Minggu, 08 Maret 2015

Schoolgirl's Diary 10: Who is It ??

"Aaaahhh!! Hoaaaaaammm!" sambil menguap lebar, aku buru-buru
membuka mataku kemudian aku melirik ke arah jam dinding,
waduhh, sudah jam 07.00,
Upssssshhhhh….!! Kali ini detektif Maya yang cantik jelita tidak
boleh datang terlambat lagi, dengan sigap aku merayap keluar dari
balik selimut tebal hangat yang dengan setia menemaniku
semalaman, hari minggu ini aku harus datang lebih pagi dari Riska,
Vivi, Reina, Tarida, dan Andra, dengan segera kubersihkan tubuhku
dibawah kucuran air shower yang hangat. Setelah mengeringkan
tubuhku dengan selembar handuk, aku segera berpakaian,
kukenakan baju kaos ketat dan rok mini sebatas lutut untuk
menutupi tubuhku yang mungil dan mulus, setelah itu aku
melangkahkan kakiku ke arah cermin, aku memiringkan kepalaku ke
kiri dan kanan sambil memasang senyuman yang menggoda di
wajahku. Di hari Minggu pagi, aku berlari-lari kecil untuk mengejar
kendaraan umum demi melaksanakan misi pentingku. Aku duduk
dengan santai di belakang pak sopir, sudut mataku menangkap
gelagat yang yang mencurigakan dari seorang kakek tua yang
cengengesan nggak puguh. Hup…!!!, dengan cekatan aku
mengatupkan kedua kakiku ketika menyadari sang kakek tengah
melirik ke arah selangkanganku, GRRRRRHHHH, si tua yang tidak
tahu diri, berani melirik sesuatu yang tidak seharusnya dilirik. Si
tua itu rupanya nggak ngerti maksud kata private only, aku
cemberut sambil menatap wajah si tua bangka itu yang tersenyum
nakal menatapku, Hiksss , Hikssss…..T_T.
"Pakkk, Kiriiii!!" aku berseru dengan keras
"WHUADUHHHH…..!!!" Si kakek menjerit kesakitan kerena jempol
kakinya sengaja kuinjak, he he he he he, rasainnnnn…!! La La la la
la… ^^
Akhirnya sampai juga aku di depan sebuah mall, dengan tergesa-
gesa kulangkahkan kakiku masuk ke dalam, di sinilah kami akan
berkumpul di pagi hari yang cerah ini, aku melayangkan
pandanganku, menanti para sahabatku, sambil sesekali menatap
jam tangan di tangan kiriku, payah nih, jam karet semua. Aku
menghela nafas panjang untuk meredakan kekesalanku. Gimana
sich mereka semua?! tampaknya cuma aku yang begitu rajin di pagi
hari yang indah ini, begitu teladan, begitu tepat waktu., pokoknya
detektif Maya yang cantik jelita benar-benar hebat, beberapa lama
kemudian (sangking lamanya mereka muncul), satu persatu wajah
para sahabatku mulai bermunculan, mereka melambai-lambaikan
tangannya ke arahku.
"Gimana sihh, aku kan sudah nungguin dari jam 09.30 nihhhh." aku
protes, bibirku meruncing sambil melayangkan pandanganku
menatap wajah sahabat-sahabat karibku, sementara kedua
tanganku berkacak pinggang. aku harus menasehati sahabat-
sahabat karibku agar mereka datang tepat waktu.
"Lohhh ?? kitakan janjian jam 12″ kata Andra sambil menggaruk-
garuk kepalanya yang mendadak gatal, Reina dan Riska
mencocokkan jam di tangan mereka, sementara Andra, Farida dan
Vivi malah bengong sambil menatapku, kemudian sahabat karibku
saling berpandangan satu sama lain, hampir bersamaan Farida, Vivi
dan Reina berseru keras……
"HUUUU…..PAYAH NIH ANAK, KALAU URUSAN MAKAN, BARU
DATANGNYA TEPAT WAKTU……!!! "
"Datang paling pagiii…!!., kelewat pagi malah…. " Farida mencibir
sambil menyindirku, terbongkarlah sudah motivasi utamaku yang
bergerak begitu gesit di hari Minggu ini (Wakssssss….)
Tingggggggggg……! Aku langsung memasang senyum manisku,
sambil menatap Andra kemudian tertunduk malu ketika Andra
berkata dengan penuh pengertian.
"Sudahhh, sudah, mungkin Maya sudah lapar ya ?? yukkk.." Andra
langsung menggiring kelima anak buahnya yang cantik jelita untuk
menunggu dengan sabar di depan pintu lift,
Hari Minggu ini Andra memang berjanji mentraktir kami berlima
untuk merayakan keberhasilan kami dalam mendapatkan bukti
pertama kami, bukti kebejatan Pak Romi. Begitu makanan disajikan,
aku langsung mengunyah sepotong daging ayam bakar di
tanganku, Lezattttt………Nyammmm… Nyammmmm… Nyammmmm,
Kriukkkk… Kriukkkkk…. Kusantap dengan lahap jamur crispy
kesukaanku hehehe ^ ^, sehabis makan Andra mengeluarkan
laptopnya, kami memanfaatkan fasilitas hotspot, surfing & jalan-
jalan di internet. Kami tercengang ketika Riska mulai membuka jati
diri Andra yang ternyata sepupu jauhnya, sementara Andra hanya
tersenyum-senyum sambil terus berselancar di internet. Aku
mengangguk-anggukkan kepalaku, pantesan Andra nggak berani
menyentuh Riska…. Hmmmmm…. Hemmm, Andra tertunduk ketika
mataku menatapnya dengan pandangan menyelidik.
***************************
Hari Senin Siang, sepulang sekolah….
