Minggu, 08 Maret 2015

Schoolgirl's Diary 8: Ruined Little Plan

Pak Dion sedang gelisah menunggu mangsa baru di dalam
mobilnya, bibirnya tersenyum senang ketika seorang gadis cantik
berseragam SMA melangkah dengan ragu-ragu menghampiri
mobilnya. Rina, gadis itu, berlari kecil menghampiri mobil Pak
Dion, tangannya mengetuk kaca mobil
"Pak, tolong saya pakk...!! ", Rina sangat mengharapkan
pertolongan dari Pak Dion, pria itu tersenyum ramah kemudian
bertanya dengan lembut, matanya berbinar-binar ketika
menyaksikan ekspresi wajah Rina yang ketakutan.
"Ohh, Rina ya ?, ada apa ?? " Pak Dion pura-pura bloon
"Ada yang mengancam saya, katanya....."
Rina tidak melanjutkan kata-katanya, matanya memandang
berkeliling, tidak ada siapa-siapa lagi disini, jalanan tampak sepi,
Rina tersurut mundur ketika menatap wajah pak Dion yang berubah
mesum, mata pak Dion yang liar berulang kali menatap tajam-tajam
lekuk liku tubuh Rina yang seksi.
"Ohhhh........???!!!"
Rina tersurut ketakutan ketika Pak Dion turun dari mobil kemudian
melangkah menghampiri dirinya ,sambil meremas buah pantat Rina ,
dengan paksa Pak Dion mendorong tubuh muridnya masuk kedalam
mobil,
Brakkkk...!! Pintu mobil itu tertutup dengan kasar, Rina tertunduk
lemas sambil menangis, betapa bodoh dirinya memohon
pertolongan dari seekor serigala buas berbulu domba. Mobil Pak
Dion berhenti di sebuah hotel kecil, seorang tukang parkir
tersenyum cengengesan menghampiri mobil pak Dion
"Biasa ya pakk...."
"Udah, nggak usah banyak tanya...!! Kaya baru kenal aja...." Pak
Dion tersenyum lebar ketika tukang parkir itu membimbing
mobilnya ke arah belakang hotel itu.
Pak Dion memarkir mobilnya di halaman belakang, kemudian
menarik lengan Rina kesebuah kamar khusus yang terpisah, sebuah
ruangan kedap suara VVIP. Rina mendelik ketika di dalam kamar
ternyata sudah ada 4 orang gurunya, Pak Djono, Pak Ahmad, Pak
Dede yang menatapnya dengan liar namun Pak Agung tampak
gugup, ada rasa miris ketika menatap wajah Rina yang ketakutan.
"Lohhh...?? Pak Agung mau ke mana?? " Pak Dion memandang
keheranan ketika Pak Agung malah melangkah keluar kamar.
"Saya mau merokok dulu...," Pak Agung menjawab singkat.
Dengan gemetar tangan Pak Agung menyalakan sebatang rokok, ia
menghela nafas panjang untuk meredakan pergulatan didalam hati
kecilnya. Antara nafsu birahi dan kelembutan hatinya. Ya
sebenarnya Pak Agung tidak suka jika harus melakukan hubungan
seksual yang dipaksakan, ia lebih enjoy jika seorang gadis
menyerahkan dirinya secara total tanpa paksaan. Rina semakin
ketakutan ketika Pak Ahmad, Pak Dede, Pak Djono dan Pak Dion
terkekeh-kekeh, mengelilinginya, berulang-kali tangan Rina
berusaha menepiskan tangan-tangan para guru bejat yang
berusaha menjamah tubuhnya, dengan gemas Pak Dede mencekal
dan memiting kedua tangan Rina kebelakang, sementara Pak Dion
bersujud di hadapan gadis itu,
"Jangannnnn.....!!, jangannn...PAKK ! "
Pak Dede dan Pak Djono berebutan melepaskan kancing baju
seragam Rina, satu demi satu. Tubuh Rina tersentak ketika
merasakan tangan Pak Dede dan Pak Djono menyusup ke balik bra
dan meremas-remas gundukan buah dadanya.
"Ahhhhhhh....!! " sekali lagi tubuh Rina tersentak ketika tangan Pak
Dion tiba-tiba menyusup masuk kebalik rok seragam sekolahnya
dan mengelus-ngelus kedua pahanya, gadis itu melenguh perlahan
ketika merasakan tangan Pak Dion meremas selangkangannya dan
Pak Dede mengikat kencang-kencang kedua tangannya dengan ikat
pinggang.
