Minggu, 08 Maret 2015

Schoolgirl's Diary 12: Betrayal, When Goodboy Become Evil

"Ohhhhhhh!!!" aku mendesah panjang sambil menggeleng-
gelengkan kepalaku, uh, tengkuk-ku rasanya nyeri dan pegal,
pandanganku masih agak kabur disertai kerlip-kerlip bintang yang
mengelilingi kepalaku, kukedip-kedipkan mataku, HAAAA?? siapa
tuchhh?? WHUAAAAA?? Pak Dionnnnn ???!! Waaakkkkssss.....!! ada
Pak Djono Juga....!! Pak Djono tengah mengotak-atik Hp-ku,
kemudian ia memperlihatkan sebuah rekaman di-hape-ku kepada
Pak Dion.
"Hmmmmm....pantas!! pantas saja kerja Doni belakangan ini sangat
tidak memuaskan...rupa-rupanya ia berkolaborasi dengan Pak Romi
merebut jatah kita..." kening Pak Dion berkerut membentuk angka
11, wajahnya tampak masam.
"Kita harus memberi mereka pelajaran....., HARUS Pak HARUSSSS...!!
" Pak Djono mengepalkan tangannya karena merasa kesal setelah
melihat video tersebut.
"Oooo pasti Pak Djono..., saya akan mengambil tindakan tegas atas
perbuatan mereka yang sudah berani melanggar wilayah kita
berempat..., SAYA AKAN MENGHUKUM MEREKA..BERDUA..!!! Pak
Djono sudah memanggil mereka berdua bukan?? "wajah Pak Dion
tampak semakin beringas mimik wajahnya amat menakutkan.
"Oooo...sudah Pak Dion, sudah saya sms.......!saya sudah suruh
mereka kemari..! Nah, sepertinya itu mereka datang!!" Pak Djono
berkata setengah berbisik ketika mendengar suara pintu diketuk
oleh seseorang.
"MASUKKK!!! "Pak Dion berteriak keras.
"Selamat siang Pak Dion., wahhh, asikk punya nehh" Doni
mendelikkan matanya menatapku dan ketiga teman-temanku yang
tengah terikat tak berdaya.
"WAduhhhhh..., pantesan Bapak mengundang saya, ternyata Pak
Dion mendapatkan mangsa baru ya....Ck Ck Ckkkk, pesta besar kita
hari ini" mata Pak Romi berbinar-binar bergantian merayapi tubuh
kami berempat.
"He he he, begini, saya ingin meminta meminta bantuan kalian
berdua, tolong saya untuk mengambil paket kiriman di jalan XXX,
hati-hati jangan sampai ketahuan siapa-siapa, paket ini amat
penting bagi saya!" Pak Dion tersenyum sambil bergantian menatap
Doni dan Pak Romi, dua orang yang berdiri dihadapannya ternyata
musuh dalam selimut, duri dalam daging yang harus segera dicabut
dan dimusnahkan, begitulah pikiran Pak Dion.
"Baikk. Pakkkk....pokoknya pasti beressssss, tapi jangan lupa ya
pakkkkk..., bagi-bagiii" Doni tersenyum dengan polos, sementara
Pak Romi tersenyum dengan bangga , ia merasa hanya dirinya dan
Doni-lah yang dipercaya oleh Pak Dion,
Pak Dion mendengus sambil memandangi punggung Pak Romi dan
Doni yang menjauh darinya, setelah Pak Romi dan Doni menghilang
dari pandangannya, si kepala sekolah bejat menghubungi
seseorang dengan telepon genggamnya.
"Haloooo...., tolong bantu saya untuk mengurus Pak Romi dan
Doni..., ya mereka sedang menuju ke jalan XXX" Pak Dion
menghubungi salah seorang koleganya,
Aku yakin sesuatu yang buruk akan menimpa diri Pak Romi dan
Doni, sementara Pak Djono tersenyum-senyum senang sambil
menatapku dengan tatapan matanya yang mesum. Kurapatkan
kedua kakiku ketika mata Pak Djono melirik ke bagian bawah
tubuhku.
Farida
Eee.. Ehhhh, suara-suara apa itu ya? aku memasang kedua
telingaku baik-baik ketika mendengar suara bentakan Pak Dede
dan Pak Ahmad dari arah luar kelas, tampaknya mereka berdua
tengah menghardik seseorang yang menjerit kecil ketakutan.
"Brakkkkk...Awww!!" Pak Dede dan Pak Ahmad mendorong tiga
orang siswi berseragam putih abu-abu yang sudah sangat kukenal..
"Mayaaaa?!" ketiga sahabatku berseru terkejut setengah mati,
menyaksikan aku yang sudah terikat tanpa daya di sebuah kursi.
"Farida ?? REiiii ? Viiii?" Aku juga ikut terkejut setengah mati,
waduhhhh...tamat sudah nasib kami berempat. Pak Dede, Pak
Ahmad, dan Pak Djono mengikat Vivi, Reina dan Farida masing-
masing pada tiga buah bangku yang dijajarkan di samping kiriku.
Setelah mengikat ketiga sahabatku mereka menghampiri Pak Dion
yang tengah bersandar di dekat jendela, mereka berempat
tampaknya tengah membahas sesuatu. Tampaknya mereka tengah
membahas penghianatan yang dilakukan oleh Pak Romi dan Doni.
"Brengsek Si-Doni kalau saja Pak Agung tidak dipindah tugaskan
ke sekolah lain, saya akan minta agar Pak Agung mencekik si-Doni
sampai mampus!!" Pak Dede mengutuk penghianatan yang
dilakukan oleh Pak Romi dan Doni.
"Emang betul itu Pak Ahmad..!! apalagi Pak Romi, tua-tua keladi,
makin tua makin menjadi" Pak Ahmad ikut mengumpat kesal.
"Ho-oh, ngak tau diri..., dasar bejat!!" Pak Djono mengumpat.
"REiiii , Vivi, Faaaaa... ? kalian koq bisa ketangkap sich??" aku
menolehkan wajahku ke kiri sambil menatap ketiga sahabatku.
"Iya nich Mayyyy...kami bertiga kepergok sedang umhh, emmm
Andraaaa..... ehhhh " Reina tampak kesal, bibirnya meruncing, ia
tidak jadi untuk melanjutkan kata-katanya, ia terlihat serba salah
ketika hendak menjelaskan sesuatu.
