Kamis, 05 Maret 2015

The Orgy Club: Welcome to the Club

orang mahasiswa perantauan
yang kuliah di ibukota. Aku mau bercerita tentang
pengalaman gilaku di sebuah kost-kostan mahasiswa. Kost-
kostan itu untuk campur pria dan wanita, beberapa dari
penghuninya mahasiswa seperti aku dan beberapa lainnya
karyawan. Sebulan pertama segalanya nampak normal-
normal saja, tapi beberapa hari setelah bulan kedua barulah
aku tahu rahasia seram (atau seru? tergantung dari mana
melihatnya) di tempat itu. Hari itu aku sedang bersiap-siap
mau berangkat kuliah siang ketika kulihat dari seberang
kamar Hany (19 tahun), gadis cantik di kamar seberang yang
berpayudara montok, keluar dari kamarnya ke kamar mandi
tanpa memakai apapun kecuali sandal jepit. Handuk saja
cuma ditenteng dengan tangan kirinya, sedang tangan
kanannya menenteng peralatan mandinya.
Kulitnya yang putih mulus ditambah bodinya yang langsing
dengan tinggi badan yang termasuk sedang serta bongkahan
pantatnya yang bulat indah langsung membuatku menelan
ludah melihatnya. Aku yang masih pria normal terang saja
terangsang disuguhi pemandangan tak terduga ini dan
langsung terkena komplikasi mata-jantung-kemaluan. Mataku
melotot melihat tubuh telanjangnya, jantungku langsung
berdegup kencang, dan darahku langsung mengalir ke bawah
mengisi pembuluh darah di penisku hingga menegang. Setelah
masuk ke kamar mandi, entah sengaja atau tidak, Hany
sedikit menutup pintu untuk menggantungkan handuk dan
pandangan matanya bertemu dengan pelototan mataku.
Anehnya ia tidak terlihat kaget, malah tersenyum menggoda
dan sedikit meremas payudaranya sendiri. Yang lebih
membuat jantungku semakin berdebar-debar, tanpa terlebih
dulu menutup pintu kamar mandi ia mengarahkan gagang
shower ke tubuhnya dan mengguyur badannya dengan santai-
santai saja seakan aku yang menonton dia mandi adalah hal
yang normal. Beberapa saat setelah membilas tubuhnya untuk
membersihkan sabun di badannya ia menoleh ke belakang dan
tersenyum nakal melihat padaku yang daritadi terbengong di
depan pintu kamarku. Kuliah langsung terlupakan begitu dia
menggunakan jemari telunjuk kanannya untuk mengajakku ke
kamar mandi. Langsung saja aku melemparkan diktat kuliahku
ke kamar dan melepas seluruh bajuku, termasuk CD-ku,
sehingga burungku yang sudah bangkit dari tadi langsung
seperti terbebas dari sangkarnya. Lalu aku berjalan dengan
agak pelan ke kamar mandi bersama itu. Tanpa malu-malu
Hany menyambutku dalam keadaan tanpa busana seperti itu.
Saat aku masuk ke kamar mandi ia cuma tersenyum.
"Eh Rico...lu belum pernah mandi bareng cewek ya?"
"Pernah sih sama mantan gua dulu, tapi kalau yang seseksi
kamu belum" jawabku sambil mengagumi keindahan tubuhnya
yang menggiurkan dalam keadaan basah seperti ini, terutama
bagian payudara dan pinggulnya yang semok itu.
Ia memutar tubuhnya hingga memunggungiku dan diraihnya
kedua tanganku dan menggiring keduanya ke payudaranya
yang bulat itu. Aku lalu meremas puting gumpalan kenyal itu
sambil sedikit mengusap-usap dengan gerakan melingkar
yang lembut. Bibirnya yang indah mengeluarkan desahan yang
membuat birahiku semakin membara.
"Aaahh.. eemmhh.. eemmhh.." saat ia sedikit menoleh ke
samping, langsung saja kulumat bibirnya itu.
Desahannya sedikit tertahan dan bercampur dengan
lenguhanku. Lalu tangan kiriku mulai mencari klitorisnya dan
mulai menggesek-gesekkan jariku ke daging sensitif itu
dengan lembut. Desahannya semakin menggema di dalam
mulutku dan dipantulkan oleh dinding kamar mandi. Aku
sudah tak sabar lagi memasukkan penisku ke vaginanya.
Maka setelah lima menitan ber-french kiss dan grepe-grepe,
aku membalikkan tubuhnya hingga menghadap ke arahku.
Tapi ia menolak sambil melepas pagutanku.
Sambil sedikit mendesah ia bilang, "Gini aja, lebih kerasa
sodokannya!" seraya menunggingkan pantatnya ke arahku dan
menyandarkan lengannya ke tembok.
Oke deh, pikirku sambil mendorong punggungnya supaya ia
lebih menunduk. Tangan kananku memegang batang penisku
dan mengarahkan ke vaginanya yang telah siap menanti.
Setelah menempel pas di bibir vaginanya, langsung saja
kutekan batang kemaluanku yang sudah tegang hingga
amblas ke dalamnya dengan perlahan.
"Aaarrgghh..!!" Hany mengerang panjang
"Kenapa Han? Sakit?" tanyaku sambil meremas payudaranya
"Agak sih....tapi enak...banget Ric.. uuhh.. aargghh.."
Memang batang kemaluanku terjepit cukup ketat di antara
dinding vaginanya yang berdenyut-denyut sehingga terasa
seperti dipijat. Sekali lagi Hany mengerang lumayan keras
waktu aku mulai mendorong pinggulku maju mundur.
Vaginanya makin becek sehingga penisku semakin enak
keluar-masuk liang senggamanya itu. Sensasi yang kuperoleh
pun rasanya luar biasa sekali membuatku juga mulai
mendesah-desah keenakan. Aku memegangi pantat seksinya
dan sesekali menamparnya dengan gemas. Lalu kutempelkan
dadaku ke punggungnya dan mulai meremas-remas payudara
montoknya yang menggantung berat. Pasti teman-temanku
tidak percaya kalau aku berhasil bercinta dengan Hany, the
most wanted girl in campus to sex with! Sungguh gadis satu
ini benar-benar menggairahkan.
"Uuuhh.. aahh.." desahku ditimpali pekikan Hany.
