Sabtu, 07 Maret 2015

Schoolgirl's Diary 1: Swim, Baby Swim

"Uhhhh..." aku mengeliatkan tubuhku dibalik selimbut hangat, hujan
deras kemarin malam membuat pagi ini semakin dingin, untungnya
hari ini hari minggu, aku memandangi langit-langit kamar kostku,
setelah menggeliat malas kesana kemari dengan mengumpulkan
seluruh tenagaku aku berteriak keras.
"Hiaaaaa....tt !! Huupppp...!!" Aku melompat dari tempat tidurku
menerjang dinginnya pagi hari ini, Huuuhhhhhh ? astaga dingin
amattt... aku buru-buru kembali melompat keatas ranjang dan
bersembunyi dibalik selimutku yang hangat.
Untuk beberapa saat aku kembali bermalas-malasan dibalik selimutku
yang hangat, menggeliat-geliat dengan asik kesana kemari.
"Mayaaaa, Tok Tok Tokkk" terdengar suara temanku Farida berteriak-
teriak memanggil namaku dari luar kamar,ketukan dipintu kamarku
semakin keras
Duhhh, ngak mauuuu, masih ngantuk, aku mengeluh dalam hati
"Maya.. bangunnnn..., duh dasar si pemalasss...!" Vivi mengumpat dari
luar kamar, berkali-kali tangannya ikut mengetuk-ngetuk.
"YA UDAH, KITA TINGGAL YUKK !!" suara Reina terdengar agak keras
Suara - suara diluar kamarku mendadak menghilang,
Hah, ditinggal ? aduh teganya...!! Aku melompat dan dengan cekatan
membuka kunci pintu kamarku "Klikkkkkk"
"Aku ikutttt !" Aku berteriak sambil membuka pintu kamarku dan berlari
mengejar tiba-tiba dibelakangku terdengar suara tawa yang semakin
keras.
"Ha Ha Ha Ha.. akhirnya bangun juga..." Reina cekakakan
menertawaiku, tubuh mereka bertiga merapat didinding luar kamarku,
mereka melangkah menghampiriku
"Dadanya kecil ya ?"Vivi tertawa cekikikan sambil menunjuk kearah
baju piyamaku disebelah atas.
"Uhhh... , Yeee malah ngintip...!"aku buru-buru merapikan kancing baju
piyama yang kukenakan.
"kayanya gedean yang aku deh" Vivi membusungkan dadanya, aku
cemberut mengaku kalah, diantara kami berempat memang "perabotan"
Vivi yang paling gede
"Biarin..., biar kecil tapi banyak yang suka"jawabku dengan pede
karena kecantikan wajahku yang lebih menonjol.
Dengan jahil kuremas dada Vivi yang sedang membusung sambil
berteriak keras "Jurusss Nagaaaaaaaaa....!!"
"Owwwww...!! " tentu saja Vivi berteriak kaget sambil menarik dadanya,
ia hendak membalasku namun aku dengan gesit menghindari remasan
tangannya.
Vivi melotot, aku mencibirkan bibirku kemudian terdengar suara tawa
canda memecah keheningan dipagi hari itu, sementara teman-temanku
bercanda dipagi hari aku mengambil handuk dan masuk kekamar mandi
yang ada dikamarku.
Kunyalakan kran shower, air hangat segera mengguyur tubuhku, duh
asiknya, sabun kesana sabun kemari usap sana usap sini akhirnya
selesai juga acara bersih - bersihnya ^^. Sambil mengeringkan
tubuhku aku memperhatikan diriku didepan cermin, wajah yang cantik,
rambut yang indah sepunggung, tubuh yang halus mulus, pinggang
yang rata dan ramping, aku menatap kebawah leherku sambil
membusungkan dua buah gundukan payudara di dadaku .
HHhhhhhhhhhhhh...., aku menghela nafas panjang, coba deh kalau
dadaku seperti dada Vivi, dapet nilai 100 dah, karena dadaku rada-rada
kecil turunlah nilaiku menjadi 100 kurang 0 hohohohoh, ngak mau
kalah Ehhmmmmmmm... ^^.
"Mayaaaaaa....., Mayyyyyyy!! " kembali terdengar teriakan teriakan keras
diluar kamarku.
"Iya bentarrrrr...." Aku buru-buru memakai pakaianku kemudian sambil
cengengesan aku keluar kamar, tidak berapa lama sebuah mobil segera
meluncur keluar dari rumah kostku.
***************************
Di tempat lain...
Di sebuah rumah seorang pria gemuk berperut buncit sedang sibuk
berkhayal, tangannya tampak sedang sibuk menggosok-gosok benda
miliknya, diselangkangannya.
****************************
Kamar ganti dikolam renang,
"Rei.., kamu duluan gih yang keluar..."Farida mendorong punggung
Reina, sebelah tangan Farida menyilang didada melindungi buah
dadanya yang tercetak dengan jelas dari balik pakaian renangnya.
"Ngak.. mau ahh kamu aja gihhh.."Reina malah balas mendorong
punggung Farida, ia juga sama masih merasa risih untuk keluar dari
dalam kamar ganti.
