Rabu, 04 Maret 2015

Predator Sekolah 4: Sekolah Nista

Predator Sekolah 4: Sekolah Nista
Hari itu pak Risman tampak sumringah, wajah mesumnya
terlihat berseri-seri. Terdengar ia bersiul-siul mengungkapkan
kegembiraannya. Tangan kanannya memegang sebuah
proposal pengajuan kerjasama dari perusahaan dimana bu
Melisa bekerja.
"Sungguh beruntungnya aku ini, sudah dapat memek
gratis..dapat duit pula..haha" gumamnya "tapi..ngomong-
ngomong soal memek...aku jadi ingat guru-guru yang belum
aku cicipi..hmm" kembali pak Risman menggumam.
Ia baru ingat kalau rencananya baru setengah jalan. Pak
Risman keluar dari ruangannya, ia kini berjalan-jalan
berkeliling sekolah tersebut. Beberapa staff, guru, dan juga
murid yang berpapasan tampak menyapanya yang ia tanggapi
dengan ramah.
"Ternyata gak cuma guru-guru yang cantik...di sekolahku ini
juga banyak siswi-siswi sexy" itulah hal yang terbersit dalam
benaknya ketika melihat murid-murid perempuan di sekolah
itu.
Pak Risman terus melangkahkan kakinya berjalan-jalan di
areal sekolah itu, hingga suatu ketika langkah kakinya
terhenti. Sayup-sayup telinganya mendengar suara-suara
yang tak asing di telinganya. Suara itu berasal dari ruangan
konseling, dimana ruangan itu diapit oleh dua bangunan
laboratorium, sehingga letaknya agak tersamarkan. Dengan
hati-hati pak Risman melangkahkan kakinya mendekati pintu
ruangan itu. Telinganya ia tempelkan di pintu itu seolah-olah
ingin mendengarkan lebih jelas suara-suara yang keluar dari
dalam ruangan tersebut. Ketika pak Risman sedang serius
menguping, ia dikagetkan obrolan orang dari dalam ruangan
tersebut.
"Ayoh bu...puaskan kontol sayah...oh..sebelum pak Risman
menikmati jepitan memek ibu...yah..goyangh.."
Itulah yang terdengar oleh pak Risman dari dalam ruangan
tersebut. Ia semakin penasaran, siapa orang yang tengah
berada diruangan itu, dan kenapa ia tahu tentang skandalnya
yang senang menikmati tubuh para guru perempuan di sekolah
itu. Ingin sekali pak Risman mengetuk pintu ruangan itu dan
melihat siapa orang yang berani melakukan hal mesum di
sekolah itu selain dirinya. Namun pak Risman mengurungkan
niatnya untuk mengetuk pintu, ia lebih memilih menunggu
persetubuhan itu selesai dan orang dari dalam ruangan itu
keluar. Pak Risman terlihat cemas menunggu di depan
ruangan konseling tersebut, hingga setelah menunggu hampir
setengah jam, terdengar suara kunci dari pintu itu dibuka dari
dalam. "Cklek.." Pintu itu terbuka, terlihat seorang murid laki-
laki keluar dari dalam ruangan tersebut. Anak laki-laki itu
tampak kaget ketika matanya bertemu pandang dengan sosok
buncit kepala sekolahnya, mulutnya terbuka tak bisa berucap
sepatah katapun.
Sementara dari dalam terdengar suara perempuan yang
memanggil anak laki-laki itu dengan mesra bahkan agak
jorok, karena tidak mengetahui kalau di depan ruangan
tersebut anak laki-lakinya tengah gemetar di hadapan kepala
sekolahnya.
"Aldo sayang..jangan lupa nanti sore ke rumah Firman
ya...ibu pengen dientot rame-rame lagi sama kall..". Kata-
kata dari perempuan itu terpotong ketika mendapati pak
Risman telah berada di depan ruangan tersebut bersama
murid laki-lakinya yang tak lain adalah Aldo, salah satu dari
gerombolan anak-anak bengal yang tempo hari
memperkosanya yang kini tengah gemetar di hadapan pak
Risman kepala sekolahnya.
"Oh...jadi rupanya bu Indah punya peliharaan" sambil terkekeh
menjijikan pak Risman mulai mengeluarkan suara.
"Ma..maksud bapak?" tanya bu Indah pura-pura tak mengerti.
"Gak baik bicara di luar bu, ayo masuk..kamu juga nak" jawab
pak Aldo sambil merangkul bahu anak laki-laki itu dan
mengajaknya masuk kembali ke dalam ruangan konseling.
Pak Risman berpikir cepat, ia tidak bisa membiarkan anak ini.
Ia takut rahasianya akan terbongkar.
Setelah di dalam ruangan, pak Risman lalu duduk di sofa kecil
yang disediakan di ruang tersebut. Ia juga mempersilahkan
Aldo dan bu Indah duduk. Dengan tenang pak Risman
menginterogasi Aldo. Ia bertanya tentang awal mula anak itu
bisa menyetubuhi bu Indah dan dari mana anak itu tau
skandal tentangnya dengan para guru. Aldo dengan gemetar
menceritakan semuanya. Sementara bu Indah hanya bisa
menunduk malu karena dirinya ketahuan senang disetubuhi
murid-muridnya sendiri. Selesai Aldo berbicara, pak Risman
terlihat memikirkan sesuatu. Lalu sesaat kemudian ia mulai
angkat bicara.
"Begini do..kamu gak perlu takut...cukup tutup mulut.." Ucap
pak Risman kepada Aldo.
"Ma..maksud bapak apa?" Aldo bertanya heran tak tahu apa
yang dimaksudkan pak Risman.
Lalu pak Risman menjelaskan tentang perjanjian yang ia
tawarkan kepada Aldo dan teman-temannya. "Gimana
menurut kamu..deal?" tanya pak Risman kepada Aldo
mengakhiri penjelasannya.
"Jadi beneran pak saya boleh..kapan aja sama bu Indah?"
Aldo malah balik bertanya, kali ini dengan raut muka
sumringah.
Pak Risman hanya mengangguk dan tertawa mendengar
pertanyaan Aldo, seakan-akan dialah yang berhak
menentukan nasib bu Indah.
"Sampaikan penawaran bapak ini sama temen-temen kamu.."
Kembali pak Risman memberikan perintah pada anak itu, "dan
jangan lupa hari senin pulang sekolah kita bicarakan di
ruangan saya" lanjut pak Risman yang ditanggapi dengan
gembira oleh Aldo.
Saking gembiranya Aldo saat itu hendak merangkul bu Indah,
Namun pak Risman mencegah anak itu. "Hey..tadi kan kamu
udah..sekarang giliran saya" cegah pak Risman.
"Yaelah pak...kita bareng-bareng aja napa...udah sange lagi
saya" jawab Aldo yang kini sudah merasa lega, bahkan kini
seakan tengah berbicara dengan teman sebayanya.
Pak
Risman
hanya
menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa terbahak-bahak
mendengar ucapan Aldo. Sementara bu Indah nampak tersipu
malu mendengar dirinya diperebutkan oleh kedua laki-laki
beda usia ini.