Tiba-tiba aku merasa ada cairan hangat mulai menjalar ke
ujung kepala batang kemaluanku. Tanpa sempat kutahan, air
maniku pun keluar sebagian di dalam vagina Hany karena
belum sempat kecabut keluar, sedangkan sebagian lainnya
bercipratan di pantat Hany. Pada semburan berikutnya Hany
sempat berputar dengan cepat, berlutut di depanku dan
menerima semprotan air maniku di wajah cantiknya. Ia
membuka mulutnya menerima spermaku yang menyemprot
semakin lemah. Setelah itu ia mulai menjilati seluruh cairan
putihku di wajahnya dan mengusap-usap pantatnya untuk
menyeka maniku yang ada di punggung dan pantatnya lalu itu
dijilatnya sampai habis. Aku merasa agak lemas setelah
orgasme tapi sangat puas dan parahnya aku kepingin lagi,
hehehe...so pasti lah! Hany yang mengetahui pikiranku
berkata,
"Ric lanjutin saja di kamar aja yuk, dingin nih disini"
"Ok...kamar gua atau kamar lu Han?"
"Kamar gua ajalah. Kamarlu kan berantakan!" jawabnya
tersenyum nakal
Aku nyengir malu. Lalu tiba-tiba aku mengangkat tubuhnya
dan kugendong dia ke kamarnya. Tubuhnya yang masih
sedikit basah dengan air semakin membuatnya tampak
menggairahkan karena nampak berkilauan di bawah sinar
matahari. Sesampainya di kamarnya aku rebahkan dia di
ranjangnya dan aku mulai menjilati semua sisa-sisa air yang
menempel di tubuhnya. Dia mulai mendesah-desah lagi saat
kujilati puting coklatnya yang sudah kembali mengeras. Ia lalu
meraih kepalaku dan menekannya sehingga aku terbenam
dalam-dalam ke payudaranya. Aku yang sudah konak berat
mulai mengenyot dan mengigiti putingnya dan sambil
meremasinya. Desah kenikmatan Hany pun mengisi kamar
berukuran sedang itu. Setelah merasa puas menyusu
payudaranya, aku mulai mengarahkan batang kemaluanku
yang sudah keras lagi ke dalam vaginanya. Dia memekik
kaget saat penetrasi dan langsung kugenjot habis-habisan.
Jepitan dinding vaginanya benar-benar legit sampai aku
mengerang-erang nikmat sekali dan ia sendiri menjerit-jerit
keenakan. Lalu aku melumat bibir tipisnya dan dia juga
membalas dengan bergairah. Dada kami bergesekan dan
sensasi yang ditimbulkan benar-benar aduhai. Lalu selang
beberapa menit kemudian aku keluar lagi tanpa sempat
kutahan.
"Han.. eemmhh.. keeluuaar.. dii.. daaleemm.. nniihh.." kata-
kataku terputus-putus oleh erang nikmat dan sensasi
orgasme.
"Nnggakk.. papa.. kooqq.." rupanya dia juga mengalami
sensasi yang sama.
Lalu aku ambruk di sampingnya untuk istirahat. Hany juga
lelah kelihatannya.
"Rico.."
"Ya?"
"Welcome to the club!" katanya membuatku heran.
"Apa...what club?"
"The Orgy Club! Gini lho di sini, di kost-kostan ini, sex is
totally free. Sama cewek manapun di kost ini, kamu boleh
main semaumu. Dan kalau ceweknya tidak mau, kamu boleh
perkosa dia. Di sini ceweknya adalah budak seks. Aku,
Angeline, Amel, sama Sabrina yang indo bule itu adalah
budak-budak seks cowok di sini. Terus Alex, Leo, Anton, Joko,
Mario, Indra, bahkan Om Deddy yang punya kos plus istrinya,
Mbak Eva, lalu Pak Kasimun si penjaga kost ini, dan sekarang
kamu berhak merkosa kita berempat.Tapi kami juga boleh
minta main kalau kepingin. Pokoknya totally free deh!"
Tentu saja aku agak kaget dan terperangah mendengarnya.
"Semua orang?" tanyaku.
"Pokoknya syaratnya adalah kamu orang kost di sini.
Benernya kamu diajak Indra kost ke sini bukan cuma untuk
menghibur kamu yang baru putus sama mantanmu tapi
karena dia juga denger kamu orang yang asyik soal seks.
selama sebulan ini kami sudah menyelidiki kamu apakah
kamu pantas atau nggak masuk klub ini, dan ternyata kamu
cocok, selamat ya!" katanya sambil mencium bibirku
Perasaanku campur aduk, bingung, kaget juga senang.
Ternyata Indra punya tujuan lain mengajakku ngekost di sini.
Dia ingin aku dapat melupakan Sarah yang selingkuh dan
mengenalkan dunia sex yang lebih bebas. Wah thank's Ndra!
Lu emang sobat mesum yang baik
"Jadi gua berhak main dengan kalian cewek berempat
walaupun kalian tidak mau?"
"Yup! Selain itu ada juga anggota dari luar kost yang sudah
kita seleksi untuk meramaikan klub?" jawab Hany dengan
tersenyum.
"O gitu? Misalnya...?"
"Ada si Melinda, pacarnya Leo itu, terus Bang Obar si tukang
anter galon air, Pak Somad, tukang nasi goreng keliling
langganan anak-anak di sini, terus Mbak Tari sama Mbak
Mirna, mereka juga available loh!"
"Mbak Tari? Mbak Mirna yang mana?"
"O iya dasar cowok, itu karyawati yang kerja di butik ####
deket kampus, itu kan punya Mbak Eva"
"Pantes gua ga tau, ga pernah main ke butik, kalau tau gitu,
tar kapan-kapan main ke sana juga ah hehehehe!" kataku,
"ckk...ckkkk...gua baru tau ada perkumpulan segila ini,
maklum anak kota kecil hehehe...eh tapi apa aman Han, kalau
kena grebek aparat kan berabe tuh?"
"Tenang...Om Deddy punya temen di kepolisian yang jadi
backing kita, Pak Usno, itu tuh kan lagi kapan tuh kita lagi
main PS3 di ruang tengah, ada bapak agak gemuk yang
datang itu"
"Ooo...itu jadi dia itu polisi ya?"
"Iya, sebagai balas jasanya dia juga dapet jatah dari kita
cewek-cewek di sini", terangnya, "terus, satu lagi ini pasti lu
suka Ric!"
"Wah apa lagi nih?" aku semakin penasaran dibuatnya.
"Klub kita ini, setiap bulan weekend pertama ngadain orgy di
rumahnya Om Deddy. Di sana acaranya seru deh, ada game-
game nakal, tuker-tukeran pasangan, ujung-ujungnya ya orgy
party lah!"