"Ohhhhhh........" Rina mengigit bibirnya ketika merasakan tangan Pak
Dede merayap melepaskan pengait roknya lalu menarik resleting
seragamnya turun Srettttt.......!! Dengan kasar tangan Pak Dede
manarik turun resleting rok seragam berwarna abu-abunya. Dengan
leluasa tangan Pak Dede meloloskan rok seragam Rina melalui
kedua kaki-nya yang mulus, Rina semakin keras terisak menangis
ketika merasakan tubuhnya melayang kemudian di lemparkan
keatas ranjang.
"BLUKKK...."
Suara tubuh mungil murid cantik itu ketika terhempas ke atas
ranjang empuk, ia tergeletak terlentang tanpa daya. Rina merinding
ketika Pak Dion menatapnya dengan beringas. Kepala sekolah bejat
itu menghampiri dirinya, disertai geraman gemas ia menerkam
tubuh mungil Rina yang putih mulus.
"Awwwwww......!! Tidakkkk, Jangannnn Aooommmmmhhh, Mhhh"
jeritan-jeritan Rina lenyap ketika mulut Pak Dion mencaplok
bibirnya yang mungil.
Tangan Pak Dion menggerayangi buah dada Rina, sungguh malang
nasibnya yang sedang dinikmati oleh Pak Dion dalam keadaan
kedua tangannya yang terikat ke belakang, tubuh Rina yang mungil
ditindih oleh tubuh Pak Dion yang besar dan gemuk. Sambil
mengelusi puting Rina sesekali tangan Pak Dion meremas-remas
induk payudaranya yang membongkah padat. Bibir Pak Dion
menyerigai ketika merasakan payudara gadis itu semakin keras dan
kenyal ketika berkali-kali telapak tangannya meremasnya,
sementara mulut pria itu menempel Erat di bibir Rina, dilumat dan
dikulumnya bibir murid cantik itu sampai gadis itu terengah
kehabisan nafas.
"Auhhh, Ooooo, Ahhhhhhh, Aauhhh...!! Jangan.. Pakkk, tolongg..
Jangannn" bibir Rina sedikit merekah ketika Pak Dion menggeluti
buah dadanya, mulut kepala sekolah bejat itu berdecakan ketika
melumat-lumat susu Rina, lidah Pak Dion menyentil-nyentil
putingnya yang berwarna merah muda. Dengan rakus mulut Pak
Dion melumat-lumat putting yang semakin runcing itu.
"Ennnhhh, Ennnnnnnhh, Hsssshhhh...."terdengar suara Rina
merintih-rintih kecil ketika mulut Pak Dion berulang kali
mencaploki puncak payudaranya, kepala sekolah bejat itu tampak
bernafsu ketika mengenyot-ngenyot dan melumati bongkahan
payudaranya sementara Pak Djono, Ahmad dan Dede sibuk
berkomentar.
"Wahhh, liat pentil susunya... "
"Owww, lihat juga memeknya, makin basah...."
"He he he, ya iyalah pasti keenakan, digerayangi sama Pak Dion,
ayo Pak Dion teruskannn...!!"
"Awwwww, " Rina memekik kecil ketika merasakan putingnya
dihisap kuat-kuat, tubuhnya melenting-lenting, tangannya yang
mungil berusaha mendorong kepala Pak Dion yang menempel di
puncak payudaranya, berkali-kali ia terperanjat merasakan mulut
Pak Dion semakin buas menyerbu payudaranya.
"Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...." Rina mendesah-desah, nafasnya
terasa semakin sesak, ketika lidah Pak Dion menggelitiki putingnya.
Kepala sekolah bejat itu tersenyum ketika mendengarkan desahan-
desahan Rina, mulutnya semakin buah melumat-lumat payudaranya
yang empuk dan ranum. Kedua tangan Pak Dion mencekal induk
buah dada Rina, matanya menatap tajam payudara putih yang
dihiasi pentil berwarna merah jambu itu, diremas-remasnya benda
itu yang terasa kenyal kemudian diciuminya bulatannya yang putih
menggumpal padat, semakin keras rintihan Rina semakin bernafsu
pulalah Pak Dion menjilati dan mencumbuiya.
Perlahan-lahan Pak Dion menggeser kepalanya kebawah, sejajar
dengan Vagina Rina, jari telunjuknya menyentuh belahan Tipis
diselangkangan muridnya yang cantik kemudian dielus-elusnya
belahan Vagina yang sebentar lagi akan masuk dalam "daftar
koleksinya". Diendus-endusnya keharuman wilayah yang selama ini
belum pernah terendus oleh siapapun, Pak Dion merasa bangga
karena dirinya adalah orang pertama yang dapat menghirup wangi
Vagina yang belum terjamah oleh Siapapun.
Tubuh Rina menggeliat resah merasakan lidah Pak Dion mengulas-
ngulas belahan Vaginanya, murid cantik itu mendesis lirih ketika
merasakan nafas Pak Dion yang berhembusan saat Pak Dion
menciumi selangkangannya yang semakin dikangkangkan oleh
kepala sekolah bejat itu. Murid cantik itu terperangah merasakan
rasa nikmat ketika Batang lidah Pak Dion mulai menyentuh daging
Clitorisnya, tubuh Rina mengejang merasakan jilatan-jilatan lidah
Pak Dion yang begitu taktis memainkan daging clitorisnya,
menyentil, mengait, memijat-mijati dan menusuki Clitoris Rina.
"Ahhhhh....!! Crrrttt Crrrrtttt "
Rina menjerit kecil ketika Vaginanya berdenyut-denyut, Jantungnya
berdetak kencang merasakan rasa nikmat yang baru pertama kali ini
dirasakan olehnya, ada sesuatu yang tiba-tiba terasa berdenyut-
denyut menyembur keluar dari dalam vaginanya, rasa nikmat itu
membuat Rina Seolah melayang kelangit ketujuh.
"He he he, enak ya ?? sebentar lagi kamu akan merasakan yang
lebih enak, tubuhmu akan tersentak-sentak dalam kenikmatannn
"Pak Dion mulai mengambil posisi siap tempur, kedua tangannya
mencekal pergelangan Kaki Rina kemudian merentangkan kedua
kaki muridnya dalam posisi mengangkang keatas dan....
"Jrebbbb...!! Awww, Jrebbbbb... Jrebbbb" Rina menjerit kaget ketika
merasakan sodokan-sodokan kepala penis Pak Dion yang sedang
berusaha keras melakukan penetrasi, perlahan tapi pasti kepala
penis itu mulai membelah belahan vaginanya.
"TIDAKKKK...!!TOLONGGGG, Arrrhhhhhhhh......." Rina mengerang
keras, tubuhnya menegang kemudian melenting-lenting menahan
rasa sakit ketika kepala penis Pak dion menjebol kegadisannya.
Erangan-erangan keras terdengar dari bibir Rina mengiringi
masuknya batang kemaluan Pak Dion yang besar dan panjang.
Mata Rina yang berlinangan air mata menatap Pak Dion, ada rasa
benci, marah , dan sakit yang terpancar dari sinar mata Rina ketika
Pak Dion mulai melakukan genjotan-genjotan liarnya, berkali-kali
matanya melotot sementara mulutnya mengaduh dan menjerit kecil
kesakitan ketika batang penis Pak Dion keluar masuk menyodok-
nyodok dengan kasar.
"Aduhhh, Aduhhhhh..!!Aaaaaaaw, ADUHHHHH"
Pak Dion terkekeh senang, ia memperhatikan bibir vagina gadis itu
yang melesak tertekan ke dalam dan kemudian terpelanting keluar
ketika berulang kali batang penisnya keluar masuk menyodoki liang
kenikmatannya. Pak Djono naik ke atas ranjang kemudian
mengangkangi wajah Rina, disumpalnya mulut gadis itu dengan
penisnya. Pak Dede dan Pak Ahmad merangkak di sisi kanan dan
kiri, tangan mereka yang kotor penuh dengan dosa mengelus-
ngelus buah dada Rina yang membuntal padat, dicubit-cubitnya
pentil Rina yang semakin lancip. Sungguh ironis memang, para
guru yang seharusnya melindungi dan mengayomi murid-muridnya
kini justru menjadi predator yang memangsa murid-murid cantik di
sekolahan itu.
"Wahhh.!!, kontol saya mulai dihisap...." Pak Djono berseru senang
merasakan hisapan-hisapan mulut Rina, sementara Pak Dede dan
Pak Ahmad tidak menjawab mereka sibuk enjilati dan mengenyot-
ngenyot buah dada Rina. Mata Rina nampak semakin sayu ketika
mulutnya menghisap-hisap batang kemaluan Pak Djono, sesekali
tubuhnya yang tersentak-sentak karena disodok oleh Pak Dion
menggelinjang keenakan merasakan emutan-emutan mulut Pak
Dede dan Pak Ahmad yang terus menghisap-hisap puncak
payudaranya.
"Cleppp..., Clepppp,,, Cleppppp...." suara penis Pak Dion yang
sedang keasikan menggepur lubang vagina Rina.
Cairan-cairan putih bercampur dengan cairan kemerahan meleleh di
selangkangan Rina dan sebagian terpercik menodai seprai putih itu
ketika Pak Dion menyodokkan dan menggecak-gecakkan batang
kemaluannya sekuat tenaga..
"Emmmhhh.., Mmmmmm....Owww, Ahhhhh, enakkkk......, Ennnhh"
Mata Rina berkunang-kunang, rasa pedih dan sakit perlahan-lahan
berganti dengan rasa geli dan nikmat ketika Pak Dion semakin kuat
menggenjoti lubang vaginanya, sudah tiga kali Rina menggelinjang
ketika dipaksa memuntahkan cairan kenikmatannya. Pak Ahmad
melepaskan sabuk yang mengikat tangan Rina,
"Ayo dikocok..., nahhhh...."
"Sip-lah....."
Pak Ahmad dan Pak Dede mulai mengajari Rina untuk mengocok-
ngocok penis mereka. Rina tampak bernafsu ketika mengocoki
penis kedua orang gurunya yang bejat, sementara mulutnya sibuk
menciumi dan menghisapi penis Pak Djono. Empat orang guru bejat
itu semakin asik menikmati tubuh muridnya yang cantik, Rina
mendesah keras ketika merasakan tangan Pak Ahmad dan Pak Dede
mencubit puting susunya yang berwarna pink kemerahan,
kemudian menarik-nariknya.
"EARGGHHHHH...!! CROOTTT... CROTTTTT......... CROT "
Pak Dion menggeram kemudian menyodokkan batang kemaluannya
kuat-kuat, tubuhnya yang gemuk berlemak ambruk ke belakang.
Batang penisnya yang besar terkulai setelah puas menggenjoti
lubang vagina Rina yang peret. Pak Ahmad menarik tubuh Rina
yang masih terengah-engah, ia menyeret Rina ke kamar mandi dan
kemudian memandikan gadis itu, setelah bersih ditariknya kembali
murid cantik itu keluar dari dalam kamar mandi, tubuh Rina
menggigil, kedinginan berdiri ditengah ruangan ber-AC.
"He he he, dingin ya ?? Butuh kehangatan??" tanya Pak Ahmad
mengejek sambil menciumi leher Rina dari belakang, tangan Pak
Ahmad mengelus-ngelus pinggang Rina yang ramping sambil
mengendus-ngendus tengkuk gadis itu.
Pak Ahmad, Pak Dede dan Pak Djono mengelilingi tubuh Rina, mata
gadis itu terpejam ketika merasakan tangan-tangan jahil mulai
menggerayangi tubuhnya. Payudaranya semakin menggembung
ketika telapak tangan Pak Dede dan Pak Djono yang kasar dan
hangat mengusapi bulatannya
"Ohhhhhhhh, Pakkkkk......Ennnnhhh" murid cantik itu menggeliat
resah, wajahnya terangkat menatap langit-langit ketika merasakan
buah dadanya diremas-remas dengan teratur, telapak tangan
mereka yang kasar merayapi gundukan buah dadanya yang halus,
Bujuk rayu dan bisikan-bisikan kotor akhirnya menaklukkan
segalanya dan mengikat murid cantik itu dalam kekangan rantai
birahi yang panas dan ikatan nafsu birahi yang semakin
menggelegak. Rina menurut ketika Pak Ahmad menyuruhnya
menungging sambil berdiri, berkali-kali tubuhnya tersungkur ke
depan ketika Pak Ahmad berusaha keras menyodominya..
"Aaaa...., Ahhhhh..., Essshhh Akkhhhhh.....Aoooww...!! " Rina
menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan rasa pedih
dan panas mendera lubang anusnya, berkali-kali wajahnya yang
cantik mengernyit kesakitan.
"Aduhhh, Duhhhh, Sakitttt Pakkkkk.... Aaaaaaa"
Rina menjerit kesakitan ketika Pak Ahmad menyodok keras lubang
anusnya., guru bejat itu hanya tertawa. Guru bejat itu malah
bernafsu untuk menekankan batang kemaluannya semakin dalam,
tanpa mempedulikan Rina yang menjerit keras sambil menggeliat-
geliat kesakitan.
Pak Ahmad menjambak rambut Rina dan kemudian mengocok-
ngocokkan batang kemaluannya dengan kuat, berulang kali
disodokinya lubang anus gadis itu tanpa belas kasihan walaupun ia
mendengar dengan jelas muridnya itu menjerit-jerit kesakitan.
"Hajar Pak Ahmad !!, Euuuhhhh..., gila, hardcore euy HA HA HA..."
"Wah.. wahhhh, terus sodok yang keras JANGAN DIKASIH AMPUN!!!
"
Berkali-kali Pak Dede dan Pak Djono menundukkan kepala mereka,
Pak Dede menciumi buntalan buah dada Rina, dihisap dan
dikecupinya payudara Rina yang putih menggoda pandangan mata
mereka, dicubitinya putingnya sambil mengusapi bulatannya. Pak
Djono tidak mau kalah, lidahnya terjulur melingkari puting Rina
kemudian melumat puncaknya itu kuat-kuat.
"Ohhhh, Pakkkk, Uhhhh, AWWW..." Rina meronta ketika merasakan
Pak Djono menggigit puncak payudaranya, sementara tubuhnya
tersentak-sentak kedepan dengan kuat karena Pak Ahmad masih
menyodominya dalam posisi berdiri sambil menungging.
Pak Ahmad seperti kesetanan, dicekalnya kedua pergelangan
tangan Rina kemudian ditariknya ke belakang, Pak Dede dan Pak
Djono terkekeh sambil menekan bahu Rina.
"Heeekkk, Aeeehhhh, OWWW...." mata Rina yang sipit terpejam
rapat, nafasnya terhembus-hembus dengan kuat setiap sodokan-
sodokan kasar Pak Ahmad menyodok lubang anusnya, Rina
memekik kecil merasakan semburan sperma Pak Ahmad di dalam
lubang anusnya.
"Ayo Pak Dede, kita garap barengan..."
"Iya Pak Djono, saya juga udah ngak sabar..!!" Pak Dede dan Pak
Djono terkekeh sambil meremas buah dada Rina, sementara Rina
menatap tidak mengerti maksud Pak Dede dan Pak Djono.
"Ayo sayang, jangan malu-malu, duduk disini...."
Pak Djono menunjuk penisnya, sementara Pak Dede mendorong
punggung Rina agar menghampiri tubuh Pak Djono yang sedang
tidur terlentang di atas kain permadani warna merah. Rina berdiri
disamping tubuh Pak Djono yang terlentang, mata sipitnya
menatap Pak Djono, ia masih bingung tidak mengerti permintaan
Pak Djono.
"Sini manis, Bapak ajarin... HE HE HE"
Pak Dede mengelus-ngelus bongkahan pantat Rina kemudian
meremasnya, dibimbingnya tubuh Rina agar mengangkangi batang
penis Pak Djono.
"Iya, ayo sayang, masukin kontol Bapak ke dalam memek kamu.."
Pak Djono, tersenyum lebar ketika Rina mulai berjongkok
mengangkangi penisnya.
Tangan Pak Djono mengelusi pinggang Rina yang ramping
sementara Pak Dede menekan bokong gadis itu agar semakin turun.
Rina mendesis lirih ketika kepala penis Pak Djono menyentuh
belahan vaginanya, Rina mendesah sambil mengangkat wajahnya
keatas ketika merasakan batang penis Pak Djono membelah
belahan vaginanya.
"Sekarang kamu belajar yach, diangkat, diturunin.., diputarrrrr...!! "
Pak Dede mengajari Rina, dibisikkannya kata-kata mesum ditelinga
Rina,
"Rina memek kamu seret.. dech.."
"Gimana enak ngak ngentot sama Pak Djono??"
"Plakk..!! Plakkk...!! Ayo terus jangan berhenti.."
Pak Dede menampar-nampar bongkahan buah pantat Rina ketika
murid cantik itu berhenti menaik turunkan pinggulnya, dengan
nafsu Pak Dede meremas buah dadanya.
"Cape Pakkk..." Rina merasa pinggangnya seperti hampir patah.
"Makanya kamu harus latihan supaya kuat!!, Sini biar Bapak
bantuin supaya kamu belajaar...NAIK..!! TURUNN !! NAIKKK!!
TURUNN!!" Pak Dede membantu mendekap pinggul Rina kemudian
menarik dan menekankan pinggul muridnya itu kuat-kuat.
Rina merintih-rintih ketika Pak Djono mulai menyodokkan batang
penisnya ke atas ketika ia berusaha menghempas-hempaskan
vaginanya ke bawah dibantu oleh Pak Dede yang bernafsu
menekan-nekan bokong murid cantik itu, semakin lama tusukan-
tusukan Pak Djono semakin kuat dan cepat, Rina menjerit lirih
keenakan, Pak Dede dan Pak Djono saling berpandangan kemudian
terkekeh-kekeh senang.
"AHH, AHHH.. OAAHHHHH...!! " mulut Rina ternganga lebar,
tubuhnya basah kuyup oleh kucuran air keringatnya yang meleleh
semakin lama semakin banyak mengucur dengan deras, matanya
mengerjap-ngerjap keenakan, bibirnya semakin keras mendesah-
desah, Pak Dede berdiri, kemudian menyodorkan batang penisnya.
Lidah Rina keluar kemudian menjilat penis Pak Dede yang teracung
di hadapan wajahnya, kedua tangan Rina yang mungil berpegangan
pada pinggul Pak Dede, dengan demikian ia dapat lebih leluasa
menghempas-hempaskan vaginanya.
"Buka mulut kamu sayang..." Pak Dede membelai-belai kepala Rina,
guru bejat itu mendesah keras sambil membenamkan penisnya ke
dalam mulut muridnya yang cantik, mata Rina terpejam rapat-rapat
ketika Pak Dede menekankan batang penisnya semakin dalam.
"Nah, ini yang namanya DEEPTHROAT..., " Pak Dede mengajari Rina
yang kewalahan ketika tangan Pak Dede menekan belakang kepala
kuat-kuat, berulang kali Rina mengerang pelan ketika penis
gurunya yang bejat menekan masuk ke kerongkongannya, Rina
menarik kepalanya agar penis itu terlepas dari mulutnya, ia
mengeleng-gelengkan kepalanya ketika Pak Dede mengacung-
ngacungkan benda itu di hadapan bibirnya.
"BUKA MULUT!" Pak Dede membentak kemudian menjambak rambut
Rina, dengan kasar dijejalkannya penisnya ke dalam mulut gadis itu
yang ternganga.
"Hennnhh, Ennhhh, Heennnhhh..."
Nafas Rina tersenggal-senggal ketika Pak Dede mulai memaju
mundurkan batang penisnya dengan teratur, Pak Dede menekuk
wajahnya ke bawah memperhatikan ekspresi wajah Rina yang
mengernyit-ngernyit dengan matanya yang terpejam rapat, air mata
keputusasaan kembali mengalir deras dari mata-nya.
"Emmmm, Emmmmmhhhh......"
Pak Djono semakin liar menyodok-nyodokkan penisnya, tubuh Rina
berkali-kali tersentak keatas ketika penis Pak Djono merojok
lubang vaginanya dengan kasar.
"WUAHH, Eunakk..!! Crrrotttt... Crrrotttt" Pak Dede menekan kuat-
kuat belakang kepala Rina sambil menyodokkan penisnya ke depan
kuat-kuat.
"Plukk..!! Plukkk.." berulang kali Pak Dede menampari pipi Rina
dengan batang penisnya yang sudah terkulai, ia puas mendeep
throat murid cantik itu..
Rina yang masih terisak menangis menolehkan kepalanya ke
belakang ketika merasakan bongkahan pantatnya diremas
seseorang, Pak Dion tampak asik meremasi bongkahan pantat Rina
yang bulat dan padat, kedua tangannya mengelus dan meremas
pantat yang membulat indah itu. Bibirnya tersenyum kecil menatap
lubang dubur Rina, dipukul-pukulkannya batang penisnya yang
sudah tegang itu pada lubang anus Rina. Dengan paksa Pak Dion
menjejalkan penisnya kuat-kuat,
"Ngahaaaaduhhhhhh, sakit Pakkkk, SAKITTT...., AWWWWW"
Pak Dede menekan punggung Rina, sementara Pak Djono mencekal
pinggul gadis itu.