"Gini aja..kamu sekarang jangan ganggu bapak dulu sama si
cantik ini ya" kembali pak Risman memberi tawaran kepada
Aldo.
"Terus saya sama siapa pak?" Aldo kembali bertanya.
Sejenak pak Risman berpikir lalu mengeluarkan Hp dari
sakunya dan mengetik pesan yang ia kirimkan kepada
seseorang. Lalu beberapa menit kemudian, terdengar suara
ketukan di pintu ruangan tersebut. Pak Risman segera
beranjak untuk membukakan pintu, ia tampak berbincang
dengan orang yang berada di luar sana. Sesaat kemudian pak
Risman kembali masuk dan menghampiri Aldo dan bu Indah
yang tengah duduk di sofa.
"Aldo..ini hadiah dari bapak buat kamu.." ucap pak Risman
sambil mempersilahkan orang yang di luar itu masuk.
Aldo dan bu Indah tampak kaget, keduanya seolah tak
percaya.
"Bbb..bu Astri.." Ucap bu Indah sambil kedua tangannya
seakan-akan ingin menutup mulutnya. Sementara Aldo hanya
bisa melongo dan beberapa kali menelan ludah melihat sosok
bu Astri yang berlenggak-lenggok genit bak peragawati
memamerkan tubuhnya memasuki ruangan. Bu Astri lalu
berhenti di depan Aldo Muridnya, ia lalu menggoyangkan
badannya layaknya biduan dangdut memamerkan keindahan
pinggulnya. Dengan jari-jari tangan memainkan ujung
rambutnya dan lidah yang memainkan bibir ranumnya, bu
Astri nampak binal di hadapan Aldo, pak Risman dan bu
Indah.
"Aldoo...sekarang belajarnya sama ibu ya..." ucap bu Astri
dengan suara mendesah manja sambil mengulurkan
tangannya kepada Aldo.
Seperti kerbau dicucuk hidung Aldo hanya menuruti ketika
tangannya digandeng bu Astri yang membawanya keluar
ruangan tersebut. Sebelum keluar ruangan bu Astri menengok,
ia mengedipkan matanya.
"Bu Indah...selamat menikmati" ucapnya masih dengan gaya
genit yang berbeda dengan kesehariannya.
Pak Risman hanya terkekeh melihat kelakuan bu Astri. Ia
sangat puas dengan hasil yang didapatkan buah dari
kekuasaan yang ia miliki di sekolah ini. Sepeninggal bu Astri
dan Aldo, pak Risman yang telah tinggi birahinya menyuruh bu
Indah untuk duduk mendekat di sampingnya. Nampak saat itu
bu Indah sangat gugup, karena walaupun ia mengetahui kalau
dirinya akan menjadi hidangan bagi pak Risman, ini adalah
kali pertama ia bermesraan dengan laki-laki yang lebih tua
darinya selain suaminya.
"Jangan gugup seperti itu bu Indah..relax saja" ungkap pak
Risman sambil merangkul bahu bu Indah sesaat setelah ia
mendaratkan pantatnya di atas sofa berdampingan dengan
kepala sekolahnya.
Tangan pak Risman mulai mendorong bahu bu Indah
mendekat ke tubuhnya, mata mereka saling memandang
memancarkan birahi. Kini pak Risman mendekatkan bibirnya
ke arah bibir bu Indah yang merah merakah. Ketika ujung kulit
bibir mereka bertemu, bu Indah tampak langsung
memejamkan mata. Ia tampak pasrah menerima pagutan pak
Risman, sesekali lidahnya membalas lumatan lidah pak
Risman yang kini nampak sangat menikmati kepasrahan bu
Indah yang menyerahkan tubuhnya dengan total untuk
dinikmati kepala sekolahnya yang mesum. Desah kenikmatan
tertahan bu Indah terdengar menyayat hati siapa saja yang
mendengarnya. Kesehariannya sebagai seorang guru sangat
kontras dengan kelakuannya. Ia takluk takluk pada
kenikmatan seksual, hingga dirinya rela disetubuhi kepala
sekolahnya bahkan disetubuhi murid-muridnya. Kini bu Indah
dan pak Risman sudah bertelanjang bulat. Pakaian yang tadi
mereka kenakan kini tampak berserakan diruangan tersebut.
Tubuh proporsional bu Indah yang putih mulus sungguh
menggugah hasrat kelelakian pak Risman. Rambutnya yang
dipotong pendek sebahu menambah aura kecantikan bu Indah
yang kini tengah duduk menyender di atas sofa dan
mengangkangkan kakinya. Membiarkan vaginanya yang
merekah merah muda dijilati oleh lidah kasar pak Risman.
"Ouh...yeah...it..tilnyah diemuth..pakh..yaaahhh.." desah
kenikmatan keluar dari mulut bu Indah sampai ketika
orgasmenya tiba.
Sesaat kemudian giliran batang kemaluan pak Risman yang
dimanjakan oleh bibir bu Indah. Sungguh luar biasa
kenikmatan yang pak Risman dapat dari guru sekaligus
pengantin baru ini. Kulumannya benar-benar hebat, seakan-
akan ia sudah mahir memanjakan batang kemaluan laki-laki
dengan bibirnya.
"Ouwh...bu Indah sudah mahir rupanya..aaahhh" ungkap pak
Risman mengomentari service mulut bu Indah.
Pak Risman lalu menghentikan bu Indah yang tengah asik
menikmati batang kemaluannya.
"Sudah bu...sekarang layani saya dengan memek ibu" ucap
pak Risman sambil menjambak rambut panjang bu Indah yang
hitam dan menyuruhnya terlentang di sofa.
Bu Indah terlihat tak sabar untuk menikmati batang
kejantanan pak Risman yang hitam, panjang, dan besar serta
dipenuhi urat-urat yang melingkar. Dimana hampir setiap
perempuan yang pak Risman setubuhi pasti ketagihan. Bu
Indah membimbing batang itu memasuki vaginanya yang licin,
basah dan sempit. Ia sampai merem melek ketika merasakan
batang itu memasuki vaginanya.
Pak Risman yang ingin menunjukan kejantannannya langsung
menggenjot vagina sempit bu Indah hingga membuat bu Indah
mengerang-ngerang. Bunyi kulit yang bertumbukan saling
bersahutan dengan suara desahan dan jeritan-jaeritan
tertahan bu Indah. Hingga tak lebih dari sepuluh menit
kembali orgasme menimpanya.
Belum reda orgasme yang didapat oleh bu Indah, pak Risman
sudah memaksanya menungging. Ia langsung kembali
menusukan batang besarnya kedalam vagina bu Indah yang
sempit dan tanpa ampun menggenjotnya dengan tempo cepat
dan dengan kedua tangan meremas payudara bu Indah. Tak
ayal lagi, orgasme bu Indah kembali datang dan semakin
menenggelamkannya dalam lautan kenikmatan.
"Auhhh...ampun...enakh...ampun" racau bu Indah ketika
orgasmenya tiba. "Apanya yang enak bu Indah" tanya pak
Risman tanpa menghentikan genjotannya, walaupun saat itu
bu Indah sudah berkelojotan.