Hari itu, aku dan Reina tengah mengekori Doni si mata-mata, kakak
kelas yang jahat dan bengal itu tampak seperti sedang menunggu
seseorang. Ia kemudian masuk ke salah satu ruangan kelas di
gedung tua. Aku mencolek pinggul Reina, bibirnya meruncing
sambil menepiskan tanganku. yang nakal hendak menyibakkan rok
seragam abu-abunya ke atas. Kubisikkan sesuatu di telinganya,
kemudian kami berdua mengendap-ngendap menghampiri jendela
di ruangan kelas itu, dari luar jendela itu, aku dan Reina dapat
mengintip ke arah pintu kelas, kami juga dapat mengintip Doni
yang sedang kesal, berkali-kali ia menarik nafas panjang untuk
meredakan kekesalannya. Tidak berapa lama pintu kelas itu terbuka
lebar, seseorang masuk ke dalam kelas itu. Doni langsung sewot
dan menghampiri orang yang baru datang itu…..
"PAK ROMI GIMANA SIHHH…!! KAN JANJINYA KEMARIN MASING-
MASING DAPAT SEORANG SATU, EHH INI MALAH DIEMBAT
DUA_DUANYA….! " Doni mendengus kesal karena Pak Romi ternyata
menghianatinya, kami merekam perseteruan antara Pak Romi dan
Doni, dengan sebuah handycam.
"Lohhhhh, saya kan cuma bilang akan saling berbagi, tapi bukan
berarti kamu yang mendapatkan keperawanan Cheria dan Tania,
nanti kalau saya sudah puas menikmati mereka, barulah kamu saya
bagi…!! Gitu aja koq repot!!" sifat serakah Pak Romi langsung
muncul ke permukaan, wajah si tua bangka yang biasanya tampak
memelas itu kini tampak beringas.
"AHHHH… SUDAHLAH.., SAYA NGGAK AKAN PERNAH PERCAYA
SAMA BAPAK LAGI…!!! " Doni naik pitam karena Pak Romi ternyata
tidak mau kalah, apalagi mengaku salah.
"Terserah kamu mau percaya atau tidak, tapi yang penting saya
minta data-data mengenai para murid cantik yang sudah kamu
dapatkan termasuk rahasia-rahasia mereka agar saya dapat kembali
merasakan daun-daun muda yang mulus dan segar, ingat nanti
saya yang pilih duluan, setelah saya baru buat Pak Dion…!!" Pak
Romi tersenyum dengan licik. Doni bertambah geram ketika
menatap wajah Pak Romi yang semakin menyebalkan.
"Kalau tidak saya akan membeberkan penghianatan yang kamu
lakukan terhadap Pak Dion, hehehe…." Pak Romi terkekeh-kekeh
sambil mengancam Doni.
"Dan saya akan membeberkan semua kejadian ini kepada polisi,
biar Pak Romi mampus, Pak Dion dan para guru lainnya juga pada
mampus, BIAR KITA SEMUA MAMPUS….!!! " Doni malah balas
mengancam hingga Pak Romi tercekat karena Doni ternyata senekat
itu.
"sebentar…, sebentarrr…. " Pak Romi buru-buru mencegat langkah
Doni, ia membisikkan sesuatu di telinga Doni, DEGGG…!! Jantung
Doni berdebar-debar, ketika Pak Romi membisikkan sebuah nama,
nama seorang murid cantik di sekolah itu, Novita, mendengar nama
itu disebut saja sesuatu diselangkangan Doni langsung menggeliat
resah, Pak Romi sengaja menyuguhkan Cheria kepada ayah Novita
yang senang menikmati daun muda, kemudian mempergunakan
kecerobohan ayah Novita untuk menjaring Novita si murid cantik
itu.
"Pak Romi tidak mempermainkan saya bukan ?? "
"Ohhhh, jangan kuatir kali ini saya bersungguh-sunguh, anggap
saja ini permintaan maaf saya, selanjutnya kita bekerja sama,
gimana ?? " Pak Romi mengulurkan tangannya, sambil tersenyum
Doni menjabat tangan Pak Romi
"Oke, Kalau begitu biar saja Pak Dion dan guru-guru bejat itu yang
masuk penjara, Ohh iya, jangan lupa kita pilih dulu yang paling
cantik, biar Pak Dion nomor dua….. hehehehehe" kata Doni sambil
tersenyum lebar, Pak Romi tertawa senang kemudian mengirimkan
SMS untuk seseorang. sebuah SMS untuk Novita.
"Tok Tok Tok….," beberapa saat kemudian terdengar suara pintu
kelas itu diketuk oleh seseorang dari luar, mata Doni melotot lebar
ketika Pak Romi menarik seorang murid cantik masuk ke dalam
ruangan kelas itu. Bagaikan terhipnotis Doni mendekati Novita
yang tertunduk tanpa daya, wajahnya tampak murung dengan
seribu masalah yang membebani pundaknya. Doni mengangkat
dagu Novita agar mata gadis itu menatapnya, pandangan mata
Novita tampak kosong tanpa gairah, air matanya meleleh
membasahi pipinya ketika bibir Doni mengecup dan melumat
bibirnya. Novita tidak menyangka kalau dirinya akan mengalami
kejadian setragis ini, jatuh tanpa daya dalam genggaman nafsu
Doni. Siapa yang tidak kenal dengan Doni, wajahnya culun
menyebalkan, rambutnya yang kini agak dikeriting, hitam dan dekil,
Novita juga tidak menyangka kalau Pak Romi yang tampak lemah
dan tidak berdaya tiba-tiba dapat berubah menjadi seorang
pemangsa yang ulung.
"Ckkk.., Ckkkkk.., Ckkkkkk… " Doni semakin bernafsu mengecupi
dan melumat-lumat bibir gadis itu.
Lidah Doni menjilati pinggiran bibir Novita yang sedikit merekah,
dipeluknya tubuh gadis itu sambil mengulum bibir mungilnya.
