Senin, 09 Maret 2015

Office Cutie 5: Ujang Nungging, Doggy Style

Hari Senin yang sibuk dimana setiap orang terbebani oleh tugas yang
menumpuk, seorang office boy yang sudah mumpuni dalam bidang
pekerjaannya tersenyum lebar sambil mengetuk sebuah pintu, siapakah
Obe yang rajin dan baik hati itu ? he he he OBe itu ada-lah aku, UJANG
si ganteng ,baik hati ,ramah, berwibawa ,gagah ,pemberani ,dan
cekatan! Akulah Obe masa kini , Obe plus plus , he he he he...!!
"Tok.. Tokkk.. Tokkkk" tangan kiri-ku mengetuk sebuah pintu berwarna
coklat muda sementara tangan kananku membawa sepiring nasi goreng
seafood untuk kekasih baruku, si pengantin baru yang cantik jelita.
"Masukkk....." sebuah suara merdu menyahut dari dalam ruangan itu.
Daguku terangkat ke atas mirip seperti seorang koki profesional ketika
memasuki ruangan Non Ayhwa sementara sesuatu mulai menggembung
menyesaki selangkanganku, sesak tapi terasa nikmat.
"Lagi ngapain sich Non??" mata-ku melotot memperhatikan Non Ayhwa
yang sedang serius bekerja. Buset dah tuh angka banyak amat, ck ck
ck.
"Biasa...bikin laporan laba-rugi" si cantik sepertinya tidak
mempedulikan kehadiranku ketika aku mendekatinya.
Ia tampak sibuk sesuai dengan bidangnya, per-Akuntansi-an he he he..
"Non.., sarapan dulu..., nanti sakit lohhh...."aku berdiri tepat di samping
kursinya, sesuatu di balik celana dalamku berontak, ber-kudeta ria,
kusodor-sodorkan tubuh bagian bawahku, maju-mundur untuk
menggodanya.
"Nich yang bikin sakit.....!! "
"UAADOWWHH......!! Sakit Nonnn....!!.uuHsssshhhh," aku mengaduh, bibir
tebalku meruncing ketika Non Ayhwa menyikut selangkanganku yang
sedang bergoyang berusaha untuk menggodanya dengan 'tarian
Indiaku' yang terkenal, tubuhku tertekuk membungkuk kesakitan sambil
memegangi gembungan di selangkanganku.
"Biar bikin sakitttt. Tapi Non Ayhwa sekarang pasti suka kan sama yang
gede-gede..., Ketagihan ni yeeee..... he he he " aku mencubit kecil
pipinya yang lembut.
"Sembarangan!" dengan tegas Non Ayhwa menepiskan tuduhanku
namun wajahnya yang cantik merona merah karena malu, jemarinya
yang lentik bergerak dengan lincah menekan-nekan tuts keyboard.
Setelah menutup pintu rapat-rapat aku menghampirinya dan membuka
resleting celanaku kemudian membetot sebatang sosis besar milikku
yang berwarna hitam kecoklatan untuk segera keluar dari dalam
sarangnya, dengan rasa Pe-De yang tinggi kusodorkan batang penisku
yang sudah mengacung dengan gagah perkasa.
"UJANG...!! Apa-apaan sich kamu, ...!!"
"He he he, Non Ayhwa-kan jago ngitung, nahhh tolong diitungin
berapa lembar bulu jembut diselangkangan saya, takut rugiii....kalau
laba sich nggak masalah kali yak? Non kok diem sichhh...??Ayo dong
Nooonnn....dihitung he he he he" aku mengacung-ngacungkan batang
penisku di samping wajahnya, kuayunkan ke kiri dan kanan.
Buseeetttt....DAH!! Nona Ayhwa sama sekali tidak menggubris batang
penisku, jadi malu nehh ^_^, masa didiemin begini ??, aku menggaruk-
garuk kepalaku, agak serba salah juga rasanya ketika si pengantin baru
malah bersikap acuh tak acuh terhadap ujang junior yang teracung-
acung bengong mematung di selangkanganku
"Akhirnyaaaaa.... Beressssss....Emmmmppphhh"
Sebuah senyuman mengembang di wajahnya yang jelita, kesepuluh jari
Non Ayhwa saling terkait kemudian tangannya terentang ke atas,
tubuhnya menggeliat-geliat untuk mengusir rasa pegal di pagi hari
yang indah ini, aku semakin bernafsu, mataku berkeliaran merayapi
tubuh Non Ayhwa.
"beres apanya Nonnnn?? Saya belum beres nich!! Ayo donggg Nonnn!"
Aku merengek-rengek agar si cantik 'segera kembali bekerja'
membereskanku yang masih nggak puguh nasibnya ditengah jilatan-
jilatan hawa nafsu.
"Enak aja nyuruh-nyuruh...yang jadi Obe itu kamu atau saya??" ia
menyindirku, aku buru buru meliukkan pinggulku ketika sikutnya
hendak kembali mematil "The little Ujang.".
"Yaaaa..., kalau di urusan kerjaan mah saya Obe-nya, tapi kalau urusan
ranjang sich, Non Ayhwa yang jadi office girl-nya, saya suruh
ngangkang nurut, saya suruh nungging juga nurut, disuruh nyepong
juga nurut, iya kan Non ??" aku menjawab sambil mencubit kecil
hidungnya.