"Kon...tooolll...konhhh..tolll...enak..ouh" ucap bu Indah
terputus-putus menanggapi pertanyaan pak Risman, yang
rupanya mengalami hal yang sama.
Saat itu pak Risman hampir mendapatkan orgasmenya hingga
ia tak menghentikan genjotannya. Dan ketika orgasmenya tiba
ia tancapkan batangnya dalam-dalam di lubang vagina bu
Indah, tubuhnya berkelojotan dan menyemburlah spermanya di
dalam rahim bu Indah.
"Annjingh..oh...terima ini guru pelacur" racaunya ketika
orgasme.
Bu Indah yang mendengar perkataan tak senonoh dari kepala
sekolah tersebut hanya memejamkan mata sambil tersenyum
menikmati semburan-semburan sperma di rahimnya. Akhirnya
tubuh buncit pak Risman ambruk diatas tubuh bu Indah.
Nafas mereka berdua terengah-engah dengan tubuh
bermandikan keringat. Namun mereka melupakan sesuatu.
Tadi pak Risman lupa untuk mengunci pintu ruangan tersebut,
hingga "cklek.." Suara pintu yang dibuka mengagetkan
mereka. Saat itu pak Risman tengah memeluk bu Indah yang
menelungkup di atas sofa masih dalam keadaan telanjang.
Nafas mereka berdua terengah-engah. Sekilas tampak terlihat
senyum dari bibir bu Indah. "Cklek..." Pintu itu terdengar
dibuka dari luar, yang tentu saja menimbulkan kepanikan bu
Indah dan pak Risman. Bu Indah menutupi payudara bulat
miliknya dengan seragam yang ia pungut dari atas meja yang
berada di depan sofa tempatnya barusan mengadu birahi
bersama pak Risman. Wajahnya pucat ketakutan. Dengan
bibir menganga tak mampu mengucap sepatah katapun.
Namun orang yang baru saja membuka pintu tampak santai.
Seperti tak pernah melihat kejadian apapun di ruangan
tersebut.
"Bb..bu..Linda.." Ucap pak Risman memberanikan diri
memanggil orang yang baru saja datang.
Sementara orang yang dia panggil tak lantas menjawab
panggilan pak Risman. Dengan tenang ia masuk ke dalam
ruangan tersebut dan mengunci pintunya. Bu Linda lalu
berjalan menghampiri pak Risman yang tengah duduk di sofa
dengan tubuh yang masih telanjang.
"Jangan mentang-mentang ini jam bubaran sekolah
pak..masa mau ngeseks tapi pintunya gak dikunci" ucap bu
Linda sambil duduk di atas meja di depan pak Risman dan bu
Indah sambil menyilangkan kakinya. "ternyata gini yah
kelakuan bu Indah..." kembali bu Linda berkata sambil
matanya menatap tajam bu Indah yang menunduk dengan
badan gemetar.
"Tt..tolong bu..jangan bilang sama siapa-siapa" ucap bu
Indah yang kini mulai terlihat akan menangis. Mendengar
ucapan bu Indah, terlihat senyuman mengembang di bibir
sensual bu Linda.
"Saya gak bakalan bilang sama siapa-siapa bu
Indah...assal.." ucapan bu Linda terhenti.
"Asal apa bu?" Kini bu Indah nampak penasaran dengan apa
yang akan diucapkan bu Linda. "Asal saya juga dikasih jatah
kontol sama pak Risman" jawab bu Linda malu-malu sambil
mengerlingkan matanya terhadap pak Risman.
Terdengar dengus nafas dari pak Risman dan bu Indah,
keduanya merasa lega mendengar ucapan bu Linda.
"Dengan senang hati bu..kemarilah.." Ajak pak Risman sambil
menarik tangan bu Linda.
"Bu Indah..saya pinjam pak Risman ya" bu Linda meminta
izin terhadap rekannya.
"Eh..silahkan bu..tapi sisain ya" jawab bu Indah genit.
Lalu bu Linda duduk menyamping di pangkuan pak Risman, ia
langsung menggapai kepala pak Risman dan memagut
bibirnya penuh birahi. Rupanya sebelum bu Linda masuk ke
ruangan itu ia telah mengintip persetubuhan pak Risman dan
bu Indah, hingga ia terangsang dan memberanikan diri untuk
ikut ambil bagian dalam persetubuhan itu. Sesaat pak Risman
menghentikan pagutannya.
"Kalau mau saya entot ya dilepas dong bajunya" ucap pak
Risman sambil tangannya sibuk melolosi pakaian bu Linda.
Setelah semua pakaian bu Linda terlepas, kembali pak Risman
menggumuli tubuh semok janda muda ini. Ia tampak gemas
memainkan payudara besar bu Linda. Tubuh aduhai bu Linda
yang didukung paras wajah sensualnya memang menjadi daya
pikat bagi semua lelaki. Kini tampak bu Linda yang menikmati
bagaimana tubuhnya dirangsang pak Risman sedemikian rupa.
"Bu..kontol saya udah gak tahan pengen nyoblos" bisik pak
Risman sambil bibirnya mengulum telinga bu Linda.
mendengar itu bu Linda lalu turun dari pangkuan pak Risman,
ia lalu bersimpuh di depan pak Risman yang duduk
mengangkang memperlihatkan batang kejantananya yang
sudah tegak.
Tangan bu Linda lalu menggapai batang pak Risman yang
telah berdiri tegak tersebut, ia mengocoknya perlahan seolah-
olah sedang meresapi betapa kerasnya batang kemaluan pak
Risman. Setelah beberapa detik ia lalu melumuri kemaluan pak
Risman dengan ludahnya lalu mengulumnya.
Nampak sekali bu Linda sangat mahir dalam melakukan oral
seks. Sesekali matanya beradu pandang dengan pak Risman
yang nampak hanya bisa mengerang keenakan. Bu Indah yang
saat itu hanya menonton mulai merasakan birahinya muncul
kembali. Ia kemudian merebahkan dirinya di samping pak
Risman dan meminta pak Risman memainkan vaginanya
dengan jari-jari tangan gemuk kepala sekolah tersebut.
Setelah beberapa menit, pak Risman menyudahi kegiatan oral
seks yang dilakukan bu Linda terhadap batang kejantanannya.
Ia lalu menyuruh bu Linda menungging dengan wajah tepat di
hadapan vagina bu Indah yang mengangkang. Mengerti
dengan maksud pak Risman, bu Linda lalu menjulurkan
lidahnya kearah rekahan vagina bu Indah. Ia dengan telaten
menjilati vagina bu Indah yang kini mendesah penuh
kenikmatan dengan tangan yang meremas-remas
payudaranya sendiri. Di tengah-tengah asiknya bu Linda
menjilati vagina bu Indah, ia tampak mengerang merasakan
penetrasi batang besar pak Risman memasuki vaginanya.
"Aaaaaarrrggghhh...hmmm..." Erang bu Linda tertahan karena
bu Indah kembali mendorong kepalanya tenggelam di
vaginanya.
