Senin, 09 Maret 2015

Office Cutie 4: Berbagi Lubang Pengantin Baru

"HOAAAAAMMM!!" aku membuka mulutku lebar-lebar,
Sretttt...kuturunkan resleting celanaku dan kutarik Ujang Junior keluar
dari dalam celana dalamku yang dekil, Serrrrrrrr...serrrrrrr serrrrrrrr...
kusirami sebuah pot keramik di dinding toilet yang sedang
menganggur, sebuah senyum mengembang di bibirku yang tebal,
membayangkan wajah seorang gadis cantik berwajah pirang berwajah
sensual sensual bertubuh seksi, si pirang baru saja lulus dan langsung
diterima kerja di perusahaanku (ehh salahh..., maksudku, perusahaan
Bu SELMY) Ia sudah bekerja selama seminggu dan sampai saat ini aku
masih belum juga berhasil menemukan kesempatan dalam kesempitan
(vaginanya) EHEMMMM.....!! aku berdehem keras ketika kata sempit
secara otomatis mengarahkan otak kotorku pada belahan di
selangkangan si pirang. Aku mendesak-desakkan tubuhku bagian
bawah mendesak pot porcelain itu, batang penisku mendadak tegang.
"Ujang sayangg.... "
"EeHHHHH" aku menghentikan gerakan konyolku ketika sebuah suara
memanggil namaku dari belakang, dengan reflek aku menengok ke
belakang
"PRRROOOOTTTT....Fuahhh...!! "
"AUHHHH...!! Beuuuuhhh... Monyong lu!!" telapak tanganku mengusap-
ngusap wajahku yang terkena semburan air dari mulut Darso, seorang
sahabat karibku yang berperawakan tinggi besar, gemuk berlemak.
"Paya otak-lu dinginnnnn..., lagi ngapain lu... Jang...!" .
"He he he he......" aku terkekeh tanpa menjawab pertanyaam-nya, aku
tahu Darso hanya menyindirku, Darso berdiri di sampingku kemudian
ikut menyirami sebuah pot di sisi potku, wajahnya tertunduk sambil
menghela nafas panjang.
"Hhhhhhhhhhhh.... Jangg lu tau nggak, Non Ayhwa udah balik loh dari
bulan madunya..... "
"WADUHHHH... GAWAT...!!!"
"Ehhh napa emang ?? Apanya yang GAWAT ??"
"Udah dijebol donggggg... "
"SOMPRETTT.....!! jangan bikin gua panas dong JANG!!"
"Panas di hati atau panas di bawah... he he he"
"Ya dua - duanya lah JANG......Hhhhhhhhhhhh" aku tidak melanjutkan
guyonanku menyaksikan wajah Darso yang hampir menangis, sahabat
karibku menghela nafas panjang untuk melepaskan beban berat di
hatinya, aku tahu sudah lama Darso naksir berat sama Non Ayhwa,
tubuh si pengantin baru ramping sexy mungil, kemolekan tubuhnya
ditunjang oleh wajah orientalnya yang jelita, sungguh beruntung pria
yang kini menjadi suaminya. Setelah memasukkan " barang" kami
masing-masing, aku dan Darso mencuci tangan di wastafel sambil
mengobrol ke sana kemari, tiba-tiba muncul sebuah ide gila di otakku.
"Psssttt... lu mau nggak begini sama Non Ayhwa?" aku berbisik sambil
menyelipkan jempolku di antara jari telunjuk dan jari tengahku, sebuah
senyuman mesum mengembang diwajahku..
"MONYONG LU JANGG,.!! " Darso cemberut, bibirnya meruncing.
"hushhhh..., gua serius nihh....., yeee ditanya malah bengong...ya
sudah-lah" Aku hendak berlalu keluar dari dalam toilet namun tubuh
Darso yang berlemak menghadang langkah-ku.
"Gimana caranya Jang??" Darso bertanya kepadaku, ia tampak antusias
sekali dengan ide gilaku.
"Begini...he he he he" kujejali Darso dengan segudang ilmu-ku yang
sudah kubuktikan dan kupraktekkan pada Non Shasha dan Non Vania.,
aku terus berbisik-bisik di telinganya dan ia mengangguk-anggukkan
kepalanya, sebuah senyum mesum mengembang di wajahku dan
sahabat karibku, sebuah koalisi tercipta diantara kami berdua, koalisi
untuk berburu karyawati-karyawati cantik bermata sipit diperusahaan
XXXX tempat kami berdua mencari nafkah, sebuah perangkap sudah
disiapkan untuk menjebak dan memperdaya Non Ayhwa si pengantin
baru yang cantik jelita.
********************************
Hari Senin siang
Setelah menerima misscall dari Darso di hp-ku, dengan langkah
terburu-buru aku segera menuju ke toilet lantai tiga, letak toilet itu
berada di pojok kiri bersebelahan dengan toilet wanita, Darso sedang
menatap ke arah toilet pria, nafasnya turun naik dengan cepat, kutepuk
pundaknya dari belakang....
"Gimana ?? berhasil ???"
