Sabtu, 07 Maret 2015

Schoolgirl's Diary 5: Two Virgins Collapse

"Ya...Masukkkk....!! " Pak Dion tersenyum - senyum ketika pintu
kantornya diketuk pada siang hari dimana para murid sudah
berhamburan pulang, senyumannya tambah lebar mirip senyuman
srigala buas yang kelaparan.
Dua orang muridnya yang cantik datang menyerahkan diri, cukup lama
Pak Dion mengintai mangsanya dan akhirnya kerja kerasnya berhasil
dengan gemilang, bayangkan betapa berat ia mencurahkan seluruh
pikiran dan tenaganya siang dan malam demi dapat menikmati
santapannya yang lezat dan nikmat. Pak Dion tidak pernah merasa
memaksa mereka, ia memberikan dua pilihan sebagai bentuk
"demokrasi" ciptaannya, serahkan keperawanan kalian atau..... rekaman
kalian akan segera beredar luas. Pak Dion mengunci pintu kantornya,
kemudian segera menarik pergelangan tangan kedua gadis itu, dengan
santai ia menyuruh keduanya agar duduk di atas meja, sedangkan ia
sendiri duduk di atas kursi empuknya tepat di hadapan mereka.
Anita dan Veily saling memandang kemudian tertunduk lesu tanpa
daya.
"Kalian kenapa sichhh....??? Koq lemas gitu, padahalkan kalian ini
biasanya hot banget......, sampe ngecrot barengan..He he he" Pak Dion
terkekeh-kekeh, tangannya menyibakkan rok seragam Veily.
"Ehhhh....!! " Pak Dion merasa tersinggung ketika Veily menepiskan
tangannya, senyuman mesum mendadak hilang dari wajahnya, sambil
menggeram ia bangkit dari kursinya dan
"Plakkkkkk!!! "
"Dengar baik-baik, bapak bisa melakukannya dengan kasar kalau
kalian terus seperti ini, dasar murid tidak tahu diuntung, disuruh
belajar yang enak-enak malah ngak mau, jarang bapak memberikan
kesempatan seperti ini...!!"
"Jangan pakkk, jangan, tolong....jangan" Anita menahan tangan pak
Dion yang melayang hendak kembali menampar wajah Veily.
"Hmmmmmhhh......." Pak Dion mencoba meredakan emosinya.
"Baiklah, nama kamu Anita ya ??" Pak Dion membelai kepala gadis itu,
Anita mengangguk kecil.
"Sekarang coba kamu ciuman dengan Veily, Bapak pengen lihat
langsung, pengen nonton lesbian live show, hehehe...."
Anita menekan perasaannya, kemudian bibirnya mengejar bibir Veily,
nafas Veily memburu antara marah dan nafsu yang perlahan-lahan
mulai menggoyahkan, menghancurkan rasa marah dan kebencian
dihatinya. Sang nafsu mengupas kemudian membasuh rasa marah di
hati Veily, perlahan-lahan sang nafsu melemparkan jauh-jauh rasa
risih yang mengganjal di dalam hati kedua pasangan lesbi itu, Pak
Dion tersenyum kemudian duduk kembali di atas kursinya, berkali-kali
kepala sekolah bejat itu menelan ludah ketika menyaksikan Anita dan
Veily saling melumat dengan mesra
"Ckkk Ckkkk.. Ckkkkk....." suara bibir kedua muridnya yang cantik
terdengar saling berdecakan ketika mereka saling melumat dan
mengulum.
Veily merapatkan kedua kakinya ketika merasakan rok seragamnya
disibakkan ke atas oleh Pak Dion, pria itu tersenyum sambil
menyibakkan rok seragam Anita.
"Ha Ha Ha.., wahh,!!, Ck ck Ck " Pak Dion berdecak kagum sambil
menatap tajam dua pasang paha kedua muridnya yang putih dan
mulus, tangan kirinya bermain dipermukaan paha Anita sedangkan
tangan kanannya bermain di permukaan paha Veily. Posisi kedua kaki
yang merapat itulah yang sengaja dimanfaatkan oleh Pak Dion untuk
meloloskan celana dalam kedua muridnya.
Tangan Pak Dion memaksa kedua paha Veily untuk mengangkang, ia
menatap wajah Veily dengan tatapan sinisnya, kepala sekolah bejat itu
merasa di atas angin karena Veily hanya terdiam pasrah tanpa daya,
menatapnya dengan tatapan putus asa.
"Awwww.....!! " Veily memekik kaget ketika jari tangan Pak Dion
mengusap selangkangannya yang mengangkang, tubuhnya tersentak
seperti tersengat listrik merasakan usapan kurang ajar itu.
Wajah Veily merah padam, baru pertama kali ini selangkangannya
dielus oleh jari tangan laki-laki, bahkan kini jari-jari itu mulai
menghampiri selangkangannya kembali, nafas Veily semakin berat,
berkali-kali Veily merasakan tubuhnya menggigil , dan merinding
hebat.
"Nah Veily, coba sekarang kamu buka bajunya Anita..." Pak Dion
memerintahkan Veily, perlahan-lahan ia melaksanakan perintah Pak
Dion, tangannya mulai melepaskan kancing baju seragam Anita
kemudian menarik lepas baju seragam temannya.
"Sekarang buka BH-nya...." Pak Dion memberikan instruksi lebih lanjut
dan Veily melaksanakan instruksi Pak Dion, Anita merapatkan kedua
kakinya sambil menyilangkan tangankirinya di depan dada berusaha
menyembunyikan buah dadanya yang terekspose dengan bebas,
sedangkan telapak tangannya yang satunya lagi berusaha menutupi
wilayah intimnya."bagus.., bagus.. Ha Ha Ha" Pak Dion tertawa
senang.
"Nah, Sekarang giliran Anita....., Buka baju ama BH-nya Veily..." Pak
Dion meleletkan lidahnya ketika Anita mulai melaksanakan
instruksinya.
"Luar biasa....!!" mata Pak Dion berbinar-binar menatap keindahan
tubuh Veily dan Anita.
Tangan Pak Dion mencekal pergelangan tangan Veily dan Anita
kemudian menyuruh mereka untuk berlutut di sisi kanan dan kirinya.
"Oke.., sekarang biar bapak ajarkan, mata pelajaran pertama yang
sangat penting bagi kalian berdua, yaitu belajar menservice penis laki-
laki, " Pak Dion cengengesan dengan wajahnya yang menyebalkan.
"Seperti biasa dan pada umumnya sebelum belajar kita harus membuka
buku terlebih dahulu, sebab bagaimana kita mau belajar kalau bukunya
tidak kita buka, iya tohh..., nah, karena ini tentang penis, maka bapak
sarankan kalian mulai membuka celana bapak... ayooo tunggu apa lagi
sih!!! "Pak Dion membentak karena Anita dan Veily tidak menyimak
pelajaran darinya.
Mereka saling berpandangan kemudian perlahan-lahan mereka mulai
membagi tugas, Veily membuka ikat pinggang Pak Dion sedangkan
Anita menarik resleting celananya "Srerrtttt.....!! " , bersamaan mereka
menarik celana panjang Pak Dion sampai terlepas, kini hanya celana
dalam itu sajalah yang menutupi selangkangan Pak Dion. Veily dan
Anita memalingkan wajah mereka ketika Pak Dion meraih sesuatu dari
balik celana dalamnya. "Sekarang kita mulai pelajaran kedua dengan
topik, tanpa keberanian maka semuanya sia-sia, oleh karena itu dalam
pelajaran kedua ini kalian harus berani mempergunakan mata kalian,
coba lihat benda Bapak yang hebat ini HE HE HE"
"Ayo Anita jangan malu gitu dong ahh, harus berani kaya Veily..." Pak
Dion membujuk Anita agar mau menatap batang kemaluannya.