Pak Risman sangat menikmati mengocok vagina bu Linda dari
arah belakang. Apalagi ketika bu Linda menggoyangkan
pinggulnya memutar, terasa batangnya seperti dipelintir oleh
vagina lembut bu Linda. Namun goyangan pinggulnyapun
tidak hanya memberikan kenikmatan kepada pak Risman, bu
Linda pun merasa batang kejantanan berotot itu menyentuh
semua bagian di dalam rongga vaginanya hingga ia orgasme.
Pak Risman merasa batangnya semakin terjepit lubang vagina
bu Linda. Cairan putih tampak melumuri batangnya yang
keluar masuk di vagina guru tersebut. Beberapa saat
kemudian giliran bu Indah yang mendapatkan orgasme.
Tubuhnya menenggang, kepalanya terangkat dan dari
vaginanya mengalir cairan putih kental yang dengan cekatan
dijilati bu Linda.
Kemudian pak Risman mengganti gaya. Ia kini membalikan bu
Linda terlentang di atas sofa, dengan kaki bu Linda yang ia
angkat di bahunya, pak Risman kembali menggenjot vagina
sempit bu Linda dengan tempo cepat.
"Ouh pa..en..nak..iyah en..naak.." terdengar kini bu Linda
merengek-rengek.
Semakin cepat pak Risman menggenjot, maka semakin dekat
pula orgasme yang menghampiri bu Linda. Maka dengan satu
hentakan yang dalam dari batang pak Risman, vagina bu
Linda pun memuncratkan cairan orgasmenya. Pak Risman
yang juga sudah hampir mencapai orgasme segera mencabut
batang kejantannanya, yang kini terlihat diperbutkan oleh bu
Linda dan bu Indah.
"Crottt...crott...crot.." sperma menyembur mengenai wajah-
wajah cantik kedua guru tersebut.
#####################
Pagi hari yang cerah jam 06.30
Seorang laki-laki berbadan buncit usia 45 tahun masih
terlelap di kamar tidurnya dengan tubuh telanjang ditutupi
selimut hangat. Disampingya seorang perempuan berusia 37
tahun berparas cantik khas ibu-ibu masa kini dengan rambut
pendek sebahu masih menggelayut manja memeluk tubuh
suaminya. Sinar matahari yang mulai masuk menyilaukan
mata laki-laki itu mengganggu tidur lelapnya.
"Hoaaaammm...jam berapa ini" ucap laki-laki itu sambil
menggeliatkan badannya dan tangan meraba-raba meja yang
terletak di samping tempat tidurnya. Setelah ia menemukan
apa yang ia cari, laki-laki itu sontak kaget.
"Hahhh...mah bangun...papah kesiangan" dengan setengah
berteriak laki-laki itu beranjak dari tempat tidurnya dan berlari
menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya.
15 Menit kemudian acara ritual mandi pagi laki-laki tersebut
selesai. Ketika ia keluar dari pintu kamar mandi, nampak
istrinya tengah menyisir rambut di depan meja rias dengan
tubuh yang hanya dibalut kimono berwarna merah pendek
menggantung di atas lutut, sehingga paha putih mulusnya
terlihat dengan jelas menggoda laki-laki tersebut.
"Hmmm...Yunitha, tak salah memang aku mengawinimu" ucap
laki-laki tersebut sambil memeluk wanita itu dari belakang
dan tangan yang menyusup kedalam kimono wanita tersebut
meremas nakal payudara berukuran sedang istrinya.
"Kalau bukan karena uangmu..aku gak bakalan mau kamu
kawini Risman" pikir wanita itu. "Udah pahhh...katanya
kesiangan" ucap wanita itu sambil menggeliat dengan suara
mendesah melepaskan diri dari rabaan suaminya.
Yunitha Silviani, sebenarnya wanita itu adalah istri kedua pak
Risman yang belum genap 3 tahun dinikahi. Perkawinan
pertama pak Risman berakhir dengan perceraian, dikarenakan
istri pertamanya tak kuat menghadapi sifat buruk suaminya
yang hidung belang. Dari perkawinan pertamanya pak Risman
dikaruniai dua orang anak laki yang hak asuh keduanya
diambil mantan istrinya. Yunitha sendiri dulunya adalah
seorang penyanyi cafe yang selama 8 tahun menjadi
simpanan pak Risman, sebelum akhirnya dinikahi oleh kepala
sekolah mesum tersebut. Selesai mematut dirinya pak Risman
keluar dari kamarnya, diiringi istri cantiknya yang menggelayut
manja di lengan kirinya.
"Selamat pagi juragan...sarapannya udah si mbok siapin di
meja makan gan" ucap wanita setengah baya sambil
membungkuk kepada pak Risman dan istrinya.
"Hari ini saya gak sarapan mbok..udah kesiangan ni" jawab
pak Risman sambil mengangkat tangan kirinya untuk melihat
jam tangannya.
"O iya mbok, kalau mau ke pasar sekarang aja ikut sama
bapak...kan searah...gak apa-apa kan pah" timpal Yunitha
kepada pembantunya yang dilanjutkan dengan pertanyaan
kepada suaminya.
"Iya..boleh-boleh...ayo mbok..udah siap kan" jawab pak
Risman yang ditanggapi dengan anggukan pembantunya.
"Met pagi gan...mobilnya udah siap" suara laki-laki hitam
berbadan tegap usia tiga puluhan di teras rumah besar milik
pak Risman.
"O iya mang Udin makasih ya...ini buat rokok mang" jawab
pak Risman sambil memberikan selembar uang kepada tukang
kebun sekaligus supir istrinya itu. "Mah..papah berangkat
ya.." ucap pak Risman berpamitan kepada istrinya, sambil tak
lupa mencium pipi kanan dan kiri istri cantiknya.
Sementara itu mang Udin yang ada di depan suami-istri
tersebut nampak beberapa kali menelan ludahnya melihat
kesintalan tubuh istri majikannya. Bagaimana tidak, Yunitha
yang mengantar keberangkatan suaminya tersebut masih
mengenakan kimono merah sexynya. Pahanya yang putih
mulus terlihat menggoda, apalagi ikatan tali kimono
dipinggangnya yang tidak kencang memperlihatkan belahan
dadanya yang tidak memakai BH. Baru saja mang Udin
menutup pintu gerbang selepas kepergian pak Risman, dari
teras rumah tersebut terdengar suara yang memanggilnya.
"Mang...di rumah sekarang kosong...saya tunggu di kamar
yah..." ucap Yunitha dengan desahan manja. "Ingat...mamang
mesti telanjang" lanjut Yunitha sambil mengacungkan jari
telunjuknya menggoda tukang kebun sekaligus supir
pribadinya, yang kemudian berlalu memasuki rumahnya.
Mang Udin yang mendapat undangan dari nyonya rumahnya
sangat senang bukan main. Dengan terburu-buru ia mengunci
gerbang rumah tersebut.
"Nyah...aku datang..haha.." ucap mang Udin sambil setengah
berlari mengejar sang majikan.
###########################
Sementara itu, pukul 07.20
Pak Risman tiba di sekolah. Hari itu hari senin dimana pada
waktu itu upacara bendera yang rutin dilaksanakan pada hari
senin masih berlangsung. Pak Risman lalu bergabung dengan
barisan guru-guru dan staff yang sedang mengikuti upacara
tersebut. Hampir semua guru dan staff menyapanya, tak
terkecuali dengan para guru-guru muda cantik yang telah
berhasil ditaklukannya. Bu Ernita, Bu Astri dan Bu Linda
terdengar genit menyapanya.