Aku benar-benar kehabisan kata-kata, percaya tidak percaya,
tapi aku benar-benar telah di klub ini dan mengalaminya
sendiri. Sungguh dalam hidup ini banyak hal yang di luar
dugaan dan pengetahuan kita.
"Ooo..., jadi waktu kapan itu gua balik ke sini sampe malem
ga ada siapa-siapa selain Pak Kasimun, ternyata lu orang lagi
party ya? Pantes besok paginya gua liat muka lu orang pada
lemes gitu"
Hany mengangguk mengiyakan
"Emm.. weekend kan tiga hari lagi nih. Kali ini gua boleh
dateng dong?"
"Like i Just said to you, lu kan udah anggota klub ini
sekarang. Jadi lu berhak ke sana."
"Wah sik, asyik....asyik...beneran nih? ga sabar gua
nunggunya!" aku kegirangan mendengarnya, seperti mimpi
saja, tapi semuanya nyata, aku baru saja mengalaminya
sendiri dengan teman sekampusku ini.
"Well...well, jadi
calon member baru
ini udah lolos seleksi
ya!" tiba-tiba
terdengar suara dari
arah pintu.
Kami menoleh ke
arah pintu yang lupa
kututup. Ternyata
Angeline sudah
berdiri di ambang
pintu. Angel (24
tahun) adalah
seorang pramugari
sebuah maskapai
penerbangan lokal,
maka tidak heran ia
memiliki tubuh yang
ideal, tinggi 172cm
dengan paha jenjang
yang indah,
ditambah wajahnya
yang cantik dengan rambut sebahu. Dia berdiri di depan pintu
dengan seragam merah pramugarinya sambil menarik koper
kecil berodanya. Sepertinya ia baru saja bebas tugas setelah
kira-kira seminggu lamanya tidak berada di kost karena tugas
di luar.
"Eh Kak Angel, baru pulang nih?"
"Iya cape sih butuh istirahat sebenarnya, tapi mergokin lu
orang lagi ngentot gua juga jadi gatel nih" jawab Angel sambil
menyandarkan bahunya ke kusen pintu, "Ric, welcome to the
club ya!
"Hehehe...iya Kak, omong-omong sekarang Kak Angel
kepengen sama saya nih?" godaku
"Why not, sapa takut?" jawab Angel sambil wajahnya
memerah menahan nafsunya.
"Tapi bentar ya, break dulu nih, cape baru garap si Hany nih!"
"Nih pake ini dong!" kata Hany sambil menarik laci di bufet
sebelah ranjangnya dan mengeluarkan sesatchet Irex lalu
menyodorkannya padaku.
Langsung kusambar Irex itu dan kuminum dengan semangat.
Kemudian aku turun dari ranjang dan menghampirinya.
Kudorong tubuhnya ke dinding dan kupagut bibirnya yang
disambutnya dengan panas. Sambil bercumbu, tangan kami
saling raba tubuh pasangan masing-masing. Aku
menggerayangi tubuhnya, roknya kusingkap dan kedua
tanganku meremas bongkahan pantatnya yang montok yang
masih terbungkus pantyhouse hitamnya. Selang beberapa
menit kemudian pengaruh Irex tadi mulai terasa, tubuhku
berangsur-angsur segar dan siap memulai pertempuran
berikutnya.
"Wow....udah keras lagi bo!" kata Angel yang memijat penisku
yang mengeras perlahan-lahan dalam genggamannya
Kemudian ia langsung berjongkok di depanku, tanpa basa-basi
dicaploknya batang kemaluanku. Setelah mengusap-usap
batang penisku yang di dalam mulutnya dengan lidahnya, dia
mulai mengocok-ngocokku dengan memaju-mundurkan
kepalanya. Kadang-kadang lidahnya menyusuri bagian bawah
batang kemaluanku dan mengemut buah zakarku.
"Aahh.. yaahh.. teruss.. terus...gituin Kak!" aku mendesah-
desah, tidak kuat menahan birahi dan aktivitas itu
berlangsung agak lama.
Aku yang tidak sabar lagi segera menarik tubuh Angel dan
mendudukkannya di tepi meja di dekat pintu kamar,
kuposisikan diriku di antara kedua belah paha jenjangnya.
"Kak Angel, saya udah gak tahan nih!" pintaku di tengah
kecupan-kecupan liar kami.
"Aku juga Ric! Cepat kerjai memekku!" balas Angeline dengan
tatapan sayu memelas penuh nafsu.
"Hmm...Kakak bener-bener konak berat ya?" godaku sambil
menciumi telinga dan lehernya.
"Nnngghh.. Give me that Rico! Please.." pinta Angeline
Aku memagut kembali bibirnya, sambil berciuman kupeloroti
panty house hitam beserta celana dalamnya, lalu
kurenggangkan posisi kakinya agar mengangkang lebar.
Terlihatlah kini di hadapanku vagina vagina pramugari cantik
yang merekah merah segar, kontras dengan kulitnya yang
putih. Bulu-bulu di sekitar vaginanya terpotong rapi,
menandakan bahwa ia memang cukup telaten merawat organ
kewanitaannya tersebut. Pemandangan itu semakin
membuatku tak henti-hentinya menelan ludah. Aku duduk di
kursi dan membenamkan wajahku ke selangkangan Angel dan
mulai menjilati liang kenikmatannya sambil kepalaku terus
dipegang dan dijambakinya. Sementara itu tanganku
menyusup ke bawah kemejanya yang masih belum terbuka,
sampai di dadanya tanganku terus menyusup ke balik branya,
akhirnya kupegang dan kuremas payudaranya yang indah dan
berkulit halus, putingnya kupermainkan hingga terasa makin
keras. Tak lama kemudian, kurasakan daerah vagina Angel
bergetar dan makin lama getarannya makin hebat, hingga tak
akhirnya saat aku sedang menggigit-gigit kecil klitorisnya,
Angel pun mengerang panjang disertai tubuhnya mengejang.
"Ooghh iiyyaahh.. Terrusshh.. Mmmppffhh.. Ghhaahh.." desah
Angel mengeluarkan cairan orgasme dari vaginanya
Wajahku langsung tersembur oleh cairan bening yang hangat
dari liang sorgawi Angel. Dengan lahapnya aku menyeruput
lelehan lendir kenikmatan yang tak henti-hentinya meleleh
dari dalam vagina Angel. Hal ini tentunya membuat Angel
yang baru saja mencapai orgasme dilanda rasa geli yang
amat sangat.
