Minggu, 08 Maret 2015

The Hospital 1: The First Soul Experiment

Little Boss - little bird
Nama doktor itu Dr Andre berusia 50 tahunan, ia adalah seorang yang
jenius , dan karismatik, Doktor spesialis bedah otak . Ia mempunyai
seorang istri bernama Jennifer , Dr Andre sangat mencintai istrinya
walaupun istrinya sakit-sakitan.
Dr. Andre berusaha keras untuk menyembuhkan penyakit istrinya,
segala macam cara kedoktoran sudah ditempuh dan dicobanya namun
penyakit istrinya tidak kunjung sembuh. Semakin lama penakit istrinya
bertambah parah, kodisi tubuh wanita yang disayanginya bertambah
lemah.
"Andreee... aku sss udah tidak kuat lagi..."Carolina terkulai lemah dalam
pelukan pria yang dicintainya. "Tidak... Tidakkkk sayanggg kamu
harruss kuatt... aku tidak sanggup untuk kehilanganmu..."Dr Andre
menangis terisak-isak. "Sellll..lepass kepergianku... khau Harus hidup
dengan baikkk..."Carolina tampak kesulitan bernafas.
Dr. Andre menggenggam tangan wanita yang dicintainya erat-erat,
Carolina tersenyum, perlahan-lahan nafasnya sirna , dan akhirnya
berhenti, Dr Andre menangis terisak-isak menangisi kepergian wanita
yang selama ini dicintainya.
Dr. Andre seperti teringat sesuatu, dengan bersusah payah Dr Andre
menggotong tubuh istrinya kesebuah ruangan. Dr Andre tampak sibuk,
mempersiapkan sebuah tabung besar,mengisi tabung besar itu dengan
cairan berwarna keperakan, berbagai macam kabel berbagai ukuran
menempel ditabung itu, dengan terburu-buru, Dr Andre memasukkan
tubuh istrinya kedalam tabung besar itu. "Bersabarlah sayangku...
sampai aku berhasil..........." Dr Andre berkata lirih sambil memandangi
wanita yang dicintainya yang kini berbaring didalam tabung besar itu.
Semenjak kematian istrinya Dr Andre rajin melakukan berbagai macam
experiment, sebuah buku tua menarik perhatiannya belakangan ini,
wajahnya kini brewokan dan tampak lusuh, selama 8 bulan Dr Andre
bekerja keras siang dan malam. "Hmmmm....setelah ku-modifikas 70 %
berhasil... namun jika gagal akibatnya sungguh mengerikan" Dr Andre
memandangi hewan percobaannya, sorot matanya tampak dingin tanpa
expresi, Dr Andre memandangi sebuah mesin barunya, "Mesin penukar
roh X - 5 "(red : bacanya Ex Five he he he,kalo jadi sih T.T neh
ceritanya mengenai asal usul mesinX-5 akan dikupas diepisode
Hospital episode sekian : X-5 The Origin Crystal Liu Yi Fei Twin's
Babes) , senyuman dingin tersungging diwajahnya,
Disuatu malam dibasement Dr Andre yang kedap suara
"Arggggghhhh....." terdengar suara lolongan kesakitan seorang pria tua
lusuh, namanya Misdi seorang pengemis tua, wajahnya terlihat
memelas didalam sebuah tabung besar terbuat dari kaca super kuat.
"Tollooonnnnnggggg....Ayahhhhh Hueggghhhhh....Hhhhhh" Tubuh anak
kecil bernama Ade itu kelojotan dan kemudian terkulai lemah didalam
tabung besar lain, demikian juga tubuh sipengemis, suara mesin
terdengar memekakkan telinga.
Perlahan-lahan tampak sebuah sinar yang berasap melayang-layang
didalam kedua tabung itu. Sinar biru disebelah kanan dan Sinar kuning
disebelah kiri. Mesin itu kembali bersuara memekakkan telinga
beberapa saat kemudian Sinar Biru dan Sinar Kuning itu bertukar
tempat
Dr Andre tertawa gembira melihat percobaannya berhasil.
Disebuah rumah dikota Jakarta.
"Ayahhh... ini Ade " seorang pengemis tua memasuki rumah mewah,
sang pemilik rumah melotot dan segera memanggil satpam untuk
mengusir sipengemis yang menangis meraung-raung seperti anak kecil.
Pemilik rumah itu memang sedang mencari anaknya Ade , koq malah
ada pengemis yang ngaku menjadi anaknya, sambil menghela nafas
pemilik rumah mewah itu masuk kedalam rumah.
