Minggu, 08 Maret 2015

The Hospital 9: Little Misdi Who Rape Me

gelapnya langit di malam hari yang tanpa bintang. Jagoan kecil kita
sedang mencoba mengintropeksi diri, dulu ia hanya seorang pengemis
tua di jalanan yang hidup terlunta-lunta, sekarang dirinya dapat tidur di
ranjang empuk yang hangat, hidup dengan berkecukupan, gembira,
tanpa beban sedikitpun.
Krekettt....."
Misdi menolehkan kepalanya kearah pintu kamar yang dibuka perlahan
oleh seseorang."Fitri....... " Misdi menatap Fitri dengan tatapan mata
bersalah.
Fitri menutup pintu kamar itu kembali dan menguncinya. Fitri
melangkahkan kakinya kemudian membelai-belai kepala Misdi
"Kamu kenapa sih... hemmmm ?? "dengan lembut Fitri menarik tangan
Misdi kemudian mereka berdua duduk di tepi ranjang, sudah beberapa
hari ini Misdi murung dan menjadi pendiam.
Misdi menatap wajah Fitri, kemudian setelah A-u-A u,jagoan kecil kita
bertanya "Fitt, kamu nyalahin aku nggak ?? " Misdi menekuk kepalanya
tanpa berani menatap Fitri.
"Lohh, nyalahin kamu ?? kenapa ?? " Fitri Diniyani balik bertanya.
"Maksudku...,, Eee,, Aku ,,, ituin ,, kamu,,, begitu,, " Misdi kesulitan
merangkai kata-kata untuk mengungkapkan isi hatinya.
Fitri tersenyum kemudian kembali membelai kepala Misdi, ia mengerti
maksud pertanyaan Misdi, jagoan kecil kita pasti merasa bersalah
sudah merengut kegadisannya, Misdi menatap wajah Fitri ketika
merasakan belaian lembut dikepalanya.
"Misdi..., aku tidak pernah menyalahkanmu, sedikitpun tidak pernah "
Fitri menatap Misdi dengan penuh kasih sayang, Wajah murung misdi
mendadak menghilang berganti dengan wajah polosnya yang tersenyum
ceria. Fitri berdiri di hadapan jagoan kecil kita, perlahan-lahan
tangannya melepaskan kancing baju piyamanya, kemudian dalam satu
gerakan yang gemulai Fitri menggerak-gerakkan bahunya sehingga baju
piyamanya merosot dan terlepas melalui kedua lengannya. Misdi
mengulurkan tangan mungilnya untuk menarik turun celana piyama
Fitri, matanya menatap tajam pada belahan vagina yang membelah
selangkangan gadis itu. Fitri merenggangkan kedua kakinya melebar
sambil menyodorkan vaginanya kedepan ketika Misdi mulai
menusukkan dua buah jari kecilnya sekaligus, jari tengah dan jari
telunjuk. Nafas Fitri agak tertahan ketika belahan vaginanya tertekan,
dua jari Misdi perlahan-lahan menyusup masuk
"Ahhhhh....,, Midhiii,,, Emmmmmmmm..." Fitri mendesah pelan ketika
merasakan dua jari anak itu bergerak menggaruk-garuk dinding
vaginanya, kemudian kedua jari itu bergerak menyodok-nyodok
belahan vagina gadis itu, terkadang cepat dan kuat, terkadang begitu
lembut menusuk-nusuk lubang vaginanya.
Fitri menggigit bibirnya ketika Misdi mulai berlutut di hadapan
vaginanya,
"Auhhhh.....,, " Fitri sedikit menarik pinggulnya ke belakang karena
merasakan tangan Misdi menarik bibir vaginanya dengan kasar.
Jagoan kecil kita menatap isi vagina Fitri yang berwarna merah muda,
dengan lembut lidahnya menjilat lelehan cairan kewanitaan Fitri, mulut
Misdi mengecap-ngecap menikmati rasa cairan kewanitaannya yang
gurih, kemudian kembali menjilati isinya, sesekali lidah Misdi yang
runcing menekan masuk ke dalam jepitan vagina gadis itu.
"Ahhhh,, Ahhhhh.,, Misdiii,, Owww Enakkk,,, Ahhh duhhhh duh geliii....
Ahhhhssshhhhhk" Fitri menyodorkan vaginanya ke depan sambil
menekan belakang kepala Misdi, lidah Misdi menggeliat-geliat menjilati
vaginanya, ada rasa geli dan gatal yang semakin lama semakin nikmat.
"Misdiii,, sebentar,,, Ahhhhhhh,,,," Fitri mendorong kepala Misdi,
namun mana mau Misdi melepaskan santapan terlezat itu, vagina Fitri
yang wangi, lelehan cairan kewanitaannya yang harum dan gurih.
Sudah berulang kali Misdi mereguk kenikmatan dari lubang vagina Fitri
namun entah kenapa dirinya tidak pernah merasa bosan dan jenuh,
malahan kalau bisa Misdi ingin setiap detik, setiap menit, setiap jam
menikmati vagina yang hangat dan wangi itu, ingin setiap saat terus
menjilati dan menghisap-hisap lelehan cairan kewanitaan Fitri yang
rasanya asin dan gurih. Fitri sendiri hanya dapat pasrah sambil
merenggangkan kedua kakinya, ketika Misdi melumat-lumat bibir
vaginanya. Fitri merasakan kedua lututnya goyah ketika Misdi
mengenyot-ngenyot lubang vaginanya.
"Aduhhhh,, Duhhh,, Misdiii,, kamu,,, Ahhhhhh.... Crrr Crrr Crrrrrrr "
kedua tangan Fitri Diniyani meremas-remas rambut jagoan kecil kita.
Gadis itu menyodorkan vaginanya ke depan, menyajikan cairan
klimaksnya yang hangat, dan gurih untuk menjadi santapan jagoan
kecil kita "Slllrrrppp...,, Slllrrrpppphhhh,,, Slllrrrppppp " terdengar suara
mulut Misdi yang menyeruput cairan gurih berwarna putih kental.
Fitri menengokkan kepalanya ke bawah sedangkan Misdi mengadahkan
kepalanya ke atas, mereka berdua saling.pandang dengan mesra
bagaikan sepasang kekasih yang saling melepaskan kerinduan.
"Nakalll.......,,," Fitri mencubit hidung jagoan kecil kita yang pesek.
"He he he,,, Enak ya Fit ? " jagoan kecil terkekeh kemudian menciumi
vagina Fitri.
"Glekkkk....!! " Mata misdi melotot ketika Fitri naik ke atas ranjang dan
perlahan-lahan merangkak, kemudian menggoyang-goyangkan
pinggulnya sesaat untuk menggoda jagoan kecil kita untuk segera naik
ke ranjang.
Bagaikan seekor macan kecil Misdi merangkak mendekati pantat Fitri
yang sedang menungging, lidahnya terjulur keluar dan menjilat sela
pantat Fitri, matanya menatap nakal kemudian "Crepppp" Misdi
menggigit buah pantat Fitri.