"Ihhhh...gede amat...." Anita tanpa sadar mengungkapkan isihatinya.
"Nah sekarang , selain sebagai alat perasa lidah juga mempunyai
fungsi lain, demikian pula dengan fungsi mulut kalian selain untuk
makan tentu ada gunanya....juga dalam pelajaran yang satu ini,,
julurkan lidah kalian..." Pak Dion tersenyum sambil menekankan kepala
Veily dan Anita kearah batang kemaluannya.
"Nahhh..., Ayo belajar baik-baik, dijilat, dihisap..., diciumin...." Pak Dion
menyandarkan punggunya bersandar pada kursi empuknya. Sesekali
terdengar suara Anita dan Veily yang terbatuk-batuk, mereka belum
terbiasa menghirup aroma kemaluan pria yang menyengat.
"Bagus, cukup pandai.., " Pak Dion mengelus-ngelus kepala Veily dan
Anita, bergantian mereka mengecup-ngecupi buah zakar Pak Dion,
lidah mereka terjulur-julur keluar menjilati permukaan batang kemaluan
Pak Dion yang berwarna hitam kecoklatan.
"Nahh, ini juga dicobain.., kamu pasti suka..." Pak Dion menekan
kepala Anita sambil menjejalkan kepala kemaluannya, sementara Veily
menatap Anita yang sedang menghisap-hisap kepala kemaluan Pak
Dion, mulut Anita bedecakan ketika melumat-lumat puncak kepala
kemaluan Pak Dion, sementara kedua tangan Anita menggenggam
penis Pak Dion yang besar.
"Anitaaaaa, jangan serakah gitu dong, ayo biar sekarang Veily yang
nyicipin kontol Bapak....."
Anita melepaskan kemaluan Pak dion kemudian menyodorkannya pada
Veily, sebentar Veily menatap kepala kemaluan Pak Dion sebentar
kemudian menolehkan wajahnya menatap Anita seolah-olah bertanya
seperti apa rasanya. Anita menganggukkan kepalanya seolah
meyakinkan Veily kalau mainan baru yang satu ini ternyata sangat
mengasikkan. Perlahan lidah Veily terjulur keluar dan memijati kepala
kemaluan Pak Dion sebelum memasukkannya ke mulut, Hmmmmm
ternyata seperti inilah rasanya kepala penis laki-laki, asin, kenyal,dan
gurih. Bergantian Anita dan Veily menservice kemaluan Pak Dion,
mulai dari buah zakar, batang kemaluan dan juga kepala kemaluan Pak
Dion. Pak Dion menarik tubuh Anita kemudian membaringkannya
kembali di atas meja, tangannya mendekap pinggul Anita dan
menggusup pinggul gadis itu sampai posisi vagina gadis itu pas untuk
disodok oleh batang kemaluannya, kepala sekolah bejat itu kemudian
sibuk berusaha melakukan penetrasi pada lubang vagina Anita yang
masih rapat.
"Aaaakkhhh......!! " Anita membeliakkan matanya ketika merasakan
batang kemaluan Pak Dion mulai terbenam, membelah jepitan
vaginanya dengan perlahan-lahan.
"Arhhhhh........., Owwwww..... Hkk Hkkkk" Anita menolehkan kepalanya
kesamping ketika merasakan seseorang menggenggam lembut
tangannya.
"Veilyyyyy....,Ahhhh.., "Anita memekik sambil menggenggam erat
tangan Veily ketika merasakan kepala kemaluan Pak Dion merobek-
robek selaput perawannya, Veily membelai-belai kepala Anita,
berusaha menenangkan Anita yang sedang diperawani oleh Pak Dion.
Pak Dion terkekeh-kekeh sambil semakin dalam membenamkan batang
kemaluannya sampai mentok kemudian ditariknya perlahan-lahan
kemudian disodokkannya masuk sekaligus kedalam jepitan vagina
Anita.
"Pelan-pelan Pakkk, " Veily memohon memelas pada Pak Dion, agar
Pak Dion menyetubuhi Anita dengan lebih lembut.
"Boleh, tentu boleh...!! Tapi... syaratnya kamu juga harus ikut ngegarap
Anita...., kalo nggak Bapak sodok dia kayak gini !! Hihhhhh.....!! " Pak
Dion menggenjot vagina Anita dengan kasar sampai Anita memekik -
mekik kesakitan.
"Jangan...!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya lakukan....." Tangan Veily
menahan gerakan pinggul Pak Dion yang sedang menggenjot-genjot
vagina Anita.
Pak Dion tersenyum-senyum ketika Veily mulai duduk di pinggiran
meja menghadap ke Anita yang terlentang pasrah, tangan Veily
mengelus-ngelus payudara Anita, diusapnya payudara Anita sampai
gadis itu menggeliatkan tubuhnya karena kegelian.
"Veil..." gadis itu merintih lirih ketika merasakan remasan-remasan
lembut pada gundukan buah dadanya,
"Ahhhh............... " Anita mendesah ketika merasakan tangan Veily
mencubit putting susunya kemudian mulai menarik-nariknya dengan
lembut, sementara Pak Dion mulai mengayunkan batang kemaluannya
dengan lembut. Ditekankannya batang kemaluannya yang besar dan
panjang itu dalam dalam kemudian perlahan-lahan kembali ditariknya
sampai sebatas leher penis kemudian ia kembali menekankan batang
kemaluannya dalam-dalam sampai mentok.
"Ahhh..., Ahhhhhhh, Veily" Anita merintih sambil mendekap kepala
Veily yang sedang mencumbui puncak payudaranya.
Mulut Veily mengecupi buntalan payudara Anita yang padat dan
kenyal, lidahnya terjulur keluar menjalari permukaan payudaranya
kemudian menjilati puttingnya sebelum melumat dan mengenyot-
ngenyot puncak payudara Anita dengan kuat. Serangan Veily di buah
dadanya dan juga genjotan-genjotan lembut Pak Dion akhirnya
meruntuhkan dinding pertahanan Anita, dinding itu jebol ketika
denyutan-denyutan kenikmatan menerjang tanpa ampun.
"Ahhh... Crrr Crrrrr.. Crrrr....." Anita memejamkan matanya, Veily agak
tercekat ketika menatap Anita, bibirnya agak terbuka sambil mendesis
pelan "Ohhhhhhh, nikmatnya.........."
Anita tidak lagi merintih kesakitan ketika Pak Dion mulai melakukan
genjotan-genjotan yang agak kuat dan kencang, "Crepppp... Crepppp...
Creppppp..." Benda besar dan panjang itu keluar masuk membelah
vagina Anita
"Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww...." Anita memekik - mekik kecil
keenakan, tusukan-tusukan pak Dion terasa semakin nikmat, terkadang
ia menjerit keras dengan liarnya.
"Anitaa ??!! " Veily tercengang , Anita yang ia kenal tidak seperti ini,
Ohh, kenapa ? apakah tusukan-tusukan batang kemaluan Pak Dion
yang membuat Anita berubah menjadi liar seperti ini ???
"Ennnhh Ennnnh Ennnhh... Aaaaaaa" Anita semakin keras merengek
ketika Pak Dion semakin kuat menggenjot-genjotkan penisnya.
"Arhhhhh....!! "Anita mengerang keras ketika penis Pak Dion
mengaduk-ngaduk vaginanya, pria itu tampak semakin bernafsu
menyodok-nyodokkan batang kemaluannya.
"Oahhhhhhh...., Hshhhhhhhh......Hshhhhhh" Anita mendesis-desis,
sungguh sulit menahan nikmatnya sodokan-sodokan penis Pak Dion
yang membuat Anita berkali-kali terperanjat seperti terkena sengatan
listrik tegangan tinggi, dan pada sentakan terakhir ia memekik kecil
"Ahhhhh..., Pak Dionnnn, Crrr Crrrrr......." tubuh Anita mengejang
beberapa detik sebelum akhirnya terkulai dengan lemas, Pak Dion
menghela nafas panjang sambil meremas-remas buah dadanya, kepala
sekolah bejat itu menarik batang kemaluannya dari dalam jepitan
vagina Anita. "Plophhhh"
"Veily.., sekarang giliran kamu he he he" Pak Dion memerintahkan
Veily agar duduk di atas kursi empuknya.
"Ayooo..., ngak apa-apa koqq..." Pak Dion membimbing Veily dengan
paksaan, dibukanya kedua lutut Veily agar mengangkang ke samping,
gadis itu berusaha mengumpulkan keberaniannya ketika kepala Pak
Dion menunduk dan mendekati wilayah intimnya, Veily merasa risih
ketika merasakan hembusan-hembusan nafas pak Dion yang memburu
menerpa permukaan vaginanya.
"AHHHHH...!! " Veily tersentak ketika merasakan sebuah jilatan dibibir
vaginanya, tubuhnya menggigil hebat ketika merasakan ulasan-ulasan
lidah Pak Dion menjilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.
"Slllcckkkk....Sllllcccckkkkk... Slllccckkkkk!! "
.
"Ennnhhhhhh......" Tubuh Veily kelojotan ketika mulut Pak Dion tiba-
tiba mengenyot-ngenyot bibir vaginanya "Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr"
Cairan kenikmatan itu berdenyut berkali-kali dan semuanya habis
dikenyot dan ditelan oleh Pak Dion.
"He he he..., Nyamm, Gurih..., Ehmmm" Pak Dion mengangkat
kepalanya ,
Veily terdiam dengan wajah merah padam, ketika si kepala sekolah
bejat itu berhasil membuatnya mencapai puncak klimaks.
Veily menolehkan kepalanya ke kiri ketika Pak Dion mulai mengarahkan
batang kemaluannya pada bibir vaginanya, Veily merintih ketika
merasakan gesekan-gesekan kepala kemaluan Pak Dion yang
menggeseki belahan vaginanya.
"AHHHHH.........!! " gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat ketika
merasakan belahan vaginanya dipaksa melar pada saat kepala
kemaluan Pak Dion mulai melakukan penetrasi, tubuhnya melenting
kemudian terhempas begitu saja.
"Hsssshhhhh...... Awwww.....!! "Veily menatap Wajah Pak Dion sambil
berusaha menahan gerakan pinggul Pak Dion, Pak Dion tertawa senang
sambil menikmati jepitan vagina Veily pada leher penisnya.
"Uuuuhhhh......" bibir Veily meruncing ketika merasakan penis Pak Dion
mulai menekan untuk masuk lebih dalam, Veily menggeliat-geliat
resah, bibirnya terus mendesis-desis tanpa henti.
"Awwww...., Aduhhhhh......" Veily mengernyit kesakitan ketika kepala
kemaluan Pak Dion bersuka ria merobek-robek selaput daranya,
Sambil meremas induk payudara Veily, Pak Dion menyentakkan batang
kemaluan kuat-kuat."Owwwww......!! "Veily terkulai lemas di atas kursi
empuk dengan sebatang penis Pak Dion yang besar dan panjang
tertancap dalam-dalam di lubang vaginanya. Air mata meleleh dari
sudut matanya, gadis itu terisak menangis sambil menatap wajah Pak
Dion, betapa menyebalkannya wajah pria itu, dasar bajingan!! keparat!!
Veily mengumpat dalam hati.
Pak Dion menarik penisnya perlahan-lahan kemudian kembali
disodokkannya sekaligus, bibir vagina Veily sampai terlipat kedalam
ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyodok masuk
dengan paksa.
"Hemmmppphhh....." Veily bertahan agar dirinya tidak berteriak, ia tidak
ingin si keparat ini terkekeh senang mendengarnya memekik-mekik
tanpa daya dalam genjotan-genjotan batang kemaluannya.
Pak Dion menggeram kemudian semakin kasar dan liar menarik dan
membenamkan batang kemaluannya, begitu kasar, liar dan brutal,
"Clepp.. Cleppp Cleppp...."
"Oawwwww....!! Ampunnn... Pakkkk!! Ampunnnn Ohhhhh" Veily tidak
sanggup lagi menahan genjotan-genjotan kasar Pak Dion, Pak Dion
malah semakin mempercepat genjotannya, sambil sesekali tertawa
senang mendengarkan jeritan-jeritan kecil Veily.
"HHhhsshhh....." Veily berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin
ketika Pak Dion membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam dan
berhenti bergerak, kedua tangan Pak Dion meremasi induk payudara
Veily yang sudah basah oleh lelehan cairan keringat, dijepitnya putting
susu gadis itu kemudian dipilin-pilinnya putingnya yang sudah
meruncing keras. Pak Dion mencekal tungkai lutut Veily sebelah bawah
dan mendorong sambil mengangkangkan kedua kaki gadis itu. Posisi
kaki Veily mirip huruf "M" yang sangat indah. Veily meringis ketika Pak
Dion menarik kembali batang kemaluannya, gadis itu tahu apa yang
akan terjadi selanjutnya.
"Ahhh, AHHHH, Owwww...! Owwwww!" Tubuh Veily tersentak-sentak
dengan kuat ketika Pak Dion kembali menggenjot-genjot kasar lubang
vagina Veily yang seret dan sempit.
"Ahhhh, kenapa ini ??, Ohh, Ampun, enak bangetttt....." Veily
membatin ketika merasakan genjotan-genjotan Pak Dion yang kasar
dan brutal terasa semakin enak. Apa ini yang dirasakan oleh Anita,
Hmm, pantesan Anita malah mendesah-desah keenakan ketika
digenjot-genjot oleh batang kemaluan Pak Dion.
"Ahhhh... Pak Dionnnn, Ahhhhhh...." Veily menatap sayu wajah Pak
Dion, menatap laki-laki gemuk itu mengayunkan batang kemaluannya
yang besar dan panjang.
"He He He, Gimana pelajaran khusus dari bapak ?? rasanya enak
bukan ?? Kamu harus bersyukur dan berterimakasih sama Bapak, nggak
semua murid perempuan mendapatkan kesempatan emas ini !!!, Cuma
yang cantik-cantik aja, HA HA HA HA" Pak Dion mencekal pinggang
Veily kuat-kuat kemudian menghentak-hentakkan batang kemaluannya
dengan liar dan brutal sampai Veily melolong panjang
"Owwwwww............hhhhhh"
"Hemmmmmffffff... Ucchhhhh....?" Veily mendesah-desah ketika tiba-
tiba lubang vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, ada sesuatu
yang keluar tanpa dapat ditahan atau dicegah, semuanya terjadi begitu
saja, begitu lega, nyaman, kenikmatan itu membuat Veily
merinding."OHHH..., nikmat banget sichhh......" tanpa sadar Veily
mendesis lirih.
Pak Dion meraih pundak Veily kemudian menarik tubuh gadis itu ke
arahnya sambil melakukan kocokan-kocokan lembut. Kepala sekolah
bejat itu menciumi bibir Veily yang terus mendesah-desah, sesekali
dilumatnya bibir gadis itu. "ckkkk... Ckkkk... Cllllkkkkk, Ohhh,, Hsshhh
Ahhh Ckkkk.."Suara decakan-decakan itu bercampur dengan desahan
dan rintihan Veily yang semakin manja dan menggairahkan.Pak Dion
menolehkan kepalanya pada Anita yang sedang duduk di pinggiran
meja sambil menonton perbuatan mesum antara Pak Dion dan Veily.
"Anita sini..." Pak Dion memanggil Anita, perlahan-lahan Anita
mendekati pak Dion.
Kepala sekolah bejat itu menarik pergelangan tangan Anita agar gadis
itu ikut berlutut disamping tubuhnya yang gembrot, dengan santai
lengan Pak Dion melingkari pinggang Anita, setelah mengecup pipi
Anita, Pak Dion kembali menggenjotkan batang kemaluannya
menerjang lubang vagina Veily. Veily menatap Anita dengan tatapan
matanya yang sayu, berkali-kali bibirnya mendesah-desah lembut,
terkadang mengerang lirih, nafas Anita semakin memburu, gadis itu
menundukkan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada
leher Veily. Dengan lembut Anita melumat bibir Veily.
"Ha Ha HA..., Bagus, Bagus....! " Pak Dion tertawa senang, sambil
menatap kedua muridnya yang lesbi saling berpelukan dan berciuman
dengan mesra, kepala sekolah bejat itu menatap pantat Anita yang
agak menungging di sisinya, sambil mengocok vagina Veily Pak Dion
mencari cari kelentit Anita.
"Offffffhhh..., Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk...." Anita mendesah-desah ketika
merasakan kelentitnya diurut-urut oleh Pak Dion, sementara Veily
mendesah resah karena lubang vaginanya terus digenjoti oleh si
keparat Dion.
"Ahhhh Ahhhhh... Pak Dionnn....."
"Aduhhh... duhhhh Ahhhhhh... Awwww"
Rintihan-rintihan kedua murid yang cantik itu terkadang disela oleh
suara tawa pak Dion yang terkekeh-kekeh keenakan, erangan dan
desahan-desahan manja semakin sering terdengar dari bibir mereka.
"Aaaaa.... Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT"
"Aduhhhh... AAAAAAA.... Crrr Crrrrr......."
Pak Dion semakin pede ketika berhasil merobohkan kedua muridnya
yang cantik sekaligus. Ia lalu mencabut batang kemaluannya.
"Ehmmm, He he he.....kalian haus??" Pak Dion bertanya pada kedua
muridnya, Anita dan Veily menganggukkan kepala sambil menatap
dengan pandangan memohon.
"Ayo kalian bersujud di depan kontol Bapak...." tangan kanan Pak Dion
berkacak pinggang sedang kan tangan kirinya memegang sebotol teh
botol yang sudah dibuka, perlahan-lahan Anita dan Veily berlutut di
hadapan penis Pak Dion.
"Kalian boleh minum tapi harus lewat kontol Bapak, ya itung-itung
ngerasain teh botol rasa baru," Pak Dion memiringkan teh botol
ditangannya tepat pada Batang Penisnya yang sengaja diarahkan pada
wajah kedua muridnya yang cantik.
Anita dan Veily terdiam sambil menatap sedikit air teh yang mengucur
di ujung kemaluan Pak Dion, antara rasa haus dan harga diri, itulah
yang harus dipilih oleh mereka.
"Gluk... Ceglukk..." berkali-kali Veily dan Anita menelan ludah berusaha
membasahi kerongkongan mereka yang terasa kering dan panas
sedangkan sedikit air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion
begitu menggoda mereka.
"Slccckkk... Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp... Srrrpppp" Veily
langsung menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion,
untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.
"HA HA HA HA HA HA....." Pak Dion tertawa senang, suara tawanya
semakin keras ketika Anita mengikuti jejak Veily.
"Buka mulut kalian lebar-lebar...." Pak Dion memerintahkan agar Veily
dan Anita membuka mulut mereka, ia mengarahkan kepala
kemaluannya pada mulut Anita yang ternganga, kemudian menuangkan
air teh melalui batang kemaluannya
"Cerrrrrrr........." terdengar suara air teh yang sedang mengisi rongga
mulut Anita, selesai mengisi mulut Anita, Pak Dion mengarah kepala
kemaluannya untuk mengisi rongga mulut Veily.
"Glukkk... Glukk"
"Ceglukk.... Gluk"
Anita dan Veily yang kehausan menelan air teh di rongga mulut
mereka, pak Dion berulang kali mengisi mulut kedua muridnya yang
terus menganga kehausan.
"Nahhh, gimana rasanya ?? teh botol rasa kontol , HA HA HA" Pak Dion
tertawa terbahak-bahak, ada sensasi tersendiri ketika melecehkan
kedua muridnya yang cantik.
Pak Dion mencekal pergelangan tangan kedua muridnya dan menarik
mereka berdua berdiri, "Nahhhh , kalian sudah belajar dientot dan
terus terang, Bapak sangat salut pada kalian berdua, memek kalian
rasanya enakk banget..., seret, peret pisannn..., top abis dahhhh....!!
TWO THUMB UP BUAT MEMEK KALIAN !! " (Hemmmmm???
Waduh....kayaknya istilahnya familiar amat ^^ )
"Setelah pelajaran dientot, kurang sreg rasanya jika kalian tidak belajar
untuk melakukan pembalasan...., nah ini dia pelajaran selanjutnya,
kalianlah yang harus belajar ngentotin Bapak.... He he he....." Pak Dion
menarik Veily dan Anita ke arah kursi sofa panjang di ruangan kepala
sekolah yang biasanya dipakai untuk menjamu tamu.
Tubuh Pak Dion duduk santai di atas kursi sofa, Veily dan Anita saling
berpandangan. Harap-harap cemas, berharap untuk kembali menggapai
puncak kenikmatan namun cemas menghadapi sodokan-sodokan maut
pak Dion.
"Nah, Anita..., Coba kamu naik kemari,"
Anita menaiki tubuh Pak Dion, kedua tangannya berpegangan pada
bahu pak Dion untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Anita
Mirip seperti Orang yang sedang berjongkok untuk buang air kecil.
"Oke, sekarang kamu dudukin kepala kontol Bapak Pakai memek
Kamu..., Ayooo..., jangan ragu-ragu...."Pak Dion membantu dengan
menarik pinggang Anita untuk turun.
"Sllllleeeeeppppphhhhh " Perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Dion
kembali membelah vagina Anita. "Aaakkhhh...." kepala Anita terangkat
keatas sambil mendesah panjang merasakan batang kemaluan Pak
Dion kembali tertancap di lubang vaginanya, Anita berusaha
menekankan vaginanya ke bawah, lelehan keringat kembali bercucuran
membasahi tubuh gadis itu.
"Sekarang kamu ayun-ayunkan pinggul kamu... Ayoo..." Pak Dion
menanti aksi Anita selanjutnya, sambil menggigit bibir Anita mulai
bergerak mengayun-ngayunkan pinggulnya.
"Lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt....!! " Pak Dion menyemangati Anita
agar lebih aktif lagi melakukan Pr-nya.
"Ayoo,,, terusss,,!! perkosa Bapak, Anita...,!!" Pak Dion membantu Anita
dengan menarik-narik pinggulnya untuk turun dengan lebih cepat dan
kuat.
"Pakkk... Dionnnn!! Enakkkk..., Pakkkkkk...." Anita menjerit liar, sambil
menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.
Payudara Anita yang membuntal padat bergerak-gerak dengan indah di
dadanya, Pak Dion Langsung mencaplokinya bergantian dari yang kiri
dan yang kanan.
"Utsssss....!! Crr Crrr Crrrr....." gerakan Anita tiba-tiba terhenti,
tubuhnya mengejang , Anita merintih lirih dan terkulai lemas dalam
dekapan Pak Dion.
Pak Dion mendorong tubuh Anita kesamping kanan, gadis itu
bersandar lemas dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.
"Ayo.., Veily sekarang kamu yang berlatih...."
Pak Dion terkekeh-kekeh sambil membantu memegangi pinggang Veily
yang berusaha menaiki tubuh Pak Dion yang gembrot.
Nafas Veily memburu kencang ketika merasakan kepala kemaluan Pak
Dion yang tidak tahu malu itu kembali menerobos Belahan Vagina
gadis itu.
"Ahhhh.... Hsssshhhhhhh....." Veily mendesis, tubuhnya melenting ke
belakang sehingga buah dadanya semakin menonjol, sebuah kesalahan
fatal karena Pak Dion justru memanfaatkan moment tersebut untuk
mencaploknya, rakus sekali pria itu melumat-lumat payudara Veily
yang segar sampai itu sepuas-puasnya.
"Nahhh, ayoo, mulai berlatih...!! " Pak Dion sudah tidak sabaran ingin
mewariskan pelajaran penting untuk Veily.
"Susah Pakkk, susahhhhh....." Veily tampak kesulitan
"Makanya jangan terlalu tegang begitu santai saja.... Ayo coba lagi...
Bapak yakin kamu bisa melakukannya !! "
"Hsssshhh... Ahhhhh Haaaaasssshhhh...." Veily mulai dapat melakukan
tugasnya dengan baik, bahkan lebih pandai dari Anita karena Veily
tampak lihai menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main
hulahop.
"Wahhhhh..., rupanya kamu punya bakat terpendam!! " Pak Dion
tersenyum sambil meremas buah dada Veily.
"Ahh Ahhh Ahhh...." Veily mulai belajar untuk menghempas-hempaskan
pinggulnya, gadis itu menjerit-jerit liar sambil merengek-rengek manja
"Wahhh..., kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani...!!" Pak
Dion menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Veily
menghempas-hempaskan vaginanya kebawah.
"Ohhhh...., Pakkkk!!, Lebih kerassss....!! Ahhhhh terusss Pakkk..." Veily
sudah kehilangan jati dirinya, yang ada hanyalah kenikmatan demi
kenikmatan yang terasa ketika vaginanya disodok-sodok oleh batang
kemaluan Pak Dion.
"AHHHHH......!! Crrr Crrrr" Veily mengalungkan kedua tangannya pada
leher Pak Dion sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat,
nafasnya tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu
berdenyut keluar.
Veily menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan pinggulnya
di dorong ke samping oleh seseorang, rupanya Anita ingin melanjutkan
permainan barunya. Veily sedang asik-asiknya menonton Anita yang
sedang menghempas-hempaskan pinggulnya dengan liar ketika
terdengar bunyi "Cklekkk.....!!"
"Owww....!! " Veily dan Anita berseru terkejut ketika seseorang
menerobos masuk diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.
"Ohhhh..., Pak Agunggg....!! Silahkan...." Pak Dion mempersilahkan Pak
Agung untuk masuk.
"Wahhhh..., lagi asik rupanya, Maaf nih saya jadi menggangu Pak Dion
" Pak Agung menutup kembali pintu ruangan itu.
"Ohhh, Tidak apa..., saya justru senang Pak Agung mau ikut
bergabung, dan memberikan informasi penting tentang korban kita
berikutnya... he he he" Pak Dion terkekeh-kekeh sambil meremas-
remas buah pantat Anita.
Tampaknya akan segera terjadi pertempuran tidak seimbang, antara
Anita dan Veily melawan Pak Dion cs. Setelah mengunci pintu Pak
Dede, Pak Ahmad, Pak Djono dan Pak Agung mulai melepaskan
pakaian mereka masing-masing, Empat batang kemaluan teracung-
acung mendekati mangsa mereka. Pak Djono menggesek-gesekkan
kepala penisnya pada belahan pantat Anita yang halus lembut. Pak
Dion terkekeh - kekeh sambil mendekap punggung Anita kuat-kuat
agar posisi Anita lebih menungging. Pak Djono menekankan kepala
kemaluannya kuat-kuat pada lubang anus Anita. Gadis itu mengerang,
lubang anusnya mengkerut ketakutan sehingga kepala kemaluan Pak
Djono sulit melakukan penetrasi.
"Hemmmm,masih susah...He he" ujung jempol kanan Pak Djono
menekan kuat-kuat pinggiran anus Anita berusaha agar lingkaran anus
gadis itu sedikit melar dan merekah, kemudian tangan kiri Pak Dion
mengarahkan ujung kemaluannya pada lubang anus Anita dan
menekan lubang yang sedikit merekah itu kuat-kuat.
"AWWWWWW....!" Anita menjerit keras kesakitan ketika dengan satu
sentakan yang kuat kepala kemaluan Pak Djono menjebol lubang
duburnya,
"Arrrhhhhh... Arhhhhhhh.... Errrrhhhhhh" Anita berulangkali ketika Pak
Djono menekankan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi
lubang anus Anita.
"Hegghhhhh....." Mata Anita membeliak kemudian terpejam rapat
disertai rintihan-rintihan kecil ketika merasakan batang kemaluan Pak
Djono memasuki lubang anusnya lebih dalam dan lebih dalam lagi,
sampai akhirnya pantat Anita bergesekan dengan perut Pak Djono.
"Ahhh Ahhh Ahhhh Ahhhh...." Terdengar suara-suara menggairahkan
dari bibir Anita ketika dua batang kemaluan itu berlomba menyodok-
nyodok lubang vagina dan lubang anusnya.
"Creppp Creppp Crepppp...."
"Plokkk... plokkkk... Plokkkk" Suara lubang vagina dan lubang anus
Anita yang sedang dikocok habis-habisan oleh batang kemaluan Pak
Dion dan Pak Djono.
Pak Agung mencekal pergelangan tangan Veily dan menarik gadis itu
untuk berdiri, kedua tangan Pak Agung membelit pinggangnya
kemudian dengan nafsu yang menggelegak bibir Pak Agung mencaplok
bibir gadis itu, tubuh Veily melenting-lenting ke belakang ketika Pak
Agung melumat dan mengulum-ngulum bibirnya, Veily mendorongkan
kedua tangannya pada bahu Pak Agung, murid cantik itu berusaha
melepaskan lumatan Pak Agung dari bibirnya, setelah berusaha
beberapa saat.....
"Auhhhh... Ohhhh... Hmmmm Hmmmmm" bibir Veily akhirnya terlepas
dari lumatan Pak Agung yang ganas dan liar, namun hanya sesaat
sebelum akhirnya bibir Veily kembali menjadi bulan-bulanan Pak
Agung.
"Hemmm... Mhhh... Mmmmmhhhhh" kali ini Veily lebih sulit untuk
melepaskan bibirnya karena tangan kiri Pak Agung menekan belakang
kepala gadis itu kuat-kuat, Pak Agung yang atletis, berotot, dengan
kulitnya yang kecoklatan mendekap erat-erat tubuh Veily, sambil terus
melakukan lumatan-lumatan dan kuluman kuluman mautnya, sampai
hati Pak Agung puas.
"Uhhhh...." Veily pasrah ketika tangan Pak Agung yang kekar mendekap
pinggulnya kemudian mengangkatnya keatas, Pak Agung yang berotot
mirip Ade Rai mendesakkan tubuh Veily kesudut ruangan. Tubuh Veily
tergantung di udara, posisi buah dada Veily pas banget di hadapan
wajahnya.
Perlahan-lahan Pak Agung menjulurkan lidahnya dan menjilat lembut
putting susu Veily yang berwarna pink kecoklatan. Nafas Veily semakin
tidak beraturan ketika merasakan jilatan-jilatan Pak Agung yang
lembut bergantian di kedua puncak payudaranya, mengulas-ngulas
putting susunya dan sesekali memutarinya
"Ohhh, Pakkk... Ahhhh!!" Veily mendesah ketika merasakan mulut Pak
Agung mencaplok kemudian menghisap lembut puncak payudaranya
sebelah kanan mulut, gerakan mulut Pak Agung tampak seperti sedang
mengunyah payudara Veily bergantian dari yang kanan ke yang kiri.
Sambil tersenyum pak Agung merebahkan tubuh Veily di meja,
disibakkannya kedua kaki gadis itu agar mengangkang.
"OHHHHH...!!!...." Veily bergidik ngeri menatap kemaluan Pak Agung,
kalau soal panjang sih kurang lebih sama dengan panjang kemaluan
Pak Dion namun yang mebuat Veily bergidik ngeri adalah bulatan
batang kemaluan Pak Agung yang hampir dua kali lipat bulatan
kemaluan Pak Dion,
"Ahhhh...." punggung Veily sampai terangkat kemudian terhempas
kembali ketika merasakan kepala penis Pak Agung mulai menekan
berusaha membongkar jepitan vaginanya, agak lama juga Pak Agung
berusaha
"EENNNNHHHHH... AWWWWW....!! " nafas Veily tertahan-tahan ketika
kepala kemaluan Pak Agung tiba-tiba mencelat masuk.
"Ha HA Ha, Akhirnya masuk juga, hajar langsung..!! "
"Ayo Pak Agung sodok yang kuat...!!"
Pak Dede dan Pak Ahmad menyemangati Pak Agung. Pak Agung
menatap Veily yang tergolek tanpa daya sambil menatap padanya
dengan pandangan mata yang memelas.
"Aduhh....Awwwww, Essshhhhhhhh, Owwwww." Veily mengaduh ketika
Pak Dede dan Pak Ahmad meremas-remas buah dadanya dengan kasar,
kemudian mencubit kuat-kuat putting Veily sampai ia merintih-rintih
kesakitan.
"Hmmmmm... " kening pak Agung berkerut setelah mencabut batang
kemaluannya, Pak Agung meraih tubuh gadis itu kemudian
diangkatnya tubuh Veily dengan hati-hati sambil melangkahkan
kakinya keluar dari ruangan itu.
"Yahhh, koq dibawa sihh...!!"
"Lohhh mau ke mana Pak Agung...!!"
"Mau keluar" Pak Agung menjawab singkat kemudian melangkahkan
kakinya menjauhi ruangan kantor Pak Dion,
"Nahhh..." Pak Agung mendudukkan Veily disalah satu bangku panjang
yang terbuat dari kayu, gadis itu menundukkan kepalanya ketika Pak
Agung duduk di sebelahnya.
"Cuphhhh...." dengan lembut Pak Agung mengecup pipi Veily,
tangannya merayap ke arah selangkangan Veily kemudian berbisik di
telinga gadis itu "Masih sakit ya ??"
"Atau kamu cape?? " dengan mesra Pak Agung memeluk tubuh Veily,
entah kenapa Veily merasa mendapat perlindungan dari Pak Agung,
kalau tidak dirinya pasti sudah dikerjai habis-habisan oleh Pak Dede
dan Pak Ahmad, Veily terisak menangis dalam pelukan Pak Agung.
"Sudah.. , sudahh, cupphh, cuphhh..." Pak Agung menciumi kening
Veily sambil membelai-belai punggung gadis itu dengan penuh
perasaan, Veily memasrahkan dirinya dalam pelukan Pak Agung, ada
rasa aman ketika Pak Agung yang tinggi dan berotot seperti Ade Rai
itu memeluk mesra dirinya, tanpa terasa Veily tertidur dalam pelukan
mesra Pak Agung, dengan lembut Pak Agung mengusap-ngusap
rambut gadis itu.
Berbeda dengan Veily nasib Anita lebih mengenaskan, dua batang
penis berkali-kali ditancapkan dengan kasar oleh pemiliknya ke dalam
lubang vagina dan lubang anus gadis itu, sementara buah dadanya
menjadi mainan Pak Dede dan Pak Ahmad.
"Ahhhh..., Ohhhhh, ampun Pak Aduhh Awwww...., jangan...!!" Anita
meringis-ringis sambil berusaha menepiskan tangan Pak Dede dan Pak
Ahmad yang menggerayangi payudaranya.
"Ennnngghhh... Aduhhh...!! Crrrtt.. Crrrttttt....!! " Anita merintih lirih.
Tubuh gadis itu berkelojotan beberapa saat.
"HA HA HA, Aduh !!! enak katanya ....." Pak Dede mengolok-olok Anita.
"Iya..., pengen terus dirojok...!! "Pak Ahmad ikut meledek sambil
meremas induk payudara Anita kuat-kuat.
"Ooo, begitu ya..., kayak gini? Hihhh....!! " Pak Dion berkali-kali
menyodokkan batang kemaluannya ke atas.
"Bukan seperti itu Pak Dion, kayak gini baru benar...!! " Pak Djono tidak
mau kalah menggenjot kuat-kuat lubang anus Anita.
Dua batang kemaluan milik Pak Dion dan Pak Djono berlomba-lomba
menusuk, menyodok dan menghajar lubang anus dan vagina gadis itu
tanpa mempedulikan Anita yang mengerang-ngerang kesakitan, kedua
lubangnya terasa panas akibat dikocok-kocok dengan kasar.
"Aowwwhhhh... Hekkkk....!!" kepala Anita terangkat ke atas ketika Pak
Dion dan Pak Dede bersama-sama membenamkan batang kemaluannya,
"Croooorrrrrttt....!! "
"Kecroooottttt......"
Gerakan-gerakan brutal itu mendadak berhenti,
"Wahhh, sepertinya giliran kita nih...! " Pak Dede menarik Anita, Pak
Ahmad cuma tersenyum kemudian langsung bergabung dengan Pak
Dede.
Anita dipaksa menungging di atas lantai,
"Emmmmm, Hemmmmhhh...." mulut Anita terisi penuh oleh batang
kemaluan Pak Ahmad sementara Pak Dede tersenyum sambil
menimbang-nimbang, lubang manakah yang sebaiknya disodok, anus
atau vagina.
"Lohhh, Pak Dede koq malah diam?? hemmp, Ahhhh, sedappnya...!!"
tangan Pak Ahmad mendekap kepala Anita sambil memaju mundurkan
batang penisnya keluar masuk kedalam mulut gadis itu.
"Ha Ha Ha, habis saya bingung mau yang mana?? soalnya dua-duanya
tampak menggiurkan....tapi ya sudah saya pilih yang ini aja dechhh
buat pemanasan" Pak Dede menggesekkan kepala kemaluannya pada
belahan lubang vagina Anita kemudian dengan gerakan-gerakan
menyentak ia membenamkan batang kemaluannya, kedua tangannya
mencekal kedua pergelangan tangan Anita kemudian menarik tangan
Anita kebelakang "Ayo, Pak Ahmad, biar saya bantu... biar Pak Ahmad
lebih enak..."
"Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm" Anita mendelikkan matanya
ketika lubang vaginanya disodok kuat-kuat oleh batang kemaluan Pak
Dede, sedangkan kerongkongannya dirojok oleh batang kemaluan Pak
Ahmad.
Wajah Anita mengernyit-ngernyit, tampaknya ia sangat menderita,
sementara kedua guru bejat itu malah terkekeh-kekeh keenakan.
"Anjinggg...!! Whuaduhhhhh....!! " Pak Ahmad memaki sambil menarik
batang kemaluannya darid alam mulut Anita, kemudian
"Plakkkkkk....." Pak Ahmad menampar wajah Anita kemudian
menjambak rambutnya, Anita hanya mengerang tak berdaya,
"Lohhh ?? ada Apa Pak Ahmad ?? " Pak Dede bertanya keheranan.
"Dia ngigit kontol saya...!! Sialan.. Plakkkk...!!!" Pak Ahmad kembali
menampar wajah gadis itu kemudian menjambak-jambak rambut Anita.
"Kurang ajar..!! Berdiri..!! " Pak Dede mencabut batang kemaluannya
kemudian memaksa Anita untuk berdiri.
Pak Ahmad mencekal dan mengangkat tungkai lutut kanan Anita
sebelah bawah, kemudian "Jrebbbb Jrebbbb.. Jrebbbbbb..., berani
kamu ya, Hihhh!! "
Disodok-sodoknya lubang vagina Anita sekuat tenaga..
"AWWWW..... AWWWWW....." Anita menjerit panjang ketika merasakan
lubang anusnya dipaksa menerima kehadiran batang kemaluan Pak
Dede. Setelah membantu menopang tungkai lutut kanan Anita, pak
Dede dan Pak Ahmad berlomba marathon merojok-rojokkan batang
kemaluan mereka dengan kasar.
"Murid seperti ini yang harus diajar adat, tidak menuruti nasehat
gurunya !!"
Sesekali Pak Dede menjambak rambut Anita sambil menggecakkan
batang kemaluannya kuat-kuat.
"Betul Pak Dede.., Ayo kita kasih pelajaran murid sialan ini !! "Pak
Ahmad menghantamkan batang kemaluannya kuat-kuat.
"Ayo Pak Ahmad kita kocok yang kuat..." Pak Dede tambah liar.
"Aduhhh... Ahhhhh... Awwwww, ampun Pakkk ampunnnnn...." Anita
mejerit-jerit kewalahan, tubuhnya terjepit tanpa daya di antara tubuh
Pak Dede dan Pak Ahmad, Anita mengerang panjang kemudian terkulai
jatuh tidak sadarkan diri.
Sementara di sebuah bangku kayu panjang, Veily membuka matanya
ketika merasakan rasa geli di bibir vaginanya,
"Emmmm......." Tubuh gadis itu menggeliat lemah, setelah terbangun
dari tidurnya tubuhnya terasa segar. Tangan Veily terjulur membelai
lembut kepala Pak Agung yang sedang menjilati bibir vaginanya
"Ehhh..., Maaf .., tidur kamu jadi terganggu ya ?? " Pak Agung
menengadahkan kepalanya ketika merasakan belaian Veily.
Veily menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum sambil membuka
kedua kakinya lebar-lebar
"Ceglukk..! "Pak Agung menelan ludah, matanya menatap tajam pada
belahan vagina Veily yang sedikit merekah, perlahan-lahan Pak Agung
kembali menundukkan kepalanya dan mengencup belahan vagina Veily
yang merekah.
"Ahhhhhh......... Pakkk, "Veily mendesah panjang ketika merasakan bibir
vaginanya diemut oleh Pak Agung, berkali-kali tubuhnya menggelepar
ketika mulut Pak Agung mencaploki vaginanya dengan lembut.
Tangan Pak Agung menarik bibir vagina Veily kemudian melumat
isinya. Cairan kewanitaan Veily semakin banyak meleleh membasahi
lubang vaginanya, pak Agung mulai mengambil posisi sambil
mengarahkan batang kemaluannya dan menggesek - gesek lubang
vagina Veily yang sudah basah. Veily menahan nafas ketika merasakan
kepala kemaluan Pak Agung mulai menekan dan berusaha membelah
jepitan lubang vaginanya. Kepala Veily terangkat keatas, matanya
mengerjap-ngerjap, bibir gadis itu sedikit terbuka merekah ketika
perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Agung mulai membelah dan
menancap di vaginanya. "Haa, Emmmfffhhhh...." Tiba-tiba tubuh Veily
mengejang dan terkulai dengan nafasnya yang tersendat-sendat.
"Sakit ?? " Pak Agung bertanya, ia membelai rambut Veily
Sambil tersenyum Veily menggelengkan kepalanya, walaupun
vaginanya terasa seperti kram dan ngilu menerima kehadiran batang
kemaluan Pak Agung, Veily ingin memberikan yang terbaik untuk Pak
Agung. Tubuhnya menggeliat-geliat ketika Pak Agung membenamkan
batang kemaluannya, sesekali Pak Agung menahan batang
kemaluannya ketika Veily meringis, kemudian pelan-pelan ia kembali
melanjutkan membenamkan batang kemaluannya sampai mentok,
perlahan-lahan Pak Agung mengaduk-ngaduk vagina Veily dan
menggecakkan batang kemaluannya mendesak-desak lubang vagina
Veily yang sempit. Perlahan-lahan Pak Agung mulai menarik dan
membenamkan batang kemaluannya, berkali-kali Veily terperangah dan
terperanjat keenakan ketika Pak Agung mulai menaikkan tempo
genjotannya.
"Aaaahhhh....!! " Veily menjerit keras kemudian
"Crrr.. Crrrrrr.. Crrrrrr, Ennhhh Pakkk...!!"
Pak Agung menghentikan gerakannya membiarkan Veily meresapi
kenikmatan puncak klimaks yang baru saja diraihnya, setelah itu
barulah Pak Agung kembali menarik dan membenamkan penisnya
berulang kali.
"Cleppp.., Clepppp, Clepppp, Clepppp " suara vagina Veily berdecakan
menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pak Agung yang
semakin kuat menggenjot-genjot vaginanya.
"Auhhhhh....!! Aaaaa.....Ennnakkkkk, Ahhhhhhhh, terus Pakkk" Veily
kehilangan kendali dibawah genjotan-genjotan batang kemaluan Pak
Agung.
"AHHHH, AHHHHHHHHHHH...!! Pak Agunggggg..... Ohhhhhh" Veily
menggoyangkan pinggulnya menyambut datangnya klimaks.
"Wahh...!? Veilyyyyyy, Ya Ampunnnn,!! enak banget....!! Aohhhhh!!" Pak
Agung memanas-manasi Veily agar gadis itu lebih rajin
menggoyangkan pinggulnya.
Pak Agung mendekap pinggul Veily sambil menjatuhkan tubuhnya ke
belakang, kini Veilylah yang memegang peranan penting dalam
persetubuhan itu. Nafas Pak Agung terasa sesak ketika Veily
mengibaskan rambutnya ke belakang, cantik sekali ketika gadis itu
menatapnya sambil tersenyum malu. Pak Agung tambah sesak nafas
ketika Veily menundukkan wajahnya, tangan Pak Agung mengelus-
ngelus pinggang dan pinggul Veily sambil membalas lumatan Veily
dengan lembut. Veily menumpukan tangannya pada dada Pak Agung
yang berotot kemudian sambil tersenyum ia menghempas-hempaskan
vaginanya.
"Ahhhh.. Ahhhhh.... AHHHHH" desahan-desahan Veily terkadang
terdengar keras ketika Pak Agung sesekali menghentakkan batang
penisnya ke atas kuat-kuat menyambut hempasan vaginanya.
Mata Pak Agung menatap payudara Veily yang melompat-lompat
dengan indah, kedua tangannya meremas payudara itu, kemudian
mengelusi putingnya.
"Hssshhh Hsssssshhh Ahhhh Pakkk, Ohhhh enak sekali!! pakkk...
Awwww... Awwwwwkkkssshh." tangan Veily kini berpegangan pada
tangan Pak Agung yang sedang meremasi induk payudaranya,
hempasan vaginanya semakin lama semakin kuat dan cepat, berkali-
kali Veily menjerit liar melampiaskan nafsu birahi yang meledak-ledak
dengan hebat.
"Unnnnhhhh....!! Blukkkkkk....." tubuh Veily tiba-tiba roboh sambil
menggeliat-geliat "Crrrr Crrr...." Veily tersenyum puas, kedua matanya
terpejam-pejam, vaginanya terasa berkedut-kedut memuntahkan cairan
klimaksnya.
Pak Agung berbisik lembut "Kita coba sambil berdiri ya...."
Veily mengangguk, gadis itu bangkit dari atas tubuh Pak Agung. Pak
Agung memeluknya dari belakang, gadis itu kegelian ketika Pak Agung
mencumbui tengkuknya, kemudian melakukan hisapan-hisapan lembut
di lehernya. Veily membusungkan susunya ke depan sambil
mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Pak Agung ketika
merasakan telapak tangan pria itu mengusapi bulatan susunya sebelah
bawah.
"Lembut sekali...indah, Hemmmmm..." Pak Agung menggerayangi buah
dada Veily sambil berkali-kali memuji keindahan dan kemulusan
payudaranya yang sedang kenyal-kenyalnya akibat dirangsang oleh
Pak Agung. Dijepitnya putting Veily kemudian dipilin-pilinnya dengan
lembut, terkadang tangannya menggoyang-goyangkan bongkahan
dada Veily.
"Veily, Bapak pengen nyodomi kamu ya.." Pak Agung meminta dengan
sopan
Veily terdiam agaknya ia ragu-ragu, namun kemudian mengangguk
pasrah.
"Nungging sayang, nahhhh...." Pak Agung meminta agar Veily bersedia
menunggingkan bokongnya, tangan Pak Agung menekan buah pantat
Veily sampai anus gadis itu terekspose dengan jelas.
"Haaaaaaaa....." Veily menarik nafas panjang merasakan desakan kuat
di lubang anusnya, kening gadis itu berkerut sedangkan mulutnya
membentuk huruf "O", tubuhnya berkali-kali terdorong ketika Pak
Agung menghentakkan kepala kemaluannya berusaha melakukan
penetrasi.
"ARRRRRWWWHHHHH......!! "gadis itu menjerit keras ketika satu
tusukan yang kuat tiba-tiba memaksa lubang anusnya untuk merekah,
kemudian kemaluan Pak Agung menyodok pintu duburnya dengan
sentakan-sentakan yang kuat.
Pak Agung menahan pinggul Veily yang hendak melarikan diri, leher
penisnya tertancap mengait lubang anus Veily yang merekah dan
berkedut-kedut kuat mencengkram leher kemaluan Pak Agung. Lutut
Veily goyah, perlahan-lahan, tubuh gadis itu melorot turun dan
bersujud dengan posisi kedua lututnya yang sedikit mengangkang, Pak
Agung ikut turun bersujud di belakang tubuhnya. Tangan Pak Agung
yang kekar dan berotot membelit tubuh Veily dan memeluk erat-erat
tubuh gadis itu, Pak Agung mendesakkan batang kemaluannya,
sampai selangkangannya menyatu erat dengan buah pantat Veily yang
bulat padat dan terasa halus ketika bergesekan dengan selangkangan
dan perut Pak Agung yang berotot. Veily menolehkan kepalanya
menyambut datangnya bibir Pak Agung yang melumat bibirnya.
"Hmmmfffhhhh... Mmmmmmhhhh...., Mmmm" bibir Pak Agung melumat-
lumat bibirnya sementara kedua tangan Pak Agung merayap ke depan
mengelus lembut puncak payudaranya kemudian meremas-remas
gundukan buah dadanya. Pada saat yang bersamaan Pak Agung
memompakan batang kemaluannya keluar masuk menyodok-nyodok
lubang anusnya.
"Unngghh, Unnnggghhh, Unnnnnnnhhhh....!! " berulang kali Veily
mengeluh ketika merasakan sodokan-sodokan Pak Agung yang
semakin lama semakin keras dan kencang merojok-rojok lubang
anusnya.
"Plokkk.. Plokkkk... Plokkkkk.. Plokkkk......"
Suara hantaman selangkangan Pak Agung ketika membentur pantat
gadis itu, Entah kenapa Veily malah rela biarpun lubang anusnya
terasa sakit ketika disodok-sodok kuat oleh Pak Agung, sambil
menggeliat-geliat perlahan-lahan Veily mengalungkan kedua
tangannya ke belakang.
"Hemmmm, He he he he...." Pak Agung semakin betah meremas-remas
buah dada yang sengaja dibusungkan oleh pemiliknya, begitu kenyal,
halus, putih dan lembut. Sesekali Pak Agung mencium gemas pipi
Veily kemudian mengecupi dan mencumbui lehernya.
"Enn Ngaaahhhhhhhhhhh.....!! Crrr Crrrr Crrrrr"
"WHOWWW... Kecroootttt... Crooootttttt....."
Gadis itu menyandarkan kepalanya ke belakang, entah kenapa Veily
tidak merasa seperti sedang diperkosa oleh Pak Agung. Mungkin
karena Pak Agung begitu baik dan perhatian??? Tubuh Pak Agung
yang tinggi besar dan berotot seperti Ade Rai tidak dapat
menyembunyikan hati Pak Agung yang lembut.
Pak Dion mengangkat Hpnya
"Haloo, Oohhh kamu ?? gimana ??"
"Ha Ha Ha...bagus-bagus...., rencana yang bagus " Pak Dion terkekeh
sambil membayangkan santapan lezat selanjutnya.
******************************
Setelah selesai merangkaikan kata-kata di dalam buku harianku
Aku termenung,
aku tidak sabar menanti datangnya hari esok.
Empat orang gadis cantik
akan mengadakan rapat penting,
di markas besar mereka.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.