Rabu, 04 Maret 2015

Predator Sekolah 6: Gilanya Sekolah Ini

Predator Sekolah 6: Gilanya Sekolah Ini
Waktu sudah menunjukan pukul 07.30 ketika jagoan kita pak
Risman tiba di sekolahnya. Ia lalu menuju lapangan sekolah
tersebut. Di sana terlihat ratusan siswa-siswi sudah
memenuhi lapangan bersiap untuk upacara pembukaan masa
orientasi siswa baru. Dibimbing oleh kakak kelas dan guru-
guru pembimbing para siswa-siswi baru tersebut menyiapkan
barisannya. Tepat jam 08.00 upacara pun dimulai. Pak
Risman kini naik ke podium memberikan sambutan kepada
siswa-siswi baru yang tampak serius mengikuti upacara
tersebut. Cuaca pagi itu memang terasa sangat panas.

Predator Sekolah 5: Crazy Party

Predator Sekolah 5: Crazy Party
Ruang kepala sekolah
Lima orang siswa yakni Aldo, Noval, Firman, Reska dan Rizal
tengah duduk di sofa. Mereka datang atas undangan pak
Risman tempo hari kepada Aldo, ketika dirinya ketahuan
melakukan persetubuhan dengan bu Indah di ruang konseling
sekolah tersebut. Di depan mereka pak Risman yang
didampingi bu Ernita dan bu Indah yang mengapitnya duduk di
atas sofa bak seorang raja. Lalu pak Risman menjelaskan
pada ke lima anak tersebut rencana yang telah ia siapkan.

Predator Sekolah 4: Sekolah Nista

Predator Sekolah 4: Sekolah Nista
Hari itu pak Risman tampak sumringah, wajah mesumnya
terlihat berseri-seri. Terdengar ia bersiul-siul mengungkapkan
kegembiraannya. Tangan kanannya memegang sebuah
proposal pengajuan kerjasama dari perusahaan dimana bu
Melisa bekerja.
"Sungguh beruntungnya aku ini, sudah dapat memek
gratis..dapat duit pula..haha" gumamnya "tapi..ngomong-
ngomong soal memek...aku jadi ingat guru-guru yang belum
aku cicipi..hmm" kembali pak Risman menggumam.
Ia baru ingat kalau rencananya baru setengah jalan. Pak
Risman keluar dari ruangannya, ia kini berjalan-jalan
berkeliling sekolah tersebut. Beberapa staff, guru, dan juga
murid yang berpapasan tampak menyapanya yang ia tanggapi
dengan ramah.

Predator Sekolah 3: Para Murid Bengal

Predator Sekolah 3: Para Murid Bengal
Pagi hari tepatnya jam 06.30 di suatu sekolah menengah atas
yang dipimpin oleh pak Risman Kusbiantoro si kepala sekolah
mesum sudah terjadi kesibukan. Para staff dan guru-guru di
sekolah tersebut sedang sibuk membereskan ruang rapat. Ya,
hari ini kabarnya mereka akan mengadakan rapat dengan
orang tua siswa perihal biaya anggaran pengadaan fasilitas
belajar di sekolah tersebut. Murid-murid tidak diliburkan, akan
tetapi mereka dibebaskan dari pelajaran hari itu.

Predator Sekolah 2: Rizal, Si Murid Bengal

Predator Sekolah 2: Rizal, Si Murid Bengal
Sementara itu
di toilet
sekolah yang
terletak paling
ujung nampak
pemandangan
yang sangat
menggugah
hasrat.
Dimana
seorang laki-
laki muda
dengan masih
menggunakan
seragam SMA
tengah
meringis-
ringis
menahan
kenikmatan.

predator sekolah:kepsek mesum

Predator Sekolah: Kepsek Mesum
Suatu hari di suatu sekolah menengah atas tepatnya di ruang
kepala sekolah tampak seorang pria berumur 45 tahun sedang
merenung, entah apa yang sedang dia pikirkan. Wajahnya
tampak gelisah, dengan raut muka serius duduk di belakang
meja kerjanya yang nyaman. Namanya Pak Risman
Kusbiantoro, berkulit sawo matang berperawakan tinggi
dengan perut yang agak buncit. Sudah dua tahun Pak Risman
menjadi kepala sekolah di SMA tersebut. Namun entah
mengapa baru hari ini dia mulai berpikir mesum.
"Mungkin ini gara-gara film porno yang aku tonton tadi
malam", begitulah pikirnya.
Sejak pagi tadi Pak Risman tidak hentinya berpikiran jorok
ketika bertemu dengan para guru-guru perempuan di sekolah
tersebut.

alfi,lidya dan sabrina memoar sang mawar liar

Memoar Sang Mawar Liar
Ringkasan episode sebelumnya :
Sebuah peristiwa di kota H dulu telah menyeret Dr. Lila yang
cantik dan Alfi ke dalam hubungan yang sangat intim. Meski
akhirnya Lila menemukan lelaki yang menjadi cinta sejatinya
namun ia masih terus menjalin percintaan dengan Alfi di
dalam pernikahan bahagianya bersama Robert. Namun
hubungan keduanya sejak dulu sangat tidak disenangi oleh
satu-satunya adik perempuan Lila, Lidya.
#######################
Hari minggu yang cerah,
Lila membetulkan letak maskernya. Ia tak ingin debu yang
bertebaran di setiap sudut ruangan terhirup masuk
kehidungnya. Semuanya masih tertata seperti dulu. Lembaran
kain lebar berwarna putih menutupi setiap perabotan yang
ada di setiap ruangan. Hanya ada 2 buah kamar dengan
masing-masing kamar mandi. Satu buah ruang tamu, satu
buah ruang keluarga. Plus dapur merangkap ruang makan dan
sebuah ruang kecil buat gudang. Rumah ini memang mungil
namun nyaman. Rumah yang dibeli Lila dengan uang hasil
keringatnya sendiri selama ia praktek sebagai dokter. Sudah
beberapa bulan sejak ia menikah ia tak lagi tinggal di rumah
ini karena Robert telah memboyongnya tinggal di aparteman
mewah miliknya. Saat ini kehamilannya sudah memasuki
bulan kelahiran. Namun itu sama sekali tak mempengaruhi
penampilannya. Paras Lila tetap saja memancarkan
kecantikan yang sulit dicari pembandingnya. Perutnya yang
membuncit dipadu dengan gaun babydoll membuatnya terlihat
sexy menggemaskan namun tetap anggun dipandang.

alfi,lidya dan sabrina perangkap dua mawar jelita

Perangkap gairah Dua mawar Jelita
Chapter 18
Bunga-bunga terakhir buat Alfi
Bagian 7 dari 11 : Perangkap gairah Dua mawar Jelita
--
Ringkasan episode sebelumnya :
Rasa ketidaksenangnya terhadap hubungan Alfi dan kakaknya
Lila membuat Lidya menyetujui usul sahabat baiknya Sabrina
untuk menjebak Alfi agar pemuda itu menyingkir dari
kehidupan rumah tangga Lila untuk selamanya.
--
Sorenya itu..pukul 19.30
Seusai santap malam. Sabrina dan Lidya-pun langsung
menjalankan rencana mereka.
"AAAAAAAAA!!!!" terdengar suara teriakan cukup keras.
Alfi yang bary saja hendak meminum obat-nya terpaksa
menunda dulu niatnya itu. Dengan cepat ia berlari menuju ke
arah muasal teriakan itu.
"Ada apaa, kak?!" tanya Alfi.
Dari ambang pintu dilihatnya Sabrina dan Lidya tengah
meringkuk di atas tempat tidur sambil berpelukan. Wajah
keduanya nampak ketakutan. Entah siapa di antara mereka
tadi yang berteriak. Yang jelas Alfi merasa berkewajiban
melindungi keselamatan ke dua gadis itu. Tapi ia hanya berani
berdiri di ambang pintu. Ada perasaan sungkan karena di situ
ada Lidya.

alfi,lidya dan sabrina geliat gelisah sang kumbang

Geliat Gelisah Sang Kumbang
Ringkasan episode sebelumnya :
Ketidaksenangannya terhadap hubungan Alfi dan kakaknya
Lila membuat Lidya menyetujui usul sahabat baiknya Sabrina
untuk menjebak Alfi agar pemuda itu menyingkir dari
kehidupan rumah tangga Lila untuk selamanya.
#########################
Di rumah sakit
Di
sebuah
kamar
VIP
nampak
Lila
terbaring tengah menanti persalinan dirinya. Tadi pagi Lidya
sempat mampir sebelum pergi ke kantornya dan
mengutarakan niatnya buat mengajak Alfi tinggal serumah
dengannya dengan alasan dia dan Sabrina merasa tidak aman
tinggal berdua tanpa adanya lelaki di rumah itu. Ini aneh! pikir
Lila. Sekalipun alasannya masuk akal tetap saja Lila
merasakan jika ada sebuah kejanggalan. Mengapa Lidya
justru memilih Alfi? Bukankah Lidya sangat tidak menyukai
Alfi? Hhhhhh! Lila berkali-kali menghela napas. Ia terus
menduga-duga apa sebenarnya yang tengah Lidya
rencanakan. Kedua gadis ini benar-benar tak tahu sedang
berhadapan dengan siapa. Keluh Lila. Meski demikian ia belum
memberikan persetujuan kepada Lidya. Tak lama kemudian
masuk Sandra dan Niken ke kamarnya. Lila sengaja
memanggil ke duanya untuk mendiskusikan masalah ini
bersama.

alfi,lidya dan sabrina cinta dan derita sang mawar liar

Cinta dan Derita sang Mawar liar
BUNGA-BUNGA TERAKHIR BUAT ALFI
Bag 2 dari 11 : Cinta dan Derita sang Mawar liar
Ringkasan episode sebelumnya :
Lidya mengajak Sabrina satu-satunya sahabat sehati yang
pernah ia miliki buat menemaninya tinggal bersama di rumah
milik Lila. Meski telah sekian lama menjalin persahabatan
Lidya hanya mengenal sosok Sabrina sebagai gadis yang
memiliki kehidupan free life style ala remaja jaman sekarang.
Senang bergonta ganti kekasih bahkan tak segan-segan
mengakhirinya di tempat tidur. Namun di balik itu semua si
Mawar putih tak pernah tahu jika sang Mawar Merah
menyimpan lebih banyak kenangan liar dan dasyat yang tak
pernah terbayangkan bahkan tak dapat diterima oleh akal
sehatnya.

cinta sang bidadari buat alfi 3c

Cinta Sang Bidadari Buat Alfi 3C
Bagian 5: Conclusion (sebuah kesimpulan)
--
Terminal kedatangan bandara kota G,
Penerbangan dari kota S sudah lima belas menitan mendarat.
Penumpang pertama terlihat keluar dari pintu. Kemudian di
susul oleh penumpang berikutnya diiringi oleh seorang porter
yang menyeret sebuah troli yang penuh oleh tumpukan koper
dan barang lainnya. Dalam hitungan detik suasanapun
menjadi hiruk pikuk. Para supir taxi menyongsong setiap
penumpang yang keluar. Mereka memang selalu begitu.
Berebutan menawarkan jasa tanpa memikirkan kenyamanan
orang lain. Sementara itu beberapa petugas bandara sudah
semakin kewalahan menertipkan para penjemput yang
semakin menjejali pintu. Bandara Kota H memang kecil.

cinta sang bidadari buat alfi 3b

Cinta Sang Bidadari Buat Alfi 3B
Hari demi hari berlalu. Satu bulan sudah Alfi pergi dan belum
juga kembali. Bila tempo hari ia mengatakan jika ia hanya
akan pergi selama dua pekan saja. Berarti sekarang ini sudah
dua minggu melampaui jadwal kepulangannya. Tak ada kabar
sedikitpun mengenai dirinya. Sandra sudah berusaha
menghubungi lewat Handphone. Namun tak ada jawaban baik
dari hp Alfi maupun dari semua anggota tim. Kemungkinan
mereka hanya mengaktifkan hp pada saat-saat tertentu saja
karena keterbatasan baterai. Tentu saja semua itu membuat
Sandra dan yang lain kelabakan. Mereka semua mulai cemas
jika benar-benar telah terjadi hal yang buruk menimpa diri
anak itu. Pagi itu terlihat Sandra duduk termenung sendirian.
Matanya menatap kosong ke luar jendela. Siang ini Didiet
akan pulang. Ia sudah memutuskan untuk berterus terang
kepada Didiet tentang apa yang telah terjadi selama ini. Toh!
cepat atau lambat Didiet juga akan mengetahui semuanya.
Tapi setidaknya masalah keselamatan Alfi jauh lebih penting
dan harus cepat diatasi. Ia bahkan lebih siap menerima
kemarahan dari Didiet ketimbang harus menderita batin
karena mencemaskan Alfi.
"Non.." terdengar suara bik Iyah menyadarkan ia dari
lamunannya.

cinta sang bidadari buat alfi 3

Cinta Sang Bidadari Buat Alfi 3
Sudah satu bulan lebih Paijo tinggal bersama Sandra.
Sementara itu Didiet masih sibuk dengan pekerjaannya di kota
G. Dia jelas belum bisa meninggalkan pekerjaannya yang
sedang dalam kondisi mengejar progress akhir. Ia hanya bisa
pulang setiap dua minggu sekali dan menginap selama dua
hari. Sampai dengan saat ini Sandra beranggapan Didiet
sama sekali tak mengetahui jika telah terjadi perubahan besar
di dalam rumahnya karena ia dan yang lain selalu berhasil
'menyembunyikan' Paijo setiap kali Didiet pulang. Sandra
memang berharap Didiet tak pernah tahu sehingga tak
menambah polemik yang terjadi di dalam rumah tangganya.
Paling tidak sampai apa yang ia harapan berhasil dulu.
Apalagi dengan perginya Alfi semakin menjadikan
perselingkuhan antara Sandra dan Paijo terus berlangsung
tanpa ada lagi yang menghalangi.
--
Malam harinya.

cinta sang bidadari buat alfi 2

Cinta Sang Bidadari Buat Alfi 2
Bagian 2 : Sebuah Pengorbanan
Sejak hari itu Sandra secara rutin melakukan aktifitas seksual
dengan Paijo. Setiap malam acara setor benih itu
berlangsung. Sandra tak lagi berusaha menghindari Paijo. Bik
Iyah-pun tak dapat berbuat apa-apa karena itu semua atas
kehendak dari Sandra sendiri. Simbiose mutualisme antara
dua insan yang saling membutuhkan itu terus berlangsung
tanpa ada yang menghalangi lagi. Undangan tak resmi bagi
Paijo ke dalam kamar Sandra diisyaratkan dengan pintu
kamar-nya yang tak pernah lagi dalam keadaan terkunci. Lalu
mereka bercinta dengan panas seakan tak ada lagi hari esok.
Bila si Paijo mendapatkan tempat penyaluran bagi nafsu
birahinya maka sementara itu Sandra sendiri memperoleh
asupan benih dari Paijo. Namun demikian bukannya secara
seksual Sandra tak ikut menikmati perlakuan Paijo tersebut.

cinta sang bidadari buat alfi 1

Cinta Sang Bidadari Buat Alfi 1
Bagian 1 : Penyusup itu bernama Paijo
Mentari pagi menerobos lembut kaca jendela ke dalam rumah.
Di pagi cerah penuh simfoni terlihat Sandra sedang duduk
termagu-magu di ruang keluarga. Meski belum mandi dan
berias namun wajahnya yang bulat telur tetap saja terlihat
cantik. Hidungnya meliuk dari dahi ke bawah dan meruncing
di bagian ujung membentuk sudut yang manis dengan bibirnya
yang sensual. Ia memang memiliki semua anugrah yang di
idamkan kaum wanita. Kulitnya yang halus berwarna putih
menambah keelokan tubuh sintalnya. Sayang tak ada senyum
dan keceriaan menghiasi wajahnya saat itu. Wajahnya yang
cantik itu justru menggurat sebuah kesedihan. Nampak Didiet
sang suami baru saja keluar dari kamar dengan menyandang
sebuah koper kecil. Pagi ini ia harus berangkat ke kota G. Ia
menoleh di mana sang istri tercinta duduk menatap sesuatu di
kejauhan padahal sesungguhnya dia tak melihat apapun di
sana.
"Say, aku sudah siap."
"Sarapan saja dulu biar aku temani" ajak Sandra bangkit dari
kursi.
Mereka pergi menuju ke ruang makan. Di atas meja sudah
tersaji nasi goreng kegemaran Didiet. Sandra tak banyak
bicara sejak semalam. Mereka duduk berseberangan meja.
"Tidak ikut sarapan Say?" tanya Didiet saat melihat Sandra
hanya dengannya tanpa membalik piring makan.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda