yang tengah berbicara adalah pak Kusnadi yang dikenal
sebagai wakil dari yayasan. Beliau sedang memaparkan apa
saja yang dibutuhkan sekolah tersebut guna memenuhi
kelengkapan sarana belajar siswa-siswinya. Saat itu pak
Risman bukannya memperhatikan apa yang tengah
dibicarakan. Kepala sekolah mesum itu malah sedang
menikmati elusan tangan halus bu Astri yang tengah
mengelus lembut batang kemaluan pak Risman dari luar
celana panjangnya. Meja di depannya membuat kegiatan
mesumnya bersama bu Astri terlindung dari perhatian orang-
orang di ruangan tersebut. Sedang asik-asiknya bermesum ria
di muka umum, pak Risman dikagetkan dengan kedatangan bu
Melisa dihadapannya.
"A..ada apa bu?" Tanya pak Risman kaget melihat kedatangan
bu Melisa. "Gini pak, saya ada penawaran untuk sekolah
ini..bisa kita bicara sebentar?" Jawab bu Melisa singkat.
"Oh..iya tentu bu tentu...sebentar saya kasih instruksi dulu
anak buah saya" ucap pak Risman semangat.
Setelah meminta izin kepada beberapa pimpinan yayasan dan
memberikan perintah kepada bawahannya untuk mencatat
hasil rapat tersebut, pak Risman lalu keluar ruangan diikuti bu
Melisa.
"Begini pak, perusahaan saya bisa bekerja sama untuk
pengadaan komputer di sekolah ini yang katanya sudah
banyak yang rusak" ucap bu Melisa sesaat setelah mereka
keluar ruang rapat. "Keuntungannya bisa kita bagi dua,
bagaimana menurut pak Risman?" Lanjut bu Melisa
memberikan penawaran.
Tampak pak Risman sesaat seperti sedang berpikir, padahal
yang dia pikirkan bukanlah barang yang bu Melisa tawarkan
melainkan barang yang ada di balik pakaian yang bu Melisa
kenakan.
"Gini bu..kayaknya gak enak kalau kita ngomongin ini disini,
gimana kalau kita ke ruangan saya saja" ajak pak Risman
kepda bu Melisa dengan tawa yang menunjukan
kemesumannya.
Lalu setelah bu Melisa menyetujui ajakan pak Risman, kepala
sekolah itupun menunjukan arah menuju ruangannya. Sambil
berjalan pak Risman tidak hentinya melirik tubuh bu Melisa.
"Hmmm...ini namanya tua-tua kelapa..makin tua makin
banyak santannya" pikir pak Risman mengagumi tubuh bu
Melisa yang tengah berjalan di sampingnya.
Bu Melisa memang tampil luar biasa menggoda. Tubuhnya
masih segar dengan kulit yang masih terlihat kencang di
usianya yang menginjak 42 tahun. Pantat yang menungging
serta payudara yang tampak membusung sama sekali tidak
memperlihatkan kalau dia telah mempunyai anak yang kini
telah duduk di kursi SMA kelas 3. Apalagi hari itu, pakaiannya
sangat sexy dengan memakai rok ketat di atas lutut dan
kemeja putih transparan, serta rambut coklat yang ia kuncir
ke belakang memperlihatkan leher yang putih mulus
menggoda kelelakian siapa saja yang melihatnya.
Di tengah perjalannan menuju ruang kepala sekolah. Mereka
berdua dikagetkan oleh suara desahan serta lenguhan dari
dalam ruangan UKS yang mereka lewati. Bu Melisa tampak
mengernyitkan dahinya sambil menoleh ke arah pak Risman.
Ia sangat hafal dengan suara-suara itu.
"Pak..tampaknya ada yang tidak beres di dalam sana" ucap
bu Melisa setengah berbisik kepada pak Risman sambil
tangan kanannya menunjuk ruangan asal suara itu keluar.
Pak Risman mengangguk pelan, hatinya mulai was-was. Ia
tau di ruangan tersebut pasti sedang terjadi persetubuhan.
"Waduh..bisa gawat ini kalau ketahuan..lagian siapa sih yang
asik-asikan ngentot di ruangan ini" pikir pak Risman.
Lalu bu Melisa menghampiri pintu ruangan tersebut, ia
mengintip apa yang sedang terjadi di ruangan itu dari lubang
kunci. Bukan main kagetnya bu Melisa saat itu. Walaupun
terlihat tidak terlalu jelas, namun ia tahu jika didalam tengah
terjadi persetubuhan. Ia hanya bisa melihat pantat seorang
wanita berseragam guru tengah dipompa oleh laki-laki kurus.
Suara wanita itu tampak menikmati apa yang dilakukan laki-
laki kurus di belakangnya. Beberapa saat kemudian, tanpa
bisa dicegah bu Melisa dengan emosi mengetuk pintu
ruangan tersebut. Lalu tak berapa lama seorang laki-laki
paruh baya membuka ruangan itu, wajahnya menampakan
ketakutan dengan keringat yang masih mebasahi tubuhnya ia
keluar dari ruangan tersebut. Tanpa ampun bu Melisa
mencaci maki laki-laki tersebut yang tampak gemetar yang
beberapa menit kemudian disusul oleh seorang wanita cantik
berpakaian seragam pengajar dengan rambut yang belum
ditata rapi.
"Terkutuk kalian...biadab...kalian melakukan tindakan cabul di
tempat yang tidak semestinya" maki bu Melisa sambil
melayangkan tangannya ke arah wanita yang baru saja keluar
dari ruangan tersebut.
Namun pak Risman dengan cekatan menangkap tangan bu
Melisa. "Tenang bu jangan terbawa emosi...kalian berdua ikut
ke kantor saya" ucap pak Risman dengan nada galak yang di
buat-buat.
Ya, bu Melisa sudah memergoki bu Ernita dan mang Yono
yang tadi tengah bersetubuh di ruang UKS. Keempat orang itu
kini sudah berada di ruang kepala sekolah, yang tanpa
sepengetahuan bu Melisa, pak Risman telah mengunci
ruangan itu. Tampak bu Ernita dan mang Yono duduk
berdampingan di atas sofa didalam ruangan tersebut. Mang
Yono hanya bisa menunduk ketakutan, sementara bu Ernita
terlihat datar seakan-akan tak terjadi apa-apa. Pak Risman
menyilangkan kedua tangan di depan dadanya dan
menggeleng-gelengkan kepala, bersandiwara seakan-akan dia
tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Beberapa
menit suasana diruangan kepala sekolah tersebut hening.
Sebelum bu Melisa angkat bicara dan memaki-maki penuh
emosi terhadap bu Ernita dan mang Yono.
"Kamu wanita jalang...tak pantas jadi guru di sekolah
ini...dasar pelacur murahan" maki bu Melisa dengan nada
yang menunjukan kemarahannya.
Namun
tanpa
disangka-
sangka bu
Ernita
malah
menghampiri bu Melisa yang tengah dilanda emosi.
"Kalau memang saya pelacur apa urusannya sama ibu? Apa
ibu merasa tersaingi untuk mendapatkan kontol-kontol
perkasa menjejali memek ibu?" Dengan nada sinis bu Ernita
mengucapkan kata-kata itu tepat di depan wajah bu Melisa.
Mendengar perkataan bu Ernita, tak ayal lagi bu Melisa
langsung melayangkan tangannya hendak menampar guru
binal itu. Namun lagi-lagi tangannya ditangkap pak Risman,
yang kini dengan kurang ajar langsung mendekap tubuh bu
Melisa dari belakang.
"Hey...pak Risman apa-apaan ini" protes bu Melisa sambil
meronta-ronta mencoba melepaskan dekapan pak Risman
dari tubuhnya.
Akan tetapi bukannya melepaskan, pak Risman kini malah
nampak membenamkan mukanya di leher jenjang bu Melisa.
Hidungnya mengendus-ngendus menghisap aroma harum
tubuh bu Melisa, bahkan lidahnya mulai berani menjilat leher
jenjang itu.
"Bu Ernita saja bisa nikmatin kontol saya dan mang Yono,
kenapa bu Melisa tidak sekalian saja menikmati juga" bisik
pak Risman di telinga bu Melisa yang kemudian mengulum
telinga wanita itu.
"Anjing kau Risman..lepaskan..tak sudi aku melayanimu
kepala sekolah bejat.." teriak bu Melisa sambil terus meronta-
ronta.
Sementara itu mang Yono dan bu Ernita hanya menonton bu
Melisa yang meronta meminta untuk dilepaskan dari dekapan
pak Risman. Semakin lama rontaan bu Melisa mulai melemah,
tenaganya untuk melawan dekapan pak Risman mulai habis.
Kini ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Sementara
tangan pak Risman mulai bergerilya di tubuh sexy bu Melisa.
Tangan-tangan pak Risman mulai secara intens meremas-
remas payudaranya yang empuk. Diperlakukan seperti itu bu
Melisa hanya bisa menangis, hingga bu Ernita memanggilnya.
"Bu..lihat sini, ni lihat..ini enaknya jadi pelacur,dapet kontol
segede ini tiap hari" ucap bu Ernita yang kala itu tengah
berlutut di depan mang Yono yang telah memelorotkan celana
berikut celana dalamnya dan memperlihatkan batang
kejantanan kebanggaannya di depan bu Ernita.
Bu Melisa terbelalak kaget melihat aksi dari bu Ernita yang
menjilati batang kemaluan mang Yono didepan mata
kepalanya sendiri. Ia sungguh tak menyangka, guru wanita
secantik ini mau melakukan hal yang merendahkan harga
dirinya di depan laki-laki paruh baya yang kurus dan dekil
serta jauh dari kata tampan. Bahkan wanita itu tampak
menikmati pelecehan yang dilakukan laki-laki di depannya.
"Apa..yang wanita cantik ini lakukan..begitu nikmatkah kontol
itu?" Itulah yang ada dipikiran bu Melisa saat melihat bu
Ernita tersenyum ketika mang Yono memukul-mukulkan
batang kemaluan besarnya di wajah guru bahasa inggris
tersebut.
"Uh..apa..besar..ya, kontol itu memang sangat
besar..nikmatkah?" Kembali pertanyaan terbersit dipikiran bu
Melisa.
Dilema terjadi didalam pikirannya, melihat batang kemaluan
mang Yono yang hitam, besar dan berotot mengacung keras
serta mengkilap akibat air liur bu Ernita yang dari tadi
memanjakannya. Apalagi sudah tiga bulan ini bu Melisa tidak
melakukan persetubuhan kerena suaminya adalah seorang
pelaut. Di tengah-tengah kekalutannya, bu Melisa dikagetkan
oleh sesuatu yang memasuki vaginanya. Tanpa sadar
kemejanya telah dilucuti oleh pak Risman, begitupula dengan
BH hitamnya yang kini terlihat tegeletak di lantai ruangan
tersebut.
Kini posisinya
tengah
mengangkang di
atas sofa, roknya
kini sudah
tergulung
menggantung di
pinggangnya,
payudara
kanannya tengah
dihisap pak
Risman dengan
rakus, sedangkan
payudara kirinya
sedang diremas
tangan kiri pak
Risman yang mendekapnya dari belakang. Sementara itu,
vaginanya yang mulai becek sedang ditusuk-tusuk jari tengah
pak Risman.
"Aahhh...ough...tidak..bangsattt kamu Risman.." Lenguhan bu
Melisa terdengar memilukan ketika jari tengah pak Risman
memaksanya mendapatkan orgasme.
Pak Risman tampak terkekeh menjijikan mendapati jari serta
telapak tangannya dilumuri cairan putih kental yang
menyembur dari vagina bu Melisa.
"Hehe..katanya gak mau..tapi muncrat juga..enak ya bu"
tanya pak Risman melecehkan bu Melisa.
"Anjing kau Risman..haah..haah.." Jawab bu Melisa terengah-
engah.
Mendengar jawaban bu Melisa, kepala sekolah mesum itu
kembali mengocokan jari tengah gemuknya di vagina bu
Melisa yang kembali melenguh-lenguh. Sesaat kemudian
lenguhannya tertahan dikarenakan bu Ernita kini memagu-
magut bibirnya. Bu Ernita kini berada di atas sofa dengan
posisi menungging. Di belakangnya mang Yono menancapkan
batang kemaluan besarnya di vagina guru bahasa inggris
tersebut dan langsung mengocoknya dengan kasar.
Kenikmatan yang bu Ernita dapatkan dari hujaman batang
mang Yono ia lampiaskan terhadap bu Melisa yang kala itu
kembali dilanda orgasme. Selang beberapa menit giliran bu
Ernita yang mendapatkan orgasme hebat dari genjotan mang
Yono. Itu merupakan orgasmenya yang ke 5 di hari itu yang ia
dapatkan dari orang yang sama, hingga ia merasa badannya
sudah tak bisa lagi dipakai untuk melayani pejantannya.
Sebelum ambruk di atas sofa bu Ernita meminta bantuan
kepada bu Melisa.
"Tolong saya bu..tolong gantikan saya untuk memuaskan
mereka" ucap bu Ernita kepada bu Melisa.
Entah merasa iba dengan bu Ernita, atau memang bu Melisa
menginginkan bersetubuh dan menikmati batang-batang besar
milik kedua pejantan itu, kini ia tak menolak ketika disuruh
pak Risman untuk menunggangi batang kejantanan mang
Yono yang kini tengah duduk selonjoran di atas sofa di pinggir
bu Ernita yang meringkuk kelelahan. Tampak bu Melisa
menengadahkan kepalanya dan dengan mulut terbuka
mengeluarkan desahan tertahan ketika mili demi mili batang
kejantanan mang Yono yang ia pegang dengan jari-jari
lentiknya memasuki vaginanya yang becek dan licin. Selang
beberapa menit, sudah mulai terlihat bu Melisa dengan
semangat menghentak-hentakan pinggulnya, menyerahkan
vaginanya diobrak-abrik batang kejantanan mang Yono.