"Tolongg Non.........., saya belum makan dari kemarin " sesosok anak
kecil memohon dengan wajahnya yang memelas. Seorang gadis SMA
berwajah cantik dan kaya memberikan uang 20 ribuan, bahkan bertanya
dengan ramah. "Oo jadi Nama Kamu Misdi ya....Ayo, masuk
hujannn...."Sigadis dengan ramah mempersilahkan anak kecil itu untuk
masuk kerumahnya, gadis cantik itu tidak memperhatikan senyuman
aneh diwajah sang anak yang tampak polos. "Esssttth... cantik amattt...
rejeki gua eh !!!" suara hati, sang anak
"Misdi... emang kamu ngak punya orang tua ?" Gadis cantik bermata
sipit itu bertanya pada Misdi yang tengah makan dengan lahap.
Nama gadis itu Fitri Diniyani, berusia 17 tahun, kulitnya putih bersih,
lekuk tubuhnya benar-benar menggoda , buah dadanya tidak begitu
besar, namun nampak keras dibalik baju seragamnya.
Misdi menggeleng-gelengkan kepala , wajahnya sengaja dibuat sedih
"Uhukkk... uhukkkk... "Misdi sampai keselek ketika tanpa sengaja
melihat Paha Fitri yang mulus tersibak.
"Ehhh kenapa.... Ini... duhhhh kasihannn...." Fitri memberikan segelas air
minum pada Misdi.
"Waduhhh koqqq dikasih air sihhh...!!! yang gua mau isi didalam rok..!!!
Gllekk Glekkkkk " Misdi menggerutu sambil memperhatikan Fitri yang
melangkah menghampiri telepon yang berdering diruangan itu.
"Hallo.. Ehhh mama... iya... emanggg sihhhh sepertinya begitu"Fitri
berbincang-bincang dengan orang tuanya
"Gimana Papa... sehattt ?"Fitri menanyakan kabar ayahnya.
"Jadi kapannn pulangggg ?" Fitri terlihat gembira.
"Ci Fitri kenapa ? "setelah selesai makan Misdi menghampiri Fitri yang
sedang duduk diatas Sofa empuk, Gadis itu agak manyun.
Fitri menggeleng-gelengkan kepalanya "Ngak apa-apa.... Cuma Sebelll
banyak PR", Misdi menatap Fitri dengan wajah serius, matanya
memperhatikan tonjolan didada Fitri,melalui sela-sela kancing baju
seragam Firti Misdi bahkan bisa melihat sedikit gundukan daging putih
itu.
"Cuppp..."sebuah kecupan mendarat dipipi Fitri
"Heiiiii.... Ngapain sihhh..." Fitri mendadak sewot karena pipinya dicium
misdi
"Aa Aaku Cuma mau ngucapin terimakasih aja Fitri...Ehh Ci Fitri" Misdi
tersentak kaget.
"Yaa tapi ngak usah pake cium pipi segala...." Fitri protes. ( red :
cunihin banget nihh anakk!! Kaya crayon sincan "ho ho ho.... Cie Cie
yang cantikkkkk..." )
"Maaffffff......Ci Fitri"Misdi pura-pura menyesal
"Ihhhhhh... lucunyaaaa.... He he he..."Fitri mendadak mencubit pipi Misdi
kemudian gadis cantik itu memeluk Misdi.
"Aduhhhh..... mampusss gua dahhhh !!!Uhhhhhh Asikkkkkkkkkkkkk"
kata misdi dalam hati.
Pada saat Misdi lagi bersenang-senang dipeluk oleh Fitri tiba tiba
suara bel berbunyi
"Kunyukkk.... Siapa sihhhh ganggu aja......" Misdi down berat ketika Fitri
melepaskan tubuhnya yang kecil mungil dan melangkah menuju pintu.
"Mamahhhhhh...!!!! Ih sebelll tadi ditelopon bilangnya besok baru
pulanggg" Fitri terlihat manja.
"Haa Haa Haa... bolehhh donggg kita godain anak kita yang manjaaa"
terdengar suara laki-laki , yang sepertinya ayah gadis itu.
"Oooo iya Mahhh... Pahhhh kenalin ini misdi.... Kasian deh dia ngak
punya orang tua.... Fitri mau ngajak dia untuk tinggal disini ya... boleh
ngakkk ?lagian rumah kita kan besar" Fitri bergelayutan ditangan
ayahnya.
"Hmmm... Yaw dahhh... terserahhh kamu... Duhh anak siapa ini baek
amattt..."mamah Fitri mencubit hidung putrinya.
Misdi cengengesan , kedua orang tua Fitri sangat ramah,tanpa curiga
mereka menerima sikecil berotak kotor dirumah mewah itu. Malam
semakin larut, penghuni rumah itu masuk kekamarna masing-masing.
Dipagi hari , Misdi memperhatikan kamar barunya, sebuah tempat tidur
yang empuk, bersih, hangat, otaknya yang ngeres berkhayal dengan
kreatif sambil membayangkan tubuh Fitri yang telanjang.