Sementara Pak Romi semakin kurang ajar, ia melepaskan pengait
rok seragam Novita, ia bersujud sambil menarik turun celana dalam
murid cantik itu. Lidah Pak Romi menjilati buah pantat Novita,
digelitikinya belahan pantatnya hingga gadis itu menggelinjang
sambil menarik pantatnya menjauhi batang lidah Pak Romi yang
basah. Sambil tersenyum Pak Romi menarik sebuah kursi kemudian
meminta agar Doni segera duduk bertelanjang bulat di hadapan
Novita, tanpa disuruh dua kali Doni melepaskan pakaian seragam
SMAnya kemudian duduk dengan santai dikursi yang disediakan
oleh Pak Romi.
"BERLUTUT….!!" Pak Romi memerintahkan agar Novita berlutut di
hadapan Doni yang mengangkangkan kedua kakinya semakin lebar,
ketika perlahan-lahan Novita berlutut diantara kedua kaki Doni, ia
memalingkan wajahnya ke kanan ketika matanya beradu pandang
dengan penis Doni yang mengacung dengan keras, Pak Romi
memaksa agar Novita mau menatap batang kemaluan Romi.
"Jilattt… " Pak Romi memberikan instruksi lebih lanjut
"Nggakkk mauuuu, Hkkkk Hkkkkkks… " Novita malah menangis
terisak – isak, Pak Romi dan Doni tertawa terkekeh-kekeh ketika
mendengarkan suara isak tangisnya, Novita semakin terisak ketika
Pak Romi menekankan belakang kepalanya ke arah selangkangan
Doni yang terkekeh sambil menjejalkan kepala penisnya pada mulut
gadis itu, namun Novita tetap membandel mengatupkan mulutnya
rapat-rapat. Pak Romi mengambil sabuknya kemudian menghajar
pantat Novita keras keras sambil berteriak-teriak…
"BUKA MULUTTTT…!!! BUKAAAAA…!!! CTARRRR… CTARRR…!! "
dengan bengis Pak Romi melecutkan sabuknya menghajar buah
pantat Novita
"Aduhhhh, sakittttt, Ampunnnnn Pakkkk, Aduhhhh… "
"MAKANYA NURUT…!" Pak Romi mendengus kesal,
Doni terkekeh-kekeh ketika Pak Romi kembali memerintahkan
Novita untuk membuka mulut lebar-lebar, dan kali ini ia menuruti
keinginan Pak Romi. Si penjaga perpustakaan mesum itu kembali
menekankan belakang kepala Novita kearah selangkangan Doni.
Doni menyambut niat baik Pak Romi dengan mengarahkan batang
kemaluannya ke arah mulut Novita yang ternganga lebar. Nafas
Doni memburu kencang ketika merasakan kepala penisnya mulai
memasuki rongga mulut Novita yang basah dan hangat, kedua kaki
Doni semakin mengangkang, kedua tangannya kini ikut menekan
belakang kepala Novita. Doni semakin senang ketika Novita mulai
melakukan sedotan-sedotan kuatnya, sesuai dengan perintah Pak
Romi.
Doni menekuk wajahnya, ia menatap wajah Novita yang cantik khas
oriental dengan matanya yang sipit, kulit yang putih mulus, buah
dada yang berukuran sedang kini tersembul ketika Pak Romi mulai
melepaskan pakaian seragam dan bra Novita. Doni tersenyum
senang, dibelainya kepala Novita yang masih melakukan sedotan-
sedotan kuat sambil terus menaik turunkan kepalanya dengan
teratur untuk mengoral batang kemaluannya, sesekali wajah cantik
itu mengernyit ketika Pak Romi menekan kuat-kuat belakang
kepalanya hingga penis Doni menusuk dan menyesaki
kerongkongannya.
"Ahhhhhhhh, Hhhhhh Hhhhhh…… " Novita tiba-tiba meludahkan
penis Doni untuk mengambil nafas mengisi dadanya yang terasa
sesak, sementara Pak Romi membimbing Novita duduk di pangkuan
Doni dalam posisi melintang, Doni meraih tubuh Novita sambil
merayapkan tangannya ke arah buah dada Novita sebelah kanan
sedangkan Pak Romi mengelusi yang sebelah kiri.
"Esssshhhh, Ohhhhhhhhhh,…." mata Novita terpejam-pejam
merasakan elusan dan remasan-remasan di buah dadanya, Pak
Romi dan Doni saling berpandangan ketika mendengarkan rintihan
lirih Novita kemudian hampir besamaan mereka tersenyum kecil.
"Yang kaya gini yang susah kita dapetin di luar….Pak Romi"
"Iya, beruntung banget kita ya,bisa ngerasain Amoy yang masih
anak sekolahan , duh kencengnyaaaa….He he he" Pak Romi
terkekeh sambil meremas kuat-kuat induk payudara Novita hingga
gadis itu melenguh keras, Doni menambahkan dengan menjepit dan
memilin-milin pentil Susu Novita.
"Ihhhhh… " tubuh Novita semakin sering berkelojotan, ketika Pak
Romi dan Doni semakin aktif mempermainkan payudaranya.,
dicubit, dielus, dan diremas, bulatan buah dada Novita semakin
membengkak karena mereka terus menerus merangsangnya, Doni
merayapkan tangannya ke arah perut dan menainkan jari
telunjuknya di permukaan perut Novita bagaikan sedang melukis,
matanya menatap tajam permukaan vagina Novita yang botak….
"Koq memeknya masih botak ya pak ?? "
"Waa.. ha…hahaha, saya yang nyuruh supaya jembutnya
dibersihkan, supaya lebih afdol, gitu lohhhh…. " Pak Romi
menjawab sementara jari telunjuk dan jari jempolnya mencubit
keras dan menarik-narik puting Novita hingga ia meringis-ringis
antara sakit dan nikmat.
"Cupppp, Cuphhhhh, Emmmhhh.. Mmmmmm " bibir Doni kembali
mengecupi kemudian melumat-lumat bibir Novita sementara
tangannya menggerayangi selangkangan Novita yang mulai basah
oleh cairan kewanitaanya.