"Hahh ? kepergok ? emang kalian lagi ngapain?" aku bertanya
dengan nada menyelidik, Reina hanya tersenyum pahit sambil
menekuk wajahnya yang bersemu merah.
"kalau saja Riska nggak keburu pindah ke kota lain karena ikut
dengan kedua orang tuanya yang dipindah tugaskan, aku adu-in
dia sama Riska biar si-Andra dihajar...., huuuhh...sebelll" Vivi
tampak kecewa dengan sikap Andra yang tidak setia kawan, si
pegulat tangguh meninggalkan teman-temannya disaat - saat yang
paling kritis.
"Iya nihhhh...badan doang yang gede....pengecut" Farida
menggerutu panjang lebar,ia mengumpat karena kesal,
"Ha ha ha ha, jadi berdasarkan hasil undian, saya yang berhak
untuk memilih terlebih dahulu...Emmm siapa yaaa, ahhh kamu saja
yaaaa he he he he he" aku menolehkan wajahku ke arah gerobolan
Pak Dion cs ketika mendengar suara tawa Pak Djono yang tertawa
senang, ia memilihku, aku bergidik ngeri ketika Pak Djono
menghampiriku ia tersenyum-senyum mesum sambil berlutut di
hadapanku, kedua tangannya menyambar pergelangan kedua
kakiku..
"Ehhh.. Ehhhh... "Aku melejang-lejangkan kedua kakiku, aduh... Pak
Djono berlutut sambil menangkap kedua pergelangan kakiku.
Kusentakkan kaki kiriku hingga terlepas dari cekalan tangannya,
Hiattttt...... Bukkkk...dengan secepat kilat kutendang dada Pak Djono
hingga ia terpelanting kebelakang.
"He he he... tenagamu kuat juga manisss... "sambil mengusap-
ngusap dadanya yang kutendang, aku merinding mendengar suara
kekehan Pak Djono yang menghampiriku dari arah samping, aku
berusaha untuk kembali menendangnya namun sulit karena
posisinya kini berada di samping tubuhku., sementara Vivi, Farida
dan Reina memaki-maki Pak Djono yang tengah memeluk tubuhku.
"Ihhhhhhhh.....Cuppphhh.. cupphhh " Aku memalingkan wajahku
ketika ia berusaha untuk mencium bibirku, ahhhh..., ternyata Pak
Djono malah mengalihkan serangannya menggeluti batang leherku,
hsshhhhh, aku sedikit mendesis menahan rasa geli ketika bibir Pak
Djono melumati batang leherku, batang lidahnya yang hangat
menggelitik dan mengulas-ngulas rahang dan daguku, sementara
tangan kanannya menjambak rambutku hingga wajahku terangkat ke
atas.
"Hemmmmm Mmmhhhhppppp...mmmmmphhh" Pak Djono
mencaplok bibirku, ia tampak begitu lahap melumat dan terus
melumat bibirku yang terkatup rapat, batang lidahnya terjulur keluar
kemudian menjilati sela-sela bibirku, tangan kirinya meremas buah
susuku seolah-olah ia ingin memecahkan buah apel,
"sakitt!! Sakittttt.!!Awwwww..,Ahhhhhhhhh...Emhhhh Mmmmhhhh...."
mulutku yang ternganga kesakitan dimanfaatkan Pak Djono dengan
mencelupkan batang lidahnya kedalam mulutku, nafasku terasa
sesak ketika ia semakin bernafsu menghisap-hisap bibirku.
Unnnhhhhh....!!Breeekkk Awwww... Awwwwww...Brekkkkk...!!" kedua
tangan Pak Djono mencekal kerah bajuku di sebelah depan
kemudian tangannya bergerak kasar menghentak-hentak ke arah
yang berlawanan, hingga satu persatu kancing bajuku seragamku
berhamburan.
Kedua mataku terasa panas, air mataku meleleh ketika tangan Pak
Djono merogoh buah dadaku, dengan kasar tangannya meremas-
remas susu kiriku.
"uhh" aku mengeluh ketika tangan Pak Djono menarik cup bra
kiriku ke bawah, kemudian tangan guru bejat itu mengusap bulatan
payudaraku
"Aduhhhh..... mulusnya, lembuttt...lembut sekali" Pak Djono
menundukkan kepalanya, sementara Pak Dion, Pak Dede dan Pak
Ahmad mulai mengelilingku, mereka memberikan semangat pada
Pak Djono sambil menontonku yang tengah mendesis menahan
rasa geli di puncak payudaraku sebelah kiri.
"Ayooo..., Pak Djono terusssss....hisappp!" Pak Dede melolot
menatap susuku yang tengah dihisap-hisap oleh Pak Djono.
"Wahhh ,Gileeee!!Pak Djono..., saya ikutan ya..., sampe ngiler nich "
Pak Ahmad menyeka air liurnya yang menetes dari sudut bibirnya.
"Ohhh bolehhh silahkan Pak Ahmad, silahkan, kita nyusu bareng
disusu-nya Maya he he he he" Pak Djono menarik cup braku
sebelah kanan, kini payudaraku dihisapi oleh Pak Djono dan Pak
Ahmad, sementara tangan mereka bermain-main mengelus -
ngelus permukaan pahaku.
"Ahhh ahhhhhhhh... aaaaaaaa......."aku mendesah keras kegelian
ketika hampir bersamaan mulut Pak Djono dan Pak Ahmad
mencapluk puncak payudaraku, tubuhku sampai bergetar hebat
merasakan kemutan-kemutan mulut mereka yang sedang
menghisap puting susu-ku.
Setelah melepaskan pakaian yang membalut tubuh gembrotnya,
dengan hanya mengenakan celana dalam Pak Dion menghampiriku,
si keparat itu bersujud kemudian menyibakkan rok seragamku ke
atas, kurapatkan kedua kakiku rapat-rapat ketika tangan si kepala
sekolah bejat mengelusi permukaan pahaku,
"aduhhh" aku menjerit kecil ketika kedua tangannya
mengangkangkan kedua pahaku dengan paksa, belum juga hilang
rasa takutku, kepala pak Dion menungkik sehingga ia mencaplok
bibir vaginaku, mulutnya menciumi dan melumat-lumat vaginaku
dengan bernafsu, kulejang-lejangkan kedua kakiku agar tungkai
kaki-ku terlepas dari cekalan tangan Pak Dion.
"AWWWW..... aduh-duh AMPUN PAK AMPUNN..." aku menjerit-jerit
kesakitan merasakan gigitan-gigitan pak Dion di selangkanganku.
"MAKA-NYA, DIAM..KAMU!! NGGAK USAH MERONTA-RONTA
BEGITU..! KAYA MAU DIAPA-IN AJA!!"
Aku terpaksa mengangkang pasrah ketika jemari Pak Dion
menjamah bukit mungil yang terbelah di selangkanganku, jemari
kepala sekolah bejat itu bergerak-gerak seperti gelombang
menguruti dan mengelus-ngelus permukaan vaginaku, sesekali jari
tengahnya bermain menggesek-gesek belahan vaginaku hingga
tubuhku menggelinjang dan tersentak kegelian.
"Ahhhh!" mataku melotot menatap sebatang penis milik Pak Dion
ketika kepala sekolah bejat ini menarik benda terlarang itu keluar
dari "sarang-nya", jantungku berdetak keras ketika benda panjang
itu ditempelkan oleh Pak Dion di permukaan vaginaku, ia seolah
sedang mengukur sampai dimana benda itu akan masuk jika
dicelupkan ke dalam jepitan vaginaku, aku menggeser-geserkan
pinggulku berusaha agar benda itu kesulitan menerobos cepitan
vaginaku. Pada saat-saat yang kritis pintu kelas itu mendadak
terbuka dari luar kemudian beberapa buah kaleng dilemparkan dari
luar, terdengar bunyi berkelontrangan disertai mengepulnya asap
tipis yang memabukkan.
"uhukksss, uhukkk.. uhukkk ngehhhhhh...brukk.. Brukk.. Bukkk..
Bukk Bukkk..."setelah terbatuk-batuk beberapa saat, tanpa sempat
ber-ba-bi-bu satu persatu Pak Dion, Pak Dede, Pak Ahmad dan
Pak Djono roboh tak sadarkan diri, aku mencoba mengangkat
wajahku pandangan mataku semakin kabur, aku mencoba melirikkan
ekor mataku ketika mendengar suara keluhan dari bibir Vivi, Farida
dan Reina, kedua mataku terasa semakin berat, pusing bercampur
ngantuk, Zzzzzz...Zzzzzz...ZZZzz.
Beberapa saat kemudian seorang berpakaian seragam putih abu-
abu menerobos ruangan itu, ia memunguti kaleng-kaleng yang
masih mengeluarkan asap itu dan memasukkannya kedalam
kantung plastik sementara yang seorang lainnya membuka jendela
kelas lebar-lebar. Wajah mereka masing-masing tertutup oleh
sebuah masker gas, setelah asap yang memabukkan itu
menghilang, seseorang bertubuh gemuk membuka masker wajahnya
dan orang itu adalah.....ANDRA...!
Seseorang yang bertubuh kekar berotot melangkah santai
menghampiri Andra dan menepuk bahu si pegulat tangguh dari
samping, sebuah senyuman penuh arti mengembang di wajahnya,
seseorang yang sempat menghilang beberapa saat yang lalu,
siapakah orang itu ?
ASTAGA...!! Orang itu adalah Pak Agung, sinar matanya kini tampak
buas, liar, berbeda sekali dengan tatapan matanya yang dulu, si
guru tua berotot kekar mengatur posisi seorang kepala sekolah dan
ketiga orang guru mesum yang kini terkulai tanpa daya. Andra
segera bergerak , ikut membantu pak Agung untuk mengatur posisi
Pak Dion, Pak Djono, Pak Dede dan Pak Ahmad seolah-olah mereka
sedang mengadakan pesta gay di ruangan kelas itu, berbagai
macam pose XXX pun diambil, ada yang saling berpelukan,
menungging, ditindih dari belakang, posisi 6-9. Wah...pokoknya
habis-lah sudah keempat guru bejat itu dijepret dari berbagai
sudut oleh sebuah kamera merek Sony ditangan Andra.
"Andra!" Pak Agung memanggil si pegulat tangguh yang tengah
terbengong-bengong.sambil memegang camera-nya.
"Eh-uh, Iya Pak..... "sambil menyahut Andra menolehkan wajahnya
kearah sang guru yang tersenyum sambil bertanya dengan santai.
"Gimana ujian-nya sukses ??"
"Sukses Pakk...., makasih....."
"Sesukses hasil kita hari ini...?? Ha Ha Ha Ha"
"Ah. Bapak bisa ajah deh..., he he he he he...."
"Mari kita pindahkan teman-teman kamu yang cantik ini...."
Tanpa banyak bertanya Andra mengikuti jejak Pak Agung
memanggul tubuh kedua orang temannya yang cantik dibahu kanan
dan kiri, Andra dan Pak Agung memindahkan Maya, Vivi, Reina dan
Farida ke dalam sebuah mobil Toyota Avanza berwarna silver
metalik, lapisan kaca film berwarna hitam yang melapisi kaca mobil
menyamarkan keadaan di dalam mobil yang sudah terisi oleh empat
orang gadis cantik berseragam putih abu-abu, tidak berapa lama
sebuah mobil meluncur keluar melewati gerbang sekolahan itu.
Andra tersenyum senang sambil sesekali menolehkan kepalanya ke
arah belakang, Andra mengirimkan ams kepada orang tua Reina,
Vivi, Farida dan Maya, masing-masing satu dari HaPe keempat
orang teman-temanna yang cantik..
"Mah, Reina jadi jalan-jalan ke Bali ya, mumpung liburan sekolah,
he he"
"Mah, Vivi jadi jalan-jalan ke Bali ya, mumpung liburan sekolah, he
he he, "
"Mah, Maya jadi jalan-jalan ke Bali ya, mumpung liburan sekolah,
he he
"Mah, Farida jadi jalan-jalan ke Bali ya, mumpung liburan sekolah,
he he"
Si pegulat tangguh menyabotase rencana 4 sekawan yang hendak
berlibur. Sebuah senyuman membentang di wajahnya ketika
mendapatkan empat buah SMS balasan yang mengijinkan keempat
siswi cantik itu untuk berlibur sesuai dengan rencana mereka di
bulan Juli 2009.
"Gimana?? "Pak Agung bertanya sambil mengusap air liurnya yang
membasahi sudut bibirnya (Re: Wadowwhhhhhhhhhhh...Pak Agung
ngecesssss...)