"Minggir semua..., biar aku duluan, makanya kalau punya dada jangan
terlalu kecil, harus gede kaya punya ku.. jadi ngak malu kalau sampe
diliat orang he he he he".
"Huuuuu!!" terdengar suara riuh dari mulut kami bertiga sementara Vivi
melenggak lenggok keluar dari kamar mandi.
Aku, Reina dan Farida perlahan-lahan melangkah keluar mengikuti
langkah Vivi. Tidak berapa lama terdengar suara "Byurrrr..." Byurrrr"
Byurrrrrr" Byurrrrr", satu persatu kami berempat berloncatan masuk
kedalam kolam renang, setelah kecapaian bolak balik berenang
akhirnya kami berkumpul merapat membuat lingkaran kecil mirip kayak
"Knight Of The Round"
Beberapa lama kemudian secara tidak sengaja aku menatap ke sebuah
pojok di bawah tempat yang teduh, sekumpulan om-om sedang
bersantai sambil ngemil kue Butter Cookies, mata mereka yang nakal
memandangi kami berempat, waduh, pada melotot deh, sambil sesekali
berbisik-bisik, entah apa yang sedang mereka bisikkan, terus tertawa-
tawa sambil memandang kearah kami, serem banget ih...
Secara tidak sadar aku merapatkan tubuhku kearah Farida,sambil
berbisik
"Fa.. liat ngak Om om, diujung sono..." Aku mencolek pinggul Farida
"Hah ? napa emanggg ?" Farida melirik tempat berkumpulnya para om-
om disudut itu.
"Mereka ngeliatin kita melulu...sebell.!"aku cemberut.
"Hmmm.. , Ehh kita kerjain yuk..."Reina tersenyum nakal sambil melirik
kearah para om nakal yang sedang berkumpul ditempat yang teduh itu.
Aku, Reina, Farida dan Vivi naik dari dalam kolam, dengan santai kami
mendekati tempat para om-om yang sedang mangkal, dari tatapan
mata mereka keliatan banget kalo lagi mikir yang ngeres-ngeres.
Huh dasar srigala berbulu domba, waktu dideketin malah pura pura
baik memandang kearah lain, kami berempat berhenti tepat didepan
mereka dalam posisi membelakangi mata-mata nakal yang selalu
mecuri-curi pandang memperhatikan bagian-bagian tubuh kami yang
sensitif
"Aduhhhh... Vi pegel amat ya.. Mmmmmm " Reina menggeliatkan
tubuhnya kesana kemari.
Aku mengibaskan rambutku yang terurai sambil memamerkan
kecantikan dan keindahan tubuhku, demikian juga halnya dengan
Farida sedikit menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan lembut
sambil terkadang menunggingkan tubuhnya sedikit. Yang paling
dahsyat serangan Vivi sibuah dada besar.
"Iya nihhh....Ennnghhhhhh" Vivi menyampingkan tubuhnya kemudian
membusungkan dadanya kedepan, sedangkan kedua tangannya
terentang keatas, sehingga terlihat jelas tojolan besar itu seolah-olah
mendak melompat keluat dari baju renang yang dikenakannya.
"Uhukkk...!!" "Ehmmm" "Heeekkkk Khekkkk" terdengar suara terbatuk-
batuk dari arah para om nakal yang tersedak dengan mata mereka
yang melotot bulat.
Kemudian setelah menoleh sebentar kearah mereka yang terbatuk-
batuk, kami berempat melangkah santai kearah kantin meninggalkan
para om nakal yang masih terbatuk-batuk dengan keras.
"He he he... rasain..."aku dan teman-temanku tertawa kecil mendengar
suara para om nakal yang masih terdengar ahak uhuk tersedak akibat
serangan kami berempat.
"Vi.. tadi liat ngak, itunya pada berdiri he he he" kata Reina sambil
melingkarkan tangannya kepinggang gadis itu, Vivi cuma cengengesan
sambil mengangguk kecil wajahnya bersemu merah, entah apa yang
dipikirkan oleh Vivi.
"He-ehhh, gila ya..., kaya mau nerkam gitu ihh, ekspresinya..Seyem!! "
Aku menyahut menimpali, aku agak merinding ketika mengingat
ekspresi wajah para om nakal.
"Kalo nerkam sih, tar Kita kasihin si Maya aja, supaya digarap rame-
rame....HE HE HE"Vivi terkekeh-kekeh sambil melirik kearahku.
Kelihatannya Vivi masih dendam karena tadi pagi jurus nagaku
berhasil mencengkram buah dadanya yang bongsor He he he.....^^
"Enak aja..., Loe aja kaliiii, Gua enggakkkk... "aku meniru kebiasaan
Ruben & Eko Patrio ^^, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku
dengan nakal, kemudian mencibirkan bibirku kearah Vivi, aku buru-
buru ngacir ketika Vivi mengejarku.
Kami berempat duduk mengelilingi sebuah meja, lama amat ngak
nyampe-nyampe deh pesanan kami berempat.