"Bukkkk,,, Whadowwww...,, Gubrakkkk..." Misdi terjungkal dari atas
ranjang karena Fitri menendangkan kakinya.
"Waduhhh,, Fittt,, kelakuan masih nggak berobah,, maen tendang
aja...,," Misdi bangkit sambil mengusap-ngusap bokongnya yang terasa
sakit akibat terjatuh dalam keadaan duduk.
"Misdiii,,!! jangan maen gigit gitu,,!! "Fitri cemberut sambil mengusap-
ngusap buah pantatnya, yang digigit oleh jagoan kecil kita.
"Sorry, Sorry, abis gua gemes he he he" Misdi menggaruk-garuk
kepalanya dan kembali naik ke atas ranjang.
"Ehhh,, Fit...." Misdi agak kaget ketika Fitri mendorong bahunya sebagai
tanda penolakan, mungkin juga protes atas gigitan Misdi di pantatnya.
"Pokoknya enggak,,!! " Fitri malah bangkit dari atas ranjang, tentu saja
jagoan kecil kita panik karena santapan lezatnya hendak melarikan diri.
"Grrrrrrrr,,,!!! Ini Cewe,,, harus gue tunjukin siapa yang berkuasa,,!! kalo
perlu gua paksa pakai kekerasan!!!! Hua ha ha ha ha ha!!!" Jagoan kecil
kita berkata dalam hati kemudian dengan sigap mencegat langkah Fitri.
"Fitttttt,,, Tolongggggggggg,,,, mau yahhhhhhhhhhhhhhhh ?? Please,,
Dehhhh " berulang kali Misdi memohon memelas malah sedikit terisak
menangis ( Red : Ehh ?? wah..., Cara memaksa yang aneh,, Hemmm ?! )
Duh, Fitri malah menatap dengan tatapan juteknya, biar lagi ngambek
Fitri tetap saja cantik, sampai Misdi semakin terlena oleh
kecantikannya. Misdi melompat kegirangan ketika Fitri membalikkan
tubuhnya dan melangkah menuju ranjang, "Bluk..." gadis itu
membaringkan tubuhnya ditengah ranjang, kedua kakinya tertekuk
kemudian mengangkang lebar-lebar.
"Wuahhhhhhh....!! Jagoan kecil kita langsung melompat dan menerkam
Fitri. Kedua kaki Fitri langsung menjepit tubuh Misdi sementara Misdi
menyusu di buah dadanya
Sepasang susu siap saji yang lembut dan hangat, lebih asik dan nikmat
daripada susu manapun di dunia ini.
"Ohhh,, Fitriiii...,, Ohhh susu..,, Aduh lembutnya....." Tangan Misdi yang
mungil mengelus-ngelus bulatan payudara Fitri yang menggumpal
begitu kenyal dan keras
Misdi menatap kagum payudara Fitri, betapa halusnya sepasang
gunung kembar itu, asik banget ketika telapak tangannya berselancar
mengelusi gundukan buah dada Fitri yang halus, lembut dan hangat.
Tangan Misdi mulai meremas-remas induk payudara Fitri, ia meresapi
kekenyalannya, tangan mungil Misdi meremas-remasnya berulang kali
bergantian yang kanan dan yang kiri. Jagoan kecil kita tersenyum
dengan wajah mesumnya ketika mendengar deru nafas Fitri yang
semakin berat. Misdi mengecup puncak payudara gadis itu kemudian
melumat lembut puncak payudaranya sambil berulang-ulang meremasi
induk payudara Fitri.
"Hssshhhhh,, Enhhhh,,, Ufhhhhhh,,, Misdiiiiii" Fitri mendesah-desah,
tubuhnya terasa semakin panas dan gerah, bulir-bulir keringat tipis
mulai membuat tubuh mulus Fitri semakin lembab.
Tangan Fitri meremas-remas kain seprai kadang mencakar-cakar ketika
merasakan lumatan-lumatan Misdi bertambah liar menggeluti
bungkahan buah dadanya. Tubuh Fitri melenting-lenting keatas ketika
merasakan kenyotan kuat di puncak payudaranya "Ahhhhhhhh...." Fitri
kegelian ia berusaha menggeser geserkan dadanya berusaha
menghindari kenyotan-kenyotan Misdi yang terkekeh - kekeh,
mulutnya mengincar salah satu dari dua bongkahan buah dada Fitri
yang bergerak-gerak berusaha menghindar dari takdirnya menjadi
santapan jagoan kecil kita.
"AHHHHHH......." Fitri memekik keras ketika Misdi mencaplok puting
susunya sebelah kiri, "Oowww...Misdhiii...Sudahh jangann...Ahhhhh..."
tangan Fitri menjambak rambut Misdi kemudian terkulai tanpa daya,
tubuh gadis itu menggeliat-geliat, sementara Misdi sedang menikmati
puncak payudaranya sebelah kiri sambil mengenyotnya, lidah Misdi
mempermainkan puting susu Fitri, mengorek dan mengait-ngait puting
yang sudah keras meruncing itu. Misdi menggeram dan kemudian
mencaplok puncak payudara Fitri yang kanan. Fitri akhirnya tergolek
pasrah sambil meringis kegelian. Misdi melepaskan santapan lezatnya,
kemudian mencubit puting Fitri sampai gadis itu meringis, ia
mengalungkan kedua tangannya pada leher gadis itu, wajah mereka
semakin berdekatan. Misdi melumati bibir Fitri bagian bawah kemudian
melumat-lumat bibir bagian atas, Fitri menjulurkan lidahnya mengajak
Misdi untuk melakukan pertempuran, tentu saja jagoan kecil kita tidak
merasa takut, Misdi menjulurkan lidahnya menyambut lidah Fitri "Ckkk...
Cppphhhh..., Ckkkk Sleckkkkk...." Suara berdecakan semakin sering
terdengar ketika bibir Misdi saling berpangutan dengan bibir Fitri
Diniyani, semakin lama Misdi semakin menggeser posisi wajahnya
kebawah sambil mengecupi dan melakukan jilatan - jilatan mesra. Fitri
mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar agar Misdi lebih leluasa
mencumbui permukaan vaginanya. Bibir jagoan kecil kita mengecup
belahan vagina Fitri yang merekah, "Ahhhhh,, Ahhhhh Mis,,,,,diiiiiiii..."
Fitri terperangah ketika Misdi menjilati klitorisnya dengan lembut.
"Ampunn,, Misdi Ampunnn AHHHHHH....." Tubuh Fitri menggeliat-geliat
ketika Misdi menarik bibir vaginanya ke kiri dan kanan kemudian
mengenyot-ngenyot isinya yang berwarna merah muda..
*****************************
Sementara itu diluar kamar...
"Hmmmm ??What Going on ?" Seorang gadis cantik membungkukkan
punggungnya untuk mengintip apa yang sedang terjadi di dalam.