Tubuh Novita mulai menggigil ketika merasakan jilatan-jilatan lidah
Pak Romi mengulas-ngulas buah dadanya, kemudian tubuh gadis
itu mengejang hebat ketika merasakan mulut Pak Romi melumat-
lumat puncak payudaranya.
"Cpokkk..!! Auhhhhhhhhh…!! Sakitttt, Sakittttt…… " Novita menarik
bibirnya dari bibir Doni, ia merintih keras ketika jari telunjuk Doni
terbenam di antara belahan bibir vaginanya, Doni menggerakkan
jarinya semakin dalam, kemudian mencabut jari telunjuknya
sekaligus, ada cairan kemerahan di ujung jari telunjuknya. Doni
menjilati cairan kemerahan itu, mulutnya berdecakan merasai darah
keperawanan Novita.
"Gimana rasanya….?? " Pak Romi bertanya kepada Doni
"He he he.., lezat….. " Doni menjawab pertanyaan Pak Romi, Pak
Romi ikut mencobloskan jari telunjuknya pada belahan Vagina
Novita hingga murid cantik itu kembali meringis merasakan rasa
pedih akibat tusukan jari Pak Romi, mata Pak Romi berbinar-binar
ketika menatap jari telunjuknya yang berbasuhkan cairan
kemerahan bercampur dengan cairan kewanitaan Novita, setelah
mengendus-ngendus cairan di telunjuknya pak Romi menghisap
cairan itu….
"Hemmm ?! Ckk Ckk, wangiii, lezat dan gurihhh hehehe" Pak Romi
membopong dan melemparkan tubuh Novita ke atas sebuah matras
yang sengaja sudah disiapkan sebelumnya, Novita tampak
ketakutan ketika Pak Romi dan Doni berdiri sambil mengacung-
acungkan penis mereka, hampir bersamaan mereka menggeram
dashyat, mereka berdua menerkam tubuh Novita yang mulus.
"Ahhhhhhhh, tidakk, Owwww!!! " Novita mulai berontak ketika Pak
Romi dan Doni mulai menggeluti tubuhnya, ia semakin ketakutan
ketika kedua laki-laki itu menggeram gemas, kedua tangannya
berusaha mendorongkan tubuh Pak Romi dan Doni yang berebutan
memeluki tubuhnya.
Tangan kiri Pak Romi mencekal pergelangan tangan kanannya
sedangkan tangan kanan Doni mencekal pergelangan tangan
kirinya, dengan kasar mereka merentangkan tangannya ke atas,
bagaikan dikomando Pak Romi dan Doni menerkam buah dadanya
yang membusung tanpa daya.
"Owwwww, Akhhhh, lepaskannn, JANGANNNN…. " tubuh mulus
Novita melenting-lenting di antara tubuh Pak Romi dan Doni yang
tengah mengapitnya dari sisi kiri dan kanan, ia memekik kecil
ketika Doni dan Pak Romi saling berlomba untuk menjilati dan
mengenyot-ngenyot buah dadanya.
Lidah Doni memutari puttingnya yang berwarna merah muda, ujung
lidah Doni menari untuk menggelitik benda bulat mungit itu. Pak
Romi tidak mau kalah, lidahnya membelai putting Novita sebelum
akhirnya mengenyot-ngenyot puncak payudaranya.
"Ahhhh, jangaaaaaannnnn!" Novita menggeser – geserkan
pinggulnya ketika Doni mulai membenamkan kepalanya
diselangkangan gadis itu, sementara kedua tangan Pak Romi
menekankan bahu Novita kuat-kuat sambil membenamkan
kepalanya di belahan dadanya.
"Ahhh, Ahhhhh, Emmmmfffhhhh…. " tubuh Novita merinding
merasakan rasa enak ketika mulut Doni mengunyah bibir vaginanya,
sementara buah dadanya terasa semakin geli karena Pak Romi
semakin rakus menyusu disana, bibir Pak Romi mengecup-ngecup
dan melumat-lumat bulatan buah dada Novita tanpa terlewatkan
secenti-pun, mulutnya menerkami puncak payudaranya, kemudian
mengenyot kuat-kuat puncak payudara gadis itu hingga tubuh
gadis itu berkelojotan.
"Cupphhh, Cupppp, Emmmmmhh, wangi amat sihhh, Slllccck
Sllccck " Doni mengecupi daerah vagina Novita, diendusinya aroma
vagina gadis itu yang harum merangsang, dijilatinya belahan bibir
vagina itu, dikenyot-kenyotnya cairan kewanitaan Novita yang
meleleh di selangkangannya.
"Ahhhh…!! " Novita menjerit keras ketika Doni menggigit gemas
bibir vaginanya, Doni terus menyerang belahan daerah sensitif itu
bagaikan seorang pengelana yang kehausan, cairan vagina Novita
bagaikan setetes air di padang pasir yang gersang,
"Auuhhhh…., Crrrr Crrrrr, Crrrrrrrrrrrettt… " tubuh Novita terperanjat
keenakan, tubuhnya menggeliat-geliat dengan lemah ketika Doni
menyeruput cairan vaginanya yang tiba-tiba muncrat berdenyutan.
Doni mulai mengarahkan kepala penisnya pada belahan vagina
Novita, kini kepala penisnya turut andil dalam merangsang murid
cantik itu, dengan sabar kepala penis Doni menjilati vagina Novita
seolah-olah sedang mencumbuinya, dikucek, digesek dan sedikit
ditekan-tekan, semakin lama Doni semakin keranjingan untuk
menekan-nekankan kepala penisnya hingga terbenam membelah
jepitan vagina gadis itu. Seluruh tubuh Novita tampak menegang
ketika merasakan penis Doni masuk terbenam semakin dalam.
"Jangan Doniiii, Ampunnn, jangan perkosa sayaaaaaa…., Hkk
Hkkkk… Ahhhhhhhhh !!! "satu pekikan keras akhirnya terdengar dari
bibir Novita, tubuhnya yang putih mulus kelojotan ke sana kemari,
erangan – erangan kecil semakin sering terdengar dari bibirnya,
isak tangisnya terdengar semakin keras dan memilukan.
"Anjingggg…Siah!! Akhirnya jebol juga memek
loe….Bangsattt..!!"Doni menyentakkan batang penisnya berkali-kali
kemudian ia mulai memaju mundurkan batang kemaluannya tanpa
mempedulikan isak tangis gadis itu.
"Aduhhh, Ampuunnn Doniiii, Sakitttt… Sakittttt……" Tubuh mulus
Novita terguncang dengan keras ketika Doni mulai menghentak-
hentakkan batang penisnya, Doni semakin asik menusuk-nusukkan
batang penisnya, ditusukinya belahan vagina yang seret dan peret
itu.
Selangkangan Pak Romi menaiki wajah Novita. Si penjaga
perpustakaan tersenyum mesum sambil menjejalkan penisnya
kedalam mulut Novita yang sedang terengah- engah dipacu oleh
batang penis Doni.
"Hommmfffhhhhhhh, Mmmmmm… Mmmmffffhhh,,, " mulut Novita
terisi penuh oleh batang penis Pak Romi, wajahnya yang cantik
mengernyit penuh dengan penderitaan ketika Pak Romi
mendeepthroatnya, berulang kali penis pria itu menusuk-nusuk
kerongkongannya.
"Tolonggg pakkkkk, tolongg jangannnn!" Novita memohon dengan
memelas, kedua tangannya menahan penis Pak Romi yang hendak
dijejalkan kedalam mulutnya.
"Kalo gitu, sekarang jilatin kontol saya, kaya Non Cheria ngejilatin
kontol papanya Non Novita." Pak Romi menunjukkan layar HP
bututnya yang ternyata berguna untuk mempertontonkan
persetubuhan antara ayah Novita dengan Cheria, Pak Romi
membimbing kedua tangan Novita agar mau memegangi batang
kemaluannya, dengan jijik Novita berusaha memegangi batang
penis Pak Romi, lidahnya terjulur keluar berusaha menjilat-jilat
batang penis Pak Romi yang terkekeh keenakan, berkali-kali
bibirnya menciumi sepanjang batang penis Pak Romi sampai ke
daerah kepalanya, diemutnya kepala penis Pak Romi, sementara
tubuh mulusnya terus terguncang dengan kuat disodok-sodok oleh
Doni.
"Ahhhhhhhh….. Crrrrrrrrrr Crrrrrrrrrrrrrrrr….. " Novita megejang kuat
kemudian tubuh mulusnya terkulai dengan lemah, Novita
merasakan tubuhnya lemah tidak bertenaga ketika cairan itu
muncrat berdenyut dengan nikmat, walaupun tubuh Novita yang
mulus sudah terkulai lemah hal itu tidak menjadi halangan bagi
Doni untuk menikmati kehangatan dan kenikmatan tubuh Novita,
demikian juga bagi Pak Romi ia malah semakin bernafsu begitu
menyaksikan tubuh mulus itu terkulai dengan lemah, digelutinya
kembali tubuh Novita dari samping dijilatinya bibir Novita yang
mendesah-desah lirih, dihisap-hisapnya leher Novita yang sudah
basah bersimbah cairan keringat hingga meninggalkan bekas
cupang kemerahan, dijilatinya leher gadis itu yang putih jenjang.
"Pak Romi, mau nyobain memeknya nggak??" Doni bertanya kepada
Pak Romi sambil melepaskan batang penisnya yang masih tegang.
Tanpa membuang-buang waktu Pak Romi segera membalikkan
Novita dalam posisi menungging, Doni duduk dengan santai di
hadapan kepala Novita.
"Novita.., sekarang juga kamu harus menservice kontol Doni,
Awass, kalau dia sampai ngak puassss….., Cepattttt…. Plakkkkk….!!
" Pak Romi menampar buah pantat Novita kuat-kuat.
"Aduhhhh…!! Iya pakkkk, Iyaaaa…. " Novita merangkak, menggeser
tubuhnya yang sedang menungging hingga kepalanya berada di
atas penis Doni yang sedang duduk mengangkang dengan santai,
kedua tangan Doni bertumpu ke belakang.
"WOWWWW….???!!" Doni menekuk kepalanya, perlahan-lahan ia
membaringkan tubuhnya sementara kedua kakinya tertekuk dan
menjepit kepala Novita yang sedang bergerak turun naik di
selangkangannya, lidah Novita berkali-kali terjulur untuk
menggelitiki leher penis Doni yang mendesah keenakan, jilatan
lidah Novita tiba-tiba berhenti, murid cantik itu menolehkan
wajahnya ke belakang ketika merasakan sesuatu yang kenyal dan
keras menggesek belahan vaginanya kemudian….
"Jrebbbbb…! Ahhhhhhhhhhh… " tubuh Novita tersungkur hingga
wajahnya mencium selangkangan Doni pada saat Pak Romi
nyentakkan batang kemaluannya dengan kuat.
Kini sebatang penis tertancap di belahan vagina Novita yang
sedang menungging dengan posisi doggy style, sebelum Pak Romi
menyodokkan penisnya dengan terburu-buru Doni menjejalkan
batang penisnya ke dalam rongga mulut Novita, kedua tangan Doni
memegangi kepala Novita. Pada saat Pak Romi memacu batang
penisnya menyodok-nyodok vagina Novita dengan otomatis batang
kemaluan Doni teroral oleh Novita yang tersungkur-sungkur
dihantam oleh penis Pak Romi, Doni menyodor-nyodorkan
penisnya ketika merasakan sedotan-sedotan kuat mulut Novita.,
kedua tangan Doni merayap menggapai buah dada Novita yang
terayun-ayun tanpa daya, diraih dan diremas-remasnya benda itu,
berkali-kali jari tengah dan jempolnya menjepit puting Novita dan
memelintir-melintirnya, sesekali ditarik-tariknya putting susunya
yang semakin keras meruncing. Sesekali terdengar suara isak
tangis Novita di sela-sela geraman-geraman gemas yang keluar
dari mulut Pak Romi dan Doni.
Novita semakin sering merintih, bahkan suara rintihannya semakin
keras. Pak Romi yang sudah banyak makan asam garam tahu apa
yang akan dialami olehnya, dengan semakin gencar ia menghujam-
hujamkan batang kemaluannya.
"Plakkk, Plakkk, Plakkkk, Plakkkkkk… Crrrrrrrrr Crrrrrrrrrreett "
setelah beberapa hantaman yang super keras dan kuat menghajar
vagina Novita dari belakang, tubuhnya yang sedang menungging
menggelinjang dengan indah, vaginanya berdenyut-denyut dengan
nikmat.
Doni mengacungkan jempolnya ke arah Pak Romi yang kembali
mengayun-ngayunkan batang penisnya. Novita mengangakan
mulutnya ketika Doni kembali menjejalkan batang penisnya ke
mulutnya. Benar-benar suatu pemandangan yang mengerikan ketika
menyaksikan seorang murid cantik bertubuh putih mulus sedang
disetubuhi oleh Pak Romi dalam posisi doggy style, sementara
murid cantik itu dipaksa menghisap-hisap sebatang penis milik
seorang murid laki-laki dengan wajahnya yang culun dan
menyebalkan, Pak Romi kembali terkekeh-kekeh ketika berhasil
mempecundangi Novita, tubuh Novita kembali mengejang ketika
merasakan sebuah badai kenikmatan yang dashyat berdenyutan
menghantam vaginanya, cairan vaginanya muncrat dalam
kenikmatan yang menyiksanya hingga gadis itu merintih-rintih
keenakan. Akhirnya Pak Romi menyoruh Doni agar tidur terlentang,
kemudian Doni menarik pinggang Novita ketika Pak Romi
menempatkan gadis itu menduduki benda yang masih mengacung
tegak perkasa di selangkangan Doni. Pak Romi mengajari Novita
bermain dalam posisi women on top, tangan Novita bertumpu pada
bahu Doni untuk menjaga keseimbangan, sementara pinggulnya
bergerak turun naik di atas penis Doni, Pak Romi membantu
menarik dan menekankan pinggul Novita agar gadis itu dapat
belajar dan semakin pandai menghempas-hempaskan vaginanya
untuk memuaskan nafsu birahi mereka.
Tiba-tiba Pak Romi menekan kuat-kuat buah pantat Novita, Doni
tersenyum sambil menyodokkan penisnya keatas hingga terbenam
sedalam-dalamnya di jepitan vagina Novita. Dengan bernafsu Pak
Romi menaiki buah pantat Novita, ditekannya buah pantat Novita
bagaikan sedang membelah duren hingga anus Novita
menampakkan dirinya. Anus itu semakin mengkerut ketakutan
ketika kepala Pak Romi menyentuh anusnya.
"Debbbb.., debbbb,,, debbbb "Pak Romi menusukkan penisnya
kuat-kuat sambil menggeram-geram dengan gemas berusaha
menghancurkan kekuatan anus Novita yang berusaha bertahan
mati-matian menghadapi serangan penis Pak Romi.
"JROSSSS….!!Aaaaaaaaaaaaaaa!!! " Novita menjerit keras ketika
merasakan batang penis Pak Romi membelah lubang anusnya,
penis itu menyentak-nyentak dengan kasar dan memaksa lubang
anusnya untuk melar dan menerima penis yang haus akan
kenikmatan.
Pak Romi menekankan penisnya sampai selangkangannya beradu
dengan buah pantat Novita yang halus mulus. Tubuh mulus Novita
ambruk tanpa daya, murid cantik itu mengerang keras kesakitan
ketika Pak Romi semakin dalam menekankan batang kemaluannya,
Novita merintih keras karena kesakitan ketika batang penis pak
Romi mulai bergerak dengan liar menyodominya, Doni masih diam
sambil memeluk erat-erat tubuh mulus Novita yang ambruk
menindih tubuhnya.
"Grrrrrhhh, Eaarrrhhhhh….. " Pak Romi menggeram dengan dashyat ,
sambil menyodomi Novita dengan brutal, batang penisnya terus
merojok-rojok lubang anus Novita dengan liar, erangan Novita
semakin keras terdengar, sementara Pak Romi semakin kasar
menyodomi lubang anusnya
"Pokkkkkk.. Pokkkkkk… pokkkkkkkk….."
"Cleppppp… Cleppppp. Cleppppppppp "
Doni mulai bergerak melakukan serangannya, dua batang penis
yang tertancap dianus dan vagina Novita kini bergerak – gerak
dengan liar menusuk dan terus menusuk-nusuk lubang anus dan
vagina Novita yang menangis kesakitan, tubuh mulusnya digarap
dan dihimpit oleh Pak Romi dan Doni yang tengah menikmati
kedua lubangnya yang hangat dan nikmat, berkali-kali terdengar
pekikan-pekikan Novita disertai rengekan-rengekannya ketika
tubuh mulusnya terguncang dengan semakin hebat dihantam oleh
dua batang penis yang asik menyodok-nyodok anus dan
vaginanya,
"Ahhhh….. Aaaaaa… Crrrrrr Keccrrttttttttttt………… " Novita menggigil
hebat , Pak Romi dan Doni tahu apa yang tengah dialami oleh
Novita, mereka membenamkan penisnya dalam dalam, dibiarkannya
Novita mengambil nafas, keringat membanjiri tubuh ketiga orang
itu yang terengah-engah dengan desah nafas mereka yang
berdengusan dengan keras.
Novita menggeliat lemah, tubuhnya terasa remuk, sesekali tubuh
mulusnya tersentak kuat ketika Doni atau Pak Romi bergantian
menghentakkan batang penis mereka dengan gemas.
"Ampunnn Doni, Ahhh ampunnn Pak Romiiiii, cape, aduhhhhh "
Doni malah tertawa senang mendengarkan rengekan-rengekan
Novita, murid cantik itu mengaduh kesakitan ketika tangan Pak
Romi menjambak rambutnya hingga kepala Novita tertarik ke
belakang, tubuhnya kembali terguncang, tersentak-sentak
dihantami oleh penis Pak Romi dan Doni.
"Ohhhhhh, Aduhhhh Doniii, Awwwww, Pak Romiiii Akkkkk "benar-
benar tragis nasib murid cantik itu yang sedang dimangsa oleh
Doni dan dilahap habis-habisan oleh Pak Romi, tubuhnya
tersentak-sentak kuat di antara himpitan tubuh dua orang laki-laki
yang sedang keasikan menusuk-nusukkan penis mereka menyodok
vagina dan menyodomi anusnya.
"Uhhhhh……. Cretttt…. Cretttttt " Novita kembali mengeluh keenakan
tubuhnya bergetar hebat merasakan denyutan-denyutan puncak
klimaks mendera vaginanya yang masih ditusuk-tusuk penis Doni.
Mereka tertawa sinis ketika Novita merengek-rengeik memohon
ampun, ketika vagina dan anusnya kembali dihajar habis-habisan
oleh mereka
************************
Sementara itu..
"Andra, ngapain sihhhh… aduhhhh….. !!" Vivi memukul-mukul
tangan Andra yang begitu kuat mencekal pergelangan tangannya.
Si pegulat tangguh menyeret Vivi ke dalam sebuah gudang tua di
belakang sekolah., Vivi mencubit-cubit lengan Andra hingga memar
kemerahan, namun Andra
"Utsssss….!!" Vivi Buru-buru menghindar ketika Andra
menerkamnya, Andra dengan mudah mencegat langkah Vivi yang
hendak melarikan diri, sementara Vivi tersurut mundur, ia tidak
menyangka tubuh sebesar Andra dapat bergerak secepat itu. Vivi
terus mundur hingga punggungnya tertahan oleh dinding gudang
tua itu, ia berusaha melemparkan tas sekolahnya tapi dengan
mudah Andra menangkap tas sekolah Vivi dan meletakkannya di
samping kaki Vivi. Vivi merinding ketika Andra tiba-tiba mendekap
pinggulnya, dengan berani Andra mengelus-ngelus pinggang Vivi
yang ramping, kedua tangannya terjulur meraih kancing baju
sekolah Vivi. Vivi hanya membelakkan matanya ketika dengan
lincah tangan Andra mempreteli kancing baju seragam sekolahnya,
hingga kancing bajunya yang terakhir, dengan lembut tangan Andra
menyibakkan baju seragam Vivi terlepas dari bahunya dan lepas ke
belakang melalui kedua tangan Vivi yang gemetar tanpa daya, mata
Andra menatap nanar buah dada Vivi yang bongsor, ditariknya
turun cup bra sebelah kiri hingga payudara kirinya melompat
keluar, sementara yang kanan masih tetap aman bersembunyi di
balik cup bra kanannya. Vivi tampak semakin seksi ketika ia
memejamkan matanya, bibirnya sedikit merekah ketika telapak
tangan Andra mengelus bulatan dadanya yang bongsor.
"Andraaaa…., kamu mau apa….?? " Vivi bertanya lirih ketika Andra
membalikkan tubuhnya ke dinding dan memeluknya dari belakang,
Andra menarik nafas panjang-panjang sambil membenamkan
hidungnya ke arah leher Vivi.
"Unnnhhhhh….. " Vivi mengeluh ketika Andra menggigit lembut
lehernya dari belakang, nafasnya semakin tidak beraturan ketika
merasakan tangan Andra melepaskan branya kemudian merasakan
bibirnya mengecup-ngecup batang lehernya sebelah kiri terus
mengecupi tengkuk lehernya dan menjalar bergilir mengecup-
ngecup leher kanan, sementara kedua tangan Andra mendekap
gundukan buah dadanya. Vivi mendesah-desah lirih ketika
merasakan Andra mulai meremas-remas payudaranya yang semakin
keras mengenyal.
"Viviiiiiiiiiii " Andra mendesis sambil melepaskan pengait rok
seragam Vivi, kemudian membiarkan rok abu-abu itu melorot turun
terlepas dari pinggul Vivi dan terjatuh di bawah kakinya. Andra
bersujud kedua tangannya mengelusi sepasang paha Vivi, sesekali
kaki Vivi yang mulus melejang karena kegelian ketika jari-jemari
Andra menggerayangi kemulusan kedua pahanya, Andra berusaha
menenangkan Vivi ketika Andra menarik turun celana dalam Vivi
yang berwarna violet.
Mata Andra melotot ketika telapak tangannya mengusap-ngusap
bulatan buah pantat Vivi yang padat dan keras, untuk beberapa
saat Andra terus mengecupinya sampai akhirnya ia kembali berdiri
dan menyelipkan batang penisnya kesela-sela pantat Vivi. Andra
mengesek-gesekkan kepala penisnya di belahan buah pantat Vivi
yang hangat dan lembut, sesekali ia menekan-nekankan batang
penisnya dengan kuat hingga tubuh Vivi tersungkur-sungkur,
kedua tangan Vivi bertumpu kuat-kuat pada tembok untuk
menahan serangan-serangan penis andra yang semakin kuat
menekan lubang anusnya dan menggesek-gesek belahan buah
pantatnya. Andra semakin kuat mendesak-desakkan
selangkangannya hingga tubuh Vivi semakin tertekan merapat dan
merapat ke tembok gudang tua itu.
"Viiii, tolongg aku Viiii, aku nggak kuat, aku ingin..akuu…
tolonggg!!" Andra memohon lirih di telinga Vivi, si pegulat tangguh
tidak sanggup lagi untuk menahan beban api birahi di dadanya
yang terus menerus dipendam semenjak kejadian syur beberapa
hari yang lalu ketika keduanya mengintai Pak Romi. Andra
membalikkan tubuh Vivi kehadapannya, tangannya merayapi induk
buah dada Vivi sebelah atas, putih dan lembut sekali kulit buah
dada Vivi yang bongsor, Vivi melenguh pelan ketika Andra
meremas-remas buah dadanya.