"Tok.. tokkk tokkk..."pintu kamar diketuk
"Ehhh Ci Fitri...ada apa Ci"Mata Misdi seperti hendak menelanjangi
tubuh gadis itu, yang kini memakai seragam SMAnya.
"Misdi.. ayo kamu ikut kesekolah... ntar pulangnya temenin aku
shooping...Eitttt kamu mandi ama ganti baju dulu"Fitri tersenyum manis
ketika misdi mendelik melihat baju barunya yang bermotifkan power
ranger.
"Kamu suka ngakk ? tadi ada pedagang keliling lewat trus aku beliin
buat kamu...."
"Su Su.. ehhh suka.." misdi gelagapan, jawabannnya tercampur dengan
pikiran ngeres dikepalanya, agak manyun pahlawan kecil kita ketika
melangkahkan kakinya kekamar mandi.
"Waduhhh masak gua pake baju ginian... norak amattt.... Pilihin baju
yang rada-rada macho kek..."Misdi memandangi dirinya dicermin, misdi
ngak sempat berpikir lebih lanjut,karena Fitri sudah berteriak-teriak
memanggilnya.
Misdi yang duduk didepan berkali-kali memandangi Fitri yang sedang
nyetir, sesekali Fitri tertawa kecil ketika Misdi membuat lelucon-
lelucon konyol.
Akhirnya tiba juga mereka disekolahan elite itu, mata Misdi melotot
lebar-lebar,ia tampak kesulitan mengambil nafas ketika Fitri menaikkan
kaki kirinya untuk memakai sepatu, sepasang paha yang mulus dan
tampak halus tersibak dari balik rok abu-abu, kedua paha mulus itu
bergerak-gerak karena pemiliknya kesulitan memakai sepatu dalam
posisi duduk dihadapan Stir mobil.
"Kamu tunggu disini... ini kunci mobil... kantin ada disana...nih buat
jajan " Fitri terburu-buru memberikan uang 10 ribuan.
Misdi memandangi Fitri yang berlari-lari kecil menuju kelasnya,
tangannya menyelinap kebalik celana pendek, kemudian dengan
instensif mengocok-ngocok penis kecilnya.
Misdi tersenyum lebar melihat Fitri menghampiri mobil, gadis itu
menepuk-nepuk kepala Misdi sambil berkata. "Kaciannn lama ya he he
he" kemudian mobil yang mereka tumpangi berhenti disebuah mall.
"Yangg ini lebih baguss..."Misdi menyarankan sebuah pakaian seksi
pada Fitri.
"Tapi itu terlalu terbuka... maluuu..."Fitri memandangi sebuah tank-top
lengkap dengan rok mini.
"Udahhh beli aja... Ci Fitri bagus koq kalo pake baju ini..."Misdi mulai
menjerumuskan Fitri agar mau sedikit mengekspose keindahan
tubuhnya, akhirnya Fitri memberanikan diri membeli beberapa buah
pakaian minim itu, misdi juga dibelikan beberapa buah pakaian anak,
sesuai ukuran tubuhnya yang kini pendek dan kecil, sehabis makan
dengan akal ngeresnya Misdi mengajak Fitri ke Sauna.
Mata Misdi melotot melihat tubuh indah itu kini hanya berbalut sebuah
kain handuk.
"Misdi... panas ya ?"Fitri kepanasan.
"Ya iya lah panas, coba lepasin anduknya pasti adem..."misdi menjawab
sambil tersenyum rada-rada mesum.
"Enak aja... sini anduk kamu aja yang dilepas...he he he " Fitri pura-pura
hendak menarik handuk yang membalut tubuh pendek dihadapannya.
Walaupun Fitri menarik dengan pelan namun Handuk itu terlepas, atau
lebih tepatnya sikecil jagoan kita sengaja melepaskannya.
"Ehhhh.... Aduh...." Misdi pura-pura terkejut ketika handuknya terlepas.
Fitri menahan Nafasnya melihat sesuatu diselangkangan Misdi, ada ulat
kecil yang membengkak.
Dengan berani Misdi menghampiri Fitri, tangan Misdi hinggap dilutut
Fitri.
"Apa boleh aku memanggilmu Fitri.."Misdi bertanya serius sambil
mengusap-ngusap lutut Fitri.
Mata Fitri yang sipit memandangi Misdi kemudian mengangguk pelan,
gadis itu memalingkan wajahnya kearah lain ketika Tangan misdi
merayap semakin keatas.
"Ohhh............" Nafas Fitri memburu ketika misdi menciumi pahanya, Fitri
seperti kebingungan, disatu sisi ada rasa nikmat yang membuat
penasaran, disatu sisi Fitri kaget berat dengan keberanian Misdi, mana
mungkin anak sekecil Misdi seberani ini...begitu pikiran gadis bermata
sipit itu. ( red : badan sih anak kecil tapi isinyaaa... pengemis tua
berotak bejad... ). Fitri menggeliat resah antara mau menerima perlakuan
misdi atau menolak pelecehan yang dilakukan oleh Misdi.