"Dasar, bisa aja kamu ini, yawdah, sini!!, duhhhh kacian sampe nangis
begini..." telapak tangan kanan Non Ayhwa menggenggam batang
penisku sementara jemari kirinya mengelus-ngelus kepala penisku
dengan lembut, jari telunjuknya mengusap lelehan lendir nafsu di mulut
kemaluanku, mataku sampai merem-melek keenakan ketika tangan si
pengantin baru meremas dan mengocoki batang penisku.
"Enak ya Jang.....?"
"Enakk Nonn, enakkkk, terus Nonn, ,Uh-non, Uh.."
"Happpp....!! Slllcckk Ckk Sllccckkk... Happp..!!mum-hh"berkali-kali Non
Ayhwa menjilati dan mencaploki penisku.
"Uh-uh, walahhh.....tobattttt....!!Urhh-hssshh" mataku mendelik saat
mulutnya menggigit-gigit nakal kepala penis-ku kemudian kepalanya
bergerak maju-mundur sambil melakukan hisapan-hisapan kuat setelah
meludahkan kepala penisku batang lidah Non Ayhwa yang basah dan
hangat terayun-ayun menggelitiki leher penisku, dengan gemas ia
meremasi buah zakarku hingga aku meringis antara ngilu dan nikmat.
"Ckk. Ckkk, umm-emh cuph, Darso kemana jang ??Ck mmh Ckk" sambil
menjilati dan mengecupi penisku Non Ayhwa menanyakan keberadaan
Darso.
"Dia lagi sibuk.."
"Sibuk ngapain ?? kerja ??"
"Nanti dech Non, saya jelasin, tapi sekarang ini dulu dong say,
konsentrasi...." aku terkekeh sambil menunjuk ke arah selangkanganku.,
Non Ayhwa menarik-narik rambut jembutku kemudian, cuphh-cuphh-
cuphh..., diciuminya kemaluanku mulai dari buah zakarku terus
merambat naik hingga kekepala penis saat lidahnya membelit memutari
kepala penisku tiba-tiba sebuah sms mampir di handphoneku.
"janggg, jangan kasar-kasar sama Non Ayhwa, AWAS LU...!!" aku
membaca sms yang berisi ancaman untukku, rupanya Darso
mengkhawatirkan keadaan Non Ayhwa.
"Tenang , cuma nyicip dikit koqq...., gimana udah hasil sama Non Vania
& Non Shasha...??" aku mencoba membalas sms dari Darso di tengah
nikmatnya permainan Non Ayhwa pada bagian penisku.
Tak berapa lama, handphoneku kembali bergetar. Ternyata balasan dari
Darso, "Belon Jang, gua rada grogi nihh...nggak berani ngedeketin
mereka...."
"Waduhhh... Bilang aja ada kiriman hadiah dari gua, mereka pasti ngerti
koq...." balasku lagi.
"Gua ngak berani Jang.....!!"
"parah LU.....!!ya udah ntar aja , lagi asik nih , tanggung, jangan
ganggu dulu ah..." aku mematikan handphoneku kemudian
meletakkannya di pinggiran meja, tanganku mengelus rambut hitam
Non Ayhwa yang indah, kumasukkan penisku kedalam mulutnya.
"Ummmhhh... mummmpphh, Ckk.. Ujaaanggg, gede amat sich, Emm-
hhhmmm...,Mufffhhhhh..."
Non Ayhwa semakin aktif memaju-mundurkan kepalanya sambil
melumat Ujang junior habis-habisan, tangan Non Ayhwa yang lembut
tak henti-hentinya mengocoki batang penisku. Kutarik penisku dari
cengkramannya lalu kusuruh Non Ayhwa bersandar ke belakang, kedua
kakinya yang mulus mengangkang ketika aku bersujud di hadapannya,
bola mataku mendelik, menatap sesuatu yang indah, sesuatu yang
tanpa penutup lagi, vagina Non Ayhwa!!, ohhhh betapa indahnya
belahan di selangkangan Non Ayhwa. Belahan bibir vagina si pengantin
baru sedikit merekah hingga membuat aku terpana menatap kemolekan
liang vaginanya.
"koq cuma diliatin sihh!?? Kalau nggak mau ya sudah ah" tiba-tiba Non
Ayhwa mendesis ketus, ia hendak merapatkan sepasang pahanya yang
mulus, dengan panik aku buru-buru menahan paha Non Ayhwa yang
mulus.
"Duhh, Non, galak amat, udah ngak sabar ya...??celana dalamnya di
kemanain Non?? ketinggalan di rumah?? cuuphh cuphhhh cuphhhhhhh
Cuphhh.. Muahh Cupphhhh...."
Sambil kutahan kedua kakinya yang hendak merapat kuciumi pahanya
bagian dalam kemudian setelah puas kutenggelamkan wajahku pada
selangkangan Non Ayhwa, kujilati belahan vagina Non Ayhwa yang
harum berkali-kali kucaplok vaginanya hingga si cantik menahan nafas
keenakan, ia berusaha menjawab pertanyaan isengku sambil memukul
kecil pundakku kemudian menyodorkan vaginanya.