"Glekkkk,,, Wowwwww,,,!!" Seorang gadis berparas cantik jelita menelan
ludah berkali-kali tanpa dapat mengalihkan matanya dari lubang pintu
di kamar Misdi. Yifei tidak berani untuk mengintip lebih lama lagi,
wajahnya kemerahan karena rasa jengah,
"That hot...,, " Liu Yifei menyelinap keluar dari dalam rumah tanpa ada
seorangpun yang tahu kehadirannya.
*******************************
"Uhhhhh .., Uhhhhhhhh...., Misdiii, Nnnnnnhhhhh....." Fitri tersiksa oleh
gejolak nafsu birahinya yang semakin memanas ketika jagoan kecil kita
mengecup-ngecupi klitorisnya dan sesekali mengemutnya kuat-kuat.
"Tuingggg...!! " Misdi mengacungkan batang kemaluannya yang kecil
kemudian diselipkannya pada belahan Vagina Fitri Diniyani, jagoan
kecil kita mengayunkan batang kemaluannya yang kecil, Fitri hanya
tertawa kecil merasakan kemaluan Misdi yang imut keluar-masuk
menggasak lubang vaginanya.
"Koqqq ketawa sih ?? " Misdi bertanya
"Emmm, geli, duh kecil-kecil galak juga yak...."Fitri terkekeh.
"Hemmm ?? Maksudnya kekecilan gitu ?? He he he, coba yang ini...!!"
Kini Misdi yang terkekeh
Tubuh Misdi mulai diselimuti asap tipis yang semakin lama semakin
membuntal bertambah pekat.
"Ehhhh, Nggak Misdiii...!, bukan gitu...!!!,,, AWHHHHHHHH" Fitri Tidak
sempat melanjutkan kata-katanya ketika merasakan sesuatu membesar
dan terus memanjang didalam lubang vaginanya, Fitri meringis ketika
merasakan lubang vaginanya mendadak melar dan terisi sesak penuh.
"Owwwww......" tubuh Fitri mengejang ketika si kakek mendekap dan
mengangkat pinggul gadis itu sedikit keatas sambil menekankan
kemaluannya semakin dalam. Kepala Fitri tergolek kekanan mulutnya
ternganga lebar dan "AHHHHHHHHHHHHHHH............" Satu jeritan
panjang terdengar begitu mengggairahkan disertai geliatan-geliatan
tubuhnya yang mengundang gairah ketika kemaluan Misdi yang besar
dan panjang menyodok jauh ke dalam lubang vaginanya.
Nafas Fitri terengah-engah, butir-butir keringat mendadak meleleh
membasahi tubuhnya. Si kakek meneduhi tubuh Fitri sambil
menekankan selangkangannya erat-erat pada selangkangan Fitri,
tangannya membelai pipi gadis itu, tampaknya Misdi sangat
menyayangi Fitri. Dikecupnya kening Fitri kemudian dikulumnya
bibirnya sambil mulai mengayunkan batang penisnya dengan lembut,
menyodok-nyodok lubang vagina Fitri.
"Fittt...."
"Hemmm ?"
"Coba permainan yang agak keras, mau ya ? " Misdi mengutarakan
hasratnya.
Fitri terdiam sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya. Sebagai
perkenalan Misdi menarik batang kemaluannya sampai sebatas leher
penis kemudian menyodokkannya kuat-kuat sampai batang
Kemaluannya terbenam sekaligus.."Aaaaaaaaaaa....!! ", Fitri
mengalungkan kedua tangannya pada leher Misdi.
"Jrebbb....!! Jrebbbbb....!! Jrebbbbb.....!!" sodokan-sodokan batang
kemaluan yang besar dan panjang itu membuat Fitri terperangah.
"Owwwwww,,, Ahhhhh,,, Ahhhhhhhh, Ahhh,, Ahh......" Tubuh Fitri
terdesak-desak dengan hebat ketika si kakek berulang kali, membetot
kemudian membenamkan batang kemaluannya yang besar dengan cepat
dan kuat, menyodok sedalam-dalamnya dalam gerakan yang kasar dan
liar. "Crrr CRRRR CRRRRRTTTT...." Fitri menatap mata Misdi dengan
sayu ketika vaginanya berdenyut-denyut, betapa mudahnya batang
kemaluan si kakek mengantarkan dirinya meraih puncak kenikmatan.
*********************
Keesokan harinya
Misdi mencium kening Fitri, gadis itu masih kelelahan akibat digenjot
habis-habisan oleh jagoan kecil kita semalaman. Terdengar Misdi
bersiul-siul sambil membersihkan dirinya. Setelah selesai mandi Misdi
berdandan dengan rapi, rambut poninya kini digolf keatas, dengan pasti
ia menuju sebuah rumah, kira - kira rumah sapa ya ??
"Ting Tongggg...!!." "Ting Tongggg.....!!" Misdi menekan bel di pintu
rumah dengan bantuan sebuah bamboo, maklum, nggak nyampe ^^.
"Ha Ha Ha Cici Yifei, sudah lama kita tidak berjumpa..." Tanpa
dipersilahkan masuk si kecil berambut golf langsung menyelinap masuk
melalui sela-sela pintu yang dibuka oleh seorang gadis cantik jelita,
Misdi langsung mengutarakan pendapatnya, wah, gaya Misdi seperti
seorang guru besar yang sedang menjejali murid-muridnya dengan
segala macam, hukum sebab-akibat.
"Nahhh, gimana Cici Yifei....." Misdi menatap ketika gadis kembar di
hadapannya dengan pandangan mata yang meyakinkan.
"Tidak, terimakasih...." Salah seorang dari mereka menolak dengan
tegas.
"Coba Cici Yifei pikirkan lagi, dengan jarak yang semakin dekat maka
kita dapat lebih cepat untuk saling bertukar informasi, menghemat BBM,
menghemat waktu...,dll,dst " Misdi pantang menyerah untuk
meyakinkan ketiga gadis kembar yang cantik jelita, (Red : Mirip banget
kayak penjual obat yang ngoceh menjajakan barang dagangannya,
tanpa tanda koma dimulutnya ^^) Misdi tersenyum senang ketika ketiga
gadis kembar di hadapannya menganggukkan kepala mereka. Itulah
sepenggalan percakapan antara Misdi dan ketiga gadis kembar.
*********************
Beberapa Hari kemudian....
Misdi membuka matanya lebar-lebar, telinganya yang sensitif
mendengar sesuatu kemudian jagoan kecil kita berlari keluar dari
kamarnya,
"He he he....."Jagoan kecil kita cengengesan, diseberang rumah itu
mulai tampak aktifitas yang menjanjikan.
"Cici Yifei, sini Misdi bantuin......." Misdi merebut tas yang sedang
dibawa Yifei.
"MAMPUSSS!! Gubrakkkkkk....!! YEOWWWWW" Misdi mengeong ketika
tas yang ternyata super berat itu menimpa kaki kecilnya.