"beressss...hehehehe" Andra menjawab dengan singkat sambil
menyandarkan punggungnya ke belakang. Ia membuka lembaran
raport-nya, sebuah senyum mengembang di wajahnya.
"Masih lama nih Pak??" Andra bertanya dengan tidak sabaran
setelah mobil yang ditumpanginya melaju selama kurang lebih 1.5
jam lamanya, dari balik kaca mobil ia melayangkan pandangannya
memperhatikan jalanan sepi yang tampak panjang berkerikil.
"Tuchhh he he he...... " jari telunjuk PakAgung mengarah ke suatu
titik.
"Hmmmmmm he he he he he " Andra memincingkan matanya
kemudian terkekeh senang, mobil yang ditumpanginya terus
merayap naik melaju menuju ke sebuah bungalow mewah di
kejauhan. Jantung Andra berdetak semakin kencang ketika mobil
Avanza milik Pak Agung berhenti di depan halaman bungalow
berlapiskan tanaman rumput yang hijau segar, Brrrmmm
Brrmmmmmm....., rrrmmmmmmmm, Pak Agung dan Andra
memandang dan memperhatikan keadaan sekeliling yang sepi,
kondisi yang cocok untuk menjalan-kan nafsu bejat mereka
terhadap keempat orang siswi cantik keturunan Chinese yang kini
tengah terbius tanpa daya.
"Nahh Andra sekarang kita bawa mereka masuk ke dalam untuk
beristirahat, tampaknya teman-teman kamu yang cantik jelita sudah
kelelahan sehabis menempuh perjalanan yang cukup panjang ini"
"he he he he he...." Si guru bejat terkekeh-kekek ketika Andra
berkelakar pak Agung yang tengah berusaha memanggul tubuh
Reina dan Vivi di bahu kanan dan bahu kirinya, tanpa membuang -
buang waktu Andra segera memanggul tubuh Maya dan Farida. Ia
mengikuti Pak Agung ke dalam sebuah kamar dan membaringkan
tubuh Maya dan Farida di samping tubuh Reina dan Vivi, kedua
tangan Vivi, Farida, Maya dan Reina terikat ke belakang, dengan
santai Pak Agung dan Andra masuk ke kamar mandi yang letaknya
bersebelahan di luar kamar itu, tidak berapa lama terdengarlah
suara kucuran air shower membersihkan dan menyegarkan tubuh
seorang guru tua cerdik dan seorang penghianat bertubuh tambun.
**************************
15 menit kemudian...
The Resort
Pak Agung dan Andra keluar dari dalam kamar mandi dan
melangkah menuju kamar dengan hanya berbalutkan selembar kain
handuk yang melilit dipinggang mereka masing-masing, sesuatu
membuat kain handuk itu menggembung ke depan. Andra
mendekati Pak Agung yang tengah menulis nama keempat siswi
cantik yang tengah terkulai lemas tanpa daya, kening Andra
berkerut ketika Pak Agung melinting nama keempat orang temannya
yang cantik dan memasukkan nama mereka ke dalam sebuah gelas.
"Kita undi, siapa-kah di antara Vivi, Maya, Farida dan Reina yang
lebih beruntung malam ini" tangan Pak Agung mengocok-ngocok
gelas di tangannya hingga sebuah lintingan kertas terlempar keluar
dari dalam gelas itu.
"Hemmmmmm ??!! wah-wah, Pak Agung mirip God of Gambler
dech" Andra memungut sebuah lintingan kertas yang terlempar
keluar dari dalam gelas ketika Pak Agung mengocok-ngocok gelas
di tangannya, dengan berdebar-debar Pak Agung dan Andra
membuka lintingan kertas bertuliskan nama seseorang.
"Weeehhh.... Farida PAkkkkk....!! "Andra berteriak keras
"Ha HA HA HA, kita bawa keluar, kita nikmati bareng-bareng...,
kamu belum pernah merasakan sensasi seks outdoor bukan??" Pak
Agung tertawa senang sambil membopong tubuh Farida keluar dari
dalam kamar, setelah mengikat kaki ketiga orang temannya si
penghianat berlari kecil mengejar pak guru tua mesum yang
berotot kekar.
Sore hari itu bukan main indahnya, matahari memuntahkan sinar-
nya yang berwarna kuning keemasan kepermukaan bumi. Cahaya
matahari sore terkikis oleh daun dan ranting pepohonan yang
rimbun, suasana sore hari yang tenang tiba-tiba terusik oleh
gerak-gerik seorang guru tua dan seorang muridnya, sang guru
mendudukkan Farida di atas sebuah kursi yang terbuat dari rotan,
dengan bantuan Andra, si penghianat, Pak Agung mengikat kedua
tangan gadis itu pada lengan kursi dan mengikat kedua kaki mulus
Farida mengangkang pada kaki kursi rotan itu. Cuping hidung
Andra dan cuping hidung Pak Agung kembang kempis mengendus
aroma harum tubuh seorang perawan cantik keturunan Chinese
yang terikat tanpa daya, satu persatu kancing baju seragam Farida
terlepas dipreteli bergantian oleh tangan jahil seorang guru tua dan
seorang muridnya yang bertubuh gembrot. Hampir bersamaan Pak
Agung dan Andra menyibakkan baju seragam Farida dan hampir
bersamaan pula mata mereka membelak menyaksikan kemolekan
tubuh Farida., dengan gemas Pak Agung menciumi dan mengulum
bibir siswi cantik itu, sementara tangan Andra menyelinap masuk
kebalik bra putih Farida, tangannya bergerilya di balik bra Farida,
meremas, mengelus dan memilin-milin putting Farida.
"Emmmhhhhh..." lama-kelamaan Farida mulai terusik dari tidurnya,
kepalanya masih terasa pusing, matanya masih terasa berat
terpejam rapat, rasa geli semakin lama semakin mengganggu-nya
dan merangsang kesadarannya agar segera kembali pulih.
"Uh-emh, Haaahhhh.. Owwwww.....!!! " Farida terkejut setengah
mati menyadari keadaan dirinya, tangan-tangan nakal merayapi
bebukitan dadanya hingga menimbulkan rasa geli-geli nikmat yang
merangsang.
