Selasa, 03 Maret 2015

alfi dan lila sidokter cantik 3

Episode 3 dari 3 : Cinta dan Kebahagiaan buat Lila
Di kota H, di rumah ibu Lila.
Dr Lila
Pagi itu Lila terlihat sedang asyik mengemut penis hitam Alfi.
Gadis
itu tampak begitu menikmati hal itu, dengan mata terpejam
jemari
lentiknya mencengram bagian pangkal batang sementara
mulutnya
dipenuhi sepertiga bagian batang termasuk ujungnya yang
berkulup. Tak ada kocokan sedikitpun, Lila hanya menghisap
kuat
sambil mempermainkan lidahnya di sekitar leher penis bocah
itu.
Rasa manis dan gurih muncul dari mazi Alfi yang selalu keluar
setiap saat dari lubang pipisnya tanpa henti
Bila ia bosan mencucup ujung kulupnya yang runcing sesekali
ia
tarik kulit penutup tersebut ke belakang hingga glans-nya yang
bulat bagai sebuah tomat itu nampak sudah memerah. Lalu
kembali
mengemutnya.
Clek..cek...clek..cek..
"Ouhhh...ka..kakkk" rintih Alfi. Ia tak tahu entah sampai kapan
Lila
akan mengoralnya. Meski sudah lima belas menitan
melakukan itu
namun gadis itu tak kunjung merasa puas. Alfi berusaha keras
bertahan agar tak berejakulasi di mulut Lila.

Alfi dan Lila, Si Dokter Cantik 2

Episode 2 dari 3 : Asmara dan Gairah
Kota H
Meskipun Alfi tak menginginkan hal tersebut malam itu terjadi
padanya dan dokter Lila namun kejadian seperti ini tak pernah
terjadi sebelumnya pada setiap gadis yang pernah ia tiduri.
Bukannya Lila menjadi suka dan ketagihan akibat di tiduri
malahan
gadis itu membenci dan mendampratnya habis-habisan. Atas
saran
dari Sriti, Alfi menelpon Niken dan menceritakan apa yang
telah
terjadi. Hari itu juga Niken dan Sandra dengan ditemani oleh
masing-masing suami mereka datang ke kota H. Mereka
berempat
berencana mendatangi rumah Lila namun sebelumnya mereka
menjemput Alfi dan Sriti terlebih dahulu. Sepanjang perjalanan
ke
rumah Lila, Sriti memberikan penjelasan atas apa yang terjadi
malam itu. ia sendiri tak menyangka jika semuanya akan
berakhir
kacau seperti ini, padahal awalnya ia dan Alfi bermaksud baik
ingin
menyelamatkan Lila dari Erik.
"Aduuuh Fi.. apa yang selama ini aku khawatirkan terjadi juga.
Seharusnya kamu tak terlalu lama berjauhan dari kami karena
aku
tahu kamu akan kesulitan mengendalikan hasratmu. Kini aku
benar-
benar binggung harus bagaimana saat ini." ungkap Sandra
serius
pada Alfi.

Alfi dan Lila, Si Dokter Cantik 1

Kegelisahan dan Kesucian yang Ternoda
Suatu sore di tempat praktek Dr. Lila
Dr. Lila
"Tak ada yang perlu engkau kuatirkan, janinmu dalam keadaan
sehat" ujar Lila pada Niken.
"Ada baiknya memasuki trismester pertama ini kalian jangan
terlalu
banyak berhubungan intim dulu agar tak membahayakan janin
di
dalam kandunganmu "tambahnya lagi.
Bagi Lila, pasangan Niken dan Donnie adalah merupakan
pasangan
yang aneh, seperti halnya Didiet dan Sandra. Mereka semua
menjalani kehidupan kamar tidurnya dengan cara yang aneh.
Mungkin orang lain menganggap prilaku mereka 'menyimpang'
'abnormal' atau 'sakit'. Bahkan Lila juga mengetahui bahwa
bayi
yang dikandung Niken bukanlah berasal dari Donnie dan siapa
bapak biologis sesungguhnya meski terlihat keduanya sangat
berbahagia. Namun Lila tetap bersikap profesional dengan
menjaga
kerahasiaan masalah pasiennya apalagi Niken merupakan
sahabat
akrabnya sejak SMU dulu.

hukuman manis buat Donie

Di tempat praktek Dr.Lila
"Baiklah demi Niken sahabatku aku mau membantu kalian
namun
sebaiknya kita menemui seseorang yang tepat pada
spesialisasi di
bidang itu" ujar Dr.Lila saat sore itu Sandra dan Dian datang
menemuinya di ruang praktek.
"Siapa orang itu La?" tanya Sandra tadinya ia berpikir Lila
sendiri
yang akan membantu. Ia baru teringat kalau Lila merupakan
Ahli
spesialis Penyakit Kandungan dan alat kelamin bukan seorang
ahli
Seksiologi.
"Mantan dosenku dulu. Ia seorang ahli Terapi Penyakit dan
Kelainan Seksual. Namanya Dr. Hung atau orang sering
menyebutnya Dr. H"
"Seperti dr.Naek atau Boyke?"
"Ya tapi ia tidak popular seperti mereka meski lebih senior.

Threesome Bersama Alfi

Udara pagi masih berkabut tipis, jam di dinding menunjuk ke
angka
6. Alfi sudah siap berangkat ke sekolahnya bersamaan dengan
Dian
akan berangkat kerja.
"Ayo fii nanti kita telat!" ujar Dian sembari menstarter
mobilnya.
"Sebentar kak!!"
Alfi memagut bibir Sandra sebelum keluar dari pintu depan.
"Emppp.... sudah ahh nanti kamu terlambat" ujar Sandra
seraya
merapikan kerah baju Alfi yang belum rapi.

Alfi dan Bu Gurunya yang Cantik

Rok Niken terangkat sedikit di atas lutut ketika dia
menyilangkan
kakinya yang panjang semampai membentuk betis yang indah.
Bu
Niken, guru Bahasa Indonesia itu sibuk menerangkan pelajaran
di
depan kelas namun pikiran Alfi tak sedikitpun menyimak
pelajaran.
Matanya mengikuti kemanapun tubuh semampai itu bergerak.
Alfi
tidak punya otak yang pandai, modalnya hanyalah sperma
yang
terus berproduksi. Namun Alfi tidak juga dapat disalahkan,
Niken
memang luar biasa menarik, apa-apa yang dimilikinya
sanggup
membuat lelaki manapun bertekuk lutut. Ia memang
primadona di
sekolah itu. Tidak hanya murid laki-laki tapi para guru pun tak
dapat melepas pandangannya saat melihat wanita itu. Niken
berkulit putih, berwajah cantik dengan rambut hitam terurai
sedada
dan berumur 25 tahun. Seorang sarjana sasra lulusan dari
perguruan tinggi terkemuka. Lajang yang dua bulan lagi
dipersunting seorang pengusaha muda kaya. Satu jam
pelajaran
terasa singkat bagi Alfi.
"Uuuu... sudah bel" gerutunya
Beruntung bagi Alfi ia duduk di persis depan meja guru.
Posisinya
paling dekat. Matanya sesekali menatap tonjolan indah pada
dada
Niken. Meski menghayalkan tubuh indah sang ibu guru namun
ia
harus tetap berhati-hati mencuri pandang agar Niken tak
curiga.

Alfi Kecilku yang Menghamiliku

Sebelum memulai kisahku, aku ingin memperkenalkan diriku
dulu,
namaku Nadine, umur 25 tahun, bagian marketing di sebuah
perusahaan asing di Indonesia. Tubuhku termasuk tinggi, 172
cm,
ditunjang dengan bentuk tubuh yang pas hasil dari menjaga
tubuh
secara rutin dengan senam.

Perkenalanku dengan Alfi

Pertama-tama perkenankan aku memperkenalkan diri, namaku
Dian,
24 tahun. Aku kini hampir setahun bekerja di sebuah biro iklan
tak
lama setelah lulus kuliah. Dilihat secara fisik aku terbilang
cantik,
setidaknya begitulah yang dikatakan orang-orang. Tubuhku
169 cm
dengan kulit putih mulus dan membentuk lekukan indah.
Rambutku
hitam panjang sedada dan mata yang bulat. Oke kukira cukup
perkenalan diriku, kalau kebanyakan ntar dibilang narsis lagi
hehehe. Kisah ini terjadi ketika seorang sahabatku, Sandra,
akan
berangkat keluar kota menyusul suaminya ke kota G tempo
hari, ia
telah memintaku sekali-kali untuk menengok keadaan
rumahnya
selama ia tidak di rumah. Rumah mereka hanya ditinggali
seorang
anak asuh mereka, Alfi yang usianya baru akan beranjak 17
tahun.
Ia bertubuh kurus dan berkulit hitam, mereka baru sekitar satu
tahunan mengadopsinya. Tak banyak yang kutahu mengenai
anak
itu. Setahun belakangan semenjak Sandra menikah aku jarang
mampir ke rumah mereka hanya sempat kadang telepon-
teleponan
dengannya. Sandra juga mempergunakan jasa pembantu bik
Nah,
orangnya sudah tua namun hari ini ia minta izin untuk pulang
mudik selama satu minggu. Kebetulan hari sudah agak malam
saat
aku mampir, Alfi yang membukakan aku pintu, kulihat ia
senang
sekali melihatku datang.
"Fii, Bik Nah udah berangkat ya?" tanyaku
"Iya kak, tadi pagi-pagi sekali...Kak, Kakak nginap di
sini,kan?"
"Ngga Fii, kakak hanya sebentar. Habis nengok Kak Sandra
kakak
langsung pulang"
"Nginep aja kak, temani Alfi. Soalnya Alfi takut tinggal
sendirian di
rumah"
Aku menimbang permintaan Alfi, mungkin ada baiknya aku
nginap
di sini. Walau bagaimanapun Alfi masih anak-anak berbahaya
baginya tinggal sendirian saat ini.

Alfi : si Loper Koran dan Sandra, pacarku

Sudah lima tahun aku pacaran dengan Sandra. Kami kuliah di
perguruan
tinggi yang sama. Enam bulan kuliah kami berdua bakal
selesai.Lalu
tahun depan berencana menikah. Sandra pacarku adalah
seorang gadis
yang cantik, pandai, populer di kampus. Body bak model
dengan tinggi
174 cm, 32-28-32, dengan rambut hitam panjangnya yang
indah seperti
model-model iklan shampo. Nilai plus lain baginya adalah ia
masih
perawan, ya...selama ini kami memang hanya bercinta
sebatas peting.
Aku memiliki fantasi seks, sejak kecil aku ingin bersetubuh
oleh
seorang gadis dewasa, namun hal itu tak pernah jadi
kenyataan.
Hingga akhirnya muncul pikiran gila ini. Aku berpikir untuk
meminta
Sandra membantuku mewujudkan mimpi itu. Aku mengatakan
keinginanku pada Sandra. Awalnya ia menolak mendengar
permintaan
aneh dariku. Bahkan ia sempat marah karena heran
bagaimana aku rela
dirinya ditiduri oleh orang lain apalagi sampai menyerahkan
kegadisannya pada seorang bocah ingusan seperti Alfi.
"Please manis...aku benar-benar memimpikannya sejak
kanak-kanak.

Nightmare Campus 13: The Ungrateful

Sore jam setengah empat, Imron hampir menyelesaikan
tugasnya hari
itu dan sudah bisa pulang setelah membuang sampah yang
sedang
diangkutnya dengan troley. Saat itu dia sedang berjalan
dengan
santainya di parkir hendak menuju ke atas ke tempat
pembuangan
sampah. Tiba-tiba saja sebuah Karimun biru muncul dari
tikungan
dengan kecepatan cukup tinggi. 'Niitt...niitt !!' klakson itu
mengenjutkan Imron, mobil itu mengerem mendadak dan
menabrak
tong sampah yang sedang didorongnya sehingga jatuh dan
isinya
sebagian tumpah. Pengemudi mobil itu, seorang pemuda
tinggi besar
berusia akhir 20an turun dengan membanting pintu.
"Heh...apa-apaan sih ini, jalan kok gak liat-liat !?" bentaknya
pada
Imron.
"Lho situ kan yang ga hati-hati, masa di tempat parkir ngebut
gitu
sih ?" jawab Imron santai sambil mengangkat tong
sampahnya yang
jatuh.

Nightmare Campus 12: My Guilty Pleasure

Gedung kuliah bersama, Universitas ******
"Uuhh-eemmhhh....aaahh!" desah gadis itu saat penis hitam
Imron
keluar masuk di vaginanya.
Gadis itu berdiri dengan sedikit menunggingkan pantatnya
sambil
kedua tangannya berpegangan pada meja dosen di ruang
kuliah itu.
Kaosnya telah terangkat hingga ke atas dada, demikian pula
dengan
bra-nya, sehingga tangan kasar Imron dengan leluasa
menggerayangi
kedua payudaranya.yang berukuran sedang dan padat berisi.
Sementara
bawahannya ia sudah tidak memakai apa-apa lagi, nampak
celana
sedengkul dari bahan jeans dan celana dalamnya tergeletak di
sebuah
bangku kuliah. Gadis itu merasakan putingnya semakin
mengeras saja
karena terus dirangsang oleh Imron dengan menggesek-
gesekkan
jarinya, memilin-milinnya atau memencetnya sehingga ia
makin tak
sanggup menahan desahannya. Sodokan-sodokan Imron pun
semakin
cepat menyebabkan meja tempat gadis itu menumpukan
tangannya ikut
bergetar. Mulut Imron mendekati wajahnya dari belakang, lalu
ia
disibakkannya rambut panjang itu ke sebelah. Sebuah jilatan
pada
telinganya membuat gadis itu bergidik geli, lidah itu terus
menggelitik
telinganya yang sensitif lalu turun menciumi tenguknya. Imron
menghirup leher gadis itu yang tercium aroma harum parfum
berkelas.

Nightmare Campus 11: American Beauty

Suatu pagi jam setengah tujuh di
kampus Universitas ******* ketika
segala kehidupan di kampus baru
mulai menggeliat, Imron sedang
berjalan di koridor lantai bawah
sebuah gedung kuliah, tangannya
memegang gagang pel yang masih
dan sebuah ember yang didalamnya
berisi botol karbol, ia hendak menuju
ke toilet terdekat untuk mengisi
ember itu dengan air dan memulai
tugasnya hari itu seperti biasa.
Ketika itu terdengar suara benda
jatuh tidak jauh dari posisinya. Imron
celingukan melihat sekeliling mencari
asal suara itu. Nampak di atas lapangan rumput itu tergeletak
sebuah
loose leaf biru, beberapa lembar kertas yang diselipkan di
dalamnya
berceceran kemana-mana di sekitarnya. Di sekitarnya tidak
ada siapa-
siapa lagi yang melihat benda itu jatuh karena memang jam
sepagi ini
memang belum banyak orang yang datang sehingga Imron
memutuskan
untuk memungut benda itu. Didekatinya loose leaf itu, dia
melihat ke
atas tapi tidak terlihat siapa-siapa yang melongokkan kepala
dari
balkon atau mungkin pemiliknya sedang dalam perjalanan ke
bawah.

NIGHMARE CAMPUS 10The Pool

Universitas ****** sedang dalam masa liburan akhir semester genap.
Kebanyakan mahasiswa yang ngekost di daerah sekitar kampus
kembali ke daerah asalnya. Saat itu adalah jam enam lebih di kolam
renang milik kampus terletak di seberang gedung itu. Semakin waktu
berjalan semakin sedikit orang yang berenang di sana hingga akhirnya
hanya tersisa dua orang gadis yang adalah mahasiswi universitas itu.
Mereka pun sepertinya sudah hendak pulang juga karena disana sudah
tidak ada siapapun lagi selain mereka.
"Jo, kita udahan aja yuk, tinggal duaan nih !" kata gadis yang
berambut panjang dikuncir ekor kuda itu pada temannya yang sedang
duduk di tepi kolam sambil menepuk-nepuk kakinya ke air. Dia juga
lalu naik ke atas dan duduk di sebelah temannya itu.
"Iya bentar yah Vi, gua bales ini dulu" balas temannya.
"Serem juga yah udah gelap gini di sini" kata Devi sambil melihat
sekeliling yang telah sepi, melalui kubah kaca di atas terlihat langit
sudah gelap dan lampu-lampu dipinggiran kolam mulai dinyalakan.
"Eh tunggu bentar dong !" Joane memegangi lengan temannya itu
ketika hendak berdiri dan membereskan barangnya.
"Aaahh...tenang aja gua baru mau beresin barang dulu kok, lu selesaiin
aja SMSnya sana !" kata Devi.
"Iya, iya gua udah beres kok Vi, gua cuma mau ngajak lu main game
dikit kok" kata Joane lagi, "gini nih Vi, mumpung sekarang udah sepi
gimana kalau kita adu nyali berenang ke seberang sana terus balik sini
lagi, tapi ga pake apa-apa" senyum nakal mengembang di wajah
cantiknya.
"Ai gila lu Jo, emang ini vila si Cindy apa ? kalau ada yang ngeliatin
gimana" Devi agak kaget dengan tantangan temannya itu.

NIGHTMARE CAMPUS 9The Sweet Revenge

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul enam kurang seperempat, di
luar sana langit sudah hampir gelap dan hujan masih turun cukup
lebat. Diana (28 tahun) sedang mengoreksi hasil penelitian mahasiswa-
mahasiswanya sendirian di laboratorium teknik industri. Wajahnya
tersenyum manis saat membaca sebuah SMS yang masuk ke ponselnya
yang bertuliskan, "Baru sampai di Bangkok nih say, jaga diri di rumah
yah, I luv u". Pesan itu dari suaminya yang sedang dalam perjalanan
bisnis ke luar negeri, diapun lalu membalasnya dengan kata-kata
mesra pula lalu melanjutkan koreksiannya yang tinggal sedikit lagi. Ya,
Diana adalah seorang dosen muda di Universitas ****** baru setahun
mengajar sepulang dari Jerman menyelesaikan S2nya. Seorang wanita
yang cantik, mandiri, dan pintar. Delapan bulan yang lalu dia baru saja
mengakhiri masa lajangnya dengan seorang teman kuliahnya dulu,
eksekutif muda tampan berusia 30 tahun bernama Alex, mereka saling
mencintai tapi belum berencana mempunyai anak dulu karena
kesibukan masing-masing. Kecantikannya dengan rambut ikal
kecoklatan sebahu dan tubuh ideal berpayudara 32B serta kulitnya
yang putih mulus menarik perhatian para mahasiswa, mereka
mengagumi kecantikan dan kepintarannya, mereka bilang wajahnya
mirip Olga Lidya, artis lokal berwajah oriental itu, beberapa bahkan
sering menjadikannya objek fantasi seks mereka dan membayangkan
lekuk-lekuk tubuhnya saat memberi kuliah, terutama kalau sedang
memakai baju yang ketat sehingga menonjolkan bentuk tubuhnya yang
indah itu.
Ketika sedang larut dalam koreksiannya tiba-tiba terdengar pintu
diketuk, sehingga dia terpaksa meninggalkan sejenak pekerjaannya
untuk membukakan pintu. Ternyata yang datang Imron, si karyawan
kampus buruk rupa itu.
"Malam Bu, masih belum pulang yah, boleh saya mau nyapu dulu ?"
sapanya.

Nightmare Campus 8: Twin Effect

Sepasang kembar Selly dan Selvy (19 tahun) adalah satu bunga di
fakultas arsitektur di universitas *******. Dari segi fisik keduanya sama
cantiknya, mempunyai tubuh ideal dengan tinggi 165cm, berat 49 kg,
dan buah dada 36A, rambut keduanya sepundak dengan wajah imut,
kalau jeli mereka bisa dibedakan dari tahi lalat kecil di leher
sampingnya, kalau ada berarti itu Selvy, kalau tidak ya sebaliknya,
selain itu bentuk wajah Selly juga sedikit lebih panjang dari
kembarannya. Dilihat dari sifat, Selvy cenderung lebih terbuka dan
periang daripada Selly yang harus dipancing dulu baru bisa akrab,
Selly orangnya mandiri, serius dan keibuan, sementara Selvy lebih
manja dan gaul. Kalau ke kampus seringkali mereka memakai baju
yang sama, sehingga terkadang memancing perhatian orang, apalagi
kalau baju mereka seksi, orang yang melihat akan kagum bagaikan
melihat malaikat kembar turun ke bumi. Dari laki-laki yang mengejar
mereka yang beruntung mendapatkan Selly adalah Fredy, seorang
eksekutif muda yang bekerja di bank, sedangkan Selvy juga baru
jadian belum lama ini dengan Hendra, teman sekampusnya dari
fakultas teknik industri. Fredy dan Hendra memang beruntung, namun
ada yang jauh lebih beruntung dari mereka.
Kejadiannya bermula ketika masa UTS, saat itu si kembar mengikuti
ujian terpisah karena jadwal ujian mereka yang kebetulan sama
bentrok dengan salah satu ujian lainnya. Mereka harus datang pagi-
pagi lebih awal sebelum ujian yang bersangkutan berlangsung dan
mereka ditempatkan Bu Yeni dari bagian TU di sebuah kelas.
"Baiklah, ibu percaya kalian jujur kalau ibu tinggalkan, kalau sudah
selesai nanti kalian ke TU dulu untuk isi daftar hadir, mengerti ?" tanya
Bu Yeni setelah membagikan soal ujian dan lembar jawab.

Nightmare Campus 7: Fatal Attraction

Jam tujuh kurang, Imron sedang berjalan menyusuri koridor lantai
empat, gedung fakultas ekonomi. Tangannya memegang sapu dan
ceruk yang akan dia gunakan untuk menyapu ruang C-411 yang baru
selesai dipakai untuk kuliah malam. Langkahnya makin mendekati
ruang yang lampunya masih menyala itu. Terhenyak dirinya begitu
membuka pintu dan menemukan di dalam kelas itu masih tertinggal
seorang gadis. Gadis itu tersenyum manis padanya lalu meneruskan
mencatat sesuatu di buku catatannya.
"Eehhmm...malam Non, kok belum pulang ?" sapanya
"Sebentar lagi Pak, nanggung lagi nyalin catatan temen, enngg...
kelasnya mau dikunci yah Pak ?"
"Iya toh Non, kan udah malem !" jawab Imron dengan mata mencuri-
curi pandang ke arah lekuk tubuh gadis itu.
Penampilan si gadis yang memakai kemeja kuning lengan pendek
berbahan tipis yang kancing atasnya terbuka hingga memperlihatkan
belahan dadanya serta rok mininya yang membuat pahanya yang putih
mulus itu terekspos bebas tentu saja membuat Imron menelan ludah
melihatnya.
"Hhmm...kalo gitu Bapak beresin kelas aja dulu, ntar kalau udah selesai
kita sama-sama keluar, soalnya ini catatan mau saya kembaliin ke
yang punya hari ini juga, gapapa kan Pak, saya gak ganggu kan ?"
katanya dengan senyum manis.
Maka Imron pun membiarkan gadis itu meneruskan mencatat
sementara dia mulai membersihkan kelas itu. Tentu ini saja Imron tidak
terganggu malah sebaliknya merasa senang karena sudah kerja
seharian penuh ada objek untuk refreshing sejenak. Sambil menyapu
matanya hampir tidak pernah lepas dari gadis itu, diperhatikannya
bentuk tubuhnya yang ideal dan membayangkan dibalik pakaiannya
itu, wajahnya cantik dengan rambut rambut hitam pendek sebahu ala
Maiko Yuki, artis JAV era 90'an. Mudah saja bagi Imron untuk
memperkosanya saat itu juga, tapi dia paling tidak suka kalau
korbannya belum takluk sepenuhnya yang biasa dia intimidasi dengan
skandal-skandalnya, lagipula menyerang secara frontal begitu
risikonya tinggi, bisa-bisa si korban histeris atau melaporkannya.

Nightmare Campus 6: For My Father Only

Waktu itu siang hari sekitar jam satuan ketika Imron jatuh tersandung
sebuah anak tangga. Untungnya tidak terpeleset ke bawah karena itu
anak tangga terakhir, namun setumpuk hand-out fotokopian yang
sedang dibawanya ke sebuah kelas atas pesanan seorang dosen
berantakan di lantai. Saat itu di lantai itu tidak begitu banyak orang
dan tidak satupun dari mereka yang mempedulikan pria setengah baya
itu, beberapa mahasiswa/i yang sedang nongkrong di sana hanya
menengok sebentar ketika dia terjatuh lalu terus kembali ke kesibukan
masing-masing seperti ngobrol, utak-utik ponsel maupun membaca
bahan kuliahannya, bahkan beberapa yang lewat di depannya pun
dengan cuek meneruskan langkahnya. Hingga tak lama kemudian
seseorang turun dari tangga di samping belakang Imron dan orang itu
berjongkok membantunya memunguti fotokopian yang tercecer. Pria
setengah baya itu mengangkat wajahnya melihat sosok itu, sesosok
tubuh langsing yang berkulit putih mulus, pemilik tubuh itu pun
berwajah cantik dengan rambutnya yang hitam legam terurai hampir
sedada. Bukan hanya sekedar cantik, senyum dan sinar matanya pun
seolah memberi kesan ramah, tenang, dan lembut.
Gadis itu bernama Ivana (21 tahun), mahasiswi sastra Prancis yang
sudah memasuki semester lima. Selain itu dia juga adalah anak
tunggal dari dekan fakultas sastra, ibunya telah meninggal ketika dia
masih SMP dulu. Hidup hanya dengan ayahnya saja membentuk
karakternya menjadi keibuan dan mandiri karena otomatis urusan-
urusan di rumah jatuh padanya. Di kampus dia disukai bukan karena
paras cantiknya saja, tapi juga karena berhati emas, pintar, dan ramah.

Nightmare Campus 5: The Illicit Conspiracy

Sore, jam 4:30, di Universitas ******, gedung D, tempat perkuliahan
fakultas arsitektur, kuliah terakhir selesai sejam yang lalu, tempat itu
sudah 90 persen kosong karena sebagian besar dosen dan
mahasiswanya sudah pulang. Imron baru saja selesai menyapu di
lantai tiga, dia berjalan membawa sapu dan ceruk hendak turun dan
beristirahat di ruangnya. Ketika melewati ruang jurusan dia mendengar
suara desahan disertai rintihan kecil, semakin mendekati ruangan itu,
semakin jelas pula suara-suara itu terdengar. Seringai mesum muncul
di wajah kasarnya, 'mangsa baru' demikian yang langsung terlintas
dalam pikirannya. Mengendap-endap dia mendekati ruangan itu,
namun...'sialan' katanya dalam hati, jendela itu yang bagian atasnya
kaca bening tertutup tirai. Akalnya jalan, buru-buru dia ke menuruni
gedung itu menuju gudang, sapu dan ceruk itu ditaruhnya lalu
diambilnya sebuah bangku tinggi dan segera kembali ke tempat tadi.
Dengan hati-hati dia menaiki bangku itu tanpa menimbulkan suara
mencurigakan, melalui lubang angin lah dia dapat melihat sumber
suara itu.
Mata Imron yang cekung ke dalam itu melotot menyaksikan apa yang
dilihatnya. Di atas sofa, Pak Dahlan, dosen sekaligus ketua jurusan
arsitektur sedang mencumbui payudara seorang gadis cantik. Si gadis
duduk di pangkuannya dengan kaos dan cup bra tersingkap ke atas,
kepalanya menengadah dengan mata terpejam sesekali mendesah.

Nightmare Campus 4: My Beloved Lecturer

"Ok, kalau tidak ada pertanyaan lagi kuliah hari ini sekian dulu,
jangan lupa minggu depan kita kuis" demikian Rania mengakhiri mata
kuliah Teori Ekonomi Mikro hari itu.
Rania adalah seorang dosen muda di fakultas ekonomi itu, usianya 26
tahun, berparas cantik dengan rambut sebahu direbonding dan bertubuh indah
dengan tinggi 170cm, berat 54 kg, juga kulit putih mulus plus payudara
34B. Kadang orang sering sulit membedakan mana yang mahasiswi mana yang
dosen kalau dia berada diantara mahasiswanya dengan pakaian modis.
Kebagian mata kuliah yang diajarkannya merupakan suatu berkah bagi
para mahasiswa, karena selain ngajarnya enak dan orangnya gaul sehingga
mudah dekat dengan yang diajar, juga menyegarkan mata dengan melihat
wajah cantiknya yang kata mereka mirip Kelly Lin dan tubuh indahnya
terutama kalau memakai pakaian ketat atau rok agak pendek.

Nightmare Campus 3: Fall of the Pride

Sebagai seorang gadis 21 tahun yang sedang mekar-mekarnya,
kehidupan Sherin, mahasiswi sastra Inggris semester lima di
Universitas ****** dipenuhi keceriaan, hari-harinya dilalui dengan
kuliah, dugem, ngerumpi bareng teman-teman, shopping, pacaran, dan
kegiatan-kegiatan gadis kuliahan pada umumnya. Anak tunggal
seorang pemilik pabrik makanan ringan ternama, dia juga dianugerahi
wajah cantik dan tubuh jangkung yang indah serta kulit yang putih,
rambutnya coklat sebahu lebih dan ujungnya agak bergelombang.
Sherin juga amat menjaga penampilannya dengan fitness, spa, dan ke
salon secara rutin, dia memang ingin selalu terlihat cantik di depan
Frans, pacarnya sehingga banyak cowok lain sirik dengan Frans ketika
sedang jalan bareng.
Terlepas dari itu semua, Sherin juga memiliki perangai buruk, sebagai
seorang anak tunggal keluarga kaya yang hidup serba berkecukupan
seringkali dia memandang rendah orang yang lebih rendah
kedudukannya, salah satunya yang sering kena marah olehnya adalah
Nurdin, sopir yang bertugas mengantar-jemputnya. Pernah sekali
waktu dia telat menjemput karena jalan macet akibat ada demo,
sesampainya disana Sherin menyemprotnya habis-habisan dengan
judesnya di lapangan parkir sampai terlihat beberapa orang lewat dan
satpam disana. Sungguh pedih hati sopir itu direndahkan di depan
umum oleh nona majikannya, dia sudah lama bersabar menghadapi
keangkuhan gadis ini, kali ini dia sudah tidak tahan lagi dan berpikir
akan mengundurkan diri saja, tapi sebelum mundur sebuah
kesempatan emas untuk memberi 'pelajaran' pada nona majikannya
yang sombong itu menghampirinya lewat obrolan dengan Imron, si
penjaga kampus bejat yang hobi memperkosa korbannya lewat foto-
foto memalukan yang diambil dengan cameraphone hasil temuannya.
Mimpi buruk Sherin berawal ketika suatu hari setelah bermain basket di
bangsal kampus, dia bersama teman-temannya menuju toilet di sana
untuk ganti baju. Dia memasuki toilet kedua dari ujung yang ternyata
adalah sebuah pilihan fatal, karena di sebelahnya Imron telah lama
menanti mangsa yang masuk kesana selama hampir setengah jam.

Nightmare Campus 2: Jesslyn's Tragedy

Siang itu, sekitar jam sebelas, suasana kampus Universitas *****
tempat Imron bekerja sedang ramai-ramainya. Saat itu, ketika Imron
sedang mengepel lantai di dekat kantin, lewatlah serombongan
mahasiswi yang terdiri dari empat orang di depannya. Keempatnya
memang cantik-cantik, namun ada satu diantaranya yang menarik
perhatian Imron, si penjaga kampus itu, bukan karena dia yang
tercantik, karena tiga lainnya juga sama cantiknya, melainkan karena
Imron merasa pernah melihat gadis ini sebelumnya, tapi entah dimana,
dia memutar otak mencoba mengingatnya. Aha...akhirnya dia teringat
dimana dia melihat gadis ini, dan ini berarti ada mangsa empuk hari ini
tanpa harus susah-susah berusaha, demikian katanya dalam hati
dengan seringai licik. Untuk lebih jelasnya marilah kita kembali sejenak
ke beberapa hari sebelumnya untuk melihat apa yang sebenarnya
terjadi.
LIMA HARI SEBELUMNYA :
Imron sedang berbaring di biliknya sambil jarinya mengutak-atik
tombol-tombol HP hasil temuan itu. Belakangan ini dia memang
sedang sibuk mempelajari penggunaan cameraphone itu, setting
bahasa yang telah diatur ke dalam Bahasa Indonesia dan otaknya yang
pada dasarnya cerdas mempercepatnya mengerti penggunaan teknologi
abad-21 ini. Sebuah program aplikasi dalam ponsel itu membuatnya
penasaran karena tidak bisa dijalankan, setiap masuk ke program itu
pasti akan ditanya password, program itu tidak lain 'Handy Photosafe'
yang berfungsi menyimpan file gambar yang bersifat pribadi. Tadinya
mau dia biarkan atau kalau perlu hapus saja program tidak berguna itu,
namun ketika dia melihat-lihat notes pada ponsel itu, mulailah dia
berpikir siapa tahu passwordnya ada di sini, karena selain jadwal
disitu juga terdapat beberapa catatan aneh. Iseng-iseng dicobanya
satu-satu kata-kata dalam notes itu, kalau bisa syukur, tidak pun tak
mengapa.

Nightmare Campus 1 : Rise of The Pervert

Imron adalah karyawan penjaga kampus sebuah perguruan tinggi
swasta berusia pertengahan limapuluh. Sosoknya sedang dengan
body lumayan berisi, wajahnya jauh dari tampan, hitam dan agak
bopengan, matanya pun cekung ke dalam berkesan ngantuk. Masa
lalunya bisa dibilang kelam, dulunya dia adalah seorang penjahat
yang ditakuti dan beberapa kali keluar masuk penjara, bekas luka
sepanjang sejengkal di dadanya adalah hasil pertarungan antar
geng dulu. Tampangnya yang seram dan tidak bersahabat itu,
ditambah masa lalunya yang seram plus sifat penyendirinya
membuatnya seringkali dipandang rendah oleh mahasiswa, dosen,
maupun sesama rekan karyawan di kampus itu.

Postingan Lebih Baru Beranda