"Bentar-bentar...bu Indah mana" pikir pak Risman setelah
mengamati guru dan staff di sekolahnya satu-persatu.
Hari itu pak Janudi sebagai wakil kepala sekolah
menggantikan pak Risman yang terlambat datang sebagai
pembina upacara. Ia berceramah tentang moral bangsa yang
kian hari kian hancur di depan ratusan siswa-siswi sekolah
tersebut.
"Ahhh...munafik kau ini Janudi...pake ngomongin
moral...kalau udah ngerasain memek guru-guru disini pasti lu
ketagihan" cibir pak Risman dalam hatinya, mendengar
ceramah pak Janudi yang secara tak langsung seperti
menyindir kelakuannya.
Sementara ketika upacara tengah berlangsung, di ruang
penjaga sekolah atau lebih tepatnya disebut gudang di
sekolah itu tengah terjadi pertarungan birahi. Terlihat satu
orang guru cantik melawan dua murid laki-laki dan satu orang
laki-laki paruh baya. Ya, siapa lagi wanita itu kalau bukan bu
Indah yang tadi tampak tidak mengikuti upacara. Sementara
dua orang murid laki-laki itu tak lain adalah Rizal dan Reska,
dimana beberapa hari yang lalu ikut memperkosa bu Indah
bersama teman-temannya. Sedangkan laki-laki paruh baya itu
adalah mang Yono, yang hari itu sangat beruntung diizinkan
mencicipi tubuh satu orang lagi guru hasil penaklukan pak
Risman. Saat itu bu Indah sedang duduk mengangkang diatas
kursi yang tak terpakai di gudang sekolah tersebut. Celana
dan celana dalamnya telah terlepas memperlihatkan
vaginanya yang sedikit berbulu, merekah dan menggiurkan
yang kini tengah dijilati mang Yono sambil berjongkok di
depannya. Mulut merah bu Indah tengah mengemut batang
kemaluan Reska di samping kanan tubuhnya, sementara
tangan kirinya tengah mengocok lembut batang kemaluan
besar berotot milik Rizal. Baju seragam mengajar bu Indah
telah terbuka semua kancingnya, begitu pula dengan cup BH-
nya yang kini terangkat ke atas, memperlihatkan payudaranya
yang bulat yang kini tengah diremas kedua muridnya.
Lenguhan tertahan bu Indah serta bunyi kecipak dari lumatan
mang Yono di vagina guru itu menandakan birahinya yang
semakin tinggi. Kini mulut bu Indah beralih ke batang
kemaluan milik Rizal, ia sangat mengagumi batang muridnya
tersebut, dimana beberapa hari yang lalu batang kemaluan
Rizal lah yang akhirnya membuat bu Indah menyerah dan
takluk pada kenikmatan.
"Mmmhhh...ayo jagoan...ibu pengen dientot lagi" ucap bu
Indah disela-sela kesibukannya memanjakan batang kemaluan
muridnya.
"I..iyaah bu...gak percuma...sayyah..bolos" jawab Rizal
terpatah-patah sambil mengelus kepala gurunya yang
berparas cantik tersebut.
Selang beberapa menit mang Yono menyudahi kegiatannya
menikmati cairan birahi yang keluar dari vagina bu Indah. Ia
mencari beberapa lembar kardus bekas, lalu menggelarnya di
lantai gudang tersebut. Kemudian ia sendiri membuka celana
berikut celana dalam dekilnya dan rebahan di atas kardus-
kardus yang barusan ia gelar.
"Ayo bu Indah sini...Lihat ni kontol mamang udah ngaceng
pengen nusuk memek ibu" ucap mang Yono memanggil bu
Indah sambil menunjukan batang kemaluannya yang hitam,
panjang dan besar, dihiasi urat-urat yang melingkar disisi-
sisinya.
Bu Indah yang mendengar ajakan mang Yono segera bangkit.
Ia membuka baju seragam dan juga pakaian dalamnya yang
menjadi kain penutup terakhir di tubuhnya. Lalu guru cantik
itu menghampiri mang Yono diikuti kedua murid-muridnya.
Lalu bu Indah mengakangi tubuh mang Yono, dengan kedua
tangannya sendiri ia menyibakan vaginanya, memperlihatkan
lubang merah sempit yang basah di hadapan mang Yono yang
kini terlihat mengurut-ngurut batang kejantannannya yang
semakin membengkak.
"Mamanghhh...mau memek saya mang...ssshhh" ucap bu
Indah sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya menggoda
si penjaga sekolah, yang kini hanya bisa mengangguk sambil
menenggak air liurnya sendiri seperti orang idiot.
Rizal yang tak sabar langsung menekan bahu gurunya
tersebut untuk segera memasukan batang kemaluan mang
Yono ke dalam vaginanya. Anehnya bu Indah tak marah
diperlakukan seperti budak yang harus menuruti perintah
tuannya oleh muridnya sendiri. Sebelum menusukan batang
kemaluan besar mang Yono, bu Indah tampak beberapa kali
meludahi telapak tangannya. Lalu air ludahnya itu ia balurkan
ke seluruh batang kemaluan mang Yono. Setelah itu ia
genggam batang kemaluan mang Yono dan membimbingnya
masuk ke dalam vaginanya.
"Ahhh..ssshhh...besssar.." desah bu Indah menikmati
penetrasi kemaluan mang Yono yang menembus memasuki
vaginanya.
Rizal dan Reska tak tinggal diam. Mereka berdua langsung
menyodorkan kemaluan masing-masing di depan wajah penuh
birahi gurunya.
"Ayo bu...perlihatkan sepongan hebatnya" ucap Reska sambil
menjambak rambut bu Indah dan mendorongnya mendekati
selangkangannya.
Bu Indah yang diperlakukan kurang ajar oleh muridnya itu
malah tersenyum. Sambil menatap binal, ia menjulurkan
lidahnya yang basah menyapu batang kemaluan Reska dari
biji pelir sampai ke ujung kepalanya, yang walaupun tidak
besar tetapi sangat panjang dan keras seperti kayu.
"Reska...tempat kontolmu di lubang pantat ibuh...hhh...ayo
nak...tusuk pantat ibu...ssshhh" desah binal dan genit bu
Indah meminta kepada muridnya melakukan anal seks
terhadapnya.
Reska akhirnya menuruti apa yang dikehendaki gurunya
tersebut. Dengan sedikit bantuan dari cairan vagina bu Indah
yang kini tengah menggenjot batang kemaluan mang Yono, ia
melumasi lubang pantat gurunya dan menusukan batang
kerasnya. Kini bu Indah benar-benar seperti wanita murahan.
Vaginanya menggenjot batang besar mang Yono ketika
anusnya disodok dengan ganas oleh Reska muridnya. Mulut
bu Indah pun tidak bebas untuk mengerang karena Rizal
menugaskan gurunya tersebut untuk menservice batangnya.