"Ah??! Andra Eh-eh Pakkkk....., apa-apaan ini..!!!, lepaskan aku,
Andra lepaskannnn...Mmmmhhhh...Mmmhhhhh...LEPASKANNN!!
Hemhhhh...mmmhhh" bergantian Andra dan Pak Agung menyumpal
bibir mungil Farida yang tengah berteriak-teriak antara takut dan
marah, semakin keras Farida berteriak-teriak maka semakin rakus
pula Pak Agung dan Andra mengulum dan melumat bibir gadis itu
hingga Farida akhirnya terengah kehabisan nafas dan berhenti
berteriak-teriak, perasaan terangsang mulai menundukkan
kemarahan dan rasa takut Farida. Matanya yang sipit tampak sayu
ketika Pak Agung menarik kedua cup branya ke bawah, sepasang
bukit kembar yang putih dan indah membongkah padat dihiasi
sepasang putik yang mengeras berwarna pink kemerahan.
"Oh-Ahhhhhhhh.......hssshhh... ahhhhhhh " terdengar suara desahan
dan desisan yang saling menyahut dari bibir Farida ketika Pak
Agung dan Andra meremasi buah susunya , tubuh moleknya
menggeliat-geliat kegelian menerima rangsangan dari si pegulat
tangguh dan si guru mesum yang tersenyum mesum sambil terus
mempermainkan buah susu dan pentil susu Farida.
"Oh-Ohhhhhh... Enh-enh, " tubuh molek Farida tersentak ketika
kepala pak Agung mendarat dan mencaplok puncak buah dadanya
sebelah kanan, belum sempat Farida mengendalikan dirinya tiba-
tiba Andra turut mencaplok puncak payudaranya sebelah kiri.
Nyoot.... Nyoottt... Cpokk. Nyootttttt......... Cpokk NYOOTT....!!
"Hnnnhhh...ahhhh, ennnhhhh...owwwww, Hssshhh Hssshhh!" suara
rintihan-rintihan kecil mulai menghiasi desahan dan desisan Farida,
entah yang mana di antara suara-suara itu yang lebih indah dan
menggairahkan, kesemuanya memiliki kemerduan khas tersendiri.
"Haaaa-AHHHHHH...?? !! Bretttt!!!" Farida terkejut setengah mati
ketika Pak Agung menjambret celana dalamnya sampai sobek,
sebuah senyuman mengembang dibibir Pak Agung, tangannya
terulur merayapi permukaan vagina Farida, sesekali si guru mesum
mencubit bibir vagina muridnya yang terikat terkangkang tanpa
daya.
Desahan demi desahan terdengar dari bibir Farida ketika tangan si
guru mesum meremasi wilayahnya yang paling intim, ia
menolehkan wajahnya kearah Andra ketika merasakan seseorang
membelai rambutnya yang indah, bibirnya yang mungil menyambut
ciuman-ciuman si pegulat tangguh. Andra semakin lahap
menyantap bibir Farida, sementara tangannya mengelus dan
meremas bongkahan buah dada sahabatnya yang cantik.
"Aww..!! " satu pekikan keras mengusik keheningan di sore hari
yang indah itu ketika seorang guru dengan tega menyantap dan
melahap vagina muridnya yang cantik, mata sipit Farida terpejam-
pejam keenakan merasakan jilatan-jilatan lidah Pak Agung yang
begitu rakus menjilati bibir vaginanya, sesekali batang lidah pak
agung menekan menyelinap diantara cepitan vagina Farida
kemudian menggeliat-geliat menggaruki liang kewanitaannya yang
harum.
"Slccckk.. Ckkk... Sllllcckkkk... Ck Ckkk...." suara jilatan dan
berdecakan terdengar semakin keras ketika si guru mesum semakin
rakus dan bernafsu menjilati belahan vagina Farida yang basah
becek.
"Emmmmuuuhhh Cpokkk...Crrrr..." Farida menarik bibirnya dari bibir
Andra, wajahnya yang cantik tampak renyah, tubuhnya yang putih
mulus mengejang sesaat kemudian tergolek dengan desahan-
desahan nafasnya yang memburu kencang, butiran-butiran keringat
melelehi tubuhnya yang mulus.
"Ihhhhh.....!! " Sepasang mata Farida yang sipit tiba-tiba membeliak
ketika Pak Agung melepaskan kain handuk yang melilit ditubuhnya
yang kekar dan berotot, sebuah benda yang panjang besar
teracung dengan mengerikan diselangkangan Pak Agung, Farida
meringis ngeri menatap ukuran dan panjang batang penis si guru
bejat.
"Hssshhh.. uhhhh.... Mmmmhhhh..... " kedua mata Farida yang sipit
terpejam-pejam ketika kepala penis Pak Agung mengucek-ngucek
dan mencongkel-congkel belahan bibir vaginanya, kepala penis si
guru bejat tampak mengkilap dibasuh oleh cairan kewanitaan
Farida., sesekali tubuh mulusnya menggigil nikmat merasakan
pergesekan-pergesekan nikmat yang terlarang, pergesekan taboo
antara belahan vagina seorang perawan dengan penis seorang guru
bejat yang haus akan kenikmatan.
"Jjj...JANGANN...aaaaaaaaa....Oh tidak, auhhh" FArida menggeserkan
pinggulnya hingga kepala penis pak Agung terpeleset, dengan
memelas ia memohon kepada Andra dan Pak Agung.
"toolooong Pakkk lepaskan saya...nggak mauuuu...!! Andraaaa!!
Lepas-innnn...!!!" Farida menangis ketakutan sementara Pak Agung
dan Andra malah tertawa-tawa senang, malah mereka semakin
terangsang ketika mendengar isak tangis Farida yang putus asa dan
ketakutan.
Kedua tangan Pak Agung mencekal pinggul Farida hingga gerakan
pinggul siswi cantik itu semakin terbatas sementara kepala
penisnya kembali bergerak menekan-nekan belahan bibir vagina
Farida, kepala penis Pak Agung berjuang setengah mati berusaha
membongkar cepitan vagina Farida yang sempit mungil, butir-butir
keringat semakin banyak mengucuri tubuh Farida yang sedang
direjang oleh Andra agar tidak terlalu banyak bergerak.