"Ituu.. ituuu masukkk JANGGG....!!Tapi..." Darso tergagap menjawab
pertanyaanku, tanpa menunggu lebih lama aku melompat masuk
mengejar mangsa-ku, sebuah senyum mengembang di bibirku ketika
telingaku mendengar suara, serrrrrr.... serrrrrr...serrrrrr....dari balik
sebuah pintu yang masih menyembunyikan seorang mangsaku yang
cantik, aku merasa yakin Non Ayhwa tidak dapat bersembunyi dari
keganasan-ku karena di dalam toilet pria itu hanya ada sebuah wc
tertutup dan lima buah pot keramik yang tergantung di dinding dan tiga
buah wastafel yang berjejer tertanam pada sebuah meja batu panjang
berlapiskan keramik berwarna putih di bawah sebuah cermin berukuran
besar yang terpasang di dinding.
"(???????????????...........)"aku terkejut ketika seseorang membekap
mulutku dan menyeret tubuhku dari belakang, keluar dari dalam toilet
pria dan terus menyeretku ke tempat yang tersembunyi, aku
menolehkan kepalaku kesamping belakang ketika orang itu
melepaskanku, aku keheranan menatap raut wajah Darso yang
ketakutan, dasar kampungan, mau dikasih yang enak-enak malah
ketakutan seperti itu.
"Lhaa...gimana sihhh lu!! Belon apa - apa udah keok duluan, dasar
pengecut, BADAN AMA ISI SELANGKANGAN AJA YANG GEDE" aku
mengumpat kesal sambil menyikut perutnya yang buncit.
"Ssssttttt... janggg Ituuuu....." Darso meletakkan jari telunjuknya pada
bibirnya yang meruncing kemudian menunjuk kedepan, JANTUNGKU
berhenti berdetak KARENA TERKEJUT, ALAMAAAAKKKK!!!
"HAHHHHHH......@#$%@@#$ ?? Goblokkk....!! Kenapa nggak ngomong
dari tadi, AMPIR AJA GUA MAMPUSSSS!!!" aku mendesis keras
mengumpat sambil mendelikkan mataku.
"Lohhh ?? Koqq nyalahin gua sihh, kan elu sendiri yang nyelonong
masuk seenaknya..!!, makanya dengerin dulu...kata-kata gua sampe
abis, gua-kan belum selesai bicara..JANGGG..."
--------------
Hari Selasa, jam 17.05....
"Jangggg... lu yakin nggak?? Ntar kaya kemaren!! Ampir aja lu
ngembatttt.... Bu Selmy!! "
"Gua yakinn..., duh bawel amat sih lu, udahhhh cepetan-ah , ntar nggak
keburu dodol!!" aku mulai naik pitam ketika Darso meragukan
keampuhan tipu muslihatku.
Darso segera menyambar selembar kertas pengumuman yang kubuat
dengan bantuan Non Vania, si gemuk menempelkan kertas
pengumuman itu tepat di pintu toilet wanita, "Maaf sedang dalam
perbaikan", isi kertas pengumuman yang tertempel di depan pintu toilet
wanita itu, kami bedua segera bersembunyi ditempat persembunyian
kami, aku dan sahabat karib-ku menanti seseorang yang diharapkan
akan datang. Tidak berapa lama aku dan Darso tersenyum sambil saling
berpandangan ketika seorang karyawati cantik melangkah terburu-buru
menuju toilet wanita yang letaknya bersebelahan dengan toilet pria.,
tubuhnya elok molek, ramping seksi , wajahnya cantik jelita, kedua
matanya sipit, bibirnya yang mungil tampak segar menggoda.
"Aduuhhhhh, uuhhhh....Hssshhhhh.. nggak tahan... emmmhhh" si
pengantin baru tampak kebingungan, kedua kakinya yang mulus
merapat seolah-olah sedang menahan sesuatu, berkali-kali bibirnya
yang mungil mendesis pelan, setelah menengokkan kepalanya kesana-
kemari, tubuh moleknya mulai mendekati pintu toilet pria yang sengaja
kubuka dengan lebar. Ia tampaknya masih ragu-ragu untuk masuk ke
dalam perangkap kenikmatan yang sudah kami persiapkan di dalam
toilet pria, dengan cepat tubuh molek itu menyelinap masuk ke dalam
perangkapku, aku dan Darso menahan tawa ketika keragu-raguannya
dihantam oleh " kebutuhan yang mendesak".
Darso melangkah mendahului-ku, kami berdua masuk mengikuti si
pengantin baru yang cantik jelita dengan mengendap-ngendap tanpa
mengeluarkan suara kami menanti di depan pintu kenikmatan yang
masih tertutup rapat, Seeerrrrr......!! Serrrrrrrrr....!! aliran nafsu bejat
membuat sesuatu di permukaan celana kami menggembung, dengan
sabar aku dan Darso menunggu makan siang kami yang pasti lezat,
krekettttt.... pintu itu terbuka lebar, sesosok tubuh molek berwajah
oriental menampakkan dirinya.
"HAHHHHH..... ?? Nonn Ayhwaaa ?? "
"WADUHHHHHHH.... ?? "
"AWWWWWW.........!!! "ia berteriak kecil.
Aku dan Darso berpura-pura terkejut, sementara ia tersentak karena
terkejut setengah mati, ia tidak menduga kalau aku dan Darso akan
memergokinya.
"Lagi ngapain di sini NON ?? HAYOH...., NGGAKU.....!!" Darso mulai
menginterogasi si pengantin baru bermata sipit.
"ehh Euuu.., ini..., aku salah masuk....." si cantik berusaha mencari-cari
alasan.
"NGGAK MUNGKIN NONNNN...., NGGAK LIAT ITU APAAN??" Dengan
mudah Darso mematahkan alasan si pengantin baru dengan menunjuk
ke arah lima buah pot keramik yang menggantung berjajar di dinding.