"Hhhaahh ssttoopp!! Sttoopp!! Ghiillaahh.. Ohh Sttoopp
Sshh.." erang Angel sambil berusaha menjauhkan
selangkangannya dari wajahku.
Tetapi aku justru tak mau memindahkan mulut dan jilatannya
sedikit pun dari vagina yang sedang dibanjiri cairan nikmat
itu. Aku tidak mau melewati setetespun cairan gurih itu. Mulut
dan wajahku pun belepotan oleh lendirnya. Baru setelah
kurasakan vaginanya telah bersih, aku beranjak ke bibirnya.
Dengan masih mengulum lendir dari vaginanya itu aku
menyuapkannya ke bibir indah di hadapanku. Angel langsung
mengerti apa yang akan kuperbuat terhadapnya. Ia pun
langsung membuka mulutnya seraya berkata,
"Ludahin! Ludahin ke aku Ric!" pintanya dengan tatapan sayu
menggairahkan sambil meremas-remas lembut payudaranya
sendiri.
Aku langsung meludahkannya ke dalam mulut pramugari
cantik itu dan langsung disambutnya dengan desahan
bergairah.
"Mmmhh...enakkhh!" bisik Angeline setelah menelan lendir
kenikmatannya sendiri.
Aku yang semakin terbakar gairahnya melihat adegan itu
melucuti pakaian atasnya yang masih tersisa. Setelan luar,
kemeja, dan bra-nya pun berceceran di atas maupun meja
kamar Hany hingga Angel pun telanjang di hadapanku. Tubuh
molek Angel membuatku melongo, sama indahnya dengan
Hany, namun lebih tinggi, dan payudaranya lebih kecil sedikit.
Pemandangan indah itu membuatku tak sabar lagi untuk
memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku pun lalu
menempelkan tubuhku ke tubuhnya yang terduduk di tepi meja
sambil menggesekkan penisku yang sejak tadi telah menegang
penuh di vaginanya.
"Woow...kerasnya!" kagum Angel sambil menggenggam
penisku.
"Aaahh.. Kak Angel.." lenguhku saat jemari lentiknya
menggenggam dan meremas lembut penisku.
Angel langsung mengocok penis di genggaman tangan
kanannya itu dengan penuh kelembutan. Sementara itu tangan
kirinya mengusap-usap vaginanya sendiri yang mulai basah
kembali. Rupanya ia pun tak sabar ingin segera disetubuhi.
Dipindahkannya tangan kirinya yang sudah dibasahi lendir
kenikmatannya ke penisku dan dibalurinya penisku itu dengan
lendirnya.
"Eeemmmh...anget Kak, enak!" bisikku sambil memejamkan
matanya.
"Hhhmm?? Anget? Aku punya yang panas Ric!" tantang Angel
sambil menempelkan penisku ke bibir vaginanya. "Cepat Ric!
Masukin kontol lu, aku nggak sabar! Please.." katanya dekat
telingaku
"Ooowwhh.. Mmmhh.." desahnya ketika kudorong penisku
membelah bibir vaginanya.
Angel mendongak sambil memejamkan matanya menikmati
penetrasi yang kulakukan. Tanpa buang waktu lagi aku mulai
menggoyangkan pinggulku menghujam-hujam vaginanya.
Penisku terasa seperti ditarik dan diremas bersamaan karena
seretnya vagina itu. Payudara Angel yang berukuran sedang
itu berguncang-guncang di hadapanku seolah mengundangku
melumatnya. Aku pun menyambar putingnya dengan gigiku
dan menggigitnya tanpa berhenti menggenjotnya. Beberapa
barang seperti buku dan alat tulis di atas meja Hany
berjatuhan ke bawah karena tersenggol tangan Angel yang
sedang seperti cacing kepanasan.
"Sshh... enak Ric, enak bangethhh!!" ujar Angel mendesis.
Bagaikan kuda liar, Angel juga aktif menggoyangkan
pinggulnya sampai meja di bawahnya ikut bergoyang dan
berderit. Keringat menetes dengan di kening dan dadanya.
Wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik meluapkan
gairah di dalam dirinya.
"Ooohh.. Iyaahh terusshh Kak... Ssshh!" aku pun semakin
meracau tak karuan.
Angel memelukku dengan erat, kuku-kuku di jarinya kadang
menggores punggungku dan kakinya melingkar di pinggang
saya merapatkannya sehingga penisku terasa semakin rapat
di vaginanya. Tak henti-hentinya mulutnya mengeluarkan
desahan nikmat. Sembari menggenjot penisku dalam
vaginanya, tangan kananku meremasi payudaranya. Aroma
parfum berkelas yang masih terasa pada tubuhnya menambah
sensasi erotis persetubuhan kami. Beberapa lama kemudian
kami mencapai puncak berbarengan, aku ejakulasi dalam
vagina Angel, spermaku muncrat mengisi liang vaginanya.
Sementara Angel memekik keras sambil mencengkeram
pundakku, wajahnya terlihat sangat menikmati orgasme yang
baru saja dialaminya.
"Aaahh...aaahhh" ternyata masih terdengar suara desahan
lain dari belakangku.
Wah, saking asyiknya dengan pramugari cantik ini, aku
sampai lupa dengan Hany. Ternyata dari tadi ia menonton
kami sambil masturbasi dengan vibratornya hingga orgasme.
Dengan sisa-sisa tenagaku, aku mengangkat tubuh Angel
yang sudah lemas ke ranjang. Setelahnya aku membaringkan
tubuhku di samping kedua wanita itu.
"Gimana? Puas ga?" tanya Hany
"Whew...puas banget, gua ga nyangka bisa masuk klub
seperti ini, gua kirain yang ginian cuma ada di negara-negara
Eropa" jawabku sambil geleng-geleng kepala
"Kurang update lu Ric, jauh-jauh amat ke luar negeri, di
Jakarta sekarang juga udah ada kok" kata Angel, "kamu
pernah baca Jakarta Undercover ga?" aku mengangguk, "klub
kita masih skala menengah atau malah kecil lah kalau
dibanding yang diliput di sana, banyak yang lebih gila lagi"
Saat itu Amelia (20 tahun) lewat depan kamarnya Hany. Dia
berhenti sejenak dan mengerenyitkan dahi melihat kami
bertiga bugil di ranjang lalu meneruskan langkahnya ke
kamarnya.
"Ehhh....!" refleks aku jadi salah tingkah dan meraih guling
menutupi tubuh telanjangku
Melihat reaksiku Hany dan Angeline malah tertawa.
"Hihihi...kita maklum kok, kan pendatang baru...masih malu-
malu, kita dulu juga gitu, ya ga Han?" kata Angel menyikut
pelan ke Hany
"Iya lah, biasa aja...tar ke sana pasti ga bakal malu-malu lagi,
yang ada mungkin malu-maluin!" timpal Hany lalu keduanya
tertawa renyah berbarengan.
"Iya ya hehehe...kan ini orgy club ya, jadi si Amel juga bisa
dipake dong?" tanyaku setelah baru sadar aku sudah jadi
anggota klub,
"Kan gua udah jelasin tadi Ric, Amel juga gua sebut tadi" kata
Hany
"Bener nih? Dia itu kan good girl di kampus, lu orang ga
main-main kan?" aku makin penasaran dan antusias
"Ah...lu aja ga tau, si Amel emang di luaran ja'im Ric, tapi
kalau udah aaahh....aaahhh...aahhh...ganas loh dia hihihii!"
sahut Angel
"Jadi gua bisa entotin dia? Terus katanya ada aturan kalau
ga mau boleh diperkosa kan Han?" tanyaku meyakinkan
"Yoi man! Rape her as the way you like it!" Hany memberiku
semangat.
Aku segera keluar dari kamar Hany meninggalkannya dan
Angel untuk mencari Amel tanpa memakai apa-apa, hanya
sandal jepit. Seperti juga Hany, Amel adalah teman kampusku,
bedanya Amel sefakultas denganku sedangkan Hany berbeda.
Ia lebih tua empat bulan dariku dan terpaut satu angkatan di
atasku. Kami pernah sekelas dalam dua mata kuliah, dari
situlah aku mengenalnya walau tidak dekat. Maka ketika
pertama kali masuk ke kost ini, ia adalah orang yang kukenal
selain Indra. Dari situ kami semakin dekat karena aku kadang
bertanya tentang kuliah dan juga pernah meminjam diktat
darinya. Selama ini aku menganggapnya cewek baik-baik
karena baik di kampus maupun di kost ia berpakaian biasa
saja, tidak terbilang seksi, paling kalau malam pakai celana
pendek atau kaos tanpa lengan, yang menurutku sih wajar.
Memang aku pernah agak heran ketika suatu hari tidak
sengaja aku melihat Bang Obar, si tukang air, keluar dari
kamar Amel yang sebelumnya tertutup. Waktu itu sih tidak
ada pikiran negatif, mungkin baru membantu Amel
memperbaiki dispenser atau apa mungkin. Tidak kusangka
ternyata ia anggota orgy club, yang berarti bisa dipakai. Amel
memiliki wajah yang manis dengan postur sedang, sedikit
lebih jangkung dari Hany. Payudaranya lumayan besar
sehingga kalau sedang memakai kaos ketat akan tampak
sangat menantang.
Kulihat pintu kamar Amel setengah terbuka, tapi ia tidak ada
di dalam. Hmmm...mungkin dia ke lantai atas untuk
menjemur baju. Segera aku menaiki tangga ke atas. Benar
saja Amel sedang mencuci. Saat kudatangi ia dalam posisi
berjongkok membelakangiku dan memasukkan cucian ke
dalam mesin cuci.
"Hah...Rico, mau apa?" ia membalik kaget begitu mendengar
aku masuk dan menutup pintu.
"Hehehe...pura-pura ga tau ah lu Mel, kan aturan orgy club:
setiap cewek jadi budak seks. kalau gak mau boleh diperkosa.
Ya kan?" tanyaku berjalan mendekatinya
"Ehh...iya tapi...gak sekarang please...gua lagi ga pengen!"
Amel terlihat panik sambil melangkah mundur.
"Makanya Mel, gua bikin lu kepengen deh, ketagihan malah
hehehe!" aku semakin mendekatinya
Ketika Amel mundur untuk menghindar, dia langsung kepepet
pada tembok di belakangnya. Saat itu dengan sigap kupeluk
badannya yang ramping dan kudekap ke tubuhku.
"Jangan Ric...gila lu...jangan!!" Amel meronta berusaha lepas
dariku.
Sementara aku melanjutkan aksiku. Tangaku menyingkap rok
denimnya sehingga paha mulusnya terekspos, kuraba dan
kurasakan kemulusannya hingga akhirnya tanganku
menyentuh wilayah segitiga emasnya yang masih terbungkus
celana dalam. Jariku dengan liar mengelus-elus wilayah
sensitif itu, sebentar saja sudah terasa basah menembus
celana dalamnya.
"Kok panik Mel? Lu juga kan anggota klub. Budak seks dong
artinya!" kataku menggodanya.
"Ehh...tapi...eeemmm" belum sempat kalimatnya selesai
bibirnya sudah kulumat.
Dia menggeleng-gelengkan kepala berusaha melepaskan
bibirku dari bibirnya dan menjauhkan tanganku dari tubuhnya
namun tidak berhasil karena aku lebih kuat. Kudesak dia ke
dinding sambil terus melumat bibirnya, mulutnya masih
terkatup belum mau membuka. Dia memberontak dan secara
tiba-tiba dia berhasil lepas dari cengkeramanku. Namun
dengan sigap aku berhasil meraih pergelangan tangannya,
kudorong dan kuhimpit dia ke arah mesin cuci.
"Aaawww...sakit!!" erangnya saat kutelikung tangannya ke
belakang.
Tanganku yang satu menyusup lewat bagian atas celana
dalamnya dan mulai mengobok-obok di dalamnya. Aku
merasakan bulu-bulu kemaluannya yang sangat lebat, di
antara kerimbunan bulunya jariku segera mengarah ke
belahannya dan menyeruak masuk.
"Aaahhh Ric!!" erangnya ketika kugesek-gesekkan jariku pada
bibir vaginanya yang sudah becek.
Kuintensifkan serangan jariku pada vaginanya untuk
menjinakkannya. Tubuhnya menggeliat-geliat menahan
sensasi itu. Beberapa saat kemudian setelah merasa ia tidak
terlalu memberontak lagi, aku melepaskan tangannya dan
beralih menyingkap kaosnya sehingga kelihatan dada
montoknya yang masih tertutup bra berwarna pink bergerak
naik turun mengikuti irama nafasnya. Kemudian kutarik ke
atas cup branya dan terpampanglah kedua gunung kembar
Amel yang indah dengan putingnya yang kemerahan tegang
naik turun dengan cepat karena nafasnya sudah yang tidak
teratur.