Misdi langsung terkapar duduk sambil mengaduh-ngaduh memegangi
kakinya yang terasa sakit,
"Kamu nggak apa - apa ? " Yifei mengkhawatirkan keadaan jagoan kecil
kita.
"Nggak.., " Misdi menggelengkan kepala sambil menahan rasa sakit di
kakinya, namun air mata mulai berlinangan di mata jagoan kecil kita.
"Hupp..." Yifei membopong jagoan kecil kita, kemudian membawanya
masuk ke rumah,
"Aduhhhh,, wanginya..., makin dilihat makin cantik, Cici Yifei, I love you
" Misdi tersenyum-senyum kecil, biar kakinya sakit tapi hatinya
bahagia.
Misdi duduk diatas kursi sofa, kemudian Yifei berlutut di hadapan
jagoan kecil kita, perlahan-lahan tangan Yifei terjulur.
"Ahhhh,,, Ahhhhh!! " Misdi mendesah
"Ohhhhhhh..,, Cici Yifei..."
"Aduhhhh,,, Duhhhh... Aduhhhh"
"Pelan - pelan Cici, Akhhhhh"
"Uhhhhhhh, Jangan digituin Cici Yifeiiiii...."
"Nggak kuat!!, nggak kuattttt.....!! "
Keringat mengucur dengan deras membasahi tubuh jagoan kecil kita.
"Tobatttttt......!! Tobattttt.........!!"
"Ahhhhh..., Hssshhhh, Ahhhhhhhhhh.....!! " Misdi mendesah-desah.
"AWWWWWWSSS,!!! " "Owwwwwwwsssshhhhh !!! "
"Ampun Cici, ampunnnnn,Ahhhhhhh!! "
"Ampunnnn, Huaaaaadowwww...!!!Mampus GUAAA!! HAKSSSS!!"
Setelah menggelepar beberapa saat, tubuh jagoan kecil kita terkulai
dengan lemas di atas sofa.
"Nahhhh..., Sudah beres..." Liu Yi Fei bangkit dan kemudian
menyodorkan segelas air minum untuk jagoan kecil kita.
"Glukkkk Glukkkkk,, Glukkkk" jagoan kecil kita langsung meneguk habis
sampai tidak tersisa setetespun. Misdi menengokkan kepalanya
kebawah, kakinya yang tertimpa tas kini terbalut kain perban. ( Red : He
he he pasti para mupenger's pada ketipu kan ??, Cuma kakinya yang
lagi diperban koq ^^), Hari itu Misdi yang tertatih-tatih diantar pulang
oleh Liu Yifei, ya namanya juga musibah, apa hendak dikata pahlawan
kecil kita yang hendak membantu ini malah dibantu.
**************************
Seminggu setelah kejadian tertimpanya kaki jagoan kecil kita....
Misdi mengendap-ngendap, mengintai rumah yang didiami ketiga gadis
kembar yang cantik jelita. Perlahan-lahan tangannya yang mungil
membuka jendela "Heuuuupppp......" Misdi mulai berusaha meyusupkan
tubuh mungilnya.
"Misdi ?? "
Jagoan kecil kita tercekat mendengar suara yang merdu bak buluh
perindu tepat di belakang tubuhnya, perlahan-lahan jagoan kecil kita
membatalkan niatnya yang sudah tertangkap basah. Wajahnya sebentar
pucat sebentar merah karena menahan malu dan kaget, keringat dingin
mendadak mengucur ditengkuknya..
"Kamu lagi ngapain ?? " Liu Yifei bertanya keheranan memandangi
jagoan kecil kita dengan tatapan matanya yang menyelidik.
"Euhhhh,, he he he,, Cici Yifei,, Ehhmm begini,, saya lagi ngeronda,
jaga - jaga, biar nggak ada maling masuk kedalam rumah " Misdi
menjawab sebisanya.
"Apalagi saya mendengar suara-suara aneh di dalam rumah, jadi saya
bantuin meriksa...!! " Misdi berusaha memasang wajah yang meyakinkan
"Suara-suara ?? Di rumah nggak ada orang koq..." Yifei mengeluarkan
kunci dan membuka pintu, jagoan kecil kita segera mendahului masuk
kedalam kemudian memeriksa ke semua sudut rumah, bahkan sampai
ke kolong mejapun disisirnya.
"Cici Yifei benar-benar hebat!!!, bagaimana mungkin Cici Bisa tahu
didalam tidak ada orang ??" Misdi bertanya mirip Sherlock Holmes yang
lagi kebingungan. (Red : Stupid Question .....)
"Yaa Tahu lahhh, dua saudara kembarku kan lagi mencari info
keberadaan Dr Andre, bukannya kamu yang tadi menelpon dan
menyarankan mereka untuk mencari jejak keberadaan Dr Andre. ??!! "
"HE HE HE HE, IYA..yahh..., Eummmm " Wajah Misdi merah padam ,
jagoan kecil kita merasa dirinya bodoh sekali dihadapan Liu Yifei yang
cantik jelita, Misdi berdiri salah tingkah dengan segudang
kebodohannya, terutama karena kepergok ketika mau menyelinap
masuk ke dalam rumah lewat jendela.
"Emmm, Misdi, kamu kamu bantuin aku nggak ?"
"Bantuin apa Cici Yifei ??"
Liu Yifei tidak menjawab, ia hanya tersenyum sambil menatap Misdi
dengan tatapan nakalnya kemudian, menarik tangan jagoan kecil kita
masuk ke dalam kamar tidurnya, Yifei melepaskan tangan Misdi dan
melangkahkan kakinya menuju ranjang di kamarnya.
"Glekkk, Glekkk, Cegluk, Cegluk...." Air liur Misdi membanjiri rongga
mulutnya, jagoan kecil kita menatap tajam ketika Yifei duduk di
pinggiran ranjang, kemudian mengangkangkan kedua kakinya lebar-
lebar,
Jagoan kecil kita seperti terhipnotis, tanpa sadar Misdi melangkahkan
kakinya mendekati gadis itu, ya ampunnnn, kedua kaki Yifei tampak
begitu putih, halus terawat., Oww, Cici Yifei menumpangkan kaki kanan
diatas kaki kirinya, pangkal pahanya tersibak lebar. Misdi
menengadahkan kepalanya menatap wajah Yifei ketika merasakan
belaian lembut di kepalanya,
"Cici Yifei, Cici cantik banget....." Jagoan kecil kita mendesis,
memorynya secara otomatis menyimpan dalam-dalam kecantikan gadis
itu, dicopy dan diback-up ribuan kali didalam sel-sel otaknya.
Dengan hati-hati Misdi mengusapkan telapak tangannya di lutut Yifei,
terus naik sedikit, terus naik lebih ke atas lagi,
"Hemmmm...., " Yifei memejamkan matanya ketika telapak tangan Misdi
merayapi pangkal pahanya, gadis itu mengangkangkan kedua kakinya
melebar, memberi jalan bagi tangan jagoan kecil kita yang sedang
merayapi permukaan pahanya sebelah dalam.