"Kruuyuuuuuukkkk..... " perutku berbunyi keras, aduh malu-maluin
deh, aku memegangi perutku yang berbunyi keras..
"Ayam siapa tuhhhh yang lagi berkokok ? " Farida menolehkan
kepalanya kekiri dan kekanan, aku menyikut buah dadanya.
"Aduhh.. duhhh" Farida meringis ,namun tidak berapa lama kemudian
tangannya merayap kebawah meja merayapi pahaku.
"Farida..., Ahhh " aku merapatkan kedua pahaku.
"Santei aja... kamu kan dipojok, ngak akan ada yang liat ini he he he"
Farida merapatkan bangkunya kesisiku sedangkan Vivi dan Reina
tersenyum sambil menggeser bangku mereka merapatkan barisan
berusaha menjadi tembok pelindung. Aku mulai berani merenggangkan
kedua pahaku sedikit, Farida tersenyum kemudian tangannya
mengelus-ngelus bagian dalam pahaku, nafasku semakin terasa sesak.
Aku sedikit tersentak ketika Farida menyusupkan tangannya kedalam
pakaian renang yang kukenakan dari sebelah sisi selangkanganku, aku
menolehkan wajahku kearah lain ketika Vivi dan Reina tersenyum
senyum kecil menatapku.
Farida mendadak bangkit dari kursinya, tangannya dengan agak kasar
menarik tanganku, aku ikut berdiri dan mengikuti langkah kakinya.
"Hajar Faaaa...! jangan dikasih ampunn He he he" Reina terkekeh-kekeh
sedangkan Vivi mengerlingkan matanya dengan nakal kearahku.
"Cklekkkkk..." Farida mengunci pintu ruangan untuk ganti baju,
"Mayaaaaa.. Ohhh...." Farida memeluk tubuhku, Wajahnya semakin
dekat dengan wajahku dan
"Hmmmm... Mmmmmmm" mulutku dikulum dengan lembut oleh Farida.
Tubuhku sedikit meronta kehabisan nafas namun kedua tangan Farida
membelit pinggangku kuat - kuat. Mulut Farida semakin kuat
mengulum dan menghisap mulutku.
"Haa...Uffffff.... Ampunnn, aku nyerahh..."aku kehabisan nafas, aku
menggeleng-gelengkan kepalaku kekiri dan kekanan menghindari
mulut Farida yang merusaha menyumpal bibirku, kedua tangannya
memegangi pipi kanan dan pipi kiriku.
"Heee... EMMMMMMMMHHH" bibirku kembali menjadi bulan-bulanan
Farida, bibirku kembali disekap oleh bibirnya, Farida tampak rakus
mengulum dan melumat-lumat bibirku, tangannya merayap mengelus-
ngelus bongkahan buah pantatku.
Tangan Farida dengan tidak sabar menarik pakaian renangku sampai
melorot sebatas dada, tersembullah payudaraku yang mungil dihiasi
oleh puting susu yang sudah mengeras. Aku menelan ludah ketika
merasakan jari telunjuk Farida melingkari puting susuku, rasa geli
membuatku menggeliat resah sambil meringis-ringis.
"Ahmmmmmmhhhhh.... Mmmmmmmmhh" Aku berusaha menutup mulut
rapat-rapat agar suaraku tidak terdengar terlalu keras ketika Farida
merendahkan kepalanya dan menghisap kuat-kuat puncak payudaraku,
mulut Farida bukan hanya sekedar menghisap, lidahnya menggeliat-
geliat menggelitiki puting susuku.
Aku mendekap kepala Farida yang sedang asik mengemuti puncak
buah Susuku. "Fa...... " aku memanggil Nama Farida dengan lirih.
"Uhhhh....!! "aku agak kaget ketika Farida dengan kasar menyentakkan
pakaian renangku semakin kebawah , ia berlutut dihadapanku.
Aku mengerti apa yang Farida inginkan, aku segera mempersembahkan
bukit mungil diselangkanganku kehadapan kepalanya.
"Pelan pelan Fa... Ahhh..."Aku mengeluh ketika Farida mengecup-
ngecup bibir Vaginaku dengan kasar, kasar sekali, nafasku semakin
lama semakin tersendat-sendat,
Aku bernafas sedikit lega ketika Farida menghentikan serangannya,
Farida menengadahkan kepalanya , matanya memandangiku yang
berusaha mengatur nafas, bibir Farida tersenyum nakal, tidak berapa
lama kemudian tatapan mata Farida terfokus pada keindahan belahan
mungil diselangkanganku. Jari telunjuknya mengulas-ngulas belahan
mungil diselangkanganku, lendir-lendir nakal semakin banyak
membanjiri belahan diselangkanganku.
"Utssssssshhhhh....!! " kedua lututku serasa goyah ketika jari tangan
Farida menekan pinggiran bibir vaginaku agar sedikit merekah. Jilatan-
jilatan lidah Farida dengan kasar mengulas-ngulas klitorisku, sesekali
diemutnya kuat-kuat "kacang mungil" diselangkanganku.