"Ohhh...mantaps..goyangannyahhh..gak kalah sama perek"
ucap mang Yono berkomentar ketika bu Indah menggoyang
batang kemaluannya.
"Ahhh...ini kan guru yang sampinganyah jadi perek
mangh..oh" Reska pun menimpali ucapan mang Yono.
Sementara Rizal hanya dapat melenguh-lenguh sambil
menjambak rambut gurunya, menikmati kuluman dan sedotan
bibir merah bu Indah di batang kemaluan besarnya.
Mendengarkan
celoteh mang
Yono dan Reska
muridnya, bu
Indah malah
semakin
bersemangat
memberikan
pelayannanseks
kepada ketiga
pejantannya.
Pikirannya
menerawang,
membayangkan
dirinya berdandan
menor ala wanita-
wanita penghibur dan menjajakan dirinya di pinggir jalan
menggoda para lelaki hidung belang. Rupanya bayangan
nakal bu Indah mampu menyeretnya kedalam orgasme yang
dahsyat. Tubuhnya menegang berkelojotan, dari vaginanya
memuntahkan cairan putih kental yang melumuri batang
kejantanan mang Yono. Sejenak ia melepaskan kulumannya
terhadap batang kemaluan Rizal untuk mengekspresikan
pencapaiannya ketika mendapatkan orgasme.
"Sssshhh...Oughhh..yeaaahhh...nikkkmaaattt..aa hh".
Orgasme bu Indah ternyata ikut menyeret Reska yang masih
belum banyak pengalaman mendapatkan klimaksnya. Ia tak
mampu bertahan ketika bu Indah mengejang, otot lubang
anusnya seakan-akan menggigit lembut batang kemaluan
Reska yang ikut memuncratkan cairan spermanya di dalam
anus bu Indah. Reska mencabut batang kemaluannya
perlahan dari lubang anus bu Indah. Ia lalu duduk
mengistirahatkan dirinya di atas kursi yang tadi diduduki bu
Indah.
"Gile men...pantatnya asoy guru kita ini" ucap Reska sambil
terengah-engah mengomentari kenikmatan yang dia dapat
dari lubang pantat bu Indah.
"Beneran men?..kalau gitu gua juga pengen nyicip.." Ungkap
Rizal sambil beranjak ke arah pantat bulat bu Indah.
Bu Indah yang merasakan kembali anusnya disodok
melenguh. Kali ini batang yang menusuk anusnya lebih besar
dan berotot.
"Pelan-pelan nak...kasihani gurumu ini" ucap bu Indah
memohon sambil menengokan kepalanya ke arah Rizal yang
kini tengah serius menyodok-nyodokan batang kemaluan
besar di anus gurunya.
Namun Rizal tak perduli, Ia malah dengan ganas menggenjot
pantat bu Indah.
"Amppppun...Ampunh nakh..ohhhh...panas" bu Indah
mengerang meminta ampun karena bibir lubang anusnya
terasa panas merasakan gesekan kencang batang kemaluan
Rizal muridnya.
Namun di balik kesakitan yang dirasakan bu Indah, ternyata
diam-diam ia menikmati perlakuan kasar para pejantannya.
"Ough...inikah yang dirasakan para pelacur,sakit tapi puas"
itulah yang ada dipikiran bu Indah, ketika Rizal dan mang
Yono menggenjot lubang-lubangnya dengan brutal. Hingga
orgasme menimpanya, Rizal dan mang Yono tak berhenti
menikmati tubuh sintal guru cantik itu.
"Praaang...brsssssk.." terdengar suara benda terjatuh yang
mengagetkan keempat orang di dalam gudang tersebut, dan
sontak mereka menghentikan kegiatannya. Reska segera
mencari tahu ke arah suara itu. Beberapa menit kemudian ia
datang menyeret seorang gadis yang meronta, masih
berseragam lengkap dengan tas gendongnya. Gadis itu
menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha melepaskan
diri dari dekapan Reska yang menyeretnya.
"Tifany..." Bibir bu Indah mengucap satu nama dengan kaget,
Ia berusaha menutupi tubuhnya yang telanjang dengan kedua
tangannya.
Rupanya anak perempuan itu
bernama Tifany, murid kelas
dua di sekolah itu. Ia
bermaksud bersembunyi di
gudang sekolah menunggu
upacara selesai karena ia
kesiangan. Tak disangka ia
malah memergoki gurunya
tengah berbuat mesum
dengan kedua murid dan
penjaga sekolah di gudang
tersebut. Karena kaget ia
lantas menyenggol kaleng-
kaleng bekas cat, sehingga
keberadaannya diketahui dan
Reska menangkapnya.
"Ma..maaf bu saya gak
maksud ngintip" ucap Tifany
panik dihadapan gurunya.
"Wah bisa-bisa ni anak
ember ngomong kemana-
mana" Rizal angkat bicara.
"Ngga...engga...saya gak
bakal ngomong ke siapa-
siapa..lepasin saya" kembali anak gadis itu panik.
Bu Indah yang masih telanjang akhirnya tersenyum karena
mendapat ide dikepalanya. Dengan langkah gemulai ia
mendekati Tifany yang dengan erat dipegangi Reska.
"Kamu janji gak bakalan ngomong sama siapa-siapa?" Tanya
bu Indah dihadapan gadis itu, yang langsung dijawab dengan
anggukan oleh Tifany yang kaget melihat gurunya mendekati
dalam keadaan telanjang.
"Tapi sayangnya ibu gak percaya nak...ibu perlu jaminan"
kembali bu Indah berucap kepada gadis itu sambil jari-jari
tangannya membelai pipi gadis itu.
Lalu tanpa disangka-sangka tangan kiri bu Indah menyelusup
dari bawah rok abu-abu di atas lutut gadis itu. Jari-jari
lentiknya membelai lembut vagina sang gadis. Sambil terisak
gadis itu memohon "TIIIDAAAKKK..."
Jerit dan tangisan tertahan terdengar di dalam gudang
sekolah. Seorang gadis remaja usia 17 tahun yang pakaian
seragamnya telah dilucuti tak bisa mempertahankan
kehormatannya. Gadis itu bernama Tifany, murid kelas 2 SMA
yang memiliki wajah cantik dengan ditunjang postur tubuh
ideal khas remaja SMA. Kini tubuhnya tengah duduk
mengangkang di atas kursi di dalam sebuah gudang. Di kanan
dan kirinya berdiri dua orang laki-laki dengan celana yang
sudah ditanggalkan memegangi kedua tangan dan menahan
tubuhnya yang telanjang. Di depannya, seorang laki-laki paruh
baya tengah asik menjilati harumnya vagina gadis itu.
Sementara itu, seorang guru cantik tengah berdiri dengan
tubuh telanjang, tangannya memegang handphone yang ia
gunakan untuk merekam kegiatan yang tengah terjadi didepan
matanya. Tubuh Tifany sudah menyerah untuk melawan. Ia
hanya bisa menangis dan mengerang tertahan karena
mulutnya telah disumpal oleh celana dalamnya sendiri.
"Hmmm...hmmm..." Tifany bergumam ketika merasakan lidah
mang Yono tengah mengorek liang sempit vaginanya.