"Ehhhh,, " Liu Yifei menjepit tangan Misdi dengan kedua pahanya,
ketika tangan jagoan kecil kita mengelus permukaan celana dalam Yifei,
jagoan kecil kita menatap Yifei dengan tatapan genitnya, jantung Yifei
berdebar-debar, ada rasa penasaran yang ingin dilampiaskan oleh
gadis itu semenjak ia tidak sengaja mengintip perbuatan Fitri dan
Misdi.
Rasa penasaran itulah yang membuat Yifei perlahan-lahan
mengangkangkan kedua pahanya melebar, ia mempercayakan daerah
intimnya yang masih tersembunyi di balik kain segitiga putih itu pada
jagoan kecil kita.
Sambil tersenyum menggoda Misdi menggeliatkan tubuh mungilnya
sambil membuka bajunya perlahan-lahan, kemudian setelah
melemparkan baju kaosnya Misdi menurunkan celana pendeknya
sampai melorot , sambil bergoyang erotis jagoan kecil kita membuka
celana dalamnya dan melemparkan celana dalam dekil itu ke udara.
(Red : Whuaaaaaa....!!! Si kecil berambut poni menari striptease di
hadapan Liu Yifei, Ihhhhh !! )
Jagoan kecil kita mendekati Liu Yifei yang memakai kaos berwarna
putih tanpa lengan dan juga rok berwarna putih selutut. Yifei hanya
menggaruk-garuk kepala menatap selangkangan Misdi yang imut, kecil
hitam, sudah mengeras.
"Aduhhhh..., kecil amat..?? Hem, tapi kalau kecilkan aman, nggak akan
bisa ngapa-ngapain...." Liu Yifei tersenyum kecil kemudian menggeser
posisi tubuhnya ketengah ranjang, Yifei bersandar santai pada
tumpukan bantal yang empuk.
Jagoan kecil kita melompat naik keatas ranjang Eee Ehhh, hampir jatuh,
sangking nafsunya kali ya ^^ "Wahhhhh, Cici Yifei, ini Salah, nggak
bener....."
Misdi menatap Liu Yifei dengan tatapan matanya yang serius.
"Apanya yang salah ?? " Yifei bertanya keheranan.
"Saya sudah telanjang bulat, titit saya sudah terekspose kemana-mana,
tapi Cici Yifei masih berpakaian lengkap, kan saya jadi rugiiii !! Ayoo,
sekarang giliran Cici Yifei yang buka baju...., tadi maksa-maksa saya
buat buka baju.....!! "
(Red : Dipaksa ?? lagi selebor nih........!! kebanyakan nari Striptease..!! )
Liu Yifei sampai terbengong-bengong karena Misdi menuduh
seenaknya, Mumpung gadis itu masih bengong, Misdi menarik baju
kaosnya dan meloloskannya ke atas melalui kedua lengannya kemudian
dibukanya bra gadis itu.
"WUAHHHHHHHHH.....!! "Misdi berseru kagum, matanya melotot dengan
mulutnya yang terbuka lebar ketika menatap sepasang bukit putih yang
berukuran sedang, namun terlihat sangat keras membuntal padat dihiasi
puting runcing berwarna merah muda.
"Wee Heeeitt...., Ehhh...., Lhaaaa ??? !! " Misdi kaget ketika Liu Yifei tiba
tiba mencekal pergelangan tangannya yang hendak mengelus bukit
payudara gadis itu.
"Blukkkkkk......!!WALAHHHHH....!! " Jagoan kecil kita ditindih oleh Yifei
dengan gaya seorang pegulat yang sedang me"smackdown" lawannya,
"WADUHHH.......!!, Ini mah udah melenceng jauh dari scenario...., koq
jadi malah gua yang diperkosa nih......!!" Misdi bertanya-tanya dalam
hati, ia mulai curiga pada niat baik penulis cerita.
Liu Yifei mengulum lembut bibir jagoan kecil kita, Misdi membalas
melumat dan memangut-mangut bibir Yifei dengan lembut, Misdi
semakin lahap memangut-mangut kemudian mengulum bibir gadis itu
yang terasa manis, Liu Yifei menjulurkan lidahnya keluar kemudian
mencelupkannya ke dalam mulut jagoan kecil kita, dengan antusias
jagoan kecil kita menghisap-hisap lidah gadis itu, yang menggeliat-
geliat lembut.
"Uhhhh,, Cici Yifei "Misdi mengangkangkan kedua kakinya melebar
ketika ciuman-ciuman Yifei turun semakin lama semakin ke bawah.
Jagoan kecil kita merasakan hembusan nafas Liu Yifei dibatang
kemaluannya kemudian ada sebuah jilatan yang basah, hangat dan
terasa geli melingkari kepala kemaluannya yang kecil, kecupan-
kecupan kecil semakin sering mendarat di buah zakarnya, dan juga di
batang kemaluan jagoan kecil kita.
"Owww.., Cici Yifei,, Hsss Hsssssshhh...." jagoan kecil kita mendesis-
desis ketika merasakan kepala kemaluannya diemut oleh Yifei, Misdi
mendesah resah ketika merasakan lidah gadis itu berulang-kali
memijiti kepala kemaluannya.
Perlahan-lahan gadis itu membaringkan tubuhnya di sebelah Misdi,
kedua matanya terpejam, kini jagoan kecil kita mulai mengendalikan
situasi, dengan mesra Misdi mengecup kening Yifei kemudian melumat
bibir gadis itu sebelah atas, terus melumat bibir Yifei sebelah bawah
dan mengulumnya sampai terdengar suara berdecakan dari bibir mereka
yang saling mengulum. Jagoan kecil kita menggeluti leher gadis itu,
Yifei mendesah-desah, kedua tangannya dengan lembut membelai-
belai kepala Misdi, Liu Yifei mulai paham kenapa Fitri menggeliat-geliat
resah ketika Misdi menggelutinya tempo hari, ternyata anak sekecil
Misdi sudah sangat pandai dalam bercinta. Liu Yifei tampak resah
ketika cumbuan sikecil Misdi mulai turun kearah dadanya, "Ohhhhhh,
Misdiiiii, Koq kamu pinter banget sichhh......."
"Ahhhh....., Ahhhhh, Hhhhhh..., " tubuh Liu Yifei mendadak tersentak
ketika merasakan kecupan-kecupan kecil diinduk Payudaranya sebelah
atas."Cuppp,,, Cuphhhh,, Cuppp....., Ckkk" Suara mulut jagoan kecil kita
yang sedang menciumi induk payudara gadis itu sebelah atas, sesekali
dijilatnya dan dihisapinya payudara Liu Yifei yang semakin mengeras
dan mengenyal.