"Faaaa..., Shhhh... Ahhhh " tanganku menggapai-gapai mencari
pegangan, akhirnya aku berpegangan pada dinding kayu dikamar ganti
itu.
"Haaa Ahhhhhh... Crrrrrr. Crrrrrrrr" aku semakin kuat berpegangan pada
dinding Kayu dipinggirku, tubuhku mengejang ketika merasakan
denyutan-denyutan nikmat itu menerpa bagian tubuhku
diselangkangan yang sangat sensitif.
"He he he... Cruttttttt....dehhhh"kata Farida sambil menengadahkan
kepalanya memandangiku, sambil tersenyum kecil telapak tangan kiri
Farida menyeka cairan lengket milikku yang tercecer disudut mulutnya.
Farida berdiri ia membalikkan tubuhku, kedua tangannya merayapi
buah dadaku dari belakang, sesekali tangannya menggenggam induk
buah dadaku sambil meremas-remas induk payudaraku. Jari telunjuk
Farida mengulas-ngulas ujung puting susuku ia berbisik ditelingaku.....
"Kalau aku kaki-laki, langsung deh, kamu aku perkosa ditempat ini he
he he" Farida mengigit lembut daun kupingku.
"Kalau kamu laki-laki juga, aku langsung ngacir, takut kamu perkosa
he he he" Aku membalas candaan Farida, kemudian sambil tertawa
kecil Farida memeluk tubuhku dengan erat.
"Udah yukk, makanan kita pasti udah datang..." Aku berusaha
melepaskan tubuhku dari dekapan Farida.
"Ntar , santai aja" Tangan Farida merayap mengelus bukit mungil
diselangkanganku, sesekali tangan itu meremas selangkanganku,
kemudian Farida membalikkan tubuhku dan kemudian bibir kami
kembali saling mengulum
"Cpppp... Cpppp.. Cppppp" Suara-suara berdecak-decak itu kembali
terdengar. Aku membalas memeluk tubuhnya kali ini aku yang
menciumi leher Farida kemudian ciumanku merambat kebahunya,
kugigit bahu Farida dengan lembut.
Farida mendesah ketika aku mulai mempermainkan ujung puttingnya,
kujepit puting susu Farida dengan jari jempol dan jari telunjukku
kemudian kupelintir-pelintir sehingga pemiliknya mendesah-desah
keenakan, sesekali kutarik-tarik puting susu Farida dengan lembut.
Bongkahan payudara Farida semakin keras dan kenyal, aku
menundukkan kepalaku dan kuciumi dengan lembut bulatan payudara
Farida, sambil meremas-remas induk payudaranya. Farida tidak mau
kalah ia mendorong tubuhku merapat kedinding kayu itu kedua
tangannya balas mengelusi buah dadaku, lidah Farida terjulur keluar
mengajakku untuk melakukan pertarungan, aku mengeluarkan lidahku
kemudian lidah kami saling membelit dan saling kait, mulut Farida
dengan rakus menghisapi lidahku. Kedua tangan Farida merayap
kebelakang kepalaku dan menarik kepalaku agar semakin merapat
kewajahnya, ia melumat bibirku kuat-kuat. Aku hendak melakukan
perlawanan namun Farida dengan kasar merentangkan kedua tanganku
keatas sambil berbisik"lebih baik kamu diam saja manis..., he he he"
Ciuman Farida merambat turun, nafasku kembali sesak merasakan
mulut Farida mengecupi buah dadaku, sesekali dijilatinya bulatan buah
dadaku.
"Akkk...!". Aku menjerit kecil ketika merasakan gigitan lembut diputing
susuku, Aduh, enak amat sihhhhh.... ^^, mulut Farida mengenyot
puncak payudaraku, kepalaku terkulai kekiri , kadang kadang terkulai
kekanan sambil mendesis merasakan nikmatnya kemutan mulut Farida
dibuah dadaku.
Ciuman Farida semakin lama semakin turun kearah selangkanganku
dan aku merintih-rintih agak keras sambil memundurkan vaginaku agar
terhindar dari cumbuan Farida,nafasku semakin tersendat-sendat
menahan sesuatu yang sulit untuk dibendung lagi. Farida tambah liar
mencumbui bibir vaginaku, lidahnya mengait-ngait kelentitku yang
mungil , kemudian mulut Farida menghisap kuat-kuat lubang Vaginaku
dan
"Akkkk... Ahhhhh CRRRTTTT... CRRRTTTT" aku memejamkan mataku
rapat-rapat merasakan kenikmatan yang baru saja meluluhkan tubuhku.
Terdengar suara menyeruput ketika mulut Farida menyedot cairan
kenikmatan yang baru saja jebol dari lubang vaginaku.
Farida kembali berdiri dan memeluk tubuhku erat-erat, aku pun balas
memeluknya dengan erat, untuk beberapa lama kami hanya berdiri
sambil berpelukan satu sama lain. Beberapa saat kemudian pintu
kamar ganti itu terbuka lebar-lebar, kami berdua melangkah keluar
sambil tersenyum-senyum kecil. Aku melangkah disamping Farida,
didepan sana Vivi dan Reina memandangi kami berdua sambil
berbisik-bisik kemudian tertawa-tawa.