"Mel, gua entot sekarang ya, udah basah gini, lu juga konak
kan wakaka!" sahutku sambil memeloroti celana dalamnya
hingga ke lutut dan kutempelkan kepala penisku ke bibir
vaginanya.
"Ooohh.., oohh.., jaanggaann.., jaannggaann!" tolaknya namun
dengan suara mendesah
"Ssttt...jangan ribut Mel...tar kedengeran orang di luar, kita
lagi outdoor loh, mendingan enjoy my cock, wether you like it
or not!"
"Aaaaahh!" sebuah desahan panjang terlontar dari mulutnya
saat kutekan penisku hingga amblas ke vaginanya.
Setelah semakin lama semakin penisku semakin lancar keluar
masuk ke vaginanya karena daerah itu semakin berlendir. Aku
dapat merasakan penisku masuk hingga menyentuh ke dalam
rahimnya. Aku menyetubuhinya dengan tempo sedang sambil
memberikan sentuhan-sentuhan erotis pada tubuhnya dengan
lembut. Lama-lama dia pun terhanyut dalam permainan yang
kupimpin dan mulai mengikuti iramanya. Kedua puting
payudaranya kupilin-pilin sampai terasa semakin keras di
tanganku. Kuperhatikan roman wajahnya yang manis itu
semakin merah dan semakin menggairahkan kalau lagi horny
begitu.
"Ooohh.. Mmmhh.." desah Amel mengiringi persetubuhan
kami.
"Mel... Ssshh...asoy Mel!!" lenguhku, "lu suka kan dientotin
gini?"
"Ngaco...siapa yang enjoy?" sahut Amel sewot
Hhhmmm...masih jaim juga nih cewek, akan kukerjai dia
sampai takluk. Maka di tengah genjotan tiba-tiba aku berhenti
dan kucabut perlahan penisku.
"Loh kok?" Amel membalik dan menatapku heran, terlihat
sekali ia merasa kekecewa dan tanggung, ia pasti masih
menginginkan penisku berada dalam relung kewanitaannya
dan mengobok-oboknya dengan ganas.
"Loh kok apa Mel, kan katanya siapa yang enjoy?" kataku
dengan senyum menggoda
Kupandangi wajah kecewa Amel sambil tetap meremas-remas
payudaranya.
"Please...Ric!" ucapnya pelan.
"Please apa? Ngomong dong!" kataku terus menggodanya.
Jarinya bergerak menggantikan penisku bermain di sekitar
kemaluannya. Digosok-gosoknya vaginanya yang sudah
benar-benar becek itu. Ia benar-benar menginginkan penis ku
terus mengobok-obok vaginanya. Sambil mengelus-elus dan
mengeluar masukkan jari tangan kanannya ke dalam
vaginanya, ia menggelinjang dan merintih. Sementara itu
tangan kirinya mulai meremas-remas payudaranya sendiri.
"Please...perkosa guaa...entot gua...aahhh...perlakukan aku
sesukamu Ric! " racau Amel tanpa malu-malu lagi.
Tidak pernah kusangka Amel yang terlihat seperti gadis alim
itu bisa memohon seperti orang haus seks seperti ini.
Penampilan memang seringkali menipu. Aku masih terus
menggodanya, kupegang selangkangannya dan jariku bergerak
mengocoki vaginanya menyebabkan ia semakin terbakar birahi
dan semakin mendesis-desis serta menggeliat tak karuan.
Kuangkat dagunya lalu aku mulai mencium mulutnya,
kumainkan lidahnya. Sambil terus berciuman dan mendekap
tubuhnya, aku menurunkan tubuhku hingga terduduk di
sebelah mesin cuci dan bersandar ke tembok sementara Amel
kini di pangkuanku. Mulutku turun ke dadanya dan menciumi
payudaranya, kukenyot-kenyot kedua payudaranya bergantian
sampai basah kuyup karena keringat dan juga air liurku.
"Naik sini Mel!" kataku sambil memegang penisku.
Tanpa buang-buang waktu, Amel pun menaiki batang
kejantananku hingga benda itu terbenam dalam vaginanya.
"Aahh.. aahh..!" erangannya menahan nikmat.
Amel mulai menaik-turunkan tubuhnya dari tempo lambat
berangsur-angsur naik dan cepat sekali sampai terdengar
suara becek seiring dengan suara benturan alat kelamin kami.
Slep.. slep...cplok.. cplok...demikian kira-kira
bunyinya.Ekspresi wajahnya yang sedang menikmati genjotan
penisku dalam vaginanya benar-benar seksi. Kedua
payudaranya yang bergoyang-goyang di depan wajahku
kembali kuhisap sekaligus kuhirup aroma tubuhnya yang
berkeringat bercampur wangi parfumnya, membuat gairahku
bertambah. Wajah Amel menengadah ke atas sambil terus
mendesah, leher jenjangnya basah dengan keringat. Gerakan
pinggul nya semakin tak beraturan, kadang berputar kadang
naik-turun. Penisku pun makin basah oleh cairan yang keluar
dari liang kemaluannya. Sambil terus bergerak naik-turun, ia
meremasi rambutku dan menekan wajahku ke payudaranya
"Isepin Ric, isep yang kuat....aahhh enak!!" desahnya lirih.
Akupun mengenyot payudaranya semakin liar, tanganku juga
terus menggerangi bagian tubuh lainnya.
Tak lama kemudian Amel merintih, "Ooh...Ric, gua mau
keluar...uuhhhhh...".
Dengan menahan sekuat tenaga agar tidak orgasme duluan,
aku yang tadinya pasif, kini menggerakkan pinggul
menyambut genjotan dalam vaginanya. Dan....
"Arrggghhh....keluar Ric!!", Amel mendesah panjang seperti
melepaskan suatu beban berat dalam dirinya.
Sedangkan aku hanya bisa menambah 2-3 sentakan lagi
sebelum kutarik keluar penisku. Aku ingin keluar di mulutnya
dan merasakan teknik oralnya.
"Isepin Mel!" kataku seraya menurunkan dia dari pangkuanku
Aku lalu berdiri sementara Amel berlutut di hadapanku meraih
penisku yang sudah basah. Ia membuka mulutnya dan
mengarahkan senjataku ke sana, dan....
"Aaakkhh.." erangku saat ia mulai mengulum kepala penisku.