Desahan penuh kenikmatan yang kini dihiasi senyum yang
mengembang di bibir merahnya mengiringi suara tumbukan
kedua alat kelamin tersebut. Ketika sedang asik menunggangi
mang Yono, bu Melisa dikagetkan oleh batang kejantanan
yang tak kalah besar dengan batangnya mang Yono yang
menyentuh-nyentuh bibirnya.
Ia menengadah ke atas dan terlihat pak Risman tengah
menyeringai menjijikan terhadapnya sambil tangannya
mengelus-elus kepalanya. Mengerti dengan keinginan kepala
sekolah mesum itu, bu Melisa langsung memperlihatkan
kebolehannya menyenangkan laki-laki. Ia mulai menjilati
batang kejantanan pak Risman dari biji sampai ujung
kepalanya dengan telaten hingga tak ada yang terlewat
sedikitpun, lalu setelah itu ia mengulum kepala kejantanan pak
Risman dan mengurut lembut batangnya hingga membuat pak
Risman melenguh.
"Ouuuh bu..bu Melisa hebat sekali manjain kontol saya...udah
kayak pelacur beneran..ahhh" ucap pak Risman ditengah-
tengah kenikmatan yang ia dapatkan.
Namun bukannya marah mendapatkan pelecehan tersebut,
hati bu Melisa malah merasa senang dengan ucapan pak
Risman itu.
"Oh...beginikah yang dirasakan para pelacur
itu..haaaah...sangat nikmat" itulah kata-kata yang ada di
benak bu Melisa saat itu.
"Terima kasssih pak Risman...saya memang pelacur pak"
tanpa sadar kata-kata itu meluncur dari mulut bu Melisa,
hingga ia mendapatkan orgasmenya yang hebat.
Setelah orgasme bu Melisa mereda, pak Risman beralih ke
belakang bu Melisa. Ia mngorek-ngorek lubang anus milik bu
Melisa dengan jarinya serta sesekali meludahinya. Menyadari
apa yang akan dilakukan kepala sekolah itu bu Melisa sedikit
kaget.
"Oh...pak jangan disitu, sakkkiiit" tolak bu Melisa. Namun pak
Risman tak mendengarkan penolakan itu, kali ini ia sudah
menempelkan ujung batang kejantanannya di lubang yang
mengerucut itu. Perlahan-lahan ia mendorong batang
kejantanannya tersebut dengan diiringi lenguhan yang
terdengar memilukan.
Tak memberi waktu untuk menghela nafas, pak Risman
langsung menggenjot dengan brutal anus bu Melisa yang
terus menjerit-jerit. "Ampuuun..oh..oh..panas..ahhh" ungkap
bu Melisa merasakan dinding lubang anusnya seperti
terbakar.
Tapi setelah beberapa menit, rasa perih, sakit dan panas itu
mulai hilang. Kini yang dirasakan bu Melisa adalah rasa
nikmat yang tiada tara yang ia dapat dari kedua batang besar
yang menyumpal lubang vagina dan anusnya.
Persetubuhan ketiganya terus berlanjut dengan berganti-ganti
gaya maupun posisi. Kini bu Melisa sudah ketagihan batang
kemaluan besar mang Yono dan pak Risman, bahkan ia rela
melakukan adegan lesbian dengan bu Ernita demi
membangkitkan gairah pejantan-pejantannya yang saat itu
menonton kebinalannya beradegan lesby bersama bu Ernita
dengan batang-batang yang layu di selangkangannya masing-
masing.
to be continued...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

1 komentar:

Updat malam video hot
5 Top level
1.==>> Hot memek tembem
2.==>> perawan pecah
3.==>> Gadis desa
4.==>> Tante sangek
5.==>> Cabe cabean
Silahkan klik link di atas untuk me ngunduh video

Updat cerita sex tahun baru saya sajikan khusus cerita sex Melayu inilah
Kisah nurul suhana==>> klik untuk membaca
Cerita sex Jiran bersusu ==>> klik untuk membaca
Cerita sex jeritan Anna ==>> klik untuk membaca
Cerita sex janda muda ==>> klik untuk membaca
Cerita Budak 13 thn ==>> klik untuk membaca

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.