Fitri terdiam seribu bahasa ketika tangan kecil Misdi menarik lepas kain
handuk ditubuhnya.
Mata misdi terbuka lebar-lebar memandangi tubuh Fitri yang mulus,
buah dadanya tidak terlalu besar namun tampak keras, kulitnya yang
putih mulus tampak lembab dan halus, rambutnya yang hitam
sepunggung tampak basah. Kedua tangan Fitri menutupi wilayah
selangkangannya, tapi hal itu bukan masalah bagi Misdi.
Perlahan-lahan Misdi meletakkan tangannya digundukan buah dada
Fitri,
"Misdi... ahhh" Fitri menepiskan tangan misdi, mata sipitnya menatap
misdi, dengan berani misdi menatap dalam-dalam mata Fitri. Misdi
mengalungkan kedua tangannya keleher Fitri, ditariknya leher gadis itu
dan dengan lembut bibir mereka mulai menyatu dengan erat, tubuh Fitri
bergetar hebat ketika lidah Misdi begitu hebat mengait-ngait lidahnya.
"Hmmmm Mmmmmhhh Mhhhh..." suara itu keluar dari mulut mulut Fitri
ketika Ciuman Misdi mulai berubah begitu rakus dan liar.
"Oufffhhh Haaa ahhh.. Mmmmmhhhhhh" untuk sesaat Fitri berhasil
melepaskan bibirnya dari bibir Misdi untuk mengambil nafas namun
Misdi segera mengulum bibir mungil gadis itu kembali.
Rintihan-rintihan tertahan keluar dari mulut Fitri ketika ciuman dan
cumbuan Misdi yang panas turun kearah dadanya, tubuhnya seperti
tersengat aliran listrik ketika merasakan hisapan kuat diputing susunya.
"Wadowwh.... Blukkkkkkk" Misdi terjengkang ketika Tangan Fitri dengan
reflek mendorong kepala kecil yang sedang menghisap putting Susunya
kuat-kuat.
Setelah berusaha menekan rangsangan yang membara, Fitri berdiri
hendak meraih handuk yang tercecer namun dengan cekatan Misdi
menyambar handuk itu dilemparkannnya handuk itu jauh - jauh.
Tangan kanan Fitri menutupi wilayah Vaginanya, sedangkan yang kiri
disilangkan didepan dada ketika Misdi menghampirinya kembali.
"Fitri... he he he" sambil terkekeh-kekeh Misdi mengambil posisi
dibelakang Fitri, tinggi kepalanya pas banget sebuah pantat Fitri yang
bulat padat, tangan mungil itu melingkar melingkari pinggul Fitri,
sedangkan wajahnya mendekati bulatan pantat yang empuk dan halus.
"Ohhh........" Fitri hanya dapat mengeluh panjang ketika lidah Misdi
menggelitiki sela-sela pantatnya, beberapa menit kemudian Fitri tampak
rileks, rasa nikmat yang diberikan oleh Misdi sudah meracuni sekujur
tubuhnya yang halus dan mulus.
Misdi menarik Fitri kearah bangku panjang diruangan sauna itu
kemudian disuruhnya Fitri untuk berbaring diatas bangku itu, Fitri
menuruti perintah misdi, tangan misdi mulai merayap dibuah dada Fitri,
dielus-elusnya bulatan Susu Fitri, putting Susu Fitri tampak mengeras
dan meruncing, rintihan-rintihan semakin sering terdengar dari
mulutnya.
"Haaaa Ahhhhhhhhh...."mata sipit Fitri terbelak kemudian menatap
langit-langit ruangan sauna itu dengan sayu, Kedua tangan Fitri
tampak terkulai lemas ketika merasakan jilatan kasar dibibir Vaginanya.
Mata misdi tambah melotot diperhatikannya baik-baik sebuah
gundukan mungil dihadapan wajahnya, belahan tipis mungil
diselangkangan gadis itu tampak masih rapat dan selama ini belum
terjamah oleh siapapun, bulu-bulu tipis menambah indah pemandangan
bukit kecil diselangkangan Fitri, ciuman-ciuman Misdi membuat tubuh
Fitri menggeliat-geliat resah.
Dengan kedua jempolnya Misdi berusaha membuka garis tipis
diselangkangan Fitri, berkali-kali Jempol misdi tergelincir karena
licinnya bibir Vagina Fitri, sampai suatu saat....
"Achhhhhhh.... "Fitri mengeluh ketika merasakan sesuatu
diselangkangannya seperti terbuka dengan tiba-tiba, rasanya nikmat
mengiringi terbukanya sesuatu diselangkangan gadis itu.
Mata Misdi memandangi belahan tipis itu yang kini sedikit terbuka,
Harumnya Vagina Fitri keluar dari belahan diselangkangannya, Misdi
menjulurkan lidah kecilnya dan dengan ahli lidah kecil misdi mulai
mengorek-ngorek sela-sela diselangkangan Fitri.
Tubuh mulus Fitri sesekali tersentak kuat ketika jilatan misdi
mengulas-ngulas dan mengait -ngait daerah sekitar bibir Vaginanya
yang selama ingin belum pernah disentuh oleh lawan jenis bahkan oleh
mahluk kecil seperti misdi.
"He... Ennnnnnnnnggghhhh... Crrrrrrrrrrr CRRRRRRTT " Fitri mengejang ,
matanya terpejam rapat-rapat merasakan sesuatu yang baru pertama ini
dirasakannya.
"Slllllrrp Sllllllrrrpppppppppp SSSSSLLLLLLRRPP" berkali-kali misdi
menghisap dan menelan cairan gurih diselangkangan Fitri.
Misdi tersenyum-senyum sambil menunggu Fitri keluar dari kamar
ganti, senyumnya semakin lebar melihat Sosok cantik yang kini sudah
berpakaian lengkap, sebuah seragam SMA menutup rapih tubuhnya
yang putih mulus, tanpa banyak bicara Fitri berjalan mendahului Misdi.
"Duhhh body bahenol... mulus padet kencenggg he he he" Misdi
merentangkan tangannya hendak bersandar ketembok yang putih.
"Heeeeiiii... kurang ajarrrrr" wajah misdi mendadak pucat ketika tembok
yang disentuhnya berteriak dengan keras.
"Maa Maaaffff... kirain tembok...." Misdi meminta maaf dengan gugup
pada wanita bertubuh gemuk berbalutkan handuk putih dipinggirnya.
"Tembok muka-lu... Bletakkkkkkkkkk"Wanita gemuk itu menjitak kepala
misdi, suara dentuman diatas kepalanya terdengar dengan kuat.
"WAdouuhhhhhhhhhhh... " Misdi sampai jatuh duduk diatas lantai,
beberapa orang disana memandanginya.
"dasar mahluk cebol ngak tau diri... mau gua pencet lu kayak nyamukk
hahhhh ?" wanita gemuk itu hendak menghampiri misdi kembali.
Tanpa perlu basa-basi Misdi mengeluarkan jurus terhebatnya, dengan
sigap ia berdiri.
"Heuupp ciattttt" tubuh kecil itu mengeluarkan tendangan sakti, dengan
sekali kibas siwanita gemuk membuat Misdi terpelanting cium tanah.
"Hekkkkk....." mata misdi melotot ketika tangan wanita itu mencekiknya.
"Sokkkk Ciatt-ciattt sagala!!!! gua remes lu biar tau tatakrama" Tangan
Misdi berusaha setengah mati meraih handuk yang melilit tubuh wanita
gemuk itu, dengan sekali sentak akhirnya......!!!!!!!!
"Waaaaaaw..... dasar monster cebolllll " sigemuk melepaskan
cekikannnya dileher misdi, tangannya kelabakan menutupi tubuhnya
yang gembrot, misdi buru-buru merangkak dengan cepat kemudian
ngacir sebelum segemuk selesai membalutkan handuk ditubuhnya yang
berukuran raksaksa bagi sikecil misdi.
Misdi mencari-cari mobil Fitri, waduh koq ngak ada.,misdi tampak
panik apa salah inget kali ya , perasaan tadi sih disini mobilnya. Apa ia
ditinggal pergi oleh Fitri. Misdi tertunduk lesu
"Ditttt...." Misdi menolehkan kepalanya kearah klakson mobil, ia
tersenyum setelah membuka pintu mobil ia meloncat masuk.
Misdi dengan kurang ajar menyelinapkan tangannya kebalik rok
seragam Abu-abu yang dikenakan oleh Fitri. Gadis itu hanya menelan
ludah, tanpa berani menepiskan tangan misdi yang semakin kurang ajar
mengelus-ngelus pahanya.
Sebuah senyum kemenangan muncul diwajah misdi yang tampak
mesum. Lagi asik-asiknya Misdi melecehkan Fitri tiba-tiba ia menarik
tangannya dari paha Fitri, Misdi menundukkan tubuhnya kemudian
ngumpet ketakutan melihat Wanita gemuk itu sedang mencari-cari
dirinya. "Majuuuu ayooo cepattt.....!!" Misdi memberi perintah pada Fitri
agar segera melarikan diri. Malam itu Fitri diam seribu bahasa, ia
tampak risih ketika Misdi memandanginya, masih terbayang kejadian
diruangan sauna sian tadi.
"Fitri bobo dulu mahh.."Fitri berlalu kekamarnya sedangkan kedua
orang tuanya masih asik menonton Super Soulmate.