"Nggak usah pura-pura ngak tahu githuu...dech,Hssshhh kan kamuhhh
yang nyuruh aku ngak usah pakai celana dalam, Hssshhhhh"
Di sela suara desisan-desisannya, Non Ayhwa menjawab pertanyaan
isengku, ia meringis nikmat ketika jemariku menguruti dan menekan
bibir vaginanya, lidahku segera terjulur keluar menggapai klitorisnya,
kusapu dengan lembut, dengan lembut batang lidahku membasuh
daging mungil itu hingga ia mendesah pelan, kukait-kait dengan ujung
lidahku dan kuemut-emut daging kelentitnya, kulumat - lumat bibir
vagina Non Ayhwa dengan rakus, kulahap vaginanya hingga ia
menggelinjang-gelinjang kegelian, mengejang menahan rasa nikmat.
"Non, duduk disini Non, sekalian roknya naikin" aku menepuk-nepuk
pinggir meja kerja Non Ayhwa.
Jantungku berdetak kencang ketika ia menuruti perintahku, ia duduk di
pinggiran meja sambil menaikkan rok mininya, sementara sepasang
pahanya mengangkang pasrah. Kutundukkan wajahku kemudian sambil
melumat bibirnya dengan lembut kugesekkan kepala kemaluanku pada
belahan vaginanya,
"Slethhh,Sletthhh... Slettthhhhhhhhh" beberapa kali kepala penisku
menggesek belahan vagina Non Ayhwa yang semakin licin, kepala
penisku yang besar tergelincir ketika berusaha menembus cepitan
vaginanya. Kugesek-gesek lagi, kemudian kutekan dengan lebih hati-
hati, Non Ayhwa membuka kedua kakinya selebar yang ia mampu
sambil menyodorkan vaginanya menyongsong tekanan kepala penisku,
perlahan namun pasti dengan susah payah kepala penisku yang besar
mulai dapat membelah belahan liang vagina Non Ayhwa.
"Hmphhh...." Ayhwa menggigit bibir bawahnya sendiri untuk menahan
jeritan yang hampir keluar ketika sesuatu menyeruak kasar memasuki
cepitan liang vaginanya, kedua tangannya berpegangan pada
pundakku, matanya yang sipit membeliak kemudian perlahan-lahan
terpejam menikmati sebatang penis besar yang tengah membelah
vaginanya semakin dalam.
"Hhh.. Hhhhh... pelan-pelan Ujangg...pelannn, adu-duhduh, ngilu Jang,
ngiluuu awwwwhhhh....!!"
"Ini udah pelan nonn..., pelannnnnn....banget kan ?? Pssssttt, jangan
terlalu berisik sayanggg, ntar kalo ada yang denger gimana ?"
Kusentak-sentakkan batang penisku dengan lebih cepat untuk
menggoda Non Ayhwa yang terdesak-desak kewalahan, wajahnya
merona merah, desah nafasnya semakin memburu tertahan-tahan.
Kuaduk-aduk liang vaginanya hingga Non Ayhwa terperanjat dan
mengeluh, kutusuk dan terus kutusukkan batang penisku sekuat yang
aku bisa, sambil memacu batang penisku kuat-kuat, aku menatap tajam
wajah Non Ayhwa yang cantik khas oriental, wajahnya semakin cantik
ketika ia terperanjat-peranjat keenakan, mulutnya ternganga seperti
hendak mengucapkan huruf "A", tiba-tiba tubuhnya mengejang-
ngejang resah seperti menahan sesuatu, kupercepat irama sodokan-
sodokanku, sementara tanganku mencekal pinggulnya, kugempur liang
sempit Non Ayhwa dengan kecepatan penuh.
"Ah-crrttt... crrttttt......"
Tubuh molek Non Ayhwa menggeliat nikmat, aku terpana menatap
wajahnya yang renyah, butiran keringat meleleh di lehernya yang
jenjang, matanya yang sipit membeliak kemudian menatapku dengan
sendu sambil tersenyum manis, telapak tangannya mengusap
rambutku. Aku tersenyum penuh kemenangan kemudian dengan
gerakan yang cepat penuh nafsu kedua tanganku mencekal tungkai
lutut kanan dan kirinya, kukangkangkan kedua kakinya selebar mungkin
ke atas hingga punggungnya jatuh ke atas meja kemudian pinggulku
kembali terayun maju-mundur dengan cepat dan kuat, kusodok-
sodokkan batang penisku menusuki liang Non Ayhwa yang becek
nikmat,lelehan cairan puncak klimaks Non Ayhwa membuat lubang
sempit itu banjir oleh lendir-lendir putih yang lengket-lengket licin
Suara becek terdengar semakin nyaring ketika aku memompa
vaginanya, kutusuki belahan vaginanya dengan liar dan kasar,
kupompakan batang besarku berselancar sepuas-puasnya di liang
kenikmatan Non Ayhwa hingga ia mendesis-desis tertahan
"Essshhhhh... UUj-JhanGGnnnggghh..crrrtt crrrrrr..urhh-hsshhh." Ayhwa
mendesah dan mendesis panjang, matanya terpejam-pejam sesekali
terdengar rintihan lirihnya, vaginanya berdenyutan kuat menyemburkan
lendir-lendir kenikmatan.
