Minggu, 08 Maret 2015

Schoolgirl's Diary 16: End Of Slavery

Dengan sekuat tenaga kutarik kedua tanganku ke arah yang
berlawanan dan tasshhhhhhhh...aku terbebas!! Kuurut-urut
tanganku, kugeliatkan tubuh ini kesana kemari untuk mengusir rasa
pegal. Perlahan aku berjingjit mendekati pintu yang tertutup dan
mencoba untuk membuka pintu itu...
"klekk klekkk.. cklekkkk., Hhhhhhh....."
Aku menghela nafas panjang karena kecewa, pintu itu terkunci.
Kupasang telingaku menempel pada daun pintu untuk mencoba
menangkap apa yang tengah terjadi diluar sana, sepi dan hening,
ee-ehh, tunggu dulu..!! sepertinya telingaku menangkap suara
langkah-langkah kaki yang mendekat.
"Huh..., gimana nih, gimana ??!!" Aku panik.
Ahaaa...!! Mendadak sebuah ide melintas dengan cepat di kepalaku.
Dengan terburu aku naik dan berbaring kembali ke atas ranjang,
kusimpan kedua tanganku ke belakang pungung. Aku pura-pura
terikat tak berdaya, kupejamkan kedua mataku rapat-rapat saat
mendengar suara klekk.. klekkk , seseorang memutar kunci untuk
membuka kamar itu. Suara langkah kaki semakin mendekat dan
ranjangpun terasa bergoyang, sepertinya ia duduk di pinggiran
ranjang, kubiarkan tangan orang itu mengusap-ngusap betisku.
Uhhh, makin naik brengsek @_@, usapannya merayap ke atas
semakin nakal.
"ahhhh..., Andraa ?? !e-ehhh!"
Aku pura-pura terbangun dan terkejut, kurapatkan kedua pahaku
sebelum tangannya merayap lebih jauh. Tangan kanan Andra
terjepit di antara pahaku, wajahnya tersenyum mesum dan matanya
berbinar menakutkan dengan mimik seakan ingin melahapku.
"pules amat tidurnya May?? wah paha kamu mulus amat...halusss
bikin Andra deg-deg-an niy"
"sebenarnya ini dimana Ndra??" aku mencoba untuk mengorek
keterangan darinya karena tangan kirinya terjepit di antara kedua
pahaku.
Andra menggunakan tangan kanannya untuk mengusapi lutut dan
terus naik masuk ke dalam rok dan mengusapi pahaku sebelah luar.
"ada dechhh.., he he he"
"Terus ada berapa orang disini Ndra?? Siapa aja ??" aku kembali
bertanya dan berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
darinya, tangan Andra mulai merayapi pinggulku, nafasnya pun
semakin berdengusan, dengus nafasnya membuatku merinding
ketakutan.
"aku, kamu, Vivi, Reina Farida dannn.. Pak Agung..,Hhhhhhh,
sayang sekali kamu sudah ditentukan menjadi milik pak Agung
May, tapi bolehkan Andra icip-icip dikit, hoplaa..^_^. "
Aku menahan amarahku saat Andra menyibakkan rok seragamku ke
atas. Tangan kanannya semakin menggila merayap dengan kurang
ajar mengelus-ngelus pahaku. Aku pura-pura menggeser tubuhku
ke atas dan sesuai dengan yang kuharapkan ia mengejarku. Ia
menyergap kedua kakiku dan memaksa merenggangkan kedua
kakiku kemudian mengecupi pahaku. Jilatan-jilatan batang
lidahnya terasa basah dan hangat menggelitiki pahaku bagian
dalam. Aku menahan diri dan membiarkan ia mencumbu, menciumi
dan menjilati pahaku. Wajahnya semakin naik ke atas mengendus
dengan nafas panjang dapat kurasakan hembusan nafasnya
menerpa celana dalamku.
"ada sesuatu yang sangat nikmat di sini, tepat disini, di dalam
celana dalam kamu..Mayy, yang ini ehe he he he he"
Tubuhku seperti tersengat oleh aliran listrik saat jari telunjuknya
mencolek-colek selangkanganku. Jika saja aku tidak mengingat
rencana besarku tentu wajahnya sudah menjadi bahan untuk
mengasah kuku-kuku jariku ini. Aku menahan nafas saat
merasakan kecupan kecupan bibirnya yang ternyata membuat detak
jantungku menjadi tak beraturan.
"snifffhhh,sniffhhhh, uhhh, wangiiiiinyaaaa"
Andra semakin liar mengendus kesana kemari kemudian menggigit
kecil permukaan pahaku, keliarannya membuatku semakin sulit
menggendalikan detak jantungku. Ada sedikit perasaan yang
menghangatkan tubuhku, rasa itu sedikit berbeda jika aku sedang
bermain-main dengan Reina, Farida ataupun dengan Vivi. Rasanya
seperti sedang terangsang dengan rasa yang berbeda, nafasku
tertahan saat Andra menggeser tubuhnya ke atas dan ia
menindihku dengan sempurna. Dalam waktu singkat kedua
tangannya melilitku, kedua matanya menatap tajam mataku. Aku
diam, belum saatnya untuk melawan, aku harus dapat membuatnya
terlena dan lengah.
"mmmhhhhuhhh. Uhhhhh, j-jangan tidak emmmppphh"
"cupp cupp cuphhh muahhh.., luv u may muachhh cupp..."
"brengsek kamu dra,mmmhhhh. Mmmpphhhhh"
Seenaknya Andra menciumiku, ia terus mengecupi dan memanguti
bibirku, mengulum dan melumat dengan kasar hingga aku
kehabisan nafas. Kutarik bibirku hingga Andra melepaskan
kulumannya dan membiarkanku untuk mengambil nafas.
Saat aku termegap berusaha mengambil nafas, ia mengecupi bibir
bawah dan bibirku bagian atas. Berkali-kali kurasa gigitan kecilnya
pada bibirku, kugeleng-gelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan
untuk menghindari cumbuan Andra yang rakus mencumbuku.
"asik May, amboiiii happpp emmmmm."
"...emmm..mmmmmmhh..!!"
Akhirnya mulut Andra berhasil kembali membekap bibirku,
tubuhnya yang gemuk mendesak-desak tubuhku dan tangannya
menggerayang kesana kemari. Aduh gepeng deh, berat bangettt...
nih, gepeng dah @_@ akhhhhh, kuatur tubuhku agar lebih mudah
melakukan serangan mendadak, kulumat dan kuemut bibirnya
untuk meredam suara yang pasti akan keluar, kusentakkan lututku
keatas sekuat tenaga menembak selangkangannya, HIAHHHHH...!!!
"Dhugggggggggggggg....!!HENG-NGUUHHHHH.!! OOOO..UGGGH"
Tubuhnya melengkung ke atas mirip seperti seekor udang goreng.
Inilah saatnya kukeluarkan jurus terhebatku, jurus kucing berlari
sambil tidur, miauw..!!miauwww..!!MIAUWWWW..!!bakkk...bukkk
bakk bukkk bukkk...!! cakarku mencakari wajahnya kedua kakiku
menendang - nendang seperti orang yang sedang mengayuh
sepeda. Berkali-kali Andra mengeluh tertahan, ia berguling
kesamping untuk menghindari seranganku kemudian berteriak keras
hingga telingaku terasa sakit mendengar teriakannya.
"PAKKKK... BUAPAAK...!! Maya Lepas PAKKKK...!!BAPAAAKKK"
"Hiatttt.....!! Bukkkkk.....!!"
"Unggghhhhhh...! Hadooowwwwwww..."
Dengan sigap kutembakkan sikutku kuat-kuat ke dagunya, kutarik
kupingnya dan kutampar selangkangannya untuk menyegel
mulutnya yang hendak kembali berteriak. Aku menoleh saat
mendengar suara pintu kamar dibuka oleh seseorang. Mampus aku,
itu pak Agung...!!
"G-PLAKKKK...., PENGHIANAT..!!"
"WHUADOWWW, PECAHHHHH!!"
Sebelum melompat turun dari atas ranjang kuhadiahkan tamparan
tambahan ke selangkangan Andra yang berteriak keras setinggi
langit. Aduh sebel banget, gara-gara dia rencanaku berantakan,
aku ketahuan! Sebelum Pak Agung menyelinap masuk ke dalam
kamar, dengan cepat aku melompat turun dari atas ranjang. Aku
semakin waspada saat tubuh kekar berotot itu mendekatiku. Idih
seremmmm, pak Agung begitu kekar, ia mendekat, lebih deket dan
lebih deket lagi, semakin deket ....!!
"tenang Maya, bapak ngak akan menyakiti kamu, huppp...e-ehh"
"awww.....!!hiiiiahhhhh, "
"aduhhh....."
Aku menjerit sambil menghindar ke samping saat pak Agung
menerkamku, kukait kakinya dengan kakiku dan kudorong dengan
keras. Tubuhnya oleng karena hilang keseimbangan, kutendang
bokongnya hingga ia tersungkur. Aku berlari keluar kamar dan
berteriak memanggil teman-temanku. Aku mendengar teriakan Vivi,
Farida dan Reina dari dalam sebuah kamar dengan pintu yang
tertutup.
"Viii, Reiii, Faridaaa...!!"
"Maya, Lari Mayyy...cepat lariiii..."
Kugedor-gedor pintu kamar sambil berusaha membuka pintu yang
terkunci itu, aku menoleh kearah suara langkah-langkah kaki yang
mendekati. Pak Agung dan Andra memburuku, kali ini aku benar-
benar terpojok, wajah mereka yang mesum membuatku tersurut
ketakutan.
"lepaskan mereka...!!LEPASKANN!!berikan kuncinya..!!"
"nggak boleh May, kalau dilepas, nanti kami berdua ngentot sama
siapa dong??" Andra tersenyum sambil meleletkan lidah
"Ayo Maya, bapak yakin, bapak pasti dapat memuaskan kamu,
kemarilah sayaang, kita nikmati hari yang indah ini bersama-
sama"sambil berkata begitu pak Agung menyodorkan gembungan di
selangkangannya.
"Ia May, kita threesome yuk, pasti kamu keenakan diginiin depan
belakang" Andra menunjukkan jempolnya yang diselipkan di antara
jari tengah dan jari telunjuk.
"BAJINGAN, jangan kurang ajar yak, heii...!!." aku memaki dengan
kasar
Pak Agung dan Andra hanya tersenyum sambil merangsekku yang
terus mundur ketakutan. Aku menepiskan tangan-tangan nakal
yang berusaha mencolek-colekku, berkali-kali aku mencakar lengan
mereka namun sepertinya Pak Agung dan Andra tidak juga merasa
jera merasakan cakaran-cakaranku, mereka terus mengurung
semakin dekat.
"e-ahhh, nakalnya, awas ya may..."
"arrhh, waduh dia nyakar!!"
"serbu pakkk serbuuuu...."
"owww, lepass, tidakk.. j-jangannn awww.."
"buka bajunya Ndaa..., cepet buka.. he he"
"Siapp pakkk.. hiahhhh.hi hi hi"
Aku naik pitam sekaligus ketakutan mendengar kata-kata kotor
yang keluar dari mulut Andra dan Pak Agung, hampir bersamaan
Pak Agung dan Andra menerkamku, jeritan dan makianku semakin
keras saat mereka bekerja sama untuk melolosi pakaian yang
melekat ditubuhku, pak Agung memegangi kedua tanganku ke
belakang dan Andra mempreteli kancing bajuku, dengan kasar
Andra membetot tali braku hingga putus. Tangan kekar pak Agung
semakin kuat memegangiku yang meronta semakin kuat, matanya
begitu liar dipenuhi oleh nafsu kotor yang membara, mata Andra
melotot saat kedua tangannya menarik cup bra ku ke bawah.
"Wuoowww, susunya pakkk, susuuu hi hi hi..."
"Sekarang lepasin roknya ndra, lepasinnnn., bapak pengen liat"
"Awww...!!, jangannnnn..!!lepaskannn"
"Iya mayy sabar, ini juga lagi dilepasin roknya, terus pegangin
tangannya pak..!!wowww mulusnyaaa...., wah ha ha ha ha, asik
euyy He he he"
"sekarang cdnya draaa, tariikkkk cdnya..."
"Lepassss.....brettt"Andra menjambret celana dalamku hingga robek
Awwwww...."aku memekik saat celana dalamku direngut paksa oleh
Andra
"Wuowww , seger pakkk....,segerrrrr"
Andra dan Pak Agung terkekeh tanpa mempedulikanku yang
meronta-ronta berusaha melepaskan diri, suara kekehan mesum
diiringi decak kagum mengiringi setiap keberhasilan mereka
melucuti pakaianku mulai dari baju, rok, bra dan cd yang
kukenakan. Akhirnya aku hanya dapat meringkuk menangis
ketakutan di sudut ruangan sambil memeluk kedua lututku.
Sementara pak Agung dan Andra tertawa gila sambil menendang-
nendang seragam, rok, cd dan braku. Aku hanya dapat memekik
saat pak Agung mendekati dan membopongku.
"awwww..., nggakkk..., nggak mauuuu...."
"Tenangg sayang, tenannnnngggg, santai ajaaa ^_^ "
Pak Agung membopongku ke dalam sebuah ruangan di mana salah
satu dindingnya dilapisi oleh kaca. Ia membaringkanku di atas
sebuah matras kemudian ia bersujud di samping dan
memperhatikan kemolekan tubuhku dengan mata berbinar. Dengan
sedapatnya kulintangkan tangan di dada dan tangan kanan
menutupi wilayah intimku dari tatapannya. Tidak berapa lama Andra
menyusul masuk dengan membawa seperangkat pakaian dan
meletakkannya di sampingku.
"ini, silahkan dicoba May, monggo...."
"Tunggu bentar, bapak mau mandi dulu biar wangi he he he"
Pak Agung dan Andra meninggalkanku, mereka mengunciku
diruangan itu, perlahan aku duduk sambil menekuk lutut dan
melintangkan kedua tanganku di dada. Ruangan ini terasa lebih
dingin karena Ac yang menyala, aku buru-buru menyambar pakaian
di sampingku, seperangkat pakaian? lhaaa apaan nih?? Weksss.
Bodystocking berwarna hitam @_@ Keterlaluan !! masa aku harus
mengenakan pakaian seperti ini sih, tubuhku menggigil menahan
rasa dingin, hmmmmm, gimana yah ?? nggak dipakai aku
kedinginan, kalau dipakai rasanya malu bukan main. Seumur-umur
belum pernah aku memakai jenis pakaian yang tidak senonoh
seperti ini, lagi pula apakah pakaian seperti ini dapat menahan
udara dingin yang menyengat tubuhku?? Aku kembali bergidik
kedinginan, akhirnya kuputuskan untuk memakai pakaian tak
senonoh itu untuk menutupi tubuhku yang telanjang bulat, kepaksa
nih.., kepaksa bangetttt...hu hu hu, akhhh tubuhku masih saja tetap
terasa dingin nih.., hatshiii..., hatsshiii, berulang kali aku bersin
kedinginan. Uhhh, untungnya pak Agung nggak balik-balik.
Semoga dia disihir ama Harry Potter supaya dia lupa akan
keberadaanku di sini, ihikk, ihikk, gawat, aku dikurung niy...T_T.
"ihhhhh.. "
Astaga apakah itu aku?? Aku tertegun melihat pantulan tubuhku di
dalam cermin, glek, sepertinya pakaian jenis ini terlalu seksi
untukku. Balutan bodystocking yang membungkus tidak dapat
menyembunyikan lekukan dan kemolekan tubuhku. Aku menekuk
wajahku ke daerah selangkanganku yang terasa lebih dingin.
Oooooupsssh....dengan cepat kupalangkan telapak tanganku di
daerah bawah yang terbuka mirip seperti model pintu rumah tikus
di film-film karton, brengsek ada lubang-nya.
"CEgluk Glukkk"
Berkali-kali kutelan ludah untuk membasahi tenggorokanku yang
terasa kering dan panas, tiba-tiba ekor mataku melirik kearah
sebotol teeh botol Sosro di pojok ruangan. Tepat di tengah-tengah
sebuah meja kecil, aku melangkah dan menyambar botol dingin dan
kuseruput untuk meredakan rasa panas dan dahagaku, hemm gluk
gluk gluk, GLUKK GLUKK GLUKKK Srrruuuuppphhh. Glukkk, ahhh
segarrrrrnya.
Aku berpikir sejenak, hilangnya rasa haus membuat kecerdikanku
kembali pulih. Kugeser-geserkan meja kecil kebawah ac yang
menyala, kulipat kursi lipat itu. Dengan perlahan aku naik ke atas
meja, dengan ujung kaki kursi kutekan ac itu untuk mematikannya
secara manual dan aku kembali turun dari atas meja dengan hati-
hati, ngak lucu kan kalau aku sampai jatuh nyungsep dari atas
meja, dengan matinya ac diruangan itu, perlahan-lahan udara
dingin mulai memudar
"Wuoww, ck ck ck "
"owwwww..!!"
Tiba-tiba terdengar suara di belakangku. Aku berbalik dan berseru
terkejut, dengan reflek kusilangkan tanganku di dada dan pintu
kecil di selangkanganku. Entah kapan Pak Agung masuk, ia berdiri
sambil memandang tubuhku dengan tatapan kagum nan mesum.
Whoaaaaw gila apaan tuch??!! Kupalingkan wajahku ke arah lain
saat ia seenaknya melepaskan pakaian di hadapanku. Dengan
santai ia mengaitkan kunci ruangan itu di tempat yang sulit
kujangkau, ia memburu dan aku mundur dengan ngeri. Tak dapat
kubayangkan apa jadinya jika batang besarnya sampai menerjang
wilayah tubuhku yang paling intim, ia mengejar lalu menerkam bak
harimau besar yang kelaparan dan aku semakin kepepet kewalahan
menghindari terkaman-terkaman-nya yang bernafsu.
"Kenaaa..!! aha ha ha ha ha ha"
"UHHH....,-t-tidakkk. auhhhh "
Sepandai - pandainya aku menghindar akhirnya tertangkap juga,
seperti itulah nasibku, aku berseru panik saat di suatu kesempatan
ia berhasil memelukku dari arah belakang. Kulawan Pak Agung
sekuat tenaga, aku meronta dan terus meronta agar dapat terlepas
darinya, aku menjerit kesal karena kedua tangannya semakin erat
memeluk tubuhku. Dengus nafasnya menerpa sisi leherku dan ujung
lidahnya yang basah dan hangat menjilat leherku, liurnya yang
basah terasa sangat menjijikkan saat lidahnya menjilati leherku.
"LepaskanLEP--AAASSSHH...KANN..!! LePAssshhh....BAJINGANNN..
Ohhhhh..."
Aku menggigil saat merasakan kecupan-kecupannya merambati
pundak kiriku. Pak Agung begitu lembut memperlakukanku namun
kelembutannya terasa sangat menakutkan, rasanya seperti seekor
binatang buas yang sedang menyeretku dengan perlahan-lahan
untuk kemudian ia pasti akan memangsaku dengan buas. Aku terus
berontak dan melawan, aku tidak ingin tubuhku semakin terlena
dalam gairah yang disodorkan Pak Agung, kucekal dan kutahan
kedua pergelangan tangannya yang hendak menangkup gundukan
buah dadaku yang semakin membuntal kenyal. Dengus nafasnya
yang menderu seperti sedang mengundangku untuk menyerahkan
diri kepadanya.
"emm-mmhhhh...j-jangannnn...pak, ngak mau,lepas..kannn, ahhhh"
"aih hangatnya.."
Pangutannya yang berpengalaman dengan cepat membuatku
bergairah. Ada suatu rasa aneh yang terus tumbuh menggangguku,
cekalan tanganku semakin longgar diguncang gairah yang
menghebat hingga suatu saat kubiarkan sepasang telapak
tangannya menopang induk buah dadaku, sebelah kiri dan sebelah
kanan. Kedua tanganku mencekal lemas pergelangan tangannya
saat tangan pak Agung mengelus-ngelus buntalan buah dadaku.
Tubuhku seperti menggigil yang enak dan aku kesulitan
mengendalikan desah nafasku.
"gimana ?? enak ya May diginiin.., gimana rasanya remasan
bapak ??"
"Pak Agunggg..., nnn-hhhhh.., Bapakkkkkk.... "
Aku menahan nafas saat tangan Pak Agung mulai meremasi buah
dadaku. Tubuhku terasa hangat menggelenyar dan dialiri oleh
sesuatu yang berdesir-desir nikmat, nafasku memburu bersahutan
dengan dengus nafas Pak Agung. Kedua tangannya turun merayapi
perutku dan terus merayap semakin ke bawah , tubuhku tersentak
saat jarinya menoel sesuatu.
"auhhh !!! Plakkkkk....!!"
Sentuhan nakalnya membuatku tersadar, dengan reflek aku
membalikkan tubuh dan menