Senin, 09 Maret 2015

Office Cutie 6: Rapat nikmat Ala Ujang

"Ujang... bikinin teh pahit ya..." aku menolehkan wajahku ke belakang
kemudian tersenyum saat melihat wajah cantik Non Shasha, dengan
sigap aku membuatkan teh pahit untuk kekasihku dan mengantarkan ke
ruangannya setelah itu aku kembali meneruskan untuk mencuci piring.
"Ujangggg... , beliin nasi kuningg dongg, lapar nihhh..."aku menoleh lagi
ke belakang dan mengangguk ramah pada Non Ayhwa, kukedipkan
mataku pada pengantin cantikku yang membalikkan tubuh moleknya
dengan senyum dikulum, aku merapatkan tubuh mengejar pengantinku
kemudian kuusap bokongnya dengan lembut, Non Ayhwa mencubit
pinggangku, kami berdua buru-buru menjaga jarak saat mendengar
suara langkah-langkah kaki dari kejauhan.
"Ujangggg...., mau ice creammm......, ih sebel.." sekali lagi aku menoleh
saat mendengar suara manja Non Vania, rambutnya yang pendek kini
terurai panjang, bibir tebalku tersenyum lebar, jariku menunjuk ke arah
selangkanganku. Non Vania tertawa kecil, ia menungging berpura-pura
memungut selembar uang limapuluh ribuan yang sengaja dijatuhkan,
aku tahu ia sengaja memasang pose tubuhnya yang merangsang itu
untuk menggodaku, setelah memenuhi keinginan Non Vania, aku
kembali mengerjakan tugasku sambil berhayal dengan seru, semuanya
tentang uh-oh dan ah bersama "ketiga istriku." yang cantik jelita.
"Ujang..., beliin roti gih...." Hmmmm,?? perasaan sih istriku baru tiga
orang, istri siapa nih yang pagi-pagi nyasar bermanja ria kepadaku,
dengan perasaan was-was aku menolehkan kembali wajahku untuk
yang keempat kalinya.
"Djelegerrrr....@_@!!"
Bagaikan terkena sambaran petir di atas kepala, aku terkejut setengah
mati melihat seraut wajah berlemak yang menatapku dengan tatapan
matanya yang sayu, aku gemetar ketakutan saat tubuh gemuk itu
melangkah mendekat. Kabarnya sih Non Nina bekerja di perusahaan ini
karena hasil koneksi, imajinasi indahku langsung konslet digantikan
oleh khayalan burukku, ia menggeram dan kemudian menerkamku,
merobek-robek bajuku kemudian membantingku ke lantai, dengan rakus
Non Nina menggeluti tubuhku dengan liar hingga aku termegap
kehabisan nafas di bawah tindihan tubuhnya.
"Jangannn, jangan perkosa sayahh.. ahhhh...!!JANGAN NONN...!!"
"Ujanggg., okhhh ujanggg, hamili aku jangg, hamiliiii...kuberikan
tubuhku dengan sukarela...,eh enggak ding, discount aja 80 % ya.."
"TIDAKKKKK....nggak mau, amphunnn, THOLOOOONGGGG..., AKHHHH..!!
Sambadi heleppppp...... EUYYY.!!! OAHHDOW...!!" aku menjerit saat Non
Nina membetot benda panjang yang tergantung di selangkanganku.
Aku menggapaikan tanganku ke atas berusaha menggapai kesadaranku
yang menolongku dari perkosaan yang dilakukan oleh Non Nina yang
gembrot. Dalam hati aku memaki kesal karena kehadirannya telah
mengganggu khalayanku yang super indah dan hot, dengan senyum
yang dipaksakan aku mengangguk kemudian melangkahkan kedua
kakiku yang terasa berat untuk dilangkahkan T_T.
"Lohh koq muka kamu pucet sih Jang ?? kamu sakit ya sayang ??!!
ia menegurku, aku merinding hebat saat ia menyebutkan kata sayang
"Ehh, enggak Nonn, saya ngak apa-apa, sehatttt..!! sehat banget..!!"
aku mempercepat langkah kakiku meninggalkannya.
-----
Sepulang Jam Kantor...
Aku dan Darso mengendap membuntuti seorang gadis berambut pirang,
Non Michelle seperti sedang menunggu seseorang, sesuai dengan
sebuah rencana yang telah kami susun dengan matang. Tidak beberapa
lama terlihatlah Non Shasha muncul menghampiri Non Michelle di
tempat yang sudah dijanjikan, sebuah senyum mengembang di wajah si
pirang, dengan lembut Non Michelle menggandeng pinggang Non
Shasha masuk ke dalam sebuah ruangan yang biasanya digunakan
untuk rapat. Dengan sedikit akal bulusku, ruangan itu segera beralih
fungsi sebagai ruangan untuk merapatkan kelamin. Shasha duduk di
pinggiran meja besar berbentuk U yang biasanya dipakai untuk
berunding oleh para petinggi perusahaan. Michelle merayapkan
tangannya pada paha Shasha, dengan lembut jemari Michelle merayap
masuk kedalam rok mini Sasha dan menggelitiki pahanya bagian dalam.
Rasa geli memaksa Shasha untuk merenggangkan kedua pahanya yang
mulus, kedua tangannya bertumpu ke belakang pada meja saat kepala
Michelle mengejar selangkangannya. Michelle memandang kagum pada
belahan mungil yang merekah di selangkangan Shasha, jemarinya
mengeksplorasi kemolekan vagina Shasha.
"Koq nggak pakai celana dalam sihhh ?? "
Shasha tersenyum penuh arti, ia menjawab seadanya...
"Nanti juga kamu pasti tahu koq...."
Tampaknya Michelle tidak terlalu peduli pada jawaban Shasha, gadis
berambut pirang itu menjulurkan batang lidahnya, dengan lembut lidah
Michelle menjelajahi rekahan vagina Shasha. Shasha mendesah saat
Michelle menggigit-gigit lembut bibir vaginanya, sentuhan gigi dan
gelitikan lidah Michelle dengan efektif menaikkan birahi Shasha.
"Ooouhhh, Michellleeeeee..., ahhhhhh"
Shasha tidak pernah menduga perpaduan antara gigitan dan hisapan
dapat terasa senikmat ini, pahanya menjepit kepala Michelle kuat-kuat
saat gadis bule itu mengamuk melumati belahan bibir vaginanya,
berkali-kali bibir Shasha membentuk hurup "A" besar, serangan
Michelle yang ganas membuatnya kewalahan.
Tangan kiri Shasha mendorong kepala Michelle menjauh dari
selangkangannya karena tidak tahan lagi menahan rasa geli-geli nikmat
yang menyerang wilayah intimnya.
"Napa ?? hemmm "
"Nggak tahan Chel, gelii..."
"Geli ?? tapi enak kan.... he he he"
Michelle tersenyum sambil membuka blazer shasha, satu persatu
pakaian mereka terjatuh ke lantai. Shasha menatap kagum pada
buntalan susu Michelle yang padat, tangan Michelle menarik kemudian
membenamkan wajah Shasha diantara belahan payudaranya. Non
Michelle mendesah pelan merasakan hisapan-hisapan mulut Shasha
pada puncak payudaranya, wajah Michelle tampak renyah, kedua
matanya semakin sayu saat wajah Shasha mendekati wajahnya. Lidah
Michelle terjulur menggapai batang lidah Shasha, air liurnya bercampur
dengan air liur Shasha. Bibir kedua karyawati cantik itupun saling
memangut, ciuman Michelle berubah liar menjalajahi leher dan rahang
Shasha. Wajah Shasha terangkat ke atas memberikan ruang agar
Michelle lebih leluasa menggeluti batang lehernya, kedua matanya yang
sipit terpejam-pejam saat jari telunjuk Michelle menekan masuk ke
dalam jepitan bibir vaginanya. Cairan vagina Shasha menjadi pelumas
bagi jari Michelle yang semakin aktif melakukan tusukan-tusukan yang
akurat, di tengah gelora yang semakin liar tiba-tiba terdengar suara
daun pintu yang dibuka dengan kasar hingga membentur dinding di
belakangnya dengan suara keras.
"Krettttt... Brakkkkkkk.....!! "
" Owwww...!! "
"HAHHH....!! "
Aku dan Darso berpura-pura keget. Wajah Michelle pucat pasi, tanpa
dapat berkata apa-apa, ia berdiri mematung karena terkejut, Shasha
berpura-pura menghardikku dan Darso.
"JANGAN MAIN BENTAK BEGITU DONG...!! Saya laporin nih Sama Pak
Satpam di depan, biar diarak di jalan raya....!!Nggak bener nihh...berbuat
mesum di tempat kerja...!!DARSOOOO.., cepat laporkan kejadian ini
kepada Pak Satpam"
"Please Nooo..., Pleaseee...."
"Plas-Plis, Plas-Plis, nama saya Ujang bukannya Cuplis... sembarangan
wae...!!"
"Jangan Ujanggg...jangannn" Non Michelle dan Non Sasha memohon
kepadaku.
"Jangan?? Apanya yang jangan ?? Jangan dilaporkan atau jangan
terlambat dilaporkan hah?? Saya ini selalu jujur bekerja, setia sama
perusahaan kalau ada kejadian yang keluar dari jalurnya seperti ini,
saya tidak akan tinggal diam...., saya akan....."
"WOIIIII..., diem lu Jang..! Bacot lu tuh kepanjangannn...NYAHOO!!"
Darso menyemprotku,
Si gemuk itu maju ke depan, matanya mendelik merayapi tubuh seksi
Non Michelle, dengan gagah Darso memasang kuda-kuda, kemudian
mendekati Michelle yang menyilangkan kedua tangannya di dada saat
mata Darso melotot memelototi buah dadanya yang buru-buru
membalikkan tubuhnya memunggungi Darso.
"Hua Ha HA HA Ha...mana Jangg , Manaaaa ?? Dasar lemah luu..!!
Selangkangan doang yang gede n panjang....!! masa kalah ama cewe..!!,
sampai dibikin jungkir balik pula Wa ka ka ka ka ka....."
"Sialan lu...!!"
"Nihhh, ciatt.. Plakkk. Ciatttt... Plakkkk plakkk.., Mana ?? cewe
jagoan ?? nggak ada apa-apanya Koqqqq, nihh Plakkk
Plakkk..!!.Hiatttt...!! Plakk.."
Darso terkekeh-kekeh sambil menepuk-nepuk buah pinggul Michelle
bergantian yang kiri dan yang kanan sambil bergaya bak Jet Lee
bertubuh balon, wajah Darso maju ke depan kebagian Tengkuk
Michelle, hidungnyaa mengendusi leher belakang Michelle.
"Bukkkkk.....!!
"Hakkkkkkkhhhssss....!!"
Seiring dengan suara keluhan kerasnya tiba-tiba wajah Darso terangkat
ke atas saat sebuah uppercut mampir di dagunya, tubuhnya limbung ke
belakang kemudian dalam hitungan ala wasit "satuu, Duaaaa, Tigaaaa...
Gubrakkk..!!", tubuh besar Darso jatuh berdebam, kedua matanya teler
tubuhnya tergeletak diatas lantai, sementara mulutnya merintih
kesakitan.
"Haaduh biyunggggg... , mampuss dahhh,.ngehhhh...."
"Rasain luhh, Wak ka ka ka ka ka"
Aku cekakakan, setelah puas menertawai Darso, aku mengeluarkan
sebotol Pulpy Orange, kubuka tutupnya kemudian menaruh minuman
segar itu diatas meja, dengan santai aku mundur dan membuka pintu
ruangan bersiap-siap untuk lari marathon.
"Sekarang tinggal dipilih..!! ,Non Michelle mau minum Pulpy Orange..!!
Atau saya teriak nih...!! Rohmannnn....!! SOLEHHHHH.....!!BURUAN
KADIEEEU......!! Eittt... jangan coba-coba mengejar Saya. , saya jamin jari
saya lebih cepat ketimbang Non Michelle...!!"
Aku langsung mengancamnya yang hendak melompat menerjangku,
Non Michelle buru-buru melintangkan kedua tangannya melindungi
payudara dan vaginanya dari kebuasan tatapan mataku yang mendelik
dengan spontan Non Michelle kembali membalikkan tubuhnya
memunggungiku.
"Jangan Ujangg.. Jangann,!!Chell. Minum aja Chell..!! Cepetttt...."
Non Shasha berpura-pura panik, setegar-tegarnya Non Michelle tentu
saja ia ketakutan jika sampai digerebek oleh Pak Satpam apalagi
disertai ancaman serius, diarak di jalan raya. Di tengah kepanikannya
dengan cepat Michelle menyambar dan meneguk habis minuman
pelepas dahaga yang tentu saja isinya sudah kucampur dengan serbuk
pelepas birahi super, dalam waktu 15 menit efeknya segera bekerja
dengan efektif sehingga membuatku berani mendekatinya yang tampak
gelisah.
"Berlutut Non...., Saya kasih kontol gratis..."
Kuletakkan dan kutekankan telapak tanganku di bahunya. Ia berlutut di
hadapanku, kubelai-belai kepalanya, kebaikanku dibalas olehnya,
sebagai gantinya kini telapak tangannya meremas celana panjang yang
kukenakan tepat di bagian selangkanganku yang menggembung,
dengan terburu-buru jemarinya membuka ikat pinggangku, kemudian
melepaskan pengait celanaku dan Srettttt.......!!
"AOHH..!! Makkkkk...!! Hati-hati Nonnnn, Nanti punya Saya kegigit
resleting.......!! Wuuuuuakkkkhhhhh"
Dengan kasar Non Michelle mengodok dan merengut batang penisku,
waduhh, kasar sekali tangannya mengocok-ngocok batang penisku,
batang lidah Non Michelle menempel di buah zakarku kemudian
happpp, Mulutnya mencapluk buah zakarku, mengemuti sepasang buah
zakarku.
"P-Pelan, Pelan-pelan Non..,"
Gila...!! Non Michelle begitu liar menyantap batang penisku, cium sana,
cium sini, jilat sana jilat sini,dalam waktu yang relatif singkat batang
penisku kuyup terbasuh oleh air liur Non Michelle. Aku menahan nafas
saat mulutnya terbuka lebar memayungi kepala penisku dan
Kreppppp....mulutnya mengatup menelan kepala penisku, kepala Non
Michelle bergerak maju mundur dengan teratur,nikmat sekali rasanya
saat batang lidahnya menggesek-gesek melingkari kepala penisku, ia
begitu keasikan mengoral batang penisku hingga tidak menyadari Darso
mendekatinya, dengan kasar Darso menjambak rambutnya yang pirang.
"Ahhhhh....!! "
"Sialan lu, maen uppercut seenaknya,Sini....!! "
Dengan kasar Darso menekankan punggung Michelle hingga buah
dadanya menempel di atas meja. Kaki Darso menyepak kaki kanan dan
kaki kiri Michelle agar merenggang, batang penisnya menggesek
belahan pantat Non Michelle sebelum akhirnya menekan kerutan dubur
si pirang. Kedua mata Non Michelle membeliak saat kerutan duburnya
terasa merekah dirojok oleh kepala penis Darso, wajahnya yang cantik
mengernyit kesakitan, otot dubur Michelle mengkerut berusaha
menghalangi masuknya batang penis Darso. Perlawanan otot dubur
Michelle berakhir tragis saat Darso menyentakkan batang penisnya
kedepan membongkar paksa kerutan liang anusnya.
"OAHHHHHHHHHH.....!! it's HURTTTTT....! ARRRGGG..!!"
"Gimana rasanya kalau bool lu yang gua uppercut pake KONTOL gua
HAH !! Sakit banget kan ?? JAWAB LU LONTE...!! "
Dengan beringas Darso menyodomi Non Michelle, yang ber-oh-ah-oh-
ah tanpa daya saat penis besar Darso menyodominya dengan kasar.
"UNGGHH.. UNGGGHHH NGGUHHH, its too Hurrth-akhhh..!!"
Non Michelle melenguh-lenguh keras, jarinya mencakar-cakar meja
untuk melampiaskan rasa sakit yang begitu hebat mendera lubang
duburnya, dengan seenaknya Darso mengocek-ngocek liang anusnya.
Tanpa melepaskan Non Michelle ia duduk di atas meja. Posisi Michelle
duduk dipangku oleh Darso dengan kedua kakinya yang mengangkang,
liang anusnya tersumbat oleh batang penis Darso yang terbenam
hingga ke pangkal penis, batang penisku mendekati belahan vaginanya
yang berwarna pink.
"kemon Jang, kita hajar bareng-bareng..."
Dengan satu tusukan yang kuat kubenamkan batang penisku ke dalam
rekahan vaginanya. Sempit, peret, namun sudah blong alias sudah
nggak perawan lagi, Non Michelle mendesah-desah menggairahkan
saat batang penisku bergerak keluar masuk menusuk-nusuk liang
vaginanya.
"O la laaa, sudah pernah dirojok ya Non?? kapan sih saat pertama kali
Non Michelle entotan...?? "
"six teenn y.o Unnnhhh..."
"Wahh,koq bisa pas banget sama standar KBB ya ??"
"What isssshh, Kha Bhe Bhe....??"
"Oooh itu tehh, Kisah Biuti en de Bis, emang Non Michelle nggak
tahu ?? ntar deh saya ajak Non Michelle ke warnet biar tau apa itu
KBB..."
"Ooo Yeahhh.. Yesssh, Yessshh Ahhh.., Emmmm YEAhhhh..."
Suara Non Michelle mirip seperti suara pemeran wanita difilm-film
porno. Non Shasha melangkah menghampiri dan memelukku dari
samping kanan, bibir Non Shasha mengejar memangut bibir Non
Michelle sambil menggenjoti belahan vagina si pirang aku bergantian
berciuman dengan Non Shasha dan Non Michelle.
"Ahhh.. Crrr Crrrrr Sruutttt.. cruutttt..ohhhhhhh....."
Wajah Non Michelle terangkat ke atas, sekujur tubuhnya mengejang
kemudian sepasang kakinya terkulai lemah, selemah tubuhnya yang
terdesak-desak akibat belahan vaginanya kusodok dan liang anusnya
disodomi oleh Darso, untuk beberapa saat lamanya Non Michelle
pasrah disandwich olehku dan Darso.
"Emmmhhh, Darsoooo, akkkkhhhh Ujanggggg....ahhhhh, fuck me!!"
Kenikmatan mengupas wajah asli Non Michelle tiba-tiba ia menjerit
keras untuk melampiaskan nafsu birahinya, tubuhnya yang seksi
menggeliat-geliat liar. Keliaran Non Michelle dan jeritan-jeritannya
membuatku dan Darso semakin bergairah untuk menyetubuhinya, Non
Shasha menjulurkan lidahnya, dengan rakus ia menjilati rahang dan
dagu Non Michelle kemudian bibirnya membekap bibirnya. Pipi non
Shasha mengempot saat ia mengemut bibir Non Michelle.
"Ujanggg aku pengen dijilatinnnnn"
Aku mendelik saat Non Shasha mengangkangkan kedua kakinya, ia
bersandar santai di sebuah kursi, aku mencabut batang penisku dari
himpitan vagina Non Michelle kemudian aku merangkak di antara kaki
Non Shasha yang mulus, kubenamkan wajahku dalam-dalam sambil
menghirup aroma therapy di selangkangan kekasihku yang cantik jelita.
Aroma vagina Non Shasha menjadi obat yang mujarab meredakan rasa
pusing yang menggeluti kepalaku.
"Non suka pusing ngak ??"
"Pusing ?? pusing kenapa jang ??"
"Maksud Saya , kalau Non Shasha nggak beginian nih..."
Aku bertanya sambil menyelipkan jari jempol di antara jari telunjuk dan
jari tengahku kemudian memasangnya didepan wajah Non Shasha,
kekasihku yang cantik menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah
jengah..
"Kalau saya suka pusing Non...,"
"itu sih kamunya aja yang hipersex.., "
Non Shasha menjawab sambil mencubit hidungku yang pesek. Tangan
kanannya menekankan kepalaku tanpa membantah aku kembali
menikmati sajian nikmat di selangkangannya, dengan menggunakan
dua buah jari aku membuka bibir vaginanya. Sebuah kacang mungil
terselip di belahan vagina non Shasha bagian atas, kujilati clitoris Non
Shasha hingga ia mengejang saat mencapai klimaks. Non Michelle
menggeliat turun dari pangkuan Darso, ia merangkak menghampiri
selangkangan Non Shasha, aku memberikan jalan untuknya, kuremas-
remas dan kuelusi buah pantatnya yang empuk..
"Ahhhh Michelle.........."
Batang lidah Non Michelle menyapu permukaan vagina Non Shasha
kemudian ujung lidahnya menggelitiki rekahan vagina dan tonjolan
klitoris Shasha, tubuh Shasha menggeliat-geliat indah. Geliatan tubuh
Non Shasha memancing Darso untuk menghampiri dari arah samping,
wajah Darso memayungi buntalan dada Non Shasha sebelah kanan
kemudian Nyammmm, Nyammmm Nyammmm, bergantian Darso
mengunyah-ngunyah, menggeluti susu Non Shasha.
"Pesawat Stealth jenis Bomber B2 super" milikku melayang di udara ,
dengan cepat pesawatku menungkik mendarat di hanggar sempit yang
nikmatnya bukan kepalang, kudesakkan batang penisku menggali liang
dubur Non Michelle.
"Gebb-BROSSSHHH...!! BLUPPHHH...!!"
"OOOOOO......!!"
Terdengarlah sebuah suara seruan keras seiring dengan tersungkurnya
tubuh Non Michelle saat kuhantamkan batang penisku membongkar
kenikmatan di liang duburnya. Kugerakkan batang penisku memutar,
mengaduk-ngaduk anusnya. Mulut Michelle mencucup dan menghisap
kuat-kuat vagina Non Shasha sementara tangannya menyambar batang
penis Darso dan mengocok-ngocok batang penis Si Obe berbody
seperti layaknya Rony Dozer.
"Pofffhh Poffffhhh Pokkkk Pofffkk Pokkkk..." suara berkeceplokan
terdengar menggairahkan mirip seperti suara butir- butir telur yang
pecah saat berjatuhan dari sebuah keranjang
Kuayun-ayunkan batang penisku menyodoki liang anus Non Michelle
dalam ritme yang cepat kemudian melambat saat si pirang merintih
antara sakit dan nikmat.
Setelah suara rintihannya mereda aku kembali menyerang anusnya
dengan membabi buta hingga Non Michelle memekik keras, setelah
puas menyodominya , kucabut dan kujejalkan batang penisku kedalam
himpitan Liang Vaginanya, tubuh Non Michelle terdesak maju mundur
dalam posisi doggy style memgikuti ayunan penisku.
"Ohhhhh..!! Uhh YEAHHH...!! Pofh...N-Nooo.. Pleaseeee fuck me"
Non Michelle merangkak, ia mengejar batang penisku
"Kemon Nonn.., Kadieu....Eittthhh...!! ngak kena Nonnn"
Terjadilah pertempuran kecil antara Ujang the matador Vs seorang
gadis cantik berambut pirang, saat mulut Non Michelle hendak
mencaplok batang penisku kugerakkan ujang junior menghindar ke
kanan hingga terhindar dari caplokan mulut yang tentunya sangat
berbahaya bagi orang yang lemah jantung. Saat Non Michelle hendak
mencaplok ke kanan sambil melangkah mundur kugerakkan Ujang
junior menghindar ke kiri, berkali-kali aku mempermainkan Non
Michelle kemudian pada suatu kesempatan aku melangkah maju sambil
membantingkan batang penisku menampar pipi Non Michelle.
"PLAKKK...!! "
"Auhh..!! Ujangggg... Pleaseeeeee, I want it.."
"Pake bahasa Indonesia Nonnn, jangan pake Bahasa Inggris atuh..!! I'm
kurang ngarti nih.... "
"Ujangg, aku mau ngisepin kontol kamu, ayo Ujangggg...."
"Seneng nyepong ya Non....??"
"Seneng banget, mauuu..."
Aku berdiri sambil berkacak pinggang, kusodorkan batang penisku ke
dalam mulut Non Michelle yang ternganga, dengan rakus ia
menghisap-hisap batang penisku, Nyyooottt... Nyooootttt.. Nyotttt...
bibir Non Michelle yang monyong tersumbat oleh batang penisku
bergerak maju mundur dengan teratur.
"Gilaaa..!!" aku berseru kagum, Non Michelle merendamkan batang
penisku ke dalam tenggorokannya sedalam yang ia sanggup, tanganku
mengelus rambutnya yang keemasan, ia menengadahkan wajahnya ke
atas. Kedua matanya bertatapan dengan mataku, kerongkongannya
memeras-meras kepala dan batang penisku.
"Sini Nonn, saya cape berdiri melulu, duhhh andai saja saya yang
menjadi direktur, semua karyawati disini ngak usah pake baju kalo lagi
kerja.., pasti asik ya....... "
Aku berangan-angan sambil duduk bersandar di kursi empuk, tepat
dimana si tua Selmi biasa duduk jika ia memimpin rapat penting,
dengan suka rela aku menerima hadirnya sesosok tubuh mulus yang
mendudukiku dalam posisi duduk saling berhadapan, kubenamkan
wajahku di belahan dada Non Michelle, kukecupi buntalan buah
susunya tanpa terlewatkan satu centipun, kugigit puting susunya yang
mengeras kemudian aku menyusu dipuncak payudara Non Michelle
sebelah kiri sementara tangan kananku meremas-remas payudaranya
sebelah kanan.
"Aduh Nonnn, susu import-nya mantabbbbb...!!
"Uj-Ujanggg.., Auhhh, akhhh.."
"Nyummmm Muahh Nyemmmm Mmmhhh Hummmmhhhhh"
"ahhh, emmmhh - emmmmhhhh, ahhhh, hsssshh ahhhhhh"
Keluhan Non Michelle semakin melemah dan akhirnya bibirnya hanya
dapat mendesah dan merintih lirih saat aku bergantian mengunyahi
sepasang buah dadanya yang semakin membuntal. Wajahku terangkat
ke atas saat merasakan belaian pada kepalaku, kumonyongkan bibirku
ke atas menyambut bibir Non Michelle yang meluncur turun
Kecupan-kecupan ringan mulai saling berbalas, seiring dengan naiknya
nafsu birahiku dan Non Michelle, ciuman dan lumatan-lumatan liar
mulai bekerja dengan efektif memanjakan nafsuku dengannya, batang
lidahku dan batang lidah Non Michelle bergerak bergantian saling
mendesak dan mengocek-ngocek rongga mulut lawannya.
"Cupphhh Cuphhhh.. Cuphhhh...."
Kedua tanganku mencapit pinggang Non Michelle, kubandingkan
kulitku dengannya, kulitku begitu hitam kecoklatan mirip seperti
kerupuk gosong, sedangkan tubuh Non Michelle begitu putih bersih
tanpa noda, entah kenapa tiba-tiba aku kelepasan bertanya dari lubuk
hatiku yang paling dalam.
"Non Kalau mandi pake rinso anti noda ya ??
"Enak aja.., emangnya aku baju...!!."
"Bukan baju Nonn, tapi sarunggg.. he he"
"Sarung ?? "
"Sarung kontol saya..ha ha ha ha, nah bicara tentang sarung kontol,
masukin dong Nonnnn...., "
"Eussshhh Owwww...."
Aku meringis merasakan cubitan pedas Non Michelle di dadaku.
"ehhh mau kemana Non ??!!!Sini Nonnn...!!"
Aku protes keras saat Non Michelle turun dari pangkuanku, ia hanya
tersenyum sambil menepiskan tanganku yang hendak meraih tubuhnya
kemudian mengibaskan rambut emasnya ke kiri dan kanan, tubuhnya
yang seksi melenggok gemulai, desahan-desahan manjanya begitu
menggoda, Non Michelle berstriptease ria untuk menaikkan nafsu
birahiku, dan ia berhasil dengan sesukses-suksesnya.
"Wahhhhh ?? !! Gileee..., Darso sini cepet...!! wuihhh, GELOO..!!"
"Enggak ah Jangg , gue lagi seru nihhh Emmmhhh kemon Non,
terusss..., goyanggg..., cie-ilehhh goyangan Shasha asik punya,
CIHUYY..euy!!" Batang penis Darso menghajar liang vagina Non Shasha
dengan sekuat tenaga.
Detak jantungku semakin keras saat Non Michelle menggeliat di antara
kedua pahaku yang mengangkang, bibirnya menciumi pahaku bagian
dalam dan terus naik ke atas mengejar buah zakarku, batang lidahnya
yang basah dan hangat memainkan buah zakarku, jika diperhatikan
lidah Non Michelle seperti sedang menjilati s krim saat ia menjilat-jilat
batang kemaluanku.
"Ujang sayanggg, pinjem kontol kamu buat sikat gigi ya... Houuphhh"
Non Michelle tersenyum nakal, kemudian mulutnya menganga dan
tenggelamlah Ujang junior kedalam rongga mulutnya, dengan
menggunakan kepala Ujang Junior, Non Michelle melakukan gerakan
seperti orang yang sedang menggosok gigi. Hisapan dan juga gesekan-
gesekan kepala penisku pada giginya mengakibatkanku bergantian
merasakan rasa sakit dan nikmat, seenaknya Non Michelle
mempermainkan penisku menganiaya Ujang Junior.
"J-jangan kena gigi Non , Ouwwww.., Akhhh Uhhh, HEUDEUHH...!!
Sudah, sudahh Nonnnn, Ehhh jangan Nonn.., dihisap, Hi Hi Hi dihisap
Nonnnn, digelitikin pake lidahhh Ahe he he, geli ehhhhssssshhhh
Enakk Nonnn. WeeeeHH-Ughhhhh...!!ihhh, Sini Nonn....jangan kena gigi
Nonnnn, Ayo Dong Ahh, Eowwwww, sakitttt Nonnn hakkkhhhss.."
Non Michelle menepiskan tanganku yang hendak meraih tubuhnya, aku
merengek agar ia segera menaikkan vaginanya pada batang penisku.
Tubuh Non Michelle yang seksi mulus melangkah mundur saat aku
berdiri dan mengejarnya, dengan gerakan meliuk yang indah ia
menghindari terkamanku.
"Hupppp..., kena...!!"
"Aduhh...!! Awww,!! Ujangggg he he he he"
Pada suatu kesempatan aku menyambar pinggangnya. Non Michelle
terkekeh saat aku mendudukkannya di pinggiran meja, kedua kakinya
mengangkang mempertontonkan keindahan belahan vaginanya.
"Nonn, Inget Ya..., mulai besok jangan pernah sekali-kali memakai
celana dalam kalau Non Michelle berangkat kerja, pokoknya nggak
boleh...!! Jelas Non ?? "
Non Michelle terdiam, ia menatap Shasha yang tengah disetubuhi oleh
Darso, pertanyaannya kini terjawab sudah. Untuk sesaat ia terlihat
bimbang namun akhirnya ia mengangguk menyetujui permintaanku, aku
bersujud di hadapan selangkangannya, kutusukkan dua buah jariku
menusuki belahan vaginanya, ujung lidahku memijat-mijat klitoris Non
Michelle, sesekali kutengadahkan wajahku ke atas untuk melihat
ekspresi wajahnya sambil mempergencar tusukan-tusukan kedua jariku
pada rekahan vaginanya.
"Ohhhhh... Crrruuuttt.. cRrrruuutttt...."
Lingkaran otot Vagina Non Michelle menggigit kuat kedua jariku, liang
sempitnya terasa berkedutan berkontraksi dengan kuat, seiring dengan
itu kedua jariku yang tengah berendam di dalam vaginanya seperti
disiram oleh cairan panas yang lengket perlahan kutarik kedua jariku
keluar dari dalam cepitan vaginanya, mulutku terbuka lebar-lebar
menangkup rekahan vagina Non Michelle, kuhisapi cairan vaginanya
yang gurih.
"Auhhh..!! Ujangggg..., ohhh nikmatt...ahh, ahh OWWW...!!."
Non Michelle menendang pundakku saat gigiku menggigit bibir
vaginanya, aku terkekeh sambil bangkit berdiri, kugesekkan kepala
penisku pada belahan vaginanya yang sedikit merekah menanti
datangnya batangku yang besar panjang.
"Nggghhhhhh.... Uj......aaaannn...ggggggg"
"Michelleeeeeeee..., Ohhh ampunn, !!nikmatnya memek import...!!"
Kedua tanganku mencengkram buah susunya kemudian meremas-remas
buntalan buah dadanya, kutarik-tarik pentilnya sambil menyodok-
nyodokkan batang penisku menghajar belahan vagina non Michelle,
kuayunkan batang penisku kuat-kuat menggedor-gedor belahan liang
vaginanya yang mulai cerewet mengeluarkan suara-suara becek.
"Plefffhh..!! Plefffhhh..!! Plefffffhh..!!!"
"Ngehhh, Akhhh Hegkkkk.. AWW, Hssshh "
Helaan nafas Non Michelle terputus-putus saat liang vaginanya
digempur hebat, dihajar dan dihantam oleh batang penisku, bibirnya
terus menerus mengeluarkan suara - suara menggairahkan yang
memancing nafsu birahi, kumainkan tempo tusukanku dari cepat ke
lambat, kemudian saat ia terlena , kuhajar liang vaginanya yang nikmat
dengan brutal hingga kedua mata Non Michelle membeliak-beliak
merasakan kenikmatan yang berlebih, tubuhnya yang seksi mulus
terguncang hebat tanpa daya, butir-butir keringat memandikan tubuhku
dan tubuhnya. Kukalahkan Non Michelle sebanyak dua kali hingga ia
terkulai lemas. Aroma tubuh Non Michelle berbaur dengan aroma alat
kelamin kami berdua.
"Ujanggg.., Enakkhhh Hekkkkk, Ngeeeehhhhh...!!"
"Sama Non saya..h Jhuuuuuga ENAKKK...!!"
"Kocok yang kuat Janggg,, yang kuatttt....Akkhhhh..!!."
"Kaya gini Non ??"
"Eggghhhhh... Akhhhhhhhhh Crruttt cruttttt....."
"Muncrattt....lagi ?? he he he he, gimana nih Non ?? kalah melulu sampe
memek Non Michelle banjirrrr, gimana Non ?? enak ya??. "
"Ooo Ujanggggghh you're so stronnggghhhh !!"
Aku berbangga diri saat mendengar pengakuan Non Michelle yang
mengakui keperkasaanku, rintihan dan rengekan Non Michelle
membuatku semakin tekun dan rajin memberinya sodokan-sodokan
kenikmatan, wajah si pirang yang seksi mengernyit hebat saat ia
mencoba menahan nikmatnya rojokan kerasku pada rekahan liang
vaginanya.
"Lets try whomen ngon tophhhh..." di tengah dengus nafasnya yang
memburu Non Michelle mencoba untuk berkomunikasi denganku, dan
tentu saja terjadi miskomunikasi akibat ketidak jelasan suaranya yang
meminta sesuatu.
"Hahh ?? !! women ngentot ?? lah... inikan lagi...ngentot.."
"Bukan women ngentot ujang sayanggg, women on yop... Plophh"
Non Michelle menarik vaginanya hingga batang penisku terlepas dari
himpitan celah sempitnya, aku berbaring pasrah di atas lantai. Non
Michelle mengambil posisi jongkok menghadap padaku, mirip sekali
seperti sedang buang air kecil di atas batang penisku, bedanya kini ia
akan berusaha keras untuk membuang cairan kenikmatannya.
"oohhhhhh, hsssshhhhh, uhhhhhhh, ohhh-yeahhhhhh..!! yeahhhhh...!! "
Wajahnya terangkat ke atas seiring dengan masuknya batang penisku
membongkar liang sempitnya, wajah Non Michelle tampak renyah saat
menikmati gelusuran kepala penisku yang menggelosor masuk semakin
dalam hingga akhirnya vagina Non Michelle menduduki batang penisku
dengan sempurna, aku terlena oleh senyumannya saat ia
memandangiku dan aku semakin terlena saat otot vagina Non Michelle
bergerak turun naik pada batang penisku, dinding vaginanya meremas-
remas dan memanjakan batang penisku dengan kenikmatan yang dicari
oleh setiap laki-laki. Kedua tangannya menekan bahu kanan dan kiriku
untuk menjaga keseimbangan kemudian vaginanya bergerak liar turun
naik menghempas-hempas dengan dahsyat, sedahsyat amukan lautan
birahi yang diarungi oleh kami berdua saat alat kelamin kami berdua
saling mendesak dan menyerang dengan membabi buta.
"Ohh, Darsoo.. " Michelle mengeluh saat selangkangan Darso menaiki
buah pantatnya, batang penis Darso menggesek belahan vaginanya
kemudian sibuk mencari jalan untuk memasuki liang anusnya,
Aku menolehkan wajahku kesebelah kanan memandangi Non Shasha
yang terkulai.
"Waduhh...!! Lu apain sampe Non Shasha ampe babak belur begitu ??"
Aku menyindir Darso yang sudah sukses mempecundangi Non Shasha,
kekasihku yang jelita tertidur dengan kondisi rambut acak-acakan
setelah habis-habisan digenjot oleh batang penis Darso, tubuhnya
yang putih mulus bersimbah kucuran keringat.
"Owwww...!! Akhh Hekkkkhh ..!! Ouhhhhhh...!!!"
Non Michelle hampir menangis saat aku dan Darso menggempur lubang
anus dan lubang vaginanya, untuk sesaat aku dan Darso berhenti
kemudian merayunya untuk bertahan lebih lama lagi demi memuaskan
nafsu birahiku dan Darso.
"sebentar lagiii Nonnn, sebentar..." aku mencoba untuk menghiburnya.
"Dikit aja, sedikit...."Darso menimpali.
"Ujanggggg..., ngak kuattt ,aghhhhhhhhh.. crrr crrrr crrutttt...!!"
"Sedikit dan sebentar" datang silih berganti dan akhirnya melewati,
detik, menit dan jam, butir-butir keringat yang meleleh menjadi pemicu
dan bahan bakar bagi keliaranku dan darso untuk menyetubuhi tubuh
Non Michelle yang seksi mulus, rengekan-rengekan Non Michelle yang
kewalahan menjadi minyak alami bagi nyala api birahi yang semakin
berkobar-kobar dengan dahsyat, tidak terasa malampun semakin larut,
gelapnya malam menyembunyikan kenikmatan yang tengah dinikmati
olehku. Darso dan Non Michelle, gerakan kami bertiga semakin kacau,
suara erangan dan rintihan terus terdengar dari bibir Non Michelle.
Vagina import Non Michelle berkedut-kedut kuat demikian juga anus
importnya, dan akhirnya kami bertiga mengeluh bersama-sama disapu
dengan keras oleh gelombang kenikmatan yang begitu hebat
menggulung tubuh kami bertiga..
"ahhh Ujangg Ahhhhhh.. !! Darsohh-HHHeghh Crrrr crrutttttt..."
"NON MICHELLEEEEE.....!! CROTTTT CROTTTT...CROTTTT..!."
Aku dan Darso berseru keras saat berlomba mengisi liang anus dan
liang vaginanya dengan sperma kami berdua, aku menggigit batang
lehernya sebelah kanan sedangkan Darso menggigit batang lehernya
sebelah kiri, dua buah bekas gigitan kemerahan menjadi stempel di
leher Non Michelle yang jenjang. Aku berbaring di sisi kanan dan darso
berbaring di sisi kanan tubuh Non Michelle yang terlentang lemas.
Kami berdua mengobrol sambil asik mengelus, meremas dan
menghisap-hisap dada Non Michelle, tidak berapa lama aku dan Darso
bergantian menaiki "barang import" di dalam ruangan rapat yang
mengeluh kelelahan saat rekahan vaginanya bergantian kembali dipacu,
disodok dan dirojok oleh batang penis kami berdua, ia bahkan meronta
berusaha melepaskan diri saat vaginanya dan anusnya disandwich
dengan brutal. Aku mencengkram pinggulnya kuat-kuat sambil
memompa liang anusnya, sedangkan Darso mencekal pinggang Non
Michelle untuk mengatasi rontaannya, batang penis Darso merojok
kuat-kuat rekahan vaginanya yang memar.
"aduhh Ujanggg, Darssoooo, aku capek, pegel nihhhhh..."
"Dikit lagi.... dikit.....lagi..Nonnn"
"dari tadi dikit mulu..., udah donggg hik hikkk hikk..."
"Sebentar Sayanggg..., tahan sebentarrr aduhhh, enaknyaaa"
-------

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.