Tanpa memberinya kesempatan untuk menyesuaikan diri, kedua
tanganku segera menyangga buah pantatnya yang bulat padat, kutatap
wajah cantiknya, kukecupi kedua mata sipitnya yang memandangiku
dengan tatapan mata yang sayu kemudiannn....kuhajar liang vaginanya
dengan tusukan tusukan batang penisku, berkali-kali wajah si
pengantin baru terangkat ke atas menahan rasa nikmat ketika penis
besarku mengoyak-ngoyak liang vaginanya yang peret. Kuaduki liang
vaginanya hingga ia meronta kenikmatan, kudesak - desakkan hingga
selangkanganku mendesak selangkangannya. Perlahan-lahan
punggungku membungkuk lidahku terjulur keluar kemudian terayun
menjilati bibir Non Ayhwa yang sedikit merekah, ia membuka mulutnya
lidahnya keluar mengelus dan mengait batang lidahku, kuhisapi
lidahnya dengan mesra. Selama beberapa saat kami saling
berpandangan dengan tatapan mata sayu sambil menikmati denyutan-
denyutan nikmat pada wilayah kami yang terintim.
"Non, punyanya Non Ayhwa enak deh, bikin saya ketagihan..."
"punya kamu juga gede jang, bikin akuuu....."
"Bikin apa Nonn...??Bilang Nonnn.....bikin apa ??" Aku penasaran.
"Bikin akuuuuuu, keenakan..!!,muachh...!!" Non Ayhwa mengecup pipi
kananku, aku membalas kebaikannya dengan mengecupi lalu mengulum
bibirnya dengan penuh nafsu , kami berdua saling berpandangan
dengan mesra kemudian kembali saling mengecup dan melumat
dengan nafsu yang menggebu.
"emh..! emh! Emh!" suara mulut si pengantin baru yang tersumpal
mulutku ketika kupacu liang sempitnya, kusodokan dan kuayunkan
batang penisku kuat-kuat dengan gerakan teratur, kunaikkan ritme
sodokanku ketika tubuh Non Ayhwa menggeliat resah diatas meja
kerjanya, kusodok dan kuhentakkan batang penisku kuat-kuat
menghujami belahan vaginanya. Tidak begitu lama kulontarkan tubuh
mulusnya ke dalam jurang kenikmatan yang berlumpur pekat, penuh
desah dan rintihan nikmat yang tertahan.
"EMH...!! Crrrr crrrr..... crrrttttt....Ahssshhh UJANGG..."setelah bibirnya
terlepas dari bibirku,tubuh moleknya melenting dengan indah, kedua
tangan sicantik mengibaskan rambutnya ke belakang pada saat yang
bersamaan kupacu batang penisku hingga ia menggelinjang dan
tersentak menahan denyutan rasa nikmat., tubuh moleknya terus
terdesak-desak seirama dengan ayunan batang penisku yang memacu
vaginanya dengan kuat.
"Clepp.. Slepphhh.. Plepppphhh...nnn-uhhnn......." Semakin kuat aku
menyodokkan penisku semakin kuat pula bunyi nyaring yang
menggairahkan itu terdengar dan semakin kuat pula Nona Ayhwa
mengejang dan menggigil nikmat, lenguhan tertahan terdengar dari
bibirnya, tangan kanan sipengantin baru membekap mulutnya sendiri
berusaha agar lenguhan dan rintihan kenikmatan itu sedikit teredam.
Aku tersenyum mesum sambil mengaduki belahan vagina Non Ayhwa.,
kukocek kuat liang vaginanya dengan batang besar di selangkanganku.
"Adu-du-duh Ujanggghhh,, jangan digituinn...., akhu , akhhh seperti
diborrrrrrrhhhh... hhssshhhhhh....akkhh Ujhangggg...."
Aku tidak mempedulikan ocehan si pengantin baru, dengan
bersemangat kuaduk liang vaginanya yang nikmat hangat. Jantungku
berdesir merasakan kedutan-kedutan kuat meremasi batang penisku,
selangkanganku terasa lengket oleh lendir-lendir kewanitaan Non
Ayhwa.
"Drrrrttthhh... Drrrrrtthh...... Krrrkkk... Clepphh... Cleppphh.. Peeffhh..
Peeffhhhhh...Drrrkkkkkk...Krrrkkkk..Krakkk... Krrakkkkk"
Ada sesuatu yang berderak-derak nikmat ketika aku memutar batang
penisku mengaduki vaginanya sementara tubuh Non Ayhwa terperanjat
menahan rasa nikmat , bibirnya menyemburkan desis-desis
kenikmatan yang membuatku semakin bergairah mengaduki belahan
vaginanya yang sesekali kukombinasikan dengan menyentak-
nyentakkan batang penisku hingga nafasnya tertahan menahan
seranganku yang bertubi-tubi menyodoki liang vaginanya yang mungil,
tubuh si pengantin baru turun dari atas ketika aku melepaskan
cengkramanku, tubuhnya berbalik kemudian bertumpu pada pinggiran
meja ketika aku menarik pinggulnya menungging keatas.
"Plekkk... Plekkk Plekkkkk....Plkkkk...." kupukul-pukul bongkahan buah
pantatnya yang bulat padat dengan batang penisku, kugesek-gesekkan
penisku pada buah pantatnya yang halus lembut kuremas buah
pinggulnya beberapakali kemudian kujejalkan kepala penisku membelah
belahan vaginanya yang mungil dari arah belakang.