Suasana hening dirumah mewah itu terusik oleh sosok kecil yang
mengendap-ngendap ditengah malam, didorongnya perlahan-lahan
pintu kamar dihadapannya. Mata kecilnya berbinar-binar melihat
penghuni kamar itu yang sedang terlelap, tanpa suara tubuh kecil itu
masuk kedalam kamar, pintu kamar Fitri kembali tertutup perlahan-
lahan.
Misdi tersenyum disisi ranjang, tangannya mengusur selimut diatas
tubuh Fitri, perlahan-lahan dengan hati-hati dibukainya kancing baju
piyama Fitri, tangan mungil misdi bergerak menyibakkan kekiri dan
kekanan, matanya memperhatikan gerakan buah Susu Fitri yang
bergerak dengan indah seirama dengan helaan nafas gadis itu.
Perlahan-lahan misdi merangkak naik, kedua tangannya memeluk
pinggang Fitri, tubuhnya yang kecil mulai meneduhi tubuh Fitri,
ciumannya lembut disekitar buah Susu Fitri, lidahnya mengait-ngait
putting Susu Fitri.
"Uhhh.. Mmmmmm" Fitri terbangun matanya yang sipit terbuka dan
berkedip beberapa kali, ia mulai mengenali wajah kecil yang
tersenyum-senyum dihadapannya, matanya yang sipit melirik kebawah,
baju piyama yang dikenakannya sudah tersibak dengan lebar
menampakkan dua buah Susunya yang kini sedang diremas-remas oleh
tangan mungil Misdi.
Nafas Fitri terlihat memburu, bibirnya mendesah-desah merasakan
remasan-remasan dibuah dadanya, Misdi begitu ahli mempermainkan
buah Susu Fitri yang semakin mengeras, tangan misdi membelai-belai
bulatan Susu Fitri yang mulus dan halus, dicubitnya putting Susu Fitri
kemudian ditarik-tariknya dengan lembut.
"Ahhhh Mm Mmissssdiiii.... " kedua tangan Fitri menekan kepala misdi
kearah buah dadanya, kedua kakinya melejang-lejang diatas ranjang
empuk itu.
Lidah misdi mengelitiki putting Susu Fitri, diemutnya puncak payudara
Fitri sampai gadis itu menggelepar-gelepar keenakan.
Misdi bergerak mengangkangi wajah Fitri sambil menyodorkan penisnya
yang kecil. Fitri terdiam memandangi batang kecil itu, namun pada saat
Misdi menjejalkan helm kecil miliknya mulut Fitri terbuka perlahan ,
misdi tersenyum sambil menekankan selakangannya kearah mulut Fitri.
Fitri mulai belajar menghisap penis Misdi, sebuah pelajaran mesum
diajarkan oleh misdi , otak Fitri diracuni oleh hal-hal berbau porno,
mulut Fitri tampak kempot ketika menghisap permen loli
diselangkangan Misdi.
Mata Misdi terpejam-pejam menikmati emutan-emutan Fitri sibintang
pelajar "Fitriii kamu pinter bangettt.... He he he...Flopp"misdi mendadak
mencabut penisnya dari mulut Fitri.
Kini Misdi merangkul tubuh Fitri, bibir mereka bertaut rapat, suara
decak rakus keluar dari mulut misdi, lidahnya terjulur mengait-ngait
lidah Fitri, kedua tangan Fitri memeluk tubuh kecil yang berada diatas
tubuhnya.
Fitri tambah mendesah-desah ketika ciuman misdi kini semakin turun
dan turun...
Sebuah hisapan membuat tubuh Fitri menggelepar , kedua tangan Fitri
memegangi kepala kecil diselangkangannya yang sangat rakus dan
kehausan.
Misdi menekan belahan bibir Vagina Misdi, lidahnya mengulas-ngulas
daging kecil mungil didalam Vagina gadis itu, semakin kuat misdi
mengulas-ngulas Clitoris Fitri, daging kecil itu tampak semakin
mengkilap, dikait-kaitnya dan diemut-emut dengan hisapan-hisapan
yang teratur.
'Hmmmmm Ohh Missd Ahhhhhhh" pinggul Fitri terangkat keatas , Misdi
mengemut lubang Vagina Fitri, mulutnya menghisap kuat-kuat, Vagina
Fitri
"Oww... CCCRRRRRRRTTTTT"Fitri memekik kecil, merasakan semburan
kenikmatan itu meledak - ledak dan meleleh dari dalam Vaginanya.
Tangan Fitri mendorong kepala misdi yang masih asik melakukan
jilatan-jilatan diselangkangannya, mata sipit Fitri melirik kearah lubang
Vaginanya, Misdi telah menyedot cairan kenikmatan itu sampai kering.