"Hmmmmppphhh.. Arrrrhh... aaaaaaaaa...!! Ah-aaaa....!!" Mata sipit
Farida membeliak ketika kepala penis Pak Agung mulai
membongkar vaginanya, selangkangannya terasa sesak dipenuhi
kepala penis Pak Agung yang kelewat besar untuk ukuran liang
vaginanya yang mungil, Pak Agung terus menekankan batang
penisnya semakin dalam hingga ia merasakan ada sesuatu yang
menghalangi kepala penisnya untuk masuk lebih dalam
"OAWWWWWW.....!! Heeksssss!" keheningan disore hari itu tiba-
tiba terusik oleh pekik kesakitan seorang gadis yang tengah
direngut keperawannnya, Farida mengerang menahan rasa sakit
yang menyiksa selangkangannya, tubuh mulusnya gemetar
mengejang-ngejang menahan desakan-desakan penis si guru bejat
yang terbenam semakin dalam, butiran-butiran keringat mengucur
deras membalut tubuh Farida yang mengkilap indah dibawah sinar
mentari sore.
"Enak ya Faaa?? he he he " Andra, si penghianat bertanya sambil
meremas-remas susu Farida, sesekali jemarinya mencubit-cubit
pentil Farida yang sudah mengeras.
"Un-hhh...., sheeesssshhhh, aa-aahh, aaa..." wajah Farida tampak
renyah ketika bibir Andra menjepit dan memilin-milin pentil susu
gadis cantik itu yang memejamkan kedua matanya yang sipit
seolah-olah ia ingin lari dari kenyataan yang begitu pahit.
"aaa-aaa, ahh-aaaa, ahh-owwwhh... " kedua matanya yang sipit
tiba-tiba membeliak-beliak seiring dengan tubuh mulusnya yang
mulai terdesak dan tersentak-sentak ketika Pak Agung mulai
menarik dan menjebloskan batang penisnya menusuki cepitan
belahan vaginanya yang mungil dan peret.
"Sakit.. Pak , sakittt, nngg ngggiluuu...saa..kk sakittt"
Sesekali Pak Agung menghentikan tusukan penisnya ketika
mendengar keluhan Farida yang kesakitan dan mulai melanjutkan
tusukannya kembali setelah gadis itu dapat menyesuaikan diri.
"Slofffhhh,, Plooofffhhh... Cleppp... Sllleeeppp...Jrebb.. Peefppphh"
Desah dan dengus nafas Farida terdengar semakin keras ketika Pak
Agung mulai memompakan penisnya dengan RPM tinggi terhadap
vagina Farida sehingga menimbulkan suara seperti orang yang
bertepuk tangan. Tumbukan penis pak Agung yang semakin
menjadi pada vagina Farida membuat gadis cantik itu yang telah di
regut keperawanannya semakin terlihat cantik dan menggairahkan.
Hal ini membuat pak Agung menjadi semakin semangat lagi
memompa penisnya di dalam vagina Farida.
"aaa-hmmmh... crrrrr... crrrrrrr......" Andra menyumpal bibir mungil
Farida saat badai kenikmatan meluluh-lantakkan pertahanan-nya,
untuk sesaat mata sipit Farida beradu pandang dengan tatapan
mata Andra kemudian Farida menjulurkan lidahnya untuk menjilati
bibir Andra.
"Ckkk. Sllccckk.. Ckkkkk.. Ckkkkk...." Andra membalas dengan
mencaplok dan menghisap-hisap batang lidah Farida, suara
berdecakan mulai terdengar ketika bibir Andra melumat-lumat bibir
Farida, lama sekali Andra melumat dan mengulum bibir Farida,
sementara tubuh Farida mulai tersentak dan terguncang ketika
cepitan vaginanya kembali dipacu dan dihantam oleh batang penis
Pak Agung, cairan vagina Farida membuat pegesekan penis dan
vagina itu semakin nikmat, desahan dan rintihan Farida disambut
oleh geraman-geraman gemas Pak Agung.
"Pegel ya Faaaa, sini aku lepasin ikatan-nya...." Andra si penghianat
melepaskan ikatan yang membelengu tangan dan kaki Farida,
setelah berdiri dan melepaskan kain handuk yang melilit
ditubuhnya yang gembrot, ia menyodorkan batang penisnya ke
mulut Farida, sebuah senyum mengembang di bibir si pegulat
tangguh ketika merasakan jilatan-jilatan batang lidah Farida yang
terayun mengulas-ngulas kepala penisnya, jilatan-jilatan yang
hangat basah, geli-geli nikmat, senyuman Andra semakin
mengembang ketika Farida membuka mulutnya, tanpa membuang
waktu Andra segera memasukkan penisnya ke dalam mulut Farida.
"Hummmmm-hummm, emmm-emmm, mmm-mmm" kedua tangan
Andra mencengkram kepala Farida kemudian si pegulat tangguh
mendeepthroat Farida, mata Andra sipenghianat tampak sayu
menatap ke bawah, enak sekali rasanya ketika kerongkongan Farida
berkontraksi meremas-remas kepala penisnya.
CROTTTT...CROTTTTTT...., Farida berontak ia memuntahkan penis
Andra dan menarik kepalanya ketika merasakan cairan sperma si
gemuk meledak dalam mulutnya, tangan kirinya terangkat ke atas
melindungi wajahnya dari semburan sperma sipegulat tangguh,
pada saat yang hampir bersamaan tubuh Farida melenting indah.
"Aemmmmmhhh... Crrruuuuttt... Cruuutttt......" dengan sukses
tusukan-tusukan penis pak Agung yang besar panjang
mengantarkan tubuh mulus Farida tenggelam dalam lumpur
kenikmatan. Siswi cantik itu menggelinjang ketika tangan si guru
bejat mengelus dan meremasi payudaranya kemudian kembali
mengayun-ngayunkan batang penisnya merojok-rojok vagina
muridnya yang cantik.
"Kamu hebat sekali Farida, " Pak Agung tersenyum sambil menatap
Farida, ia memuji Farida walaupun sebenarnya siswi cantik itu telah
kalah sebanyak dua kali dengan telak. Di bawah ayunan dan
pacuan batang penis pak Agung si guru bejat, Farida kembali
merintih dan merengek-rengek keenakan. Hosh.. Hoshh.. Huffhhh..,
Hoshhhh..., Ploooffhhhh, tiba-tiba Pak Agung mencabut batang
penisnya dan berdiri kemudian diraihnya tubuh mungil Farida
dengan lembut Pak Agung membalikkan tubuhnya dan
menunggingkan pinggul Farida ke arah Andra. Si pegulat tangguh
menempelkan penisnya pada belahan pantat Farida kemudian mulai
menekan untuk membongkar sebuah lubang yang lain, sebuah
lubang yang berada di atas belahan vagina ketika seorang gadis
menunggingkan pinggulnya.