"OAWWWWWW..........!!! " terdengar jeritan melengking panjang dari
mulut Rina ketika batang Penis Pak Dion yang besar itu
menghujam keras, menyodomi lubang anusnya.
"Earrrhhhhhhhhhh, Arrrrhhhhhhhhhhh...." berulang kali Rina
mengerang keras ketika penis pak Dion yang oversize itu semakin
dalam mengebor lubang anusnya, setiap detik terasa menyiksa
ketika batang besar itu menusuk semakin dalam sampai akhirnya
buah pantat Rina bergesekan dengan selangkangan Pak Dion.
"Auungghhhhh.... " mata Rina yang sipit membeliak ketika
merasakan dua batang penis itu bergerak dalam waktu yang hampir
bersamaan, mulutnya ternganga lebar terkadang lidahnya sedikit
terjulur keluar, ketika sodokan-sodokan Pak Dion dan Pak Djono
menggempur dengan semakin kuat.
"Plepppp... Plepppp... Cleppp Blepppp....."
"Plakkk, Plokkkkkk, Plakkkk Plokkkkk"
"Ennnhhhh, Enhhhhh, Enhhhhh...."suara desah nafas Rina yang
tertahan-tahan ketika batang penis Pak Dion dan Pak Djono keluar
masuk dengan cepat menyodok-nyodok lubang anus dan
vaginanya.
Tangan Pak Djono mencekal pinggang Rina yang ramping
sedangkan tangan Pak Dion mencengkram bahu gadis itu. Pak Dede
dan Pak Ahmad mulai mengepung dari sisi kiri dan kanan, tangan
mereka mengusapi susu Rina yang melompat-lompat dengan
indah, tangan mereka meremas kuat-kuat payudara gadis itu
sampai memar kemerahan.
"Sayang mangsa kita yang kemarin lolos ya...." Pak Dede menghela
nafas panjang, sambil menarik-narik putting Rina yang meruncing.
"Ho oh, mana handycam saya juga hilang lagi...!!" Pak Ahmad
mengeluh.
"Iya, saya juga heran, padahal kata Si Doni handycam kita ada di
tas Vivi"
"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, sepandai-pandainya tupai
melompat pasti akhirnya jatuh juga, yang jelas si cantik ini akan
menambah koleksi kita" Pak Dion terkekeh-kekeh senang sambil
mengayun-ngayunkan batang penisnya kuat-kuat.
"Ennnhhhh,, Crrrtttt, Crrrrrrrr......"
Keempat guru bejat itu tertawa lepas, mereka menertawakan Rina
yang terkulai ketika kembali mencapai klimaksnya, gerakan Pak
Dion dan Pak Djono semakin kasar dan brutal, menyodok-nyodok
lubang vagina dan lubang anus murid cantik itu.
"Cleppp.. Cleppp. Cleppp..."
"PLefff Plefffff.., Plefff...Plepppp."
Bergantian keempat orang guru bejat itu menggarap tubuh Rina
yang putih mulus, berkali-kali Rina memekik kemudian terkulai
lemas ketika batang-batang penis itu menggilir tubuh mulusnya.
************************
Sementara itu...
Lima orang gadis cantik plus teman mereka yang gemuk tengah
sibuk memasang alat pengintai terakhir. Andra sedang membantu
lima orang gadis cantik yang tampak was-was ketika ia mulai
berusaha memanjat untuk memasangkan alat pengintai. Wah, agak
mirip kaya film KINGKONG Nih...He He He. Aku memandang ngeri,
wajah Andra memerah dengan nafas yang memburu kencang,
sedikit lagiiiiiii.....!! akhirnya ia menolehkan wajahnya sambil
tersenyum lebar "HA HA HA..., berhasillll !!! WWUAHH....!!!"
"Krakkkkkk.... Buuummmmm"
Aku, Reina, Vivi, Riska dan Farida mendadak menahan nafas ketika
tubuh besar Andra terpelanting dan jatuh dengan bunyi berdebum
keras mirip seperti bom atom yang dijatuhkan diatas kota
Hiroshima dan Nagasaki, tapi bom atomnya kali ini berbentuk huruf
X, seperti posisi tangan dan kaki Andra, wajah Andra yang
tersenyum mulai mengernyit kesakitan kemudian dengan gagah
berani ia berseru keras sambil mengerang.