Gadis Chinese itu terduduk diatas ranjang sambil memandangi Misdi
yang sedang berpakaian, sebelum keluar dari kamar misdi menghampiri
Fitri, sebuah kecupan mampir dikening gadis itu, entah apa artinya,
mungkin sebuah rasa terimakasih Misdi karena boleh menikmati
kemulusan dan kehangatan tubuh Fitri.
Disebuah meja makan tampak orang tua fitri, Fitri dan juga Misdi
sedang menikmati sarapan pagi.
"Koqqq anak mama jadi pendiam sih"Mama Fitri berusaha membuka
pembicaraan.
"Ngak koqq... Cuma perasaan mama aja kali.."Fitri mencoba seolah-olah
tidak terjadi apa-apa, selanjutnya pembicaraanpun berlanjut diselingi
oleh canda tawa.
"Wahhh ha ha ha ha" Misdi ngakak ikut-ikutan tertawa walaupun ia
tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan, sedari tadi ia sedang asik
dengan segudang pikiran-pikiran mesum.
Fitri dan kedua orang tuanya bengong memandangi Misdi, aneh sekali
anak ini bercandanya tadi tapi koq ketawanya baru sekarang, begitulah
pikiran mereka.
"Fitri berangkat dulu mah.. pahh..."
"Ya.. hati-hati ya nyetirnya..."
Misdi buru-buru menyambar segelas air dimeja, ia tidak mau
ketinggalan
"Lohhh emang misdi ikut kesekolah ?" papah Fitri memandangi tubuh
kecil itu yang bergegas minum dan bangkit.
"Ehhh anu... saya mau melindungi ci Fitri.. supaya ngak ada yang
godain kayak kemarin...."Misdi mencari alasan.
Kedua orang tua Fitri saling berpandangan kemudian tersenyum, lucu
sekali anak kecil ini, kecil-kecil sudah jadi pahlawan ingin melindungi
anak mereka.
Fitri meraih tas sekolahnya dan kemudian dengan dibuntuti Misdi ia
masuk kemobil , tidak berapa lama Mobil BMW berwarna silver itu
meluncur menuju sebuah sekolahan elite.
Jika diperhatikan gedung sekolahan itu tampak seperti biasa, beberapa
murid sedang asik bersenda gurau, sambil menunggu jemputan.
Namun disebuah ruangan olah raga seorang gadis cantik tengah asik
berbaring diatas Matras busa, kedua kaki gadis itu mengangkang,
sesuatu bergerak-gerak dibalik rok seragam SMAnya.
Tubuh gadis itu meliuk-liuk , mengeliat-geliat dalam gerakan yang
erotic, desahan demi desahan terdengar dari bibir mungilnya.
"Mmm Mmmisdi.. aduhh Ohhhh ekhhhh..." kedua kaki gadis itu tiba-
tiba merapat, matanya yang sipit terpejam-pejam.
"Ahhhh.. pelan-pelan Msss.....hdiiii Auhhhhhh " Fitri Diniyani memekik
kecil ketika merasakan cumbuan Misdi dibalik rok seragamnya berubah
menjadi liar dan kasar.
Kepala kecil misdi bergerak-gerak dengan liar dibalik rok seragam
sekolah Fitri, Misdi tidak mempedulikan permohonan gadis bermata
sipit yang sedang kewalahan menghadapi cumbuannya yang kasar dan
liar.
Kepala Fitri terkulai kekiri , kadang kadang terkulai kekanan, rintihan-
rintihan kecilnya terdengar merdu dan asik untuk didengar.
"Ackkk ampunnnnnn Misdhiiiiiiiihhhhh Aww KCRRRTTTTTT
CRRRRRTTTTTTTTTTT " tubuh Fitri kelojotan diatas matras ketika
sebuah kenikmatan melanda selangkangan gadis itu.
"Ihhhhhh.... " Fitri menurunkan Rok seragamnya yang tersibak keatas
ketika kepala misdi terangkat, jagoan kecil kita berlutut dihadapan Fitri,
mulutnya terbuka, didalam mulut itu tampak cairan putih seperti lem.
"Glekkk Glekkkk... he he he asikkk gurihhh lezat...."tanpa merasa jijik
Misdi menelan cairan kenikmatan dimulutnya.
Fitri duduk diatas matra busa, gadis itu berusaha mengatur nafasnya
setelah terhantam oleh golombang nafsu birahi yang terasa sangat
nikmat.
Misdi berdiri kemudian duduk diatas paha Fitri, kedua kakinya
melingkari pinggul Fitri, mereka berduduk saling berhadapan,
tangannya membelit leher gadis Chinese berwajah cantik dihadapannya.
Ciuman-ciuman kasar mulai mencecar bibir Fitri, kedua tangan Fitri
memeluk tubuh kecil yang menduduki pahanya, entah kenapa Fitri
mulai terbiasa menerima kehadiran misdi yang selalu dapat memuaskan
dan memberikan sepercik kenikmatan yang tiada taranya, ataukah ini
karena Fitri merasakan aman untuk melampiaskan kebutuhan
seksualnya pada misdi jagoan kecil kita ? ? ?