"Plleepphhhhsshhhhh!!UNNHHHH. UJANGGGHH...!!...Akhhhh...!!"
"Psttttt... Nonnn, jangan keras-keras back soundnya.!!" dengan susah
payah batang penisku yang besar panjang kembali menyusup
memasuki liang vagina Non Ayhwa, Aku berbisik antara was-was dan
horny ketika mendengar lenguhan dan desahan kerasnya.
"ujanggg, pelan pelan dong ahh..., uhhh aduhh....mmmhh mhhhhhh..."
Dengan cekatan dari sebelah kanan belakang aku menyumpal bibir
mungilnya untuk meredam keluh kesah Non Ayhwa, sementara batang
penisku bergerak liar menyodok-nyodok vaginanya dari arah belakang
dengan kuat. Kedua tanganku merayap kedepan kemudian
menggenggam payudaranya, kubelai puncaknya hingga ia
menggelinjang kegelian, kupeluk erat-erat tubuh mulusnya yang
gemetar menahan sesuatu.....
"Hmuuufffhhhh Crrettttt... Crrrrrrrrrrrrrtttt.....sudah Ujang, sudah, aku
sudahh hhh .. emmhh ohhh, Ujanggg...nanti saja yaaa, sudah dulu...
ahhhh, sudahhh..., sudahhhhhh", tangannya yang mungil terayun ke
belakang berusaha menahan gerakan pinggulku, kemudian ia menarik
pinggulnya hingga penisku terlepas dari belahan vaginanya..
Non Ayhwa kewalahan ketika aku bertambah beringas, dengan mesra ia
merayuku berusaha meredakan nafsu birahiku yang masih bergejolak
dengan liar. Ia duduk kelelahan diatas kursinya, tangannya menarik
beberapa lembar tissu kemudian menyeka keringat di dahi, leher dan
rahangnya, nafasnya masih memburu keras.
"Tapi Nonnn, saya belum..."Aku mendesah kecewa.
"Iya-iya, sini...aku bantuin...."
Si pengantin baru berlutut di hadapan penisku dan melakukan aksi
deepthroat yang membuatku mengerang keenakan. Lumayan lama juga
ia melakukan servicenya hingga kepala penisku berkedut-kedut nikmat,
dengan cepat Nona Ayhwa meludahkan penisku dari mulutnya, penisku
mengacung kesuatu titik...., sementara Non Ayhwa membantu menjilati
kepala penisku dari arah samping, diciuminya batang penisku ,
lidahnya menjilat menggelitiki leher penisku dari arah samping,
jemarinya mengelusi buah zakarku.
"Houfhh..hummphh eummmh Ujangghhmmmh..Ummmhhhh......"
Pipi Non Ayhwa mengempot ketika ia menghisapi penisku sesekali
lidahnya memutari kepala penisku dengan teratur tiba-tiba saja ia
memuntahkan penisku , telapak tangannya yang halus mengocok-
ngocok batang penisku dengan kuat hingga aku mendesis menahan
rasa nikmat, Jedutt.. Jedutttt...!! Telapak tangannya menyatu menjepit
kepala penisku kemudian bergerak cepat seperti gerakan orang yang
tengah berusaha membuat api dengan bantuan sebatang kayu dan
daun-daun kering, hanya bedanya ia menggunakan kemaluanku sebagai
batang kayu.
"Ampunn Nonn, Amphuuunnn OwaHHHH.....!! Sruuuttt... Crooottt..
Croot-cothh...Choootthhhh" spermaku muncrat mengguyur sepiring
nasi goreng di atas meja dan sebagian kecil memercik di atas meja.
"Ih, ujang, gimana sihh ??aduh nasi gorengku..!!"
"Tenang Nonn... he he he, Non belum pernah nyobain nasi goreng super
spesial kan??" dengan sebuah sendok kuaduk-aduk hingga spermaku
tercampur merata.
"Yeee..., emang aku apaan, masa dikasih makan yang gituan,.. sono
beliin..lagi gih!!"
Non Away merapikan pakaiannya kemudian memberikan uang 10.000-an
kepadaku yang tengah memakai celana dalam, tiba-tiba kami berdua
panik setengah mati ketika mendengar suara langkah-langkah kaki
mendekati ruang kerja Non Ayhwa, dengan cepat aku bersembunyi di
kolong meja kerjanya sementara ia menyambar celanaku yang belum
sempat kupakai dan melemparkannya ke arahku kemudian ia duduk di
kursinya untuk melindungiku.
"Brakkk....!!Ayhwaaa...!! Laporan rugi labanya sudah selesai ??Lho??
kamu koq keringatan begitu sih???"
"Ehh, emmhh Anu Buu, saya kurang enak badan....ini Bu laporannya,
Ss-sudah bu , sudah...selesai, ini." Non Ayhwa berusaha mengalihkan
topik pembicaraan dengan menyodorkan laporan rugi-laba.
"Bagus...!! Eh beli nasi goreng dimana nih ??"
"Nggak tahu Bu dibeliin Ujang"
"Saya juga belum sarapan pagi..kelihatannya asik punya nih"
"Emm, ibu mau ?? kebetulan saya sudah sarapan roti tadi...."
"Bener kamu sudah sarapan ??"
"Bener Bu, bener....., bener...."
"Makasih ya , Hwaaaa, ibu bawa nih nasi gorengnya.."
"Silahkan bu, silahkan...."
Aku mendengar suara pintu ditutup dan langkah-langkah kaki menjauhi
ruangan kerja Non Ayhwa, wajahku tersembul dari kolong meja menatap
wajah Non Ayhwa masih shock, ia tidak menyadari jari telunjukku yang
sudah tiba dibelahan vaginanya, setelah kurasakan pas kutusukkan jari
telunjukku kuat-kuat, Clebbbb.....!!
"Ow-ow-ow..., Hssshhh UJANGG...!!" si pengantin baru menepiskan
tanganku, sepasang kakinya yang mulus melejang-lejang.
"Tenang non, tenaaanggg, saya hanya menolong...."
"Nolong apanya, KAGET TAU!! udah ah, aku mau kerja dulu"
"Silahkan Nonn, Non Ayhwa kerja aja, saya juga mau kerja nih"
kepalaku menyelinap di antara pahanya. Bibirku menyusuri permukaan
pahanya sebelah dalam, terdengar suara lagu Mp3 dari komputer Non
Ayhwa, di tengah alunan lagu ia berusaha menyamarkan rintihan
lirihnya ketika ujung lidahku mulai menusuki klitorisnya. Kubasuh isi
vaginanya dengan batang lidahku, kumanjakan si cantik yang semakin
mengangkangkan kakinya yang mulus dengan pasrah. Kunaikkan
kembali rok mininya ke atas, lendir-lendir nafsu kembali membanjiri
belahan liang vagina Non Ayhwa.
Aku melumat selangkangan Nona Ayhwa kujilat dan kuhisap habis
lendir-lendir nafsunya yang gurih dan harum, kuemuti bibir vagina
Nona Ayhwa hingga ia kelabakan menahan nafsu birahinya yang
semakin membara, kutepuk-tepuk vaginanya yang empuk kemudian
kutarik dan kubuka bibir vaginanya, kubenamkan wajahku sambil
menghirup aroma vagina Non Ayhwa yang harum.
"Shhh Hsssshh...ah-ah-aaaaah" desahan Non Ayhwa terdengar merdu
ketika batang lidahku terayun membelai dan menggelitiki kelentitnya,
sesekali kutusuk-tusuk kelentit Non Ayhwa dengan ujung lidahku
hingga ia terperanjat dalam gairah nafsu yang berkobar liar, wajahku
terangkat memperhatikan ekspresi wajah cantik Non Ayhwa yang
tengah horny sementara dua jariku bergerak menusuki belahan
vaginanya sementara aku menariki putting susunya yang meruncing
dengan mulutku.
"Gimana Non?? " aku bertanya padanya.
"Ujaannghhh, kamu belajar dari mana sich....,ihh enak bangetttt....
Jangg.. ow-ahhhhh-ahh"
"uhhh...! Creettt... crrrttttt.....u-u-janggg"
"Sllleeepphhh.... Srrrrrpphhhh......."
Mulutku segera menunkik ke bawah mencucup vaginanya, kuseruput
cairan gurih penambah stamina alami yang meleleh dari belahan vagina
Non Ayhwa, saat sedang asik-asiknya menjilat dan menyeruput cairan
gurih di selangkangan si pengantin baru tiba-tiba telepon di meja Non
Ayhwa berbunyi.
"Ujang.. nanti dulu.., stophh ,ahh nakall...hsshh, uhh..hhhsshhhh"
Tanpa mempedulikan bunyi telepon di atas meja aku melanjutkan
kesibukanku membersihkan dan menghisap-hisap cairan gurih di
selangkangannya sementara tangannya terus menggapai-gapai
berusaha meraih gagang telepon dimejanya
"H-Halllooo....,ii,iya bu.., iyaaa.. baikk..."setelah menaruh gagang
telepon Non Ayhwa mendorong kepalaku, dengan bernafsu aku hendak
kembali menerkam selangkangannya dan...
"Bletakkkk.....!! HEUDEUHH, Non, masih pengennnn nihhh..., gurih amat
memeknyaa...." si cantik menjitak jidatku yang hendak meluncur di
antara sepasang pahanya yang mulus mengangkang. Aku memohon
memelas sambil mengelus-ngelus sepasang pahanya yang halus.
"Udahhh, nanti aja yachh, kamu dipanggil Bu Selmy tuch..."
"HAhh ?? mau ngapain Non ??"
"Jangan-jangan minta diservice sama kamu jang...he he he"
"Hush sembarangan!! jangan lupa nanti kita lembur lagi yach Nonnnn,
muachh.. cuphhh." aku mengingatkannya agar berlembur ria sepulang
jam kantor.
Sambil memakai celanaku aku menundukkan wajahku dan mencium
mesra bibir si pengantin baru, kukecup keningnya beberapa kali
sebagai tanda terimakasih kemudian dengan sopan aku mengundurkan
diri dari ruangan akunting. Setelah menghela nafas panjang-panjang
dengan malas kulangkahkan kedua kakiku yang terasa berat menuju ke
ruangan Bu Selmy, kuhela kembali nafasku dalam-dalam sebelum
kuputuskan untuk mengetuk pintu itu.