"Eeemmmm.....mmhhh" gumam Amel saat mengulum penisku
Tangannya tidak diam saja, kadang mengocok, kadang
membelai lembut batang penisku. Mataku setengah terpejam
menikmati pelayanan mulut Amel terhadap penisku. Amel pun
kelihatannya sangat menikmati mengoral penisku. Sensasi
yang ditimbulkan akibat sapuan lidahnya pada kepala penisku
membuatku tegang sehingga tanganku meremas rambut Amel.
Tangan kananku meraih payudaranya dan memijatinya
lembut, sementara tangan kiriku mengelusi kepalanya. Tidak
sampai lima menit kemudian, spermaku muncrat di dalam
mulutnya. Amel sempat kaget ketika penisku memuntahkan
lahar putihnya karena aku tidak memberinya peringatan, tapi
selanjutnya ia dapat menguasai semprotan-semprotan itu,
tidak terlalu banyak memang karena sudah terkuras sebagian
ketika bersama Hany dan Angeline sebelumnya. Mulutnya
baru lepas ketika penisku berhenti ejakulasi dan menyusut.
Setelah itu ia menelan semua sperma yang tersisa di
mulutnya.
Setelah selesai, Amel bangkit, ia memungut bra dan celana
dalamnya yang berceceran lalu dipakainya kembali dan
merapikan kaos serta roknya yang telah tersingkap ke atas.
Ia lalu memberikan kecupan ringan di bibirku
"Puas?" tanyanya
Aku hanya mengganguk kemudian memeluknya.
"Udah ah! Sekarang bantuin gua aja!" sahutnya melepaskan
diri dari dekapanku.
Aku membantunya memasukkan cucian dalam ember ke
mesin cuci sambil ngobrol-ngobrol santai menghilangkan
kecanggungan diantara kita. Dia bercerita tentang awalnya
masuk kost 'gila' ini, ternyata kasusnya mirip denganku,
pacarnya diam-diam menduakannya dengan gadis lain setelah
berhasil merebut keperawanannya. Seorang kakak kelas, yang
dulu pernah kost disini tapi sudah keluar setelah lulus, yang
mengajaknya ke sini. Di kost/ klub orgy ini Amel juga dapat
melampiaskan sisi liar dalam dirinya, dimana ia merasa jenuh
dengan imej cewek alim atau mahasiswi teladan. Status
cewek alim tersebut juga memberinya nilai lebih karena lebih
mewarnai kehidupan seks di klub ini. Ia juga mengaku sangat
enjoy menjadi budak seks di klub ini, setidaknya untuk saat
ini. Gilaaa....!! Dunia ini makin aneh aja.
"Jujur aja gua lebih suka diperkosa, langsung spontan gitu
daripada dikasih rayuan-rayuan gombal, sok gentle ke gua
yang ujung-ujungnya ngajak ML juga" demikian pengakuan
Amel padaku, "di klub ini lah gua bisa menjadi diri gua yang
lain selain sehari-hari yang membosankan itu"
Setelah memasukkan semua cucian ke mesin cuci lalu
menyalakannya sambil ngobrol beberapa topik yang nggak
jelas, aku mengajak Amel makan bareng karena memang
sudah waktunya makan siang dan aku masih belum makan
sejak bangun tadi, tentu perut keroncongan apalagi tenaga
terkuras menggarap tiga wanita.
"Ih...ogah!" katanya sambil mengernyitkan dahi dan
memandangku, "ntar gua dikira makan sama orang gila ga
pake baju kaya gini!" lanjutnya sambil meremas penisku dan
tersenyum.
"Eehhehe....ya gua pake baju dulu lah, yuk turun!" ajakku
cengengesan
Akhirnya kita turun
bareng. Di bawah,
sayup-sayup
terdengar suara
erangan dari kamar
Angeline yang terletak
dekat tangga,
pintunya tidak
tertutup benar
sehingga suara itu
semakin terdengar
ketika kami makin
mendekatinya.
"Wah Kak Angel keliatannya lagi asyik tuh Mel, padahal baru
pulang dia!" kataku
"Liat aja kalau mau, ga usah malu-malu gitu!" kata Amel
sambil dengan santainya mendorong pintu kamar Angeline
hingga terbuka.
Aku langsung terpana melihat adegan di atas ranjang dimana
Angel sedang berdogie-style dengan Bang Obar, si tukang air,
sambil menjilati vagina Hany yang duduk bersandar pada
kepala ranjang dengan mengakangkan kedua kakinya.
Ketiganya hanya menoleh sebentar ke arah pintu dan
melanjutkan pergumulan mereka ketika melihat yang datang
adalah kami.
"Dah biasa kok di sini, asal liat situasi aja" kata Amel, "lu
orang mau titip apa ga? Kita mau keluar makan nih" tanyanya
pada Hany dan Angel yang sedang asyik berthreesome
"Emang mau pada kemana nih? Eeeemmmh!" tanya Hany
yang sedang menikmati jilatan Angel pada vaginanya.
"Paling ke pujasera seberang warnet itu Han" jawabku
"Kalo gitu...titip pempek ya...aahh....dua kapal selam besar,
yang pedes...aaahhh....iyah Kak, jilat lebih dalam!" desahnya
sambil meremas rambut Angel
Sementara itu Angel masih ditunggangi oleh Bang Obar yang
terus memompa lubang vaginanya dengan tusukan-tusukan
yang keras sehingga tubuh telanjangnya tersentak-sentak dan
terkadang bibir luar kemaluannya ikut melesak masuk karena
kecepatan sodokan penis pria itu, ditambah lagi ukurannya
lumayan besar. Payudara Angel yang indah itupun tak lepas
dari sasaran Bang Obar, kedua daging kenyal itu diremas
dengan penuh nafsu oleh si pengantar air tersebut dari
belakang sembari sesekali meremas dan menampar
pantatnya.
"Enak kan Non Angel? udah lama gak ketemu, Abang kangen
banget nih" sahur Bang Obar, "Ayo ikutan aja sini daripada
bengong gitu!" ajaknya pada kami.
"Ngga ah, laper, cape, lagian di dalem udah sempit gitu!"
jawab Amel dengan santai, "gih...lu pake baju dulu Ric!" ia
menyapukan pandangan
"Okay....tunggu ya Mel!"