"Ah-Andra, ja-jangan disitu..."
"Jangan melawan Faaa, atau aku akan memperkosa anus-mu
dengan cara yang kasar dan menyakitkan..."Andra berbisik ditelinga
Farida dengan nada ancaman.,tangan Andra mendorong punggung
Farida hingga siswi cantik itu kembali membungkukkan tubuhnya,
kedua tangannya bertumpu pada bahu kiri dan bahu kanan Pak
Agung yang tengah berlutut di hadapannya, kedua kakinya yang
mulus gemetar menahan desakan penis si pegulat tangguh yang
tengah memaksa membongkar liang duburnya.
"Hennggkkkkk ?????? " mata sipit Farida membeliak sementara
mulutnya ternganga membentuk huruf "A" besar, duburnya terasa
panas perih ketika penis Andra menjebol pintu anusnya, sementara
dari arah bawah depan tangan Pak Agung menahan pinggul Farida
yang hendak bergerak turun.
"Sakit, Andraaaa, Sakitttt.......!! AWWWW, Sudahhh, cabut..!!
CABUTT..NGEHHHH-AWWWWWW....!!" Farida menjerit - jerit
kesakitan ketika Andra menyodominya.
"sabar ya Faaaa, setelah ini kamu bakal ngerasain enaknya
disandwich... he he he he he..." kekehan Andra disambut oleh
pekikan-pekikan keras Farida ketika si pegulat tangguh
menghujam-hujamkankan batang penisnya kuat-kuat, tubuh mulus
Farida terdesak maju-mundur, terdorong oleh hempasan-hempasan
penis Andra, sementara pak Agung menjilati susu Farida yang
terguncang hebat. Di sebelah bawah depan, tangan si guru bejat
tak pernah merasa lelah mengucek-ngucek selangkangan Farida
dan memainkan klitoris siswi cantik itu.
"uh-uh, aa-auh, sebentar ANDRA...!! Aku mohon sebentar...!! "
Farida memohon memelas, tangan kanannya bergerak ke belakang
berusaha menahan gerakan-gerakan pinggul si gemuk yang
memanfaatkan moment ini dengan menarik kedua pergelangan
tangan Farida ke belakang, sementara Pak Agung menarik dan
menahan bahu Farida sambil mencaplok dan mengenyot-ngenyot
puncak payudaranya bergantian yang kiri dan yang kanan.
Lenguhan demi lenguhan terdengar semakin keras ketika Andra
menyodomi anus Farida dengan kasar, butir-butir keringat Farida
menetes dan terus menetes, seluruh tubuh siswi cantik itu basah
bermandikan keringat dan peluh yang mengucur deras.
"Andra, pelanhh-pelannnnnhhh, Sakiii....ttt..!! Sakhittt sekaliii
AOWWW......!! "
"Bolehhhh....aku akan melakukannya dengan lembut, tapi kamu
minta Pak Agung untuk mensandwich kamu gimana, double
penetration, minta di-DP...ayo cepat.... Hihhhh...." Andra
menghentakkan penisnya dengan kasar hingga Farida memekik
keras.
"Pakkk..., tolong Pakkkk, minta di-DP" rasa sakit akibat disodomi
membuat Farida harus rela melepaskan harga dirinya dan memohon
pada Pak Agung yang segera mengangkat kaki mulus Farida hingga
tubuh mulus Farida melayang diantara jepitan tubuh pak Agung
yang berotot dan tubuh Andra yang gemuk berlemak, wajah Farida
terangkat ke atas ketika merasakan desakan kuat pada belahan
vaginanya dan croossshhh, Farida kembali berteriak kecil ketika
penis Pak Agung membelah vaginanya..
"Nggggu-uuuunhhhhhhhhhh ??!! akh-ahh, ahhh-ahhh , aaaaah "
mata sipitnya membeliak-beliak ketika kedua benda itu bergerak
secara bersamaan, semakin lama bergerak semakin cepat.
"Andra, kamu janji, pelan-pelannhh, AWWWW, Aduh-duh,
AWWWW........", nggakk mau...!! Andra jangannn!! Aduhhh
BAPAKKKKKK!!" sungguh malang nasib Farida tubuh mungilnya
terkulai tanpa daya, berkali-kali ia meringis merasakan sodokan-
sodokan yang kuat menerjang cepitan vagina dan liang anusnya,
sementara sinar mentari semakin meredup
"crruuttt... cruuttttt........ohhhhhhhhhhhhhhhhh" kepala Farida
terkulai dibahu kanan pak Agung, kedua tangannya berkalung
dileher si guru bejat, sementara liang anus dan vaginanya terus
dipaksa mengendarai dua batang penis milik Andra dan Pak Agung.
"Hssshhh. Oh-ah, andra-BAPAKK.., Ouuh, Ihhhhhh ??Hemmm
Mmmmmphhh, Oww Crrruuttt currrttttt" gairah Farida meledak-
ledak, nafasnya terengah-engah dan tertahan-tahan ketika
vaginanya kembali berdenyutan memuntahkan ledakan cairan nafsu
yang terasa nikmat.luar biasa
Tubuh mulus Farida masih terangkat-angkat tanpa daya di antara
himpitan tubuh Andra dan Pak Agung, tusukan-tusukan penis
mereka semakin gencar menghajar vagina dan anusnya yang sudah
terkulai lemas.
"Kecrotttt....!!HUNGHHHHH "
"WAAA, KECROTTTT... CROTTTT...."
Andra dan Pak Agung mendesak dan memeluk tubuh mulus Farida
seolah-olah mereka hendak meremukkan tubuh gadis itu, dengan
hati-hati mereka berdua menurunkan tubuh Farida dan
mendudukkan gadis itu di atas kursi rotan itu kembali, Andra
masuk ke dalam dan kemudian kembali dengan membawa tiga
gelas coca-cola dingin.
"Glukkkk... GLukkkk... GLukkk...." Farida meneguk minuman yang
diberikan oleh Andra sampai habis, Andra tersenyum sambil
membelai rambut Farida yang basah..
"Faaaaa, nungging sayanggg, Bapak masih pengen..."
Setelah meletakkan gelas itu diatas sebuah meja Farida
menungging menuruti perintah Pak Agung, si guru mesum
menempelkan penisnya pada belahan vagina Farida, JREBBBBBB...!!
Dengan sekali tusuk dijebloskannya batang penisnya membelah
kembali cepitan vagina muridnya yang cantik.
"PLOKKK... PLOKKKK... PLOKKKK....Cepphlokkk"
"wa-ahh, uhh,.! "tubuh Farida tersungkur - sungkur ketika
selangkangan Pak Agung mendesak dan membentur buah
pantatnya, dengan teratur penis besar pak agung menggasak
vaginanya.
"ck.. ck ck , Pak Agung kuat amat ya ?? gimana caranya supaya
saya bisa sekuat pak Agung ?? " Andra duduk dengan santai di atas
kursi rotan yang berderit menahan beban tubuhnya yang over
weight sambil bertanya pada sang guru yang tengah menunggangi
Farida.
"kuncinya adalah menjaga stamina, rajin berolah raga, kurangi
lemak di tubuh kamu HA HA HA HA"
"Yeeeee Bapak, ditanya malah ngeledek..."
Pak Agung tersenyum, sementara kedua tangannya mengusap-
ngusap butiran keringat yang membasahi punggung Farida,
dibelainya rambut Farida yang indah, sesekali digodanya siswi
cantik itu dengan sentakan-sentakan batang penisnya yang
menyentak-nyentak dengan kuat. Dirayunya agar Farida mau
bergoyang.
"Pefffhhh.. Pefffhhh Plokkkk... Plokkkk.....Pefffhhhh...." suara-suara
menggairahkan terdengar merdu ketika Farida mulai berani
menghempas-hempaskan pinggulnya ke belakang, sesekali
wajahnya terangkat ke atas menahan rasa nikmat yang tak
tertahankan, pak Agung menyambut hempasan pinggul Farida
dengan sodokan batang penisnya.
"Arh-aaaa.., cerrrrrrrrrrrttttt.. cretttttt....." tidak membutuhkan waktu
yang lama bagi Pak Agung untuk menundukkan Farida, dengan
mudah si guru bejat membimbing Farida berkali-kali menuju puncak
klimaksnya., gerakan-gerakan pak Agung kini begitu lembut hingga
membuat FArida serasa melayang-layang dalam dunia nafsu yang
penuh kenikmatan, setelah kalah beberapa ronde, pada ronde
terakhir Farida merasakan semburan sperma Pak Agung meledak di
dalam liang vaginanya..
Nafsu birahi Andra kembali naik sampai ke ubun-ubun ketika Farida
dan Pak Agung mencapai puncak klimaks bersama-sama, si
pegulat tangguh segera meraih tubuh mulus Farida, dibaringkannya
tubuh mulus yang sudah kelelahan itu di atas lantai kemudian ia
menindih Farida, Cleppppppp,
"emhh..."Farida merintih ketika penis Andra kembali menusuk
vaginanya, kedua kakinya melingkari pinggul Andra yang bergerak
dengan giat menghempas-hempas mendesaki selangkangannya,
batang penisnya memompa dan memacu vagina gadis itu yang
merintih di bawah tindihan tubuhnya yang gemuk, malam yang
panjang dihiasi oleh suara rintihan dan desahan-desahan seorang
siswi cantik yang menggairahkan, berulang-kali Pak Agung dan
Andra bergantian menaiki dan menindih tubuh Farida yang molek..
******************************
Pagi hari
Tangan Seorang penghianat menyambar sebuah gelas berisi
lintingan nama tiga orang sahabatnya yang masih perawan,
sementara di atas ranjang Pak Agung masih asik menggeluti tubuh
mulus Farida, sebuah senyuman mengembang di bibir Andra,
terbayang sebuah persekongkolan yang menguntungkan antara Pak
Agung dan dirinya beberapa minggu yang lalu. Persekongkolan
untuk menjebak Pak Dion CS, memperawani keempat sahabatnya
yang cantik, dan merebut hasil jarahan Pak Dion CS.
"Sekarang giliran Andra ya Pak, Andra juga pengen belah duren"
"Yawdah, semoga beruntung...!! Bapak masih sibuk nihhh" Pak
Agung semakin keasikan menusuk-nusuki belahan vagina Farida,
gadis cantik keturunan Chinese itu merintih-rintih lirih, kedua
matanya yang sipit merem-melek menikmati genjotan gurunya,
dengan kuat Andra mengocok-ngocok gelas di tangannya hingga
sebuah lintingan kertas terlempar keluar!! Mata Andra mendelik
membaca sebuah nama yang tertulis diatas lintingan kertas itu.
"YA AMPUNNN, ANDRA DAPET (blank...he he he la la la la)
PAKKKKKK.....!! WUIHH...!! Asik punya nichhhh.. Cihuiii...!" si pegulat
tangguh berseru gembira, sementara Pak Agung memeluk tubuh
mulus Farida erat-erat JREBB... JREBBBB.. JREBBBB....!! Batang
penisnya semakin kuat merojok-rojok vagina si gadis.
"Ah-ah BAPAKKK...!! Crrruttt Cruuttttt......."Farida membalas memeluk
tubuh Pak Agung, kaki mulusnya membelit pinggul si guru bejat,
desah nafasnya bersambutan saling menyambung dengan desah
nafas Pak Agung.
"Enak sayang ?? hemmmm ?? Cupphhh.. Cupphhhh...,kamu cantik
sekali sayang, memek kamu legit banget, perettt!!" si guru bejat
begitu pandai merayu dan memuji Farida hingga gadis itu terbuai,
terlena oleh bujuk rayu sang guru, sepasang kakinya yang mulus
mengangkang pasrah ketika dengan lembut penis Pak Agung yang
besar panjang menusuki belahan vaginanya. Andra si pegulat
tangguh tersenyum kemudian tertawa kecil sambil menutup pintu
kamar itu, membiarkan Pak Agung yang tengah asik mengeluti
Farida.
Nama siapa-kah yang tertulis diatas lintingan kertas itu ??
hingga membuat jantung Andra , sipegulat tangguh
berdetak lebih kencang.....DUGGG.. DUGGG.. DUKK..!!
seperti genderang mau perang...!! (Singging Mode - On)
To be continued......

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.