"Tokkk.. Tokkk Tokkkk...!!."
"Masukkk...!!"
"Permisi Buuu, ibu memanggil saya...??"
"Jang, besok kamu beliin nasi goreng yang kaya tadi ya..."
"Yang gini, gitu, gimana ya bu ??"
"ini lohh, yang kamu beliin buat Ayhwa itu"
DEGGGGG.....!!! BLEDAKKKK......!! Wajahku langsung pucat pasi sambil
menatap piring kosong diatas meja, sekujur tubuhku merinding hebat
rupanya nasi goreng sperma spesial ala Ujang membuat bu Selmy
ketagihan.
"Anuu, itu buu, belinya agak susah..., agak lama"
"Oooo, nggak masalahhhhhh, pokoknya kamu aturin ajaaaaa yaaa! Yang
jelas saya mau sarapan nasi goreng seperti ini SETIAP PAGI....!!kalau
nggak , AWAS KAMU!!"
"baik bu.., baikk...."
Gendang telingaku serasa pecah mendengar ultimatum yang
dikeluarkan oleh Bu Selmy, di bawah todongan berisi ancaman aku
terpaksa menyetujui syarat yang berat ini daripada Bu Selmy meyedot
langsung spermaku dari sumbernya, BRRRHHHH...., merinding sekujur
tubuhku membayangkan mulut keriput itu menyedoti batang penisku,
dengan tertunduk lesu aku mohon diri keluar dari ruangan yang
mengerikan itu untuk mengerjakan tugasku sebagai Obe perusahaan
sekaligus mengintai mangsa baru, Sipirang.
*****************************
Siang hari jam 12.30....
Beberapa saat setelah menyediakan sesajen untuk si penyihir berambut
putih, aku melangkahkan kakiku dan duduk di sebuah bangku panjang
untuk beristirahat. Beberapa orang karyawan dan karyawati lewat di
hadapan wajahku, Ting..!! mataku membeliak ketika seorang gadis
berwajah cantik nan rupawan berjalan ke arahku.
"G u t moning... " aku berusaha untuk menyapanya dengan modal
bahasa Inggrisku yang di bawah standar, aku menggantungkan setitik
harapan untuk dapat mengenalnya lebih jauh..
"Selamat pagi!" si pirang balas menyapaku.
HAH ??!! U mai gut, si pirang yang cantik menyapaku dalam bahasa
Indonesia?? Wah-wah bidadariku tersenyum ramah, cantik, humm,
payudaranya montok amat khas cewe bule yang kebanyakan montok-
montok di bagian dada, sebuah senyum menyerigai di bibirku ketika
mata superku menatap buah pantatnya yang padat, duhhh pinggulnya
oh pinggul..!!, goyang kiri, goyang kanan, Olala..., Brrrrrr...... Uhhhhh...
kuhilangkan senyuman di wajahku yang penuh dengan cahaya
kemaksiatan ketika tubuh si pirang berbalik ke arahku.
"Ada apa Nonn ?? apakah ada yang dapat saya bantu ??eh iya, nama
saya UJANG......" Aku bertanya dengan penuh perhatian dan kasih
sayang khas seorang Obe sambil memperkenalkan diri.
"Eummm, - Anu Pak Ujang- Tahu nggak , di mana rumah makan yang
murah meriah...tapi enak??" si pirang bertanya kepadaku, bleehhh, ngak
salah denger nich ?? Anunya saya ??
-----
"-Anu pak Ujang- ?he he he,hush si Non gimana sich ? Saya jadi malu
ditanya begitu, Anu-nya saya sih ngak tahu Nonnn, yang tau saya-nya
ini loh Non, bukan anu saya, Hua ha ha ha ha ha, ngaha, uhukkkk...
ehemmmm ,sepertinya makan murah plus menu dari Ujang Junior, Saya
jamin pasti murah meriah terus ada enak-enaknya kalau saya menyusu
disusu-nya Non yang gede " dengan bersemangat otak-ku yang ngeres
menjawab pertanyaan si pirang
-----
"Ooooo..., Mau makan siang ya Non? Sini saya belikan, Non mau pesan
apa??" sebuah kepalsuan dari bibirku yang tebal menyembunyikan
kengeresan di otakku.
"Emmmhhh.. ? makan apa ya ?? masih bingung nihhh... "
"Gimana kalau makan rendang Padang aja"
----
"Ehmmm, jangan jauh-jauh Non, lebih baik beli nasi Padang aja di
sebelah,n'tar sisa waktunya kita manfaatkan untuk ehem-ehem..., Ceka
kak ka ka ka." otak kotorku kembali bekerja,
-----
"WAhh boleh tuch,"
"Nah, Non tunggu di ruang makan atas aja ya.... "
"Lohhh ?? ngapain di atas...?? Kan ruangan makannya di situ ?" telunjuk
Non Michelle menunjukk kesuatu titik di seberang sana.
"Owwww... itu ruangan makan untuk karyawan lama, nah untuk
karyawan baru ruang makannya di atas sana Non...." aku menunjukkan
jari telunjukku ke atas, ke sebuah jendela yang terbuka.