"Menyerah saja sayang...nikmati..ini enak ko.." Ucap bu
Indah, yang hanya dijawab dengan gelengan kepala yang
lemah dari Tifany, seolah-olah memohon belas kasihan dari
gurunya itu.
"Iya fan..lu mending nikmatin...tuh bu Indah aja jadi doyan"
timpal Rizal menimpali ucapan gurunya.
Kini tubuh Tifany direbahkan di atas kardus bekas, tempat
dimana sebelumnya bu Indah digauli tiga laki-laki yang kini
mengerubuti gadis itu. Tangan kanan dan kirinya kembali
mencoba untuk meronta. Akan tetapi tenaganya bukanlah
tandingan Rizal dan Reska yang kini tengah memegangi
tangan kanan dan kirinya. Di bawahnya mang Yono
mengangkangkan kedua paha gadis tersebut dengan batang
kemaluan yang sudah menempel di belahan vaginanya yang
putih dan bersih dari bulu. Beberapa kali penetrasi mang Yono
meleset karena rontaan gadis itu, hingga bu Indah yang masih
tetap merekam kejadian itu membantu mengarahkan batang
kemaluannya. Dengan perlahan batang besar mang Yono
memasuki lubang sempit vagina Tifany.
"Hkkkkkk..." tiba-tiba Tifany mengernyitkan dahinya, matanya
yang bulat terlihat menyipit. Dari bibirnya yang tersumpal
celana dalamnya sendiri terdengar rengekan seperti tengah
merasakan kesakitan.
Bu Indah mengabadikan momen tersebut dengan
handphonenya, dimana batang kemaluan mang Yono telah
tertelan semuanya oleh vagina Tifany. Mang Yono sangat
menikmati jepitan vagina yang diperawaninya.
"Ahhh...mantap bener ni memek si neng.." Ungkap mang Yono
sambil dengan perlahan mengeluarkan batang kemaluannya,
terlihat darah segar yang melumuri batang kemaluan mang
Yono.
"Ini sudah terlanjur sayang...nikmati saja...jangan coba-coba
melapor..ibu punya rekamannya.." Ucap bu Indah sambil
membelai-belai rambut panjang gadis tersebut.
Mendengar ucapan gurunya itu Tifany semakin terisak. Ia
tidak percaya jika gurunya sendiri menjerumuskan dirinya.
Keperawannan yang ia jaga telah direnggut dengan paksa.
Andai saja hari itu dirinya tidak kesiangan untuk berangkat ke
sekolah, pasti kejadian ini bisa dihindari. Pikiran Tifany mulai
buyar ketika dengan perlahan mang Yono mulai menggoyang
dan memaju mundurkan batang kemaluan besarnya. Semakin
lama semakin meningkat tempo genjotan mang Yono. Tifany
semakin gelisah, apalagi kini tangan kedua temannya
menjamah payudaranya yang bulat dan sedang secara
berebutan. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya
menahan rasa sakit di lubang vaginanya. Lama-kelamaan
kesakitan yang dirasakan Tifany mulai sirna digantikan rasa
nikmat yang baru kali ini ia rasakan.
"Ouh...kenapa jadi gini...ko jadi enak banget" pikir Tifany
ketika merasakan vaginanya berkedut.
Tubuhnya melengkung ke atas membusungkan dadanya, dari
mulutnya terdengar erangan panik ketika gadis itu tanpa
disangka mendapatkan orgasme pertama dalam hidupnya
yang ia dapatkan dari pemerkosanya. Gelak tawa terdengar
dari ketiga laki-laki diruangan itu, karena melihat gadis yang
mereka perkosa mendapatkan orgasme yang hebat. Bu Indah
menghampiri gadis itu yang kini matanya tengah terpejam
menikmati apa yang baru saja ia rasakan. Lalu bu Indah
melepas celana dalam yang menyumpal mulut gadis tersebut,
dengan penuh kasih ia membelai rambut gadis itu yang kini
tidak lagi meronta. Sementara itu, Rizal mulai beralih
menjamah payudara telanjang bu Indah yang berada dekat
dengannya. Bu Indah hanya memandang penuh birahi kepada
muridnya tersebut sambil mengeluarkan lidahnya menjilati
bibirnya sendiri menggoda Rizal.
"gimana sayang..enak kan" tanya bu Indah kepada Tifany
sambil membelai rambut panjang muridnya tersebut, yang
mulai kembali mendesah merasakan vaginanya kembali
digenjot mang Yono.
Gadis itu hanya mengangguk menanggapi pertanyaan gurunya
tersebut. Kini Tifany terlihat pasrah menerima tubuhnya
digumuli ketiga pemerkosanya. Malah kini ia tidak menolak
ketika Reska menyuruhnya untuk mengulum batang kemaluan
panjang miliknya. Sementara, di samping gadis tersebut bu
Indah juga tengah menjilati batang kemaluan Rizal sambil
menungging mengarahkan bokongnya di hadapan mang Yono.
Mang Yono yang melihat pantat bulat bu Indah dihadapannya
tak kuasa untuk tidak menjamahnya. Ia mengulurkan tangan
kanannya dan mengocok vagina guru cantik tersebut dengan
dua jarinya. Kini yang terlihat di ruangan tersebut bukanlah
adegan pemerkosaan, akan tetapi yang kini terlihat adalah
pergumulan tiga orang laki-laki dengan dua orang perempuan
cantik beda usia yang terlihat menikmati perlakuan para
pejantannya. Tifany kini terlihat bergairah menggoyangkan
pinggulnya diatas tubuh Reska yang tengah duduk di atas
kursi. Gadis itu nampak sudah melupakan kejadian
pemerkosaan terhadap dirinya. Kini ia tengah bergoyang di
atas tubuh Reska, rambutnya yang panjang terlihat acak-
acakan. Kedua tangannya meremas-remas payudaranya
sendiri yang dipenuhi bekas-bekas cupangan ketiga laki-laki
di ruangan tersebut. Sementara itu bu Indah tengah
disandwich oleh Rizal dan mang Yono. Ketiganya nampak
hanyut dalam kenikmatan birahi dan berlomba-lomba untuk
mencapai kepuasan.
"Adduh..ahh..bu Indah...lobang bo'olnya kenceng jepit kontol
mamangh.." Ucap mang Yono terengah, yang kala itu tengah
menggenjot kencang pantat bu Indah.
"Iyya..mang..ni memeknyah juga sama..oh" Rizal menimpali
ucapan mang Yono.
"Ahhh...konthol...kalian..nyah gede..gede..hmmm" jawab bu
Indah menanggapi komentar orang-orang yang tengah
menikmati tubuhnya.