"HADOOOOOHHHH..., PINGGANGKU..., HEEEEUGGHHH...."
Dengan terburu - buru kami berlima berusaha membantu Andra
berdiri, susah juga membantu Andra yang bertubuh gemuk untuk
berdiri, seperti kata pepatah, semakin tinggi manjatnya semakin
sakit pula jatuhnya X_X
"Aduhhh, Andra ada yang patah nggak....??" Reina bertanya dengan
khawatir.
"ENNNHHHH....., Aduhhh, Aduh, sakitttt.... "
Riska dan Farida memapah Andra sementara Aku, Reina dan Vivi
membersihkan jejak-jejak keberadaan kami di ruangan itu.
"Eitttt....., biar sakit tapi jangan pegang-pegang pinggul dongg...."
Farida protes, cemberut, sambil menepiskan tangan Andra yang
melingkari pinggulnya, Riska melotot sambil mencibirkan bibirnya
pada Andra yang mencari-cari kesempatan dalam kesempitan.
"Ihhh, ANDRA...!! "
Farida kembali menepiskan tangan Andra yang merayap di
pinggulnya.
*********************
Di markas besar
Lima gadis cantik dan seorang pegulat bertubuh gemuk tengah
kebingungan, ternyata hasil jerih payah mereka masih jauh dari
yang diharapkan
"Euhhh ??!!! " Andra menggaruk-garuk kepalanya, sesekali ia
meringis sambil sesekali mengusap-ngusap pinggangnya yang
terasa sakit akibat terjatuh tadi.
"Gimana ?? Bisa ngga?? " aku bertanya dengan was-was.
"Emmmhh, koq gambarnya buram yah ?? "Riska menyikut pinggang
Andra.
"Waduh, banyak semutnya, Hhhhhhhh" Vivi berkacak pinggang
kemudian menghela nafas panjang untuk melepaskan kekecewaaan
Andra mengotak-atik laptopnya sambil sesekali mencuri pandang
melirik ke arah dada Vivi yang membusung, berkali-kali Andra
menelan ludah sambil menahan nafsu.
"Tenang, tenang, kalau gitu kita harus kembali ke rencana semula "
Vivi menenangkan situasi yang mulai tidak terkendali karena rasa
panik dan stress. Akhirnya kelima gadis cantik terpaksa memilih
plan B, meliput kejadian secara langsung karena plan A tidak
berjalan dengan mulus.
"Dalam hal meliput langsung kebejatan Pak Dion cs minimal ada 2
orang, untuk saling melindungi, sangat dilarang untuk beraksi
sendirian karena sangat riskan dan beresiko tinggi " Andra mulai
mengambil alih posisi sebagai pimpinan yang memberikan instruksi
kepada para anak buahnya yang cantik dan mulus, kadang-kadang
Andra salah tingkah jika tatapan matanya beradu pandang dengan
tatapan mata Maya.
"Nah yang pertama, ayo berlatih menggunakan shortcuts HP yang
pasti akan sangat membantu kita dalam melaksanakan misi penting
ini...!! Dimulai dari Riska, Vivi, Maya, Reina, Farida.....ayo mulaiiiii...,
Ehhhh mau pada kemana !!?, latihannnn..!! " Andra berteriak stress
karena kelima anak buahnya yang cantik malah berhamburan ke
depan ketika mendengar suara tukang bakso tahu menjajakan
jajanannya.
"Kruyukkkkk..."
Andra memegangi perutnya, sebenarnya Andra hendak ikut berlari
ke depan tapi tidak jadi, ia tersenyum ketika Reina malah
menghampiri sambil membawakan sepiring baso tahu kesukaannya,
tidak berapa lama Vivi, Farida, Riska dan Maya sibuk bergabung
untuk mengisi perut di depot rumah Vivi.
-------
Aku memainkan Hp-ku,
Dengan lincah jari tanganku menekan tombol diHpku
mengambil foto, merekam audio dan video
Ciehh, ternyata hebat juga detektif Maya dengan peralatan barunya.
Target pertama kami, adalah Doni
Si mata-mata bejat yang selalu memberikan informasi kepada Pak
Dion Cs

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.