"Jadi..., Gimana Skornya ?" Reina bertanya ingin tahu.
"He he he... gua menang 2-0, nyam nyam " Farida dengan bangga
menjawab pertanyaan Reina, mulutnya penuh dengan sesendok nasi
goreng seafood pesanannya.
"Yuk Rei..." Vivi berdiri sambil menarik tangan Reina.
"Lohhh... kalian mau kemana sih?" Aku bertanya pura-pura bodoh, Vivi
dan Reina hanya tersenyum nakal dan melangkah menuju kamar ganti.
"Aku mo pipis dulu..." Aku bangkit sambil meneguk segelas air Jeruk..
Farida menggeser kursinya sambil memberi jalan padaku "Loh ? kan
tadi udah pipis dua kali he he he" Farida cengengesan , aku mencubit
pangkal lengannya sampai Farida mengaduh.
Aku melirik kekiri dan kekanan, duh sepi amat ya ? ngak kira-kira nih
yang bikin WC, ngak kejauhan apa ?.
"Kree ketttttt" Suara pintu Wc yang jangan terpakai itu, hmm, lumayan
bersih.
Selesai buang air kecil aku membuka pintu WC....
"Deggggg....!! Jantungku melompat karena kaget, didepan pintu WC
bergerombollah Para Om nakal lengkap dengan senyuman mesum
menghiasi wajah mereka.
"Haii cantikkkk....." salah seorang dari mereka meyapaku.
"Boleh dong kita kenalan..." salah seorang lagi menghadang jalanku
Aku tidak menjawab dan menghindar sampai....
"Awwww...!! Jangan kurang ajar yaa!! " aku membentak sambil
menepiskan tangan salah seorang dari mereka yang meremas buah
pantatku.
Aku membalikan tubuhku sambil melayangkan tanganku hendak
menampar orang brengsek itu namun dengan cekatan orang itu
menangkap tanganku selanjutnya salah seorang dari mereka
mengulurkan tangannya dari belakang dan meremas buah dadaku.
"Tolllllhhhmmmm...." Aku hendak berteriak minta tolong namun
mulutku dibekap oleh tangan yang lain, semakin kuat aku meronta,
semakin kuat juga mereka memegangi kedua tanganku sedangkan
tangan-tangan yang lain meremas-remas buah Susuku dalam gerakan
yang teratur, yang lainnya meremas dan mengelusi buah pantatku, dua
pasang tangan lainnya asik merayapi kemulusan sepasang pahaku
yang merapat ketakutan.
Wahhhh !!! gawattt...!! aku harus mengatur strategi melawan kekerasan
dengan kelembutan, aku menjulurkan lidahku dan mengulas-ngulas
telapak tangan orang yang sedang membekap mulutku.
"Ehhh...!! Wahh..! kayaknya dia mau nehhh...!" orang itu memandangiku
dengan tatapan wajahnya yang mesum, aku pura-pura menatap orang
dihadapanku dengan tatapan mata yang sayu.
Wajah-wajah itu tersenyum ceria ketika aku merenggangkan kedua
pahaku melebar. Sebuah tangan segera mampir dan mengusap-ngusap
selangkanganku, tangan itu sepertinya sangat ahli dalam memberikan
rangsangan dan tahu sebelah mana bagian yang membuat tubuhku
merinding dengan nikmat, entah siapa nama om Nakal yang
cengengesan berjongkok dihadapanku.
Orang itu melepaskan bekapan tangannya dari mulutku, kini tangannya
dipakai untuk menarik kepalaku dan kemudian "Hmmmm...
Mmmmmhhh..." tubuhku bergetar dengan hebat ketika bibir orang itu
mengulum bibirku dengan liar.
"MMMMM....HHH" sepasang telapak tangan kini menyusup masuk
kedalam pakaian renangku disebelah dada dari belakang dan meremasi
payudaraku, telapak tangan orang itu yang kasar mengelusi permukaan
buah dadaku yang lembut, Kecupan-kecupan nakal Para Om nakal
hinggap silih berganti, mereka begitu asiknya mempermainkan
tubuhku.
Nafasku semakin tersendat-sendat ketika sebuah kepala mengendus-
ngendus selangkanganku, lidahnya yang nakal menyelinap menggeliat
dengan nakal dari sisi kanan pakaian renangku disebelah bawah, aku
menolehkan kepalaku kebelakang ketika merasakan bokongku ditekan
perlahan kedepan sehingga kini aku seolah-olah sedang menyodorkan
bagian tubuhku yang paling sensitive untuk satu , ohhh tidak..!!
bahkan sekarang tambah jadi dua lidah nakal yang menyelinap dari
sisi kiri dan sisi kanan.pakaian renangku disebelah bawah. Dua orang
dihadapanku menarik pakaian renangku sampai melorot turun sebatas
dada, kemudian dua pasang tangan mereka yang kasar seolah
berebutan mengelusi dan meremasi buah dadaku.
"Ohhhhhhhhhhhh......." Aku hanya dapat mendesah ketika merasakan
cubitan-cubitan kecil diputing susuku.
Sesekali tangan mereka memelintir-melintir puting payudaraku.
Mata mereka berbinar-binar menatap buah dadaku yang kecil namun
indah dan mulus ini, wajah mereka semakin mendekati payudaraku dan
"Ahhhhh.... Nnnnnnnggg.... Ssssshhhhhh" aku mendesis-desis
merasakan lidah mereka mengulas-ngulas putting susuku. "Slllccckkk...
Slllllcccckkk" suara jilatan-jilatan itu terdengar dengan keras.
Aku menolehkan wajahku kearah belakang ketika merasakan seseorang
yang mendorong bokongku dari belakan, menciumi telingaku, pada
saat yang bersamaan, dua orang yang sedang menjilati buah dadaku
melakukan kenyotan-kenyotan kasar.
"Awwwhmmmm Mmmmmmmh" jeritan kecilku tengelam ketika mulut
orang dibelakangku menyumpal bibirku dan mengemut-ngemut dengan
kuat, tangan orang itu sedikit menjambak rambutku.
Dua orang laki-laki lain mengambil posisi berdiri disisi kanan dan
kiriku kemudian mereka menarik merentangkan tanganku kearah
selangkangan mereka.
WHAAAAAAAA...!!, dari sebelah atas celana renang mereka, kedua
orang itu memasukkan tanganku kedalam celana renang masing-
masing, ada benda keras kenyal yang berdenyut-denyut tersentuh oleh
tanganku, dengan reflek aku hendak menarik tanganku namun kedua
orang itu menahan gerakanku sambil memasukkan tanganku semakin
dalam kedalam celana renang mereka, Aduh, ada cacing raksaksa yang
mengeliut-geliut dan berdenyut-denyut tersentuh oleh telapak
tanganku.
Mereka terkekeh-kekeh sambil terus menggeluti tubuhku, salah
seorang diantara mereka berkata
"Wahhhh... , asik nehhh, kita gilir gadis ini sampe puas..." sambil
tangannya menarik tanganku kearah kamar mandi.
Aku bertahan agar tubuhku tidak terseret oleh orang itu, orang itu
menolehkan kepalanya , wajahnya tampak beringas, aku tersenyum
nakal kemudian aku mengalungkan kedua lenganku pada orang
dihadapanku, aku melangkah mundur dengan perlahan-lahan menjauhi
kamar mandi, sambil terkekeh-kekeh orang itu mengikuti tarikan kedua
tanganku dilehernya, sedangkan kedua tangannya merayap sambil
sesekali meremasi sepasang buah dadaku.
"Ahhhhh... Shhhhhh... Ahhhhh..."mulutku berusaha mendesah-desah
menggoda , sambil membimbing orang dihadapanku agar terpisah dari
gerombolan para om nakal yang terpaku dengan penuh nafsu
memandangiku, rencananya sih aku bakal mengeluarkan Jurus tinju
Bayanganku kedada orang itu , setelah pelukannya terlepas aku
melakukan jurus hebat lainnya, Ehhhmmm, jurus langkah seribu alias
ngacir.
Tiba-tiba si om nakal yang sedang kupeluk menerkam tubuhku, kedua
tangannya membelit melingkari pinggulku, kemudian om nakal dengan
tubuh yang kekar berisi itu mengangkat tubuhku.
"Awww.... Aduhh.. duhhhh...." Aku menjerit kecil ketika merasakan
tubuhku terangkat dan melayang diudara dalam dekapan tangan orang
itu, mulut si om nakal yang kini sejajar dengan buah dadaku
menghisapi dan lidahnya yang kasar menjilati kesana kemari, mulutnya
terus mencumbui payudaraku.
Ohh Tidak ! MAMPUS AKU..! RENCANAKU GAGAL TOTAL...!
orang itu melangkahkan kakinya kearah bangku panjang tanpa
sandaran yang terlindung dibalik sebuah pohon rindang. Tampaknya
situasi dan kondisi yang bergejolak semakin kurang
menguntungkanku.
Setelah menurunkan tubuhku si om nakal menekan bahuku agar duduk
diatas kursi panjang itu, kemudian ia berlutut sambil menangkap kedua
kakiku, tangannya bergerak keatas mengangkat dan mengangkangkan
kedua kakiku melebar, secara otomatis kedua tanganku bergerak
kebelakang menopang berat tubuhku.
"WAhhh..! cetakan memek kamu bagus amat...He He He" Si Om berseru
kagum sambil memandangi selangkanganku, ia menatap belahan
vaginaku yang tercetak dengan jelas dari balik pakaian renang yang
kukenakan.
"Haahhh ?.." Mataku melotot, sedangkan mulutku terbuka lebar ketika
salah seorang diantara mereka merogoh sesuatu dari balik celana
renangnya dan menarik benda panjang dan hitam itu keluar, tangannya
menarik kepalaku dan menjejalkan kepala kemaluan itu kedalam
mulutku, aku mencoba menahan rasa jijik dan membuka mulutku.
Ada rasa asin dan kesat ketika kepala penis itu masuk kedalam
mulutku dan memenuhi rongga mulutku, Si Om terkekeh-kekeh sambil
menyuruhku untuk menghisap kepala penisnya, Ihhhhhh..., ada sedikit
lendir lengket yang tertelan olehku. Dua orang om lainnya berlutut
dibelakang punggungku dan membantu menopang punggungku
dengan tangan mereka sedangkan tangan mereka yang satunya
merayap dari belakang dan mengelusi buah dadaku yang mungil. Dua
orang om yang lain duduk disamping kiri dan kananku, tangan mereka
masing masing merebut kaki kanan dan kiriku kemudian menarik kedua
kakiku mengangkang keatas. Telapak tangan mereka yang kasar
mengelusi pangkal pahaku yang halus dan lembut, salah seorang dari
mereka berkata padaku. "Rupanya kamu seorang gadis yang baik dan
penurut... He he he"
"Om liat ya...!!, ngintip dikit ngak apa kan !!!!"Kata Si Om yang berlutut
diantara kedua kakiku,ia merendahkan kepalanya , kedua tangannya
menarik pinggiran pakaian renang diselangkanganku, matanya melirik
dari samping dan...
"Wheeeewww.... Gila, Ck Ck Ckk " mulutnya berdecak kagum.
aku hanya dapat mengumpat dalam hati dan menyumpahi, moga-moga
bintit tu matanya !!!
Tangan si om perlahan-lahan menarik dan menyibakkan pinggiran
pakaian renangku diselangkangan kearah tengah agar ia dapat lebih
jelas melihat keindahan vaginaku. Terdengarlah seruan-seruan kagum
ketika belahan diselangkanganku dengan terpaksa menampakkan
segala keindahannya.
"Essttt..., bibir memeknya..." tangan si om yang duduk disebelah kanan
merayap dan menggesek-gesek belahan bibir vaginaku, kemudian
tangannya kembali merayap naik merayapi pangkal pahaku.
"Ahhhhhh.... Ommmm.... Nnnnnhhhh..." Aku merintih-rintih ketika
merasakan jilatan-jilatan kasar pada belahan vaginaku, lidah itu
menggeliat-geliat dan terjepit dengan kuat oleh bibir bawahku,
sesekali mulut si om menghisap kuat-kuat lubang vaginaku.
"Awwwkssss..... CRRRTTT... CRRRRTTTT" Aku menjerit kecil merasakan
cairan kenikmatan itu berdenyut-denyut keluar , mulut Si Om dengan
kasar menyeruput cairan kental yang meleleh disela-sela lubang
vaginaku.
Mataku terpejam rapat merasakan belaian, remasan dan elusan dari
telapak tangan mereka yang kasar namun memberikan sebuah sensasi
yang berbeda jika dibandingkan dengan elusan tangan Vivi, Farida
ataupun Reina.
"Ahhhhhh... !! " Aku berontak sambil menyilangkan kedua tanganku
berusaha melindungi kegadisanku ketika merasakan sebuah benda
memaksa hendak menerobos memasuki diriku, suara terkekeh-kekeh
terdengar disekelilingku.
"Diammm...!!" si om yang berlutut dihadapanku membentak dengan
galak, tangan kanannya memegangi sebuah benda yang besar dan
panjang, sedangkan tangan yang kiri menepiskan kedua tanganku
dengan kasar, aku menarik pinggulku kebelakang menghindari kepala
kemaluan si om yang bergerak-gerak hendak memangsa kegadisanku.
"Kayanya dia ngak mau sama elu deh..., gimana kalau sama om aja,
mau yah manis...? " si om yang disebelah kiri membelai-belai
rambutku.
"Ngak bisa!!, sama Om aja yukkkk....! " si om yang disebelah belakang
kanan ikut protes.
"Jangannn mau sama mereka, Om yang paling hebat, dijamin kamu
bakal puas... He eh he" seorang lagi ikut protes.
"Udahhh...LAHHH !!, gimana kalau dia aja yang pilih , mau sama siapa
kamu Hahhh ? " Si Om yang ada dihadapanku tampak sewot.
Aku berpikir dengan cepat, yang samping kanan gembrot dan besar,
yang samping kiri tampak berotot kekar, dua om-om yang menyangga
punggungku tampak beringas...dan bertubuh tinggi tegap, Yang depan
apa lagi, udah jelek, gembrot berlemak , sangar kasarrrrr bangetttttt !
Aku menoleh ke si om bertubuh kurus kerempeng yang tadi minta
dioral, Hmmmmm..., kayaknya, ini deh yang cocok
"Sama Om Aja...." aku menatap dengan yakin kearah si om bertubuh
kurus, si om yang berlutut dihadapanku berdiri dan mengomel panjang
lebar, protes dan lain-lain....
Aku menolakkan tubuh si om kurus yang hendak merangkulku sambil
mengarahkan kemaluannya kelubang vaginaku.
"Lohhh... kenapa ? katanya mau sama Ommm Hemmmm...?" Tangan si
om kurus mengelus pahaku yang terjuntai dipinggiran bangku panjang
itu.
"Malu Ommmm, Banyak Orangggg...." Jawabku sambil mendesah-
desah , dengan manja.aku berpegangan pada bahunya.
"Udahh..., semuanya sana , ntar tunggu giliran... He he he" si om kurus
terkekeh-kekeh, para om yang lain segera melangkahkan kakinya agak
menjauh sambil terus melotot menatapi sekujur tubuhku.
Aku berdiri, mataku menatap kebawah kearah si om bertubuh kurus
kerempeng yang lagi cengar-cengir menatap keatas kearah buah
dadaku yang menggantung dengan indah. Si Om bertubuh kurus itu
berdiri dan kemudian merendahkan kepalanya sedikit., lidahnya terjulur
keluar dan menempel dipuncak buah Susuku, Lidah Si Om mengulas-
ngulas bulatan payudaraku, sesekali mulutnya mampir kepuncak buah
Susuku dan mengemut puncak Payudaraku kuat-kuat. Kaki Si Om
sedikit mengangkang ketika tanganku merayap membelai kepala
kemaluannya. HMMMMMM
Aku rasa inilah saatnya yang paling tepat aku melepaskan....
keperawanku .
Ehhhh....bukan !! Maksudku melepaskan serangan perawan.....!!
"Hiattttt....!!!!" Dengan sekuat tenaga aku menghantamkan lututku
kearah selangkangannya, mata orang itu mendelik dan....
"Plakkkkkkkkk.....!!!" setelah melakukan tamparan yang keras kewajah
orang itu aku melompat kebelakang , korbanku terjengkang jatuh
duduk kebelakang, Para Om Nakal yang sedang bergerombol berseru
kaget....
"Heiii...!" seseorang dari mereka melompat hendak menyergapku,
"Awwwww...!! " dengan gesit Aku buru-buru menghindar sergapan
orang itu dan lari terbirit-birit ketakutan,
"Sialan luuuu...!Haaddduhhhhhh...!! Addddduhhhh "korbanku
memegangi selangkangannya ,wajahnya mengernyit kesakitan,
mulutnya terus mengaduh-ngaduh.
Salah seorang dari mereka menyelipkan jempolnya diantara Jari
telunjuk dan jari tengah kemudian mengacungkannya "tanda maksiat"
itu kearahku, matanya memandangiku dengan tatapan marah..
Setelah membenahi pakaian renangku yang sempat melorot, aku balas
mencibirkan bibirku sambil mengacungkan jari tengahku kearah
gerombolan para Om nakal yang menyebalkan itu.
Upssssss.. gawatttt!!! aku buru-buru ngacir ketika mereka tampak
semakin marah dan bergegas hendak menghampiriku.
"Lama amat May...Ehhh ada apa ? "Vivi tampak kaget sambil menatap
ekspresi wajahku yang ketakutan.
"ngak.., ngakkk apa koqq..."aku berusaha menenangkan diri, sambil
menghabiskan air jeruk pesananku.
"Pulang yuk...cape mo bobo " Reina bergelayut dengan manja ditangan
Vivi, tidak berapa lama terdengar suara bangku yang digeser karena
ditinggalkan oleh para gadis cantik yang mendudukinya.
Sebelum naik kemobil aku menolehkan kepalaku kebelakang,dari
kejauhan segerombolan om nakal memandangiku dengan tatapan mata
yang berkobar-kobar antara nafsu dan marah, aku buru-buru masuk
kedalam kemobil dan duduk baik-baik disebelah Vivi.
"Mayyy, tadi kamu Onani dulu ya di WC?, Koq lama amat sihh..." Vivi
mengerlingkan matanya kearahku, bibirnya tersenyum-senyum.
"Aku ngak semaniak kamu dehhhh, Cuphhhh.. "Aku menjawab sambil
mencium pipi Vivi.
Wajahku merah padam membayangkan apa yang sebenarnya terjadi
tadi.
"Ha Ha HA Mukanya merah, Jadi tadi keluar lagi yahhhh ?" Reina ikut
nimbrung.
"Wahhhh... Si Maya sampe tiga kali, puas banget donggghh
May..."Farida menyindirku.
"Glekkkkk....." aku menelan ludah, kenikmatan yang ketiga hampir saja
membuatku kehilangan kegadisanku, aku merinding ngeri
membayangkan keberingasan om-om tua yang lebih pantas menjadi
ayahku.
Tapi , Sebenarnya sih selain ada rasa takut dan kengerian yang
menggedor-gedor dadaku, ada juga rasa nikmat yang sulit
kuungkapkan dengan kata-kata, akibat elusan-elusan tangan - tangan
kasar mereka ditubuhku, ciuman mereka dileher, dibahuku, belum lagi
hisapan-hisapan mulut yang rakus di lubang Vagina dan buah dadaku.
Aku menutup buku diaryku,
Kemudian menggeliatkan tubuhku karena pegal
Duh, ngantuk, Hoaaammmmm...
Bobo dulu Ahhh...
--------------------------------

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.