"Owwwww......, Akhhhhhhhh......" Yifei semakin sulit untuk mengendalikan
dirinya, ketika tangan Misdi yang mungil mengelus-ngelus dan
meremasi induk payudaranya sebelah bawah sambil menjilati putting
susunya yang sudah meruncing. "Ahhhhhhhh......." Gadis itu mendesah
panjang ketika merasakan kenyotan-kenyotan lembut bergantian
dikedua puncak payudaranya, semakin lama ciuman-ciuman Misdi
merambat semakin kebawah.
Misdi menyibakkan kedua kaki Liu Yifei mirip huruf "M", tampaknya
Yifei rajin mencukur bersih daerah intimnya, jagoan kecil kita menciumi
permukaan vagina gadis itu yang hangat. Tangan Misdi menekan
pinggiran bibir vagina Liu Yifei sampai belahan perlahan-lahan mulai
merekah, wangi harum tercium semakin tajam ketika belahan vagina
Yifei merekah menampakkan isinya yang berwarna merah muda,
"Uhhhhhhhhhhhhh......." tubuh Yifei menggelinjang ketika merasakan
hembusan-hembusan nafas yang hangat menerpa vaginanya yang
sensitif, nafasnya kadang tertahan-tahan, kadang memburu kencang
ketika merasakan batang lidah jagoan kecil kita mengulasi isi
vaginanya sambil sesekali mengenyot-ngenyot lelehan cairan
kewanitaan Yifei yang membanjir, Yifei menggeliat-geliat ketika ujung
lidah Misdi yang runcing perlahan-lahan memijit-mijit klitorisnya,
sesekali ujung lidah Misdi mengait daging mungil di selangkangan
gadis itu.
"Ehhhhhhhhhhhhh...! " tiba-tiba tubuh Yifei kelojotan, kemudian
perlahan-lahan terhempas lemas ketika cairan kenikmatan itu
berdenyut membanjiri lubang vaginanya "Crrrrrr... Crrrr.........Crrrrrrr....",
gadis itu memejamkan matanya, ada seulas senyuman puas dibibirnya.
Misdi tersenyum ketika merasakan tubuh mungilnya seperti dialiri oleh
kekuatan tanpa batas, jagoan kecil kita mulai dapat mengendalikan
tenaganya, Perubahan-perubahan drastis mulai terjadi disertai
gumpalan asap yang semakin membuntal padat. "HE HE HE....."
Liu Yifei, dengan reflek membuka mata sambil menengokkan wajahnya
kearah suara yang serak dan berat itu "AHHHHHHH........ Bukkkkkk......!! "
Si kakek terjengkang ketika sebuah tendangan Yifei mampir di dadanya,
dengan sigap Yifei melompat dari atas ranjang, matanya mencari-cari
jagoan kecil kita.
"Uhhhh......" Yifei buru-buru menghindar ketika si kakek hendak
menyergapnya. "Awwww... Keparat....!! " gadis itu membentak ketika
buah susunya sempat dielus oleh tangan si kakek, setiap serangan Yifei
dapat dengan mudah dipatahkan olehnya.
"Brakkkk...." pintu kamar itu terbuka dengan tiba-tiba, seorang gadis
melompat keluar, dengan wajah ketakutan, "Ahhhhhhhhh........!!"
Pergelangan kakinya terasa dicekal dengan kuat, sehingga Yifei
kehilangan keseimbangan dan terjatuh keatas lantai dalam keadaan
terlungkup, kedua tangannya bertumpu pada lantai, kedua kakinya
melejang-lejang, sepasang tangan yang keriput itu menarik perlahan-
lahan tubuh gadis itu, Yifei meronta-ronta berusaha melepaskan diri
sementara tubuhnya terus tergusur masuk kedalam kamar dengan
perlahan namun pasti.
"Brakkkkk.... Clikkkkk....." Pintu kamar itu tertutup dengan keras dan
dikunci dari dalam, terdengar suara Bukkk, Bukkkkk Bukkkkk...berkali-
kali dari dalam kamar, gadis itu mundur ke sudut ruangan.
"Ahhhhh....,,," Liu Yifei memekik kecil ketika si kakek menubruknya
sambil membelitkan kedua tangannya melingkari pinggang gadis itu
kemudian mengangkat tubuhnya ke atas, kini posisi kepala si kakek
tepat berada di hadapan payudara gadis itu sementara kedua
tangannya membelit erat-erat pinggang gadis itu yang ramping.
"Bajingan...!! Bukkkk, Bukkkk" Yifei menghantamkan tangannya kebahu
si kakek, namun tampaknya si kakek tidak merasakan kesakitan
sedikitpun, malah terkekeh-kekeh seperti keenakan.
"Owwww...., " pukulan-pukulan Yifei semakin lama semakin pelan ketika
merasakan kecupan-kecupan kasar dan kenyotan-kenyotan kuat di
puncak payudaranya.
"OHHHHHHH......." Yifei mendesah panjang ketika merasakan batang
lidah si kakek menjilati putting susunya yang semakin keras meruncing,
tubuh Yifei merosot turun ketika si kakek melonggarkan belitan
tangannya pada pinggang gadis itu, Yifei mengalungkan kedua
tangannya pada leher si kakek, matanya bertatapan mesra dengan mata
si kakek yang seolah-olah sedang menghipnotisnua agar tunduk total
dalam kekuasaannya. Yifei menengadahkan wajahnya, bibirnya
menyambut datangnya bibir si kakek. Crystal Liu membuka bibirnya
merekah, agar si kakek dapat bebas melumati bibirnya sebelah bawah
dan kemudian melumati bibirnya sebelah atas. Kedua bibir mereka
bertautan erat. Si kakek mengulum bibir Yifei "Ckkk.. Ckkkkk...
Ckkkkkhhhh......." Suara berdecakan terdengar keras dari bibir mereka
yang saling memangut dengan liar. Tangan Misdi menekan bahu gadis
itu sampai kedua lutut Yifei tertekuk dan berlutut di hadapannya,
tangan Yifei bergetar ketika meraih sebuah benda besar dan panjang di
selangkangan laki-laki tua itu
"Ohhh, besar sekali..!! "Yifei berseru dalam hati, tangannya perlahan-
lahan mengocok - ngocok batang kemaluan si kakek, bibir gadis cantik
itu terbuka, lidahnya terjulur keluar mendekati selangkangan si kakek
kemudian mengulas-ngulas buah pelir yang menggantung
diselangkangan laki-laki tua itu, kemudian dikecupinya buah pelir si
kakek, lidahnya begitu aktif membersihkan kemaluan Misdi, memangut-
mangut batang kemaluannya yang semakin tegang serta membersihkan
leher kemaluan laki-laki tua itu yang terkekeh-kekeh keenakan sambil
membelai-belai kepalanya kemudian mulut Yifei terbuka lebar, setelah
melumat-lumat kepala kemaluan si kakek Yifei memasukkan kepala
kemaluan itu ke dalam mulutnya, diemut-emutnya kepala kemaluan
yang semakin membengkak itu, Yifei semakin bersemangat mengoral
penis itu ketika merasakan cairan-cairan gurih yang asin mulai meleleh
dari lubang kemaluan si kakek
Laki-laki tua itu membopong tubuh Yifei, kemudian mendudukkan
gadis itu di pinggiran ranjang, tangannya mengelusi paha Yifei yang
mengangkang. Yifei menggigit bibir ketika merasakan tekanan kuat di
bibir vaginanya, ia hanya dapat pasrah sambil berpegangan pada bahu
si kakek, laki-laki tua itu terlihat antusias mendesak-desakkan kepala
kemaluannya pada belahan vagina Yifei.