Entah berapa kali bu Indah dan Tifany mendapatkan orgasme
dari persetubuhan itu. Hingga pada akhirnya tubuh mereka
berdua berpelukan lemas diatas kardus bekas, Setelah
sebelumnya ketiga laki-laki tersebut secara bersamaan
memandikan bu Indah dan Tifany dengan sperma yang
mereka tumpahkan sembarangan di wajah keduanya. Setelah
merapihkan diri dan memperbaiki make up-nya, bu Indah
keluar dari gudang tersebut bersamaan dengan bubarnya para
murid di sekolah itu karena upacara telah usai. Tifany berjalan
agak tertatih karena rasa nyeri dari selangkangannya yang
baru saja diperawani. Di persimpangan jalan menuju kantor
guru mereka berpisah. Tifany berjalan tanpa pamit pada bu
Indah menuju kelasnya. Hari masih pagi ketika Tifany
menyadari dirinya sudah tidak perawan lagi. Ketika tengah
berjalan, langkah gadis itu terhenti. Tanpa menoleh ia
mendengar suara orang yang memanggilnya.
"Tifany...maafkan ibu..."
######################
Tanpa terasa jam pelajaran terakhir sudah dilewati.
"Huft...akhirnya selesai juga" pikir perempuan cantik
berpakaian seragam khas pengajar.
Ia kini tengah berjalan menuju ruang guru, ketika langkahnya
terhenti karena dikagetkan oleh seseorang yang mencolek
pantat bahenolnya.
"Kurang ajar...ini kan tempat umum" pikirnya. Perempuan itu
lalu menoleh ke arah sosok yang telah kurang ajar
terhadapnya.
"met siang bu
Astri" sapa
orang yang
mencolek
pantat bu Astri
tadi, sambil
cengar-cengir
memuakan.
"Ih mang
Yono...kalau
ada yang lihat
gimana...jangan gitu ah mang" jawab bu Astri kepada orang
yang telah berani mencolek pantat bahenol kebanggaannya.
"Hehe...iya bu maaf...abisnya ibu nggemesin...bikin saya gak
bisa nahan" kembali mang Yono berucap dengan masih
bergaya cungar-cengir yang sama sekali tidak bisa
menambah ganteng wajahnya.
"Huuuu...gombal...bilang aja kalau kontol mamang mau minta
jatah memek ke saya" jawab bu Astri tanpa tendeng aling-
aling.
Mang Yono yang mendengar jawaban bu Astri senang bukan
main, ternyata kenikmatan dari batang kejantanan laki-laki
telah mampu merubah kepribadian seorang guru yang dikenal
alim ini. "Hmmm...dasar pelacur doyan banget sama kontol"
pikir mang Yono sambil menatap lekat tubuh sintal bu Astri.
"Jadi mau dimana mamang ngentotin saya...saya gak punya
banyak waktu nih mang" ucap bu Astri sambil melihat jam
tangannya yang sontak mengagetkan mang Yono.
Mang Yono lalu mengajak bu Astri ke bagian paling belakang
dari sekolah itu. Rupanya si penjaga sekolah tersebut berniat
mengambil jatahnya dari bu Astri hari itu di ruang
kepramukaan yang tempo hari digunakan empat orang murid-
murid bengal untuk menaklukan bu Indah. Sesampainya di
ruangan itu mereka malah dikagetkan oleh suara-suara
lenguhan dari dalam ruangan tersebut. "Wadduh...udah ada
yang ngeduluin kita bu" ucap mang Yono setengah berbisik
kepada bu Astri, sambil tangannya menggandeng tangan bu
Astri mengajak untuk mengintip kegiatan di dalam ruangan
tersebut.
"Bu Linda..." Bisik bu Astri ketika mengetahui orang yang
tengah berada di dalam ruangan itu. Nampak di depan mata
bu Astri, saat itu bu Linda tengah menikmati batang kemaluan
seorang laki-laki yang menyodok vaginanya dari belakang.
Dengan posisi tangan bertumpu pada tembok bu Linda
menggoyangkan pantatnya menerima sodokan batang besar
milik seorang laki-laki.
"Ouuugh...terus pak Arif...yahhh" racau bu Linda.
Ternyata laki-laki yang tengah menggenjot bu Linda itu
adalah pak Arif, seorang guru mata pelajaran olahraga yang
memang menurut gosip yang beredar, dirinya mempunyai
hubungan khusus dengan bu Linda. Batang kemaluan pak Arif
yang menyodok-nyodok vagina bu Linda tidak bisa tidak
akhirnya menimbulkan birahi bu Astri.
"Hmmm...mang udah yu ikutan aja...memek saya udah gatel"
ajak bu Astri kepada mang Yono, karena tak kuat menahan
birahinya sambil menarik tangan mang Yono.
"Pak Arif, bu Linda...kita ikut numpang yah.." ucap bu Astri
ketika memasuki ruangan itu, membuat pasangan yang
tengah berasyik masyuk itu tampak kaget. Setelah tahu orang
yang masuk adalah bu Astri dan mang Yono, nampak sekali
perasaan lega di wajah bu Linda. Tetapi hal itu berbeda
dengan pak Arif, ia masih kaget melihat rekan kerjanya
sesama pengajar itu berpagutan liar dengan seorang penjaga
sekolah. Malah kini nampak bu Astri dengan sukarela
mengulum dan memanjakan batang kemaluan mang Yono.
"Ohhh...gila...sejak kapan bu Astri jadi liar gitu...beruntung
sekali mang Yono..." pikir pak Arif ketika matanya bertemu
pandang dengan bu Astri yang kini tengah asik menikmati
batng kemaluan mang Yono dengan bibir ranumnya.
"Udah pak...sekarang puasin saya dulu...nanti pak Arif boleh
ngentotin bu Astri" ucap bu Linda membuyarkan lamunan pak
Arif.
Dengan perasaan iri terhadap mang Yono, pak Arif kembali
menggenjot vagina bu Linda. Lenguhan-lenguhan bu Linda
pun terdengar kembali di ruangan itu. Sedangkan di samping
mereka kini terlihat bu Astri yang sudah bertelanjang bulat
tengah mengangkang, vaginanya yang segar tengah dijilati
mang Yono.
"Auuuh...iyah...ennakh mang.." racau bu Astri tak kuasa
menahan kenikmatan yang diberikan lidah mang Yono yang
mengorek dalam liang vaginanya.
"Haaai pakh Arifh...kalau buh Linda..udah puashhh...tolong
entotin Astri jugah ya pakhhh.." pinta bu Astri menggoda
ketika matanya bertemu dengan tatapan pak Arif.
Sedangkan pak Arif yang mendengar permintaan bu Astri itu
langsung meningkatkan tempo genjotannya terhadap bu
Linda, yang tentu saja membuat bu Linda semakin melenguh-
lenguh nikmat. Keempatnya menghabiskan jam usai sekolah
dalam birahi liar di ruangan itu selama sejam lebih hingga
akhirnya mereka pulang dengan rasa puas.
To be continued...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

1 komentar:

Updat malam video hot
5 Top level
1.==>> Hot memek tembem
2.==>> perawan pecah
3.==>> Gadis desa
4.==>> Tante sangek
5.==>> Cabe cabean
Silahkan klik link di atas untuk me ngunduh video

Updat cerita sex tahun baru saya sajikan khusus cerita sex Melayu inilah
Kisah nurul suhana==>> klik untuk membaca
Cerita sex Jiran bersusu ==>> klik untuk membaca
Cerita sex jeritan Anna ==>> klik untuk membaca
Cerita sex janda muda ==>> klik untuk membaca
Cerita Budak 13 thn ==>> klik untuk membaca

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.