"Ahh, masa sich? Aduh! kamu yakin di lantai atas sana??" si pirang
menengadahkan wajahnya ke atas,
"Emang begitu Nonnn, Eh, nama lengkapnya Non siapa ya??" dengan
cerdik kualihkan bahan pembicaraan agar ia tidak bertanya lebih lanjut
mengenai letak ruangan makan yang sengaja kuatur untuknya.
"Michelle Spring" jantungku berdetak keras ketika si pirang
melemparkan sebuah senyuman manis-nya untuk-ku sebelum ia
membalikkan tubuhnya yang seksi. Mataku berkedip-kedip mirip lampu
setopan. Whait por me may lap...khayalan liarku berkobar bak si jago
merah yang sedang mengamuk. Akupun membalikkan tubuhku
JEDAKKK....!! pecah nafsuku, digantikan oleh rasa dongkol dan sakit di
jidatku..
"Tembok sialan!! Udah tau orang mau lewat, masih juga diem disitu!!!
Brengsek!!" aku menggerutu panjang lebar sambil mengurut-ngurut
jidatku dengan berlari kecil aku menuju kerumah makan Padang di
seberang jalan, dengan bernafsu kubayar pesanan si pirang hingga
kasir dirumah makan itu bergidik ketakutan melihat ekspresi wajahku
yang tengah horny.
Yuhuuuuu...., Honey, Im homee..., dengan mengendap-ngendap aku
mendekati seseorang yang tengah melamun di jendela. Kuperhatikan
lekuk liku tubuhnya yang menggoda, rambutnya yang pirang indah,
mataku melirik kebawah memperhatikan sepasang kakinya yang
tersembul dari balik rok mini berwarna biru tua, serrrr....serrrrr...., darah
mudaku berdesir mengobarkan api birahiku yang terpendam.
"Noonnn...., ini makan siangnyaaaa...."
"Ehhh Pak Ujang....makasihhhh." si pirang membalikkan tubuhnya
kemudian meraih kantung plastik berwarna merah di tanganku.
Gabrukkk....!! kuterkam dan kupeluk tubuhnya.
"Heiiii....!! what the helll!!!" Michelle Spring mengumpat ketika aku
menggerayangi tubuhnya.
"Jangan berisik Nonn, atau saya akann... NGAHAKKK...!!!"
Aku tidak sempat melanjutkan ancamanku ketika serangan lutut si
pirang mendarat telak di selangkanganku kemudian entah bagaimana
caranya ia membanting tubuhku hingga mendarat di atas lantai,
BLUGGGGGG!!.
"SIALANNNN....!!, grrrhhh, Hupppp...!!" dengan segera aku bangkit
sambil memasang kuda-kudaku, inilah saatnya pencak silat beradu
dengan karate, aku melompat menerkam tubuh indah di hadapanku.
"Hungghhh...." tumit si pirang mampir diulu hatiku,
PLAKKKK....!!BUKKKKK...BUKKKK!! Jedakkk!!" selanjutnya terdengar
suara-suara keras yang membuatku limbung tersungkur jatuh ke depan,
pinggulku terangkat ke atas, nungging dengan gaya doggy style
"AMPUN .. AMPUNN HOAHHH....!!"
"I hate someone like you, MANIACCC!"
"Bukan Nonnn saya Ujanggg, bukan MANIACC...hadowww...!!"
HOAWWWWW....!!"dengan teknik memiting yang canggih ia mengunci
kedua tanganku hingga aku melolong kesakitan.
"AMPOONNN...AMPOOOONN>>!! WADOWWWWW....!!"
"Awas kalau kamu berani kurang ajar lagi....!!"
"Ngak Nonn..., Ampun, Ampunn HUaDduhhhhh-HuNgH!!"
"FUCK YOUUU....!!" sambil memaki Non Michelle menyambar sebungkus
nasi padang yang sempat kaget menyaksikan kekalahanku,
Aku merangkak kemudian duduk bersandar lemah pada kaki meja,
kukeluarkan dan kunyalakan HPku, kuhubungi sebuah nomer
emergency call, help me Buddy!!
"Soo, Darsooo, tulungin gua... Hadohh..., mampus gua Soo..."
"Hahhh ?? Lu di mana Jangg.....??"
Tiga SMS tambahan kukirimkan pada Non Ayhwa, Non Vania dan Non
Shasha. Tidak berapa lama bersembulan wajah-wajah yang kukenal,
pertama wajah Non Vania kemudian Non Ayhwa lalu Non Sasha dan
yang terakhir wajah Darso, dasar geblek..!!, dihubungi paling awal,
dateng paling akhir!! sambil meringis menahan rasa sakit aku
menceritakan kejadian tragis beberapa saat yang lalu demi mencari
secuil kenikmatan..
"HA HA HA HA HA HA...." Darso mentertawakanku ketika aku
menceritakan kejadian tragis yang kualami, sementara tiga gadis cantik
bermata sipit tertawa merdu sambil membantuku berdiri.
"Makanya Janggg, kamu jangan sembarangann...donggg"
"Iya nich, udah dibilangin nggak nurut....,"
"Sakit ya, kamu ngak apa-apa Jangg..." dengan tertatih aku dipapah
oleh Non Ayhwa, Non Vania dan Non Shasha sementara Darso
melenggang kangkung di depan memimpin rombongan.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.