"Ahhhhh.....!! Oww that's hurt...!!" Yifei merasa tenaganya bagaikan
disedot oleh kemaluan si kakek yang mulai merobek-robek selaput
daranya. Kepala Yifei terkulai lemas di bahu kanan si kakek, tubuhnya
yang mulus mulai dibasahi oleh cucuran air keringat, " Ennnnnngkk....
Akkkkkkkk Blukkkk!! " Setelah menggeliat-geliat beberapakali berusaha
menahan rasa pedih dan perih di selangkangannya, punggung Yifei
roboh ke belakang, kedua kakinya terjuntai di pinggiran ranjang dalam
posisi mengangkang.
"AHHHHHHHHHHHH.....! " Yifei menatap si kakek, tatapan gadis itu
seperti memohon agar si kakek berhenti menusukkan batang
kemaluannya yang besar, berhenti membenamkan benda besar dan
panjang itu kedalam lubang vaginanya yang mungil.
Harapan Yifei hangus begitu saja ketika si kakek menyentak-
nyentakkan batang kemaluannya dengan kasar. Si kakek tampak
bernafsu membenamkan kemaluannya sedalam-dalamnya menyodok
lubang vagina Yifei. Tubuh mulus Liu Yifei terguncang-guncang hebat
dalam hentakan-hentakan melody birahi yang menggebu-gebu,
meluluhlantakkan kesadaran gadis itu hingga ia lupa diri dan menjerit
keras-keras ketika merasakan batang kemaluan laki-laki tua itu
menggenjot-genjot lubang vaginanya yang mungil dalam gerakan-
gerakan yang kasar dan liar "AHHHH... AAAAAAAA!!!, AHHHHH"
Sedikit dari kesadaran Yifei bertanya-tanya, kenapa ?? Ahhh?? Apa
yang sedang dilakukannya bersama seorang laki-laki tua asing itu ??
Mengapa dirinya sama sekali tidak dapat menolak keinginan laki-laki
tua itu ketika si kakek dengan rakus menyantap kehangatan dan
kenikmatan dari tubuhnya.
"Ahhhhh... ?? Crrr Crrrr Crrrrrr......" Apakah karena ini??, karena denutan-
denyutan kenikmatan yang begitu mengasikkan untuk dinikmati dan
diresapi, sebuah kenikmatan yang baru pertama kali ini dirasakan
olehnya ??
"HE HE HE....., " SAmbil terus menggenjot-genjot vagina Yifei si kakek
meremas-remas dan mengelus-ngelus buah dadanya bergantian dari
yang kiri pindah ke yang kanan, sesekali diremasnya kuat-kuat induk
payudara Yifei sampai pemiliknya merintih lirih. Si kakek menengokkan
kepalanya kebawah, batang kemaluannya yang bergerak keluar masuk
menggasak lubang vagina gadis itu basah oleh cairan kewanitaannya
yang disertai cairan berwarna kemerahan, darah perawan. Liu Yifei
menatap si kakek dengan tatapan matanya yang sayu ketika
pergelangan kakinya dicekal dengan kuat, kemudian direntangkan
mengangkang selebar-lebarnya ke atas.
"Auhhhhh....!! Awwww...... !! Awwwwwwww...!! " genjotan itu memang
tidak kasar namun begitu dalam menyodok lubang vaginanya, si kakek
menekankan kemaluannya yang besar, perlahan namun dalam, setelah
merasakan batang kemaluannya mentok tertancap di dalam sana
kemudian batang kemaluan si kakek mulai mengaduk-ngaduk lubang
kenikmatan itu. Liu Yifei meringis, dadanya terasa sesak namun enak,
tubuhnya terasa semakin hangat, terkadang ada aliran listrik yang
membuat tubuhnya tiba-tiba tersentak
Pergesekan yang lembut itu membuatnya semakin terbuai dalam
nikmatnya bersetubuh bersama si kakek tua dengan batang
kemaluannya yang panjang dan besar. "Unnnnhhhhhhhhhhhh......!!
CRRRR CRRRRRRRT " Yifei hanya dapat melenguh panjang denyutan-
denyutan itu terlampau nikmat untuk ditolak.
"AHHHH, AHHHHHH AHHHHHHHH " Yifei menjerit keras , ketika si
kakek kembali mengayunkan batang kemaluannya dengan kasar dan
liar, tubuhnya terguncang tanpa daya, Yifei merengek-rengek kecil,
entah dari mana Yifei belajar merengek-rengek dengan suara yang
sangat menggairahkan.
Semakin keras rengekannya, semakin hebat dan kuat si kakek
mengayun-ngayunkan batang kemaluannya, "Crepppp..., Creppppp,,
Creppppp" suara becek itu terdengar keras ketika batang kemaluan si
kakek bergerak keluar masuk dengan kencang dan kuat. Setiap tusukan
membuat Yifei mendesah dan merintih. Tusukan-tusukan itulah yang
membuat Yifei semakin dalam terperosok ke dalam jurang kenikmatan
yang tanpa dasar, kenikmatan dari tusukan-tusukan kuat itu sulit
untuk diukur, sulit untuk dilukiskan diatas kanvas kenikmatan.
"Ohh, Yesss, Yesssss....c'mon grandpa... fuck me" Yifei mendesah
manja,
"Harder, Harderrrrr,!! O YEahhh Deeper...!! " Yifei benar - benar sudah
lupa diri, gadis cantik jelita itu berteriak-teriak dengan liar, ia ingin
lebih nikmat lagi, lebih enak lagi, ingin digenjot lebih kuat dan kasar.
"Cretttttt.... Cretttttt... Crettttttttt......Aww" Yifei memekik kemudian pasrah
dalam tekanan batang kemaluan si kakek yang menggenjoti lubang
vaginanya.
"Auhhh.....!! Yifei agak terkejut ketika si kakek tiba-tiba mencabut
batang kemaluannya. Laki-laki tua itu mendorong tubuh Yifei ketengah
ranjang kemudian membalikkan tubuhnya dalam posisi menungging di
atas ranjang.
"Ohhhhh....., Ja Jangannnn Ahhhh........"Yifei mengernyit kesakitan,
kenikmatan itu berubah menjadi siksaan ketika lubang anusnya dirojok
kasar oleh kepala kemaluan laki-laki tua itu.