Aku buru-buru ke kamar untuk segera berpakaian. Setelah
memakai baju dan celana kupastikan HP dan dompet sudah
masuk ke celana, lalu aku masuk ke kamar mandi di kamarku
untuk pipis dan merapikan rambut. Merasa sudah cukup
berbenah diri, aku pun siap berangkat. Tapi sebelum aku
melangkahkan kaki keluar kamar aku sudah tercekat melihat
Pak Kasimun tengah mendekap tubuh Amel dari belakang
sambil menciumi leher jenjangnya. Mata Amel setengah
terpejam menikmati belaian Pak Kasimun pada tubuhnya,
tangannya terlihat mengelus-elus selangkangan si penjaga
kost itu dari luar celananya. Sementara tangan Pak Kasimun
menyingkap rok denimnya dan mengelusi paha mulusnya,
tangan satunya menyingkap kaos Amel hingga bra-nya
terlihat lalu dengan lincah menyusup ke balik cup bra itu.
Penasaran dan nafsu, aku menunda keluar dan terus
mengintip dari jendela kamarku.
"Eeenngghh!" Amel mendesah lebih keras ketika tangan Pak
Kasimun masuk ke balik celana dalamnya dan mengobok-
obok di sana, "jangan sekarang Pak, mau keluar dulu nih!"
erangnya lirih.
"Sebentar aja Non, kan Den Rico nya juga masih beres-beres
di kamar tuh" jawab pria itu sambil melirik ke kamarku,
namun tidak melihatku karena aku mengintip melalui celah
antara tirai yang menutupi jendela kamar.
Aku terangsang dan penasaran untuk melihat tindakan
mereka berdua lebih jauh tapi tidak tahu kenapa, kok saat itu
ada rasa cemburu dalam diriku melihat Amel diperlakukan
seperti itu, oleh penjaga kost bertampang di bawah standar
itu pula. Apakah mulai timbul rasa suka pada Amel dalam
hatiku? Padahal selama ini aku tidak pernah menaruh
perasaan tersebut terhadapnya walau memang kuakui
kecantikan dan prestasinya yang cukup lumayan di kampus.
Namun saat ini aku memutuskan untuk terus menyaksikan
mereka tanpa berusaha menghentikannya. Pak Kasimun
mendorong tubuh Amel hingga terhimpit pada tembok di
sebelah pintu kamar Angeline, kemudian tangannya dengan
lincah menurunkan celana dalam Amel hingga ke lutut dan
kakinya menggeser sedikit kedua kaki Amel agar lebih
membuka. Setelahnya, pria itu dengan buru-buru membuka
resleting celananya dan mengeluarkan penisnya. Wah benda
itu lumayan gede juga dan masih ngaceng.
"Oghh.." kudengar lenguhan Pak Kasimun saat ujung penisnya
melesak ke vagina Amel.
"Hkk.. Hh.. Shh.. Ouchh" Amel juga mendesis tercekat.
Pak Kasimun sepertinya agak kesulitan mendorong penisnya
masuk ke dalam liang vagina Amel yang lumayan peret itu.
Berkali-kali ia terus mendorong batang penisnya. Amel pun
ikut membantunya dengan menggeser pantatnya hingga penis
pria itu terdorong masuk. Tubuhku gemetar karena
terangsang menonton adegan mereka
"Ouchh.. Hhahh.." desahan Amel semakin nyaring terdengar
Dengan pelan Pak Kasimun kembali menarik penisnya dari
liang vagina Amel lalu didorongnya lagi hingga bertambah
dalam batang itu menerobos masuk ke dalam vagina Amel
yang sudah mulai bisa beradaptasi. Kini mulailah si penjaga
kost itu bergerak maju mundur dengan cepat. Tangan Pak
Kasimun yang tadinya berpegangan pada kedua sisi pinggul
Amel mulai menyusup ke balik branya yang sudah tersingkap
dan bergerak meremas kedua payudaranya. Tubuh Amel
menggelinjang saat menikmati sodokan Pak Kasimun dengan
tempo cepat itu ditambah remasan pada payudaranya.
Sungguh pemandangan yang sexy. Posisi bersetubuhnya
persis seperti ketika denganku di tempat jemuran tadi. Setelah
kurang lebih lima menit menyaksikan adegan yang
mendebarkan itu, perasaanku sungguh campur aduk antara
horny dan juga cemburu.
"Aauw..aaauww...udah mau Pak!" erang Amel sambil
mendongakkan kepalanya,
"Bapak juga Non...uuuhh enaknya memek Non!" sahut Pak
Kasimun sambil mempercepat kocokan penisnya
Tak lama kemudian tampak tubuh Amel mengejang diiringi
erangan panjangnya "Aahh.. aakkhh.. oohh keluaar Pak!"
matanya membeliak-beliak dan mulutnya terbuka menganga
lebar.
Kini aku pun keluar dari pengintaian menghampiri mereka.
Kulihat mereka sepertinya biasa saja kupergoki dalam
keadaan seperti itu,
"Ooppss...Den Rico" sapa Pak Kasimun "selamat yah Den,
akhirnya masuk jadi anggota juga" katanya.
"Uuuhh...lama amat sih, jadi aja gua keburu dientot sama Pak
Kasimun tuh" Amel sedikit mengomel sambil merapikan
kembali pakaiannya, "Yuk buruan, gua laper nih!"
Di dalam kamar sana, pergumulan panas masih berlanjut, kini
Hany sedang naik turun di atas penis Bang Obar sementara
Angel berlutut di atas wajah si pengantar air itu berhadapan
dengan Hany, keduanya berpelukan saling berpagutan bibir
dan saling raba tubuh masing-masing. Bang Obar yang
berbaring telentang di bawah kedua wanita itu sepertinya
enjoy banget melumat dan mengorek-ngorek vagina Angel
sambil menikmati penisnya dikocok-kocok oleh vagina Hany.
Adegan selanjutnya terputus karena Amel menutup pintu
kamar itu dan menarik lenganku agar segera beranjak dari
situ.
"Ntar malem yah Non! Hehehe...bapak tunggu nih!" goda Pak
Kasimun sambil meremas pantat Amel.
"Yah, asal saya udah selesai bikin tugas kuliah deh" jawab
Amel asal
Kuraih tangan Amel dan berlalu dari situ. Saat kugenggam
tangannya kurasakan jantungku berdegub lebih cepat, apakah
memang benar mulai timbul rasa suka pada Amel? Aku belum
bisa menjawabnya, biarlah semua berjalan secara alami saja.
Yang pasti sekarang ini aku ingin makan dulu mengisi perut
dan mereload tenagaku sebelum cerita ini berlanjut.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.