"Pasti Non Ayhwa pengen ngintipin titit, hayo NGGAKU!!!" aku
menuduhnya sambil menjulurkan tanganku ke arah dada si cantik yang
tengah tergagap, oleh tuduhan-tuduhanku dan si gemuk Darso.
"NGGAKKK...!! BUKANNN...!!, Akuuu, ituu... Heiiii, jangan kurang ajar
kamu UJANGGG...!!" Ayhwa menepiskan tanganku yang hendak
menjamah susunya.
"SITU YANG JANGAN KURANG AJARRR...! MASUK ke dalam toilet pria
buat ngintipin titit saya dan UJANG!" Darso mendorong bahu Non
Ayhwa dan mendesak tubuh karyawati cantik itu ke dinding dekat
dudukan wastafel, tas si pengantin baru terjatuh di bawah kedua
kakinya yang gemetar ketakutan.
"Lepaskannn,, heii, Darsoo...Lepaskannnn!! atau aku teriak nihh!!" Non
Ayhwa mendorong tubuh Darso yang berusaha untuk memeluk
tubuhnya yang molek mungil, ia berusaha menggertakku dan Darso.
"Coba aja, kita lihat siapa nanti yang bakal-an menanggung malu...!!"
"TOLONGGG ADA TUKANG INTIPPPPP!!" aku berpura - pura mulai
berteriak.
"Kurang keras Jangg teriak lagii... yang kerassss!!"
"Toolllooonnggg!!" aku sedikit mengeraskan suaraku.
"Jangann Ujanggg...jangannnnnn!" si pengantin cantik bermata sipit
memohon dengan suara memelas.
"Makanya nggak usah ngancam mau berteriak-teriak begituuuuuu....,
n'tar kalau ada yang datang gimana?? " sikap Darso berubah menjadi
lebih lembut, aku tersenyum sambil menempelkan kertas pengumuman
yang kedua pada pintu toilet pria "maaf sedang dalam perbaikan",
Clickkkkkkk...kututupkan pintu itu dan ku kunci dari dalam.
"Ujanggg..., Darsooooo...tolong lepaskan akuuuu, tolong..." Ayhwa
memohon sambil terisak ketika Darso memeluk tubuh mungilnya dan
mendudukkannya di atas dudukan meja wastafel, kedua kaki mulusnya
yang terjuntai merapat ketakutan.
"Non Ayhwa, saya tidak akan menyakiti-mu percaya-lah sayang." Darso
membelai wajah Non Ayhwa kemudian dengan lembut mengusap
airmata yang meleleh di pipinya
Tangan Darso meloloskan blazer berwarna putih yang membalut tubuh
mungilnya dan memberikannya kepadaku, dengan rapi aku melipat jaz
blazer Non Ayhwa, baru saja aku selesai melipat baju blazer itu, Darso
kembali menyodorkan baju kemeja berwarna krem yang baru
dirampasnya dari tubuh mulus si pengantin baru.
"Sialannnnn...!! Lu pikir gua lemari baju hah??? bajunya doang yang lu
bagi ke-gue" aku mendesis kesal, mataku melotot menatap gundukan
putih yang mengintip dari balik bra Non Ayhwa.
"He he he..., sekaliannnnn...., lipet yang rapi ya Jang...n'tar lu pasti gua
bagi, tapi gua lagi melepas rindu dulu nihhh sama Non Ayhwa..., jangan
ganggu yaaaaa...... he he he he... cupphhhh....." Darso mengecup pipi
Non Ayhwa
Si cantik melengoskan wajah-nya, ia berusaha menghindari sebuah
ciuman di bibir mungilnya. Darso tersenyum mesum tangannya
mengusap-ngusap lutut Non Ayhwa, usapannya terus merayap naik
sambil menarik rok mininya sedikit demi sedikit ke atas.
"Jangannn...! jangannn DARSO...jangannnn, toloongggg kasihanilah
suami-ku, kasihani-lah dia!" Non Ayhwa menepiskan tangan Darso
yang mengelus pahanya sebelah dalam, ia berusaha mempertahankan
kesuciannya, ia tidak rela tangan Darso menjamah tubuhnya dan tidak
sudi ada tangan lain yang membelai tubuhnya selain tangan suaminya
tercinta.
"Nonnn Ayhwaaaaa...., saya ini lebih kasihan daripada suami Non
Ayhwa, siang-malam saya selalu mengimpi-impikan Non, saya tersiksa
sekali Nonnnnn, seminggu yang lalu cinta saya hancur di tengah jalan
ketika mendengar Non Ayhwa menikahi lelaki itu, panas rasanya hati
saya ini membayangkan tubuh molek Non dijamah oleh laki-laki
lainnnnnn......" Darso menumpahkan seluruh isi hatinya, hatiku ikut
terenyuh mendengar kata-kata Darso yang berlantunkan nada-nada
sedih.
Mata Darso menatap wajah Non Ayhwa yang tertunduk sambil terisak,
tangan kanannya terjulur untuk mencubit lembut dagu si pengantin
baru kemudian mengangkat dagunya agar wajahnya yang cantik
mendonggak ke atas, dengan rakus bibir Darso mengecupi bibir Non
Ayhwa yang berwarna merah muda, air mata semakin deras meleleh dari
sudut mata si pengantin baru yang jelita. Ketika Darso melumat dan
mengulum bibirnya yang mungil, sesekali bibir tebalnya mengecupi
kedua mata Nona Ayhwa, lidahnya menjilati hidung si pengantin baru
yang mancung, setelah itu batang lidahnya bergerak mengulas-ngulas
lelehan air mata Non Ayhwa yang meleleh di pipinya yang lembut
halus.
"AHHHHHH!!" tubuh molek Non Ayhwa terperanjat ketika tangan Darso
merogoh payudaranya sebelah kanan, tangan itu meremas-remas
sesuatu di dalam bra Non Ayhwa sementara bibirnya terus mengecupi
bibir si pengantin baru yang sesekali mendesah pelan menggantikan
suara isak tangisnya yang mulai menghilang
Si cantik bertubuh molek terdiam ketika tangan si gemuk berlemak
merayapi belakang punggungnya untuk melepaskan kaitan branya, ia
tertunduk dengan wajah merona merah dadu ketika Darso menarik bra
putihnya hingga terlolos melalui kedua lengannya. Mata Darso dan
mataku mendelik melotot menatap dua buah bukit kembar yang putih
ranum, jemarinya tertekuk mirip seperti cakar kemudian mencengkram
kedua gunung indah di dada gadis itu, kedua jari jempolnya bergerak
lembut memijiti pentil Non Ayhwa yang tegak meruncing karena
terangsang. Tangan si pengantin baru berpegangan pada kedua lengan
Darso yang sedang asik mencengkram kedua bukit susu di dadanya, si
cantik merintih dan mendesah kecil, wajahnya yang cantik yang semula
hanya menatap lantai kini mulai terangkat menatap wajah Darso,
bibirnya yang mungil merekah dan mendesis sambil sesekali
memanggil nama si gemuk itu.
"aaaaahhhh... Hsssshhh....Sssshhssssss.. Darsooooooo... Hssssssss...
ahhhh"
"Cupphh.. Emmmmhhh Cpppp....mmmmmh" Ayhwa memejamkan
matanya ketika Darso kembali menundukkan wajah untuk melumat
bibirnya yang mungil
Dengan rakus si gemuk mengulum bibir Non Ayhwa, cumbuan mereka
semakin memanas ketika si cantik bertubuh molek mulai berani
membalas lumatan-lumatan bibir Darso, sambil meremasi payudara Non
Ayhwa Darso mengecup, melumat dan mengulum bibir mungil itu
sampai puas. Si gemuk mengecup dahi Non Ayhwa kemudian
menjulurkan batang lidahnya menjilati sela-sela bibir mungilnya. Non
Ayhwa menjulurkan batang lidahnya menerima ajakan lidah mesum
Darso yang terus menggeliat diantara sela-sela bibirnya yang mungil,
dua batang lidah yang tampak basah itu bergerak saling menyapu dan
mengelus, berkali-kali Darso menghisapi dan mengulum batang lidah si
pengantin baru yang jelita. Darso memposisikan tubuh gadis itu untuk
berlutut menghadap ke arah cermin besar yang terpasang di dinding,
kini melalui bayangan di cermin besar itu Nona Ayhwa dapat
menyaksikan dengan mata kepalanya sediri apa yang sedang diperbuat
oleh Darso, seorang office boy bertubuh gemuk berperut buncit yang
tengah menggerayangi kemolekan tubuhnya.
"Ehhssshhhhhhhhh... ahhhhhhhhhh...... " tubuh mungil itu menggigil
ketika Darso melumati dan mencumbui batang lehernya yang putih
jenjang, matanya menatap sayu pada bayangan tubuhnya di cermin, ia
mendesah ketika Darso mengusap bulatan payudaranya bagian bawah
kemudian meremas-remas susunya yang semakin membongkah padat.
Sementara bibir Darso mengecupi dan membasuh kedua pundaknya
bergantian sebelah kiri dan kanan.
"Ihhh...Geli......Hssshhhhhhh" tangan kiri Nona Ayhwa bergerak ke
belakang mendorong kepala Darso yang sedang menggeluti batang
lehernya bagian kiri, dengan lembut tangan Darso mencekal
pergelangan tangan Non Ayhwa dan menariknya ke belakang kemudian
kembali melanjutkan aksinya menggecupi dan mencumbui bahu,
pundak, leher, dan telinga si pengantin baru yang terus mendesah dan
merintih pelan. Tubuh moleknya meliuk ke sana kemari berusaha
menghindari serangan-serangan Darso yang geli-geli nikmat, sesekali
wajahnya yang jelita mendongkak ke atas sambil mendesis dan
mendesah menahan cumbuan panas dari seorang office boy bertubuh
gemuk berlemak.
"Saya buka ya Nonnnn...paya lebih afdool" tangan Darso mencapit
resleting rok mini Non Ayhwa kemudian menarik resleting itu turun
dengan sekali sentakan yang kuat, setelah meloloskan rok mininya,
tangan Darso bergerak untuk meloloskan secarik celana dalam putih
yang melindungi wilayah suci Ayhwa.
"haaaaaaaaaaaa...??!!" Ayhwa menarik nafas ketika tangan kanan si
gemuk meraih menangkup selangkangannya dari belakang, tangan kiri
Darso semakin aktif menggerayangi dan meremas-remas payudara-nya,
mulut Darso bergerak mengecupi dan menjilati punggungnya, entah
kenapa ia merasakan suatu sensasi yang merangsang gejolak birahinya
ketika melalui pantulan cermin besar itu. Ayhwa menyaksikan tubuh
mungilnya tengah digeluti oleh seorang pria gemuk.
"Slllssshhhhh ....ohhhhh!" bibir si cantik mendesah pelan ketika
merasakan jari tengah Darso bergerak menekan dan tercelup diantara
cepitan bibir vaginanya yang sudah becek sedari tadi.
"Nonn, memek Non sempit amat ya ? He he he, saya jadi kepingin tahu,
sebenarnya sudah berapa kali sih Non Ayhwa dicolok sama suami Non,
hemmmm?"
"sekahh...li....Hssshhhhss."
"HAHHHH ?? Cuma sekaliii ?? "hampir bersamaan aku dan Darso
berseru kaget, gila..!! laki-laki sinting mana yang membiarkan santapan
lezat seperti Non Ayhwa yang bertubuh molek, berwajah cantik jelita ini
menganggur selama semingguan. Non Ayhwa menjelas-kan kalau
sehari setelah menjalani malam pertama, suaminya dipanggil oleh
atasannya karena keadaan yang cukup mendesak hingga batal
mengambil cuti. Rupanya sang suami lebih mementingkan karirnya
daripada istrinya yang cantik jelita.
"WADUHHHH Non, bukannya bilang sama saya, tau gitu saya yang
nemenin Non Ayhwa honeymoon selama seminggu" berkali-kali Darso
menarik dan menekankan jari telunjuk-nya yang mulai tercelup-celup
kedalam belahan vagina si pengantin baru yang mendesah sambil
menekuk wajahnya yang cantik memperhatikan jari tengah darso yang
tengah bekerja dengan giat menusuki belahan vaginanya.
"Enakk Nonn ? "
"He ehh..." Non Ayhwa mengangguk kecil, sebuah anggukan dari si
cantik yang membuat nafsu binatang Darso semakin buas, jari
tengahnya bergerak semakin cepat
Batang lidah Darso terayun menjilati lelehan keringat yang mulai
mengucur di tengkuk dan leher si pengantin baru bermata sipit yang
cantik jelita, tubuh moleknya menggeliat indah dalam rengkuhan
nafsunya yang begitu buas dan liar. Satu demi satu pakaian si gemuk
terlepas dari tubuhnya, tubuh Darso kini telanjang bulat menyusul
tubuh molek si pengantin baru yang polos tanpa selembar benangpun
menutupi tubuhnya yang molek.
"Enhhhh...!! Crrruttt cruuuttt" si pengantin baru tiba-tiba mencekal
pergelangan tangan si gemuk sambil menarik pinggulnya ke belakang
hingga jari tengah Darso tergelincir dan terlepas dari cepitan
vaginanya.
Dengus nafasnya tersenggal merasakan denyutan-denyutan kenikmatan
di wilayah intimnya seakan-akan sedang memeras cairan vaginanya
hingga meleleh ke atas meja batu berlapiskan keramik berwarna putih
bersih, tangan Darso meraup cairan vagina si pengantin baru kemudian
membasuh batang penisnya yang besar panjang dengan cairan
kewanitaan Non Ayhwa untuk menyamarkan bau penisnya yang tidak
terawat.
"Nonnn, jilatin titit saya dong!"
Si gemuk tersenyum-senyum sambil membantu Non Ayhwa turun dari
atas dudukan wastafel, setelah menekan bahu si pengantin baru agar
berlutut di hadapan selangkangannya, Darso mengacungkan batang
penisnya ke depan sambil menarik tangan kiri Ayhwa dan meletakkan
tangannya pada batang penisnya yang besar dan panjang.
"ihhhh.... Darso, besar amat??!!" mata sipit Ayhwa melotot menatap
batang penis berukuran jumbo milik Darso yang bulatannya jauh lebih
besar dari bulatan batang penisku, walaupun jika dibandingkan dari
panjangnya tidak jauh berbeda dengan panjang penisku.
"Gede mana sama punya suami Non Ayhwa ? "
"Yaaaaa, gede-an punya kamu sihhh" wajah si cantik merona merah,
tangan kirinya mendorong penis Darso hingga menempel sejajar dengan
perutnya yang buncit, lama sekali tangan kanan Non Ayhwa mengelus-
ngelus batang besar panjang di selangkangan Darso yang bertubuh
gemuk berlemak mirip seperti sosok Rony Dozer di Extravaganza
"Nonnn, jangan cuma dielus-elus doang donggg...."
"emmm... Darso maunya diapain??" Ayhwa bertanya menantang sambil
menengadahkan kepalanya ke atas, sebuah senyuman nakal
mengembang di wajahnya yang jelita.
"Dijilat terus diemut sama Non Ayhwa, ceilehhh nonnnnn, pake nanya
lagi, Ayo Non, jangan malu-malu he he he he"
"Digini-in ? sllcccckkkk.. ckkk ckkk slllllccckkkkk... "
"Uhh - Ahhhhh..., iy iya Nonnn terusss, terusss" Darso menekuk
wajahnya ke bawah, bola matanya membeliak keenakan ketika batang
lidah si pengantin baru yang basah dan hangat memanjakan batang
penisnya, kepala Ayhwa terayun-ayun sepanjang kemaluan Darso,
batang lidahnya terjulur-julur dengan gerakan yang teratur menjilati
buah pelir dan batang penis si gemuk, sesekali lidahnya melingkari
kepala penis Darso yang berkali-kali melotot keenakan menikmati
basuhan batang lidah itu pada kepala kemaluannya.
"(Happppp....), HEUDEUHHH??!! Aduh Non, jangan digigit gitu dong!!" si
gemuk protes, dengan reflek ia menarik penisnya ke belakang ketika
gigi Ayhwa terbenam di kepala kemaluannya..
"he he he he." Ayhwa terkekeh nakal sambil menengadahkan kepalanya
ke atas, matanya yang sipit menatap wajah Darso yang merah padam
karena menahan nafsu..
"Duuu-uhhh... non Ayhwa gemes-in dechhh, sini Nonnn duduk,
heuppp...nahhhhh" Darso mendudukan si pengantin baru di pinggiran
meja wastafel, mata sipitnya menatap sayu ketika Darso berlutut di
hadapan kaki mulusnya, kedua tangan Non Ayhwa menyilang di dada,
ia berusaha melindungi kedua bukit indahnya yang semakin membuntal
padat dengan putingnya yang berwarna pink kemerahan dari tatapan
mataku yang liar.
"Coba ngangkang Nonn.....,Yeeh malah tambah dirapet-in "
"Malu-ah...... "wajah sicantik bertubuh molek semakin merona karena
jengah, sementara Darso semakin ber-nafsu untuk mengangkangkan
kaki mulus sipengantin baru, dengan sedikit paksaan Darso
mengangkangkan sepasang kaki mulus sicantik bertubuh molek.
"Ohhhh... Darso hh....hhh." nafas Non Ayhwa berdesahan ketika kepala
si gemuk terbenam di selangkangannya, jemari tangannya yang lentik
mengelus-ngelus kepala Darso yang tengah mengendusi wilayah
intimnya.
DUGGG...!! DUGGGGG...!! DUKKKKK....!! Jantung Darso berdetak dengan
keras, bola matanya memincing menatap tajam kemolekan vagina si
pengantin baru, cuping hidungnya kembang kempis mengendusi aroma
vagina si cantik yang begitu harum merangsang sementara kedua
tangannya mengusap dan mengelus-ngelus permukaan paha Ayhwa
yang putih mulus. Lidah Darso terjulur memanjang dijilatnya belahan
vagina si cantik yang terperanjat ketika ujung lidahnya mengelus-
ngelus lingkaran bibir vaginanya, tengah asik-asiknya Darso menjilati
vagina Ayhwa, tiba-tiba terdengar suara nada dering MP 3 dari tas
kecil Ayhwa yang kini tampak pasrah, aku membantu mengambilkan
telepon genggam milik si pengantin baru.
"Halooooo ? "
(Hai Sayanggg..., aku jemput ya.....)
"Ehhh... jangannn...., aku lembur, hari ini mungkin aku pulang agak
malam"
(Wahhhh, gimana donggg... padahal aku sudah kebelet nihhh..,
pengennnn)
"Yawdahhh..., kamu istirahat dulu di rumah.. kamu pasti cape setelah
bekerja seharian., tunggu aku pulang."sambil menjawab telepon dari
seseorang wajah si pengantin baru terangkat keatas, ia menggigit bibir
bawahnya untuk menahan desisan kenikmatan yang hampir keluar dari
bibirnya ketika mulut Darso terbuka dan mencaplok vaginanya.
(Hhhhhh.... Kalau gitu aku tunggu kamu pulang ya sayanggg, jangan
lama-lama yach lemburnya...)
"mmmmmmm... iyah aku usahakan dahhhhh..."
(Dahhh muacchhhhhh....!!)
Darso menengadahkan wajahnya memperhatikan wajah jelita si
pengantin baru yang mendadak murung, ada kebimbangan yang tersirat
di wajahnya setelah menerima telepon dari suaminya tercinta.
"ehhhh UJANG.... Ahhhhemmmppph!" aku memeluk tubuh mungilnya
dari samping untuk mengusir kebimbangannya, kutundukkan kepalaku
untuk melumat bibirnya yang mungil, kukecupi dan kulumat-lumat bibir
mungilnya dengan bernafsu hingga tubuh moleknya meronta dalam
pelukanku karena kehabisan nafas sementara Darso kembali melumati
dan mengemut bibir vagina Non Ayhwa yang semakin becek dilelehi
oleh cairan kewanitaannya yang gurih, gairah si pengantin baru
semakin menggebu-gebu menyadari tubuh mungilnya yang molek kini
digeluti oleh dua orang office boy sekaligus.
"AAAA.... Hhnnnnnhhhhh.... Srrrutttt... crrrutttt...." tubuh si pengantin
baru menggelepar dan menggigil nikmat ketika vaginanya kembali
berdenyutan dengan kuat memuntahkan cairan puncak klimaksnya
sementara butiran keringat semakin deras mengucur melelehi tubuhnya,
kedua tanganku meremas-remas lembut sepasang bukit payudaranya
yang indah.
"Uhhh... Darso, pelan-pelan yachh." Non Ayhwa tampak khawatir ketika
kepala penis jumbo milik Darso menempel di pintu vaginanya yang
mungil
"HE Ehhhh..., tahan ya Nonnnn" Darso meraup lelehan cairan berwarna
putih kental yang meleleh dari sela-sela belahan vagina si pengantin
baru kemudian membasuh ujung batang penisnya dengan cairan
kewanitaan Non Ayhwa.
"Hssshhhh... Darso... Hsssss Hsssshhhhh.....Afffhhh" wajahnya yang
cantik tergolek lemas ke samping kanan, perutnya yang rata tanpa
lemak tampak kembang kempis menahan desakan-desakan kepala
penis jumbo milik si gemuk yang sedang berusaha menembus cepitan
belahan mungil di selangkangannya.
"BROSSSHHH....!! OWWWWW.....!!!" mata si cantik membeliak menatap
wajah Darso ketika satu sentakan hebat akhirnya membongkar cepitan
vaginanya yang mungil, kepala penis berukuran jumbo milik seorang
OB bertubuh gemuk berlemak kini terbenam hingga sebatas leher penis
tercepit di antara sela bibir vagina si pengantin baru yang menggeliat-
geliat resah ketika Darso menekan-nekankan batang penisnya yang
besar panjang. Centi demi centi batang besar itu melesak semakin
dalam mendesak liang vagina mungil si pengantin baru yang tersiksa
kewalahan menerima desakan batang besar milik seorang OB yang
terbenam semakin dalam.
"Urrrrhhhhh, aaaaa... Ahhhhhhh " ayunan penis Darso mebuat tubuh si
pengantin baru yang molek mulai terguncang mengikuti helaan batang
besar yang bergerak menusuki vaginanya dengan lembut
Si gemuk membelai wajah Non Ayhwa yang jelita sambil terus berusaha
mengayunkan penis besarnya yang masih sulit untuk keluar masuk
dalam cepitan vaginanya.
"ohhhhhhhh...Darso...Ahhhhhh!!" si pengantin baru mendesah panjang
ketika Darso meraih tubuh mungilnya yang bersandar pada cermin
besar, tangan si gemuk melingkari bokong Non Ayhwa sementara yang
satu lagi membelit dan mengusapi punggungnya yang basah
berkeringat, belum begitu lama Darso mendesak-desakkan penisnya
tubuh si pengantin baru tampak menggelinjang dalam pelukannya,
wajahnya yang jelita terlihat renyak ketika menikmati denyutan cairan
puncak klimaksnya yang kembali tumpah digenjot oleh seorang office
boy segemuk Rony Dozer. Darso memeluk erat-erat tubuh si pengantin
baru tangannya membelai dan mengelus rambut Non Ayhwa yang
semakin basah, si gemuk membiarkan si pengantin baru untuk
beristirahat sejenak dalam pelukan kasih sayangnya. Aku terkekeh
menatap mata sipitnya yang terpejam ada sebuah senyum kepuasan di
bibirnya yang mungil.
"Nonnn, sini......sama UJANG he he he " aku merebut tubuh mungilnya
dari pelukan Darso, kubalikkan tubuh mungil itu menghadap ke arah
cermin besar yang terpasang dinding toilet kemudian kutekankan
punggungnya hingga dadanya jatuh merata di atas meja keramik itu.
"AHHHHHH....!! " seiring dengan tubuh moleknya yang tersentak aku
mendengar desahan keras dari bibir si pengantin baru ketika kepala
penisku mengait vaginanya dari belakang.
"Ah Aaaa Ah..Ahh.." tubuh molek Ayhwa terayun tersentak-sentak
tanpa daya ketika aku mulai menembaki cepitan vaginanya yang mungil
sementara Darso mengusap-ngusap punggungnya yang basah dibanjiri
oleh butiran keringat, sesekali si gemuk menundukkan wajahnya untuk
mencumbui dan menjilati punggung, pundak, bahu dan telinga Ayhwa
yang mendesah-desah dengan nikmat.
"Uhhhhhh..., Ujanggg Janggg.. Ohh Darsoooo.. Aww Crettt serrrrrr!" Non
Ayhwa kewalahan menahan sodokan-sodokan kuat batang penisku dan
cumbuan Darso yang kembali menghempaskan tubuh moleknya terkulai
di pantai kenikmatan puncak klimaks yang nikmat dan indah, tubuh
molek si pengantin baru terus terayun-ayun dengan teratur, terdengar
suara hempasan-hempasan selangkanganku yang beradu dengan buah
pantatnya.
"Jam berapa sekarang??"
"Jamm 6.11 JANG.....he he he, nggak kerasa udah satu jam-an yah"
"He he he... " aku terkekeh sambil terus memacu batang penisku
menyodoki vagina si pengantin baru, berkali-kali aku memeras cairan
puncak klimaksnya hingga ia mengeluh kecapaian.
"Ennnhhh Hssshh Ujangg aku cape..., Uhh!!"
"Sabar ya Nonnn, soalnya hari ini Non Ayhwa bakal super cape" Darso
terkekeh sambil mengecup bahu si pengantin baru yang masih
tersentak-sentak akibat vaginanya disodoki oleh batangku dari sebelah
belakang.
Darso membuka ikatan tikar yang sebelumnya sudah kami persiapkan,
sigemuk menghamparkan tikar itu di atas lantai toilet kemudian
membaringkan tubuhnya yang gemuk berlemak terlentang dengan
pasrah
Aku menoleh kearah Darso kemudian menggodanya.
"Mau ngapain lu pake ngangkang segala ? "
"Sialan, udah cepetan....nggak usah cengengesan begitu!" Darso
memakiku sambil mendelikkan matanya.
"He he he... Ploppfffhhh..., Non..., naek bom-bom car gihh!!" Aku
terkekeh sambil mencabut batang penisku kemudian menggiring tubuh
molek si pengantin baru untuk menaiki penis jumbo Darso.
"Haaa aaaaaa.. AHHHHHHHH!!" wajahnya yang cantik jelita terangkat ke
atas mengiringi masuknya sebatang penis jumbo ke dalam jepitan
vaginanya yang mungil, kedua tanganku memegangi pinggangnya yang
ramping dari arah samping kemudian kubantu si cantik untuk menaik
turunkan pinggulnya.
"Cleppp.. BLEPP.. BLEPPP.. BLEPPP... Clepphhh..." rambutnya yang
indah basah bergerak bergelombang ketika tubuh moleknya tersentak-
sentak ke atas dengan kuat saat sebatang penis berukuran jumbo
disodokkan oleh pemiliknya menyodoki belahan vaginanya yang mungil
"Dad Darrssoohh pelanhhh-plannhhh... Annnhhh.. Oww Owww!!"
Darso menghentak-hentakkan batang penisnya dengan sekuat tenaga,
kedua tanganku kini menarik kedua lengan Non Ayhwa ke belakang
hingga susunya membusung ke depan. Mata si gemuk mendelik
menyaksikan payudara Ayhwa yang terguncang hebat dengan gerakan
yang indah, permainan Darso semakin lama semakin kasar dan liar
hingga tubuh molek itu terlompat-lompat tersentak kuat tanpa daya di
selangkangannya. Entah berapa kali tusukan-tusukan kasar itu
merobohkan si pengantin baru dengan hantaman puncak klimaks.
"JREBBB... Nggeehhhhhhhhhh... Crrutttt.. crrrut!!" Ayhwa merasakan
tubuhnya yang molek terkulai lemas dan roboh dalam pelukan Darso,
nafasnya tersenggal dan bibirnya yang mungil termegap-megap
kehabisan nafas, habis sudah tenaganya yang terakhir disedot oleh
puncak klimaksnya yang berdenyutan.
Aku menaiki buah pantat si pengantin baru yang sudah terkulai
menungging tanpa daya, kutempelkan kepala penisku pada belahan
buah pantatnya. Kedua tanganku mencengkram dan menekan buah
pantatnya seperti sedang membelah duren, kutatap lubang kecil yang
masih perawan di belahan pantatnya yang bulat padat, ia melenguh
ketika kepala penisku mulai menekan pintu anusnya yang mengkerut-
kerut ketakutan, dengan kasar kepala penisku menggedor pintu anus
Non Ayhwa yang masih membandel.
"Ngeh.. Ngehh, Ngehhh nnnnnnngggeeeehhhhhhhhh " Ayhwa
merengek-rengek ketika merasakan liang anusnya dipaksa semakin
melar, anusnya terasa sesak ketika batang besar seorang officeboy
menyodominya,
"SAKITTTTTTT!! OAAWWWW...!!" tubuh moleknya terperanjat kesakitan
ketika batang penisku sukses melakukan tugasnya menyodomi liang
anusnya.
"Haaaaaaaaaaaa!!" hanya suara itulah yang kami dengar dari mulutnya
yang ternganga lebar matanya yang sipit membeliak-beliak ketika
penisku dan penis Darso bergerak teratur bersamaan menusuki vagina
dan anusnya sekaligus, dengan setia tusukan-tusukan penisku dan
Darso mengantarkannya berkali-kali menuju puncak klimaks.
"Cretttt... Cretttt... serrrrr...., Crettt Crettt Serrrrrrr....."
:"KECROTTTT... CRRROTTTT ARGGGH...."
"URRRHHHHH.... CRRROOOOOOOOTTTTT......!!"
Aku dan Darso melilit tubuh moleknya yang terkulai lemas di antara
himpitan tubuh kami berdua. Si cantik molek termegap bercucuran
keringat seperti halnya keadaanku dan Darso yang basah kuyup
sementara suara desahan dan dengusan nafas kami bertiga terdengar
keras saling bersambutan. Ayhwa terdiam kecapaian tubuhnya yang
molek terkulai lemas tak berdaya di antara himpitan tubuh dua orang
office boy berkulit coklat kehitaman, kedua matanya yang sipit terpejam
- pejam sementara bibirnya yang mungil sesekali termegap berusaha
untuk mengambil nafas.
****************************
Sekitar jam 10.30
Seorang karyawati cantik diantar pulang oleh seorang Office Boy
dengan menggunakan sebuah sepeda motor bebek dukun berwarna
merah, dengan lemas tubuhnya yang molek merosot turun kemudian
melangkah limbung ke dalam rumahnya di daerah perumahan XXXXX.
Ia melangkah mendekati sebuah pintu yang tertutup rapat perlahan-
lahan tangannya membuka dan mendorong pintu kamar di hadapannya,
air mata meleleh jatuh di pipinya menyaksikan seorang pria yang
tengah tertidur dengan pulas di atas sebuah ranjang yang kini telah
ternoda. Sebuah penyesalan terucap dari bibirnya yang mungil
"Maafkan Aku.. Hkk.. Maafkannn... Hhh Hkkk Hkkkkkk...", setelah
mengusap airmata yang melelehi pipinya dengan perlahan ditutupnya
kembali pintu kamar itu
Ia mengambil handuk dan membersihkan dirinya dengan kucuran air
shower hangat, di bawah kucuran air shower hangat wajahnya kembali
merona merah bibirnya yang mungil mendesis memanggil nama dua
orang office boy di kantornya.
"UJANGGG... Darsooooo... Hssshssss... ah ahhhh"

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.