"Nn NOooo!! HAAAAAAAAAAAAAAA............." Lidah Yifei sedikit terjulur
keluar ketika batang kemaluan si kakek menyodok memasuki lubang
anusnya
"NOOOO, Pllease.....!! Heksssss......" Sebuah sentakan yang kasar dan
kuat di lubang anusnya membungkam mulut Liu Yifei, hanya kepedihan
yang kini dirasakan olehnya ketika batang kemaluan itu mulai masuk
dalam gerakan menyentak-nyentak kasar.
Laki-laki tua itu semakin merapatkan selangkangannya sampai
perutnya beradu dengan buah pantat Yifei yang lembut dan hangat.
Kedua tangan laki-laki tua itu menarik tangan Yifei kebelakang
kemudian mulai membetot dan membenamkan batang kemaluannya.
"AHHHHH, It's hurting me, AWWWWWW "
"YEAh.., It's Huurddd Bud Yu Will Len To lik It..... He He HE "Misdi
tidak mau kalah ia menjawab dalam bahasa Inggris yang sudah
dipermak habis-habisan olehnya sampai tidak berbentuk lagi.
Tubuh Yifei terdorong - dorong dengan kuat, bibirnya tidak berhenti
meringis dan memohon, agar si kakek berhenti menyodominya.
"AHHHHHHH.....!! "Mata Yifei melotot sambil menjerit keras ketika si
kakek menyodokkan Batang kemaluannya dengan kuat dan kasar
sampai amblas sekaligus, berkali-kali laki-laki tua itu mempermainkan
Yifei, tangan Misdi merayap mencari-cari daging klitoris Yifei, setelah
menemukan daging mungil itu tangan Si kakek memijiti klitoris Liu
Yifei. Sebuah perpaduan antara rasa sakit dan rasa nikmat, sambil
mendekap pinggul Yifei laki-laki tua itu menjatuhkan dirinya ke
belakang, kepala Yifei terangkat ke atas ketika lubang anusnya
menduduki batang kemaluan si kakek yang seperti sebuah tombak yang
menghujam dengan paksa sedalam-dalamnya merojok lubang anusnya.
Kedua tangan si kakek meraih tungkai lutut Yifei sebelah bawah
kemudian menariknya membuka ke samping dan meletakkan kaki gadis
itu mengangkang lebar, laki-laki tua itu mengendus-ngendus rambut
Yifei yang lembut dan wangi. Tangan si kakek mendorong pinggul Yifei
kemudian menariknya sekuat tenaga ,
"Ahhhhhhhh... Nnnoo Nooo,,, I'll do it myself.."Yifei memohon memelas.
Lak-laki tua itu membiarkan Yifei melakukannya sendiri, Yifei harus
belajar agar dapat memuaskan nafsu birahi si kakek yang tersenyum-
senyum dengan gembira.
Laki-laki tua itu membaringkan tubuhnya, agar Yifei lebih mudah
belajar,
"Plopp...!! " Pada Saat si kakek lengah Yifei buru-buru mencabut
kemaluan si kakek dari lubang anusnya.
"HEIIIIII......, Hemmmmm, Olrit, suit Yu Self, JUS RAPE MI!! "
Yifei mengarahkan kepala kemaluan si kakek pada lubang vaginanya
Yifei mendesis ketika merasakan batang kemaluan yang besar dan
panjang itu mulai kembali membelah belahan vaginanya.
"Gud Bud, Gud But.." Misdi menepuk-nepuk bokong Liu Yifei kemudian
mencubit gemas bokongnya agar Yifei segera memulai tugasnya.
Yifei mulai mengayunkan pinggulnya, si kakek juga mengangkat -
angkat batang kemaluannya menyongsong datangnya hempasan vagina
Yifei yang semakin lama menghempas-hempas dengan semakin liar.
"Oooo, YEAHHHHH It's Feel So GOODDDD, AWWWWHHH....CRRR CRRRR"
Gerakan Yifei terhenti.
Dengan kasar Si kakek mendorong tubuh Yifei kemudian dibalikkannya
tubuh Yifei, "Jrebbbbb..., Jrebbbbbb..... Jrebbbbbbbbbb" laki-laki tua itu
menyodoki lubang Vagina Liu Yifei, dihantamnya sekuat tenaga sampai
berkali-kali Yifei memekik kecil kemudian terkulai lemas sambil
merintih nikmat.
Semakin lama semakin keras Batang kemaluan si kakek menghantami
lubang vagina Yifei.
"Awwwww.... Crrrr Crrrr Crrrrr....."
"WADUHHHH..... KECROTTT CROTTTTT"
Yifei terkesima kaget ketika menyaksi tubuh si kakek berasap dan
"Popppssshh"
"HAAAHHH ???!!!! KAMUU ???!!!" Yifei tambah terkejut ketika dihadapkan
pada sebuah kenyataan.
Jagoan kecil kita merayap dan mengalungkan tangan mungilnya pada
leher Liu Yifei sambil berbisik "Cici Yifei, memek sama bool cici, enak
banget dechhhh...."
Liu Yifei tidak sempat berpikir lebih jauh, tubuhnya sudah terlalu letih,
kecupan-kecupan Misdi mengantarkan Liu Yifei ke alam mimpinya,
tidak berapa lama Misdi tertidur dalam pelukan Liu Yifei. Hari menjelang
sore ketika Misdi membuka kedua matanya, wah, ada seseorang yang
sudah membantu memakaikan baju jagoan kecil kita.
"Huppp..." Misdi bangkit dari atas ranjang dan melangkah keluar.
"Ehhhh, yang mana ya ???" jagoan kecil kita garuk-garuk kepala.
Ia melangkah mendekati salah seorang dari ketiga gadis kembar yang
cantik jelita,
"Cici Yifei...." Misdi asal tembak sambil bergayut mesra ditangan orang
itu.
"Apaan sihhh...!! " si cantik menepiskan tangan Misdi.
Hemm, bukan dia, begitulah pikiran Misdi, pasti yang ini.
"Cici Yifeiii, " Misdi kembali kecewa karena gadis itu tidak
mempedulikannya.
"Hemmm, pasti nihhhh yang ketiga He he he" Misdi meletakkan telapak
tangannya di lutut Yifei.
"HEIIIIII !!!! " Misdi malah didorong menjauh.
"Koqqqq ?? " Misdi menatap satu persatu wajah ketiga gadis cantik
jelita itu
Jagoan kecil kita tampak stress, ia tidak mau kalau cuma "One Night
Stand"
Kayak skandal-skandal yang sering muncul di TV. Misdi mengambil
kursi dan naik keatas kursi kemudian berteriak
"PERHATIAN !!!, sekarang nggaku !!, siapa diantara cici bertiga yang
tadi memperkosaku secara brutal dan liar menodai kesucianku !!!
melahap kenikmatan dan kemulusan tubuhku ini ?????? "
"Tik.. Tuk.. Tik.. Tuk " sang waktu tiba-tiba berjalan lambat
kemudian mendadak berhenti............. Tingggggg.....!!!
Keempat orang diruangan itu saling memandang satu sama lain.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.