Vivi berdiri sambil menyodorkan vaginanya ke depan wajah Andra
yang kini tengah bersujud di hadapan vaginanya, tanpa menolak
ataupun jijik Andra membenamkan wajahnya di vagina Vivi, Vivi
mendesah-desah lembut ketika merasakan hembusan-hembusan
nafas Andra yang hangat memburu, menggelitiki permukaan
vaginanya.
"Ahhhhh, Andraaaaaa…enakkkkk…. " Vivi menekuk wajahnya
menatap Andra, bibirnya mendesah-desah keenakan ketika
merasakan jilatan jilatan lidah Andra yang semakin nakal
menggelitiki selangkangannya.
"Aaaaaaa….. " hanya sebuah huruf vocal yang pendek melompat
dari bibir Vivi ketika Andra melumat belahan bibir vaginanya,
tangan Vivi membelai-belai kepala Andra yang sedang rakus
melumat-lumat selangkangannya, wajahnya memerah karena
menahan rasa malu, risih dan nikmat. Vivi merasakan tubuhnya
semakin hangat dan kenikmatan itu semakin hebat menggelitiki
vaginanya.
"Ahhhhhh…, Crrrr Crrotttttt….." Vivi menekankan kepala Andra,
terdengar suara hisapan-hisapan rakus yang justru membuat Vivi
semakin kelojotan tersiksa dalam kenikmatan.
Andra bediri dan kemudian memeluk tubuh Vivi dengan lembut,
Vivi balas memeluk tubuh Andra , kedua matanya yang sipit
terpejam rapat, sementara bibirnya tersenyum ketika merasakan
kedua tangan Andra merayapi gumpalan buah pantatnya, yang bulat
dan padat. Andra tampaknya masih belum merasa puas, sambil
menjengkingkan pinggang Vivi ke belakang mulutnya menciumi
buah dada Vivi yang besar dan putih. Vivi mendesah panjang
sambil membusungkan dadanya menyongsong kerakusan Andra si
pegulat yang terus menggeluti buah susnya dengan rakus,
bergantian dari yang kiri dan yang kanan.
"Ohhhh, Andraaaaa, Awww….gelii!" Vivi merintih-rintih kegelian
ketika merasakan lidah Andra menggelitiki putting susunya,
kemudian mulut Andra menyusu diputing susunya yang semakin
mengeras,
Vivi menggapai batang penis Andra, tangannya mengocok-ngocok
penis itu, ia berusaha melakukan perlawanan untuk memuaskan
nafsu birahi Andra si pegulat yang semakin liar mengecupi
bongkahan buah dadanya yang bongsor. Vivi membalas mendorong
tubuh Andra hingga si pegulat bersandar pada dinding gudang tua
itu, kemudian ia bersujud di hadapan penis Andra, tangannya
bergerak dengan lincah mengocok-ngocok dan meremas-remas
batang penis Andra, ia terus mengocok-ngocok penis itu hingga
kedua tangannya terasa pegal….
"Andraaaa, cape ahhhh…. " Vivi mengeluh
"Pake mulut aja Viiii….. " Andra menyodorkan penisnya kearah
mulut Vivi, Vivi mengangguk kemudian mengangakan mulutnya
lebar-lebar menerima batang penis Andra , imajinasi liar Andra
melambung setinggi langit ketika merasakan hisapan-hisapan
mulut Vivi, sambil menghisap-hisap kepala penis Andra, lidah Vivi
memutari kepala penis Andra si pegulat tangguh dan mengait-ngait
leher penis bagian bawah.
"Ahhhhh, Hhhh Hhhhhhh!!" Vivi melepaskan penis Andra dari
dalam mulutnya, nafasnya berhembusan panjang, Andra menarik
tubuh Vivi untuk berdiri, kemudian Andra menundukkan kepalanya
untuk mengejar bibir Vivi dan.., Emmmmhhh, Mmmmmmmmm, Vivi
mengalungkan kedua tangannya ke leher Andra. Tangan kanan
Andra merayapi perut Vivi dan terus turun ke bawah, tangan Andra
mengucek-ngucek bibir vagina Vivi dengan penuh nafsu, lelehan
cairan vagina Vivi membuat Andra semakin betah memainkan
selangkangannya, dikucek-kuceknya bibir vagina Vivi dan
diremasnya selangkangannya dengan lembut.
*************************
Seseorang tampak sedang mengintip adegan panas antara Andra
dan Vivi, siapakah orang itu? orang itu adalah aku, Maya, si
detektif yang cantik jelita, Ceglukkkk, Ceglukkkk, aku berkali-kali
menelan ludah, mengintip adegan panas antara Vivi dan Andra,
jantungku berdebar-debar kencang, telingaku mendengar rintihan
lirih Vivi , tubuhnya meliuk-liuk dengan indah sementara Andra
tampak semakin asik meremas-remas buah dada Vivi dari belakang.
Aku menutup buku harianku
Kutatap sebuah Hp milik Doni yang sempat tertinggal tadi siang.
Di dalamnya ada nomor – nomor telepon Hp Pak Dion cs
Perpecahan semakin menggerogoti mahluk-mahluk bejat itu..
Aku berpikir dengan keras sesuai dengan tugas hari ini
Berusaha mencari jalan untuk menghancurkan penjahat kelamin
Yang menghantui murid-murid cantik di sekolah kami.
Tubuhku terasa hangat ketika mengingat-ngingat
adegan panas yang terjadi tadi siang… WAKKKKSSS…!!
Aku buru-buru menyadarkan diriku yang terbawa dalam khayal
Ikut bermain ditengah-tengah adegan panas yang semakin
membara.
****************

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.