Misdi menyuruh Fitri untuk membuka mulut dan menjulurkan lidahnya,
walaupun masih merasa bingung Fitri menuruti keinginan Misdi.
"Hmmm..." Mata Fitri yang Sipit terbuka sedikit dengan tatapan mata
yang tampak sayu ketika Misdi menghisapi lidah gadis itu yang terjulur
keluar. Lidah Misdi mengait-ngait lidah Fitri kemudian menghisapi lidah
gadis itu, kedua tangannya melepaskan beberapa kancing baju seragam
Fitri, Tangan sikecil misdi kini menelusup kebalik BH yang dikenakan
Fitri melalui sela-sela baju seragam gadis itu yang kini tersibak oleh
tangan nakal misdi.
Misdi melepaskan hisapannya pada lidah Fitri, kini gantian Misdi yang
menjulurkan lidah kecilnya keluar. Fitri hanya menatap lidah kecil Misdi
yang terjulur keluar, wajahnya bersemu merah.
Tangan misdi bergerak kebelakang kepala gadis cantik dihadapannya,
dengan lembut ditariknya kepala Fitri , mulut Fitri terbuka dan mencoba
untuk menghisap lidah Misdi, sebuah hisapan lembut yang pertama,
Fitri merasakan ada sedikit perasaan aneh yang mengiringi detak
jantungnya.
Setelah menguatkan hati dan menekan perasaan jijik , Kali ini Fitri
memberanikan diri membuka mulutnya untuk menghisap lidah Misdi,
Misdi semakin menjulurkan lidahnya ketika merasakan mulut mungil
Fitri menghisap lidahnya, saling hisap, saling mengkait lidah , dan
kuluman-kuluman yang panas semakin menenggelamkan Fitri kedalam
sebuah dunia baru, sebuah dunia kenikmatan yang sulit untuk dilawan
dan ditolak, Apalagi ketika tangan mungil Misdi menjamahi buah
Susunya yang semakin mengeras.
Kepala Misdi kini hinggap dibuah dada Fitri, jilatan-jilatannya mulai
menjalar seputar bulatan Susu Fitri yang empuk dan halus.
Tangan Fitri menyangga punggung Misdi, posisi gadis itu seperti
sedang menyusui Misdi.
"Ohhhh... geliii... misdiii enakkk.. akkkkkhhhh" Fitri semakin kuat
menekan kepala misdi yang sedang asik menyusu diputing Susunya
yang runcing kemerahan.
Sambil mengemuti putting susu gadis cantik itu, lidah Misdi bergerak
menggelitiki dan mengait putting Susu Fitri yang runcing mengeras.
Tangan Misdi tidak mau diam bergerak mengelus-ngelus paha gadis
yang sedang menyusuinya. (Red : duhhh udahh disusui masih juga
ngusap-ngusap paha... serakah banget ya... )
"Ahhhh AaaaAAAAAAAAHHHH CRRRTTT CRRRRRRRRR" Suara merdu
Fitri terdengar seperti bergelombang, sebuah kemenangan bagi sikecil
Misdi.
Fitri Diniyani tampak sedang merapikan rambutnya, pakaian seragam
telah rapi menutupi tubuhnya yang mulus. Tangan Misdi masih
berkeliaran dipermukaan Paha Fitri.
Perlahan-lahan Fitri dan Misdi keluar dari ruangan olahraga, dari
belakang Misdi menatap pinggul Fitri yang bergoyang-goyang seirama
dengan langkah kaki gadis itu.
Next issue : Hospital Eps 2 : Little Bos - Fitri Diniyani The Virgin Sex-
xtacy
**************************************8
"Heiiii kalian mau apa.... Lepaskan dia....!!!!" Sikecil Misdi mencoba
melawan para preman yang sedang asik mengerubuti tubuh Fitri, gadis
cantik itu memekik ketakutan ketika tangan - tangan kasar itu
mengerubutinya.
"Diem luuu dasar anak kecebong..!!! Hihhhhhhhhh" sebuah tendangan
membuat Misdi terjengkang.
"Hiatttt....." sebuah tendangan bersarang dibetis Preman bertubuh
botak.
"Bukkkkkkk........." sebuah hantaman keras menghantam kepala Misdi.
"Sudahh.. kamu jangan galak begitu... sama aku aja yukk" Seorang
gadis Chinese berwajah cantik mengajak Misdi keluar dari Kamar itu.
Mata misdi melotot melihat Shierlen membuka pakain seragam yang
dikenakannya, sementara itu didalam terdengar jeritan Fitri diiringi oleh
gelak tawa para preman bertampang kasar dan sangar.
Jantung Misdi berdetak kencang ketika gadis Chinese hipersex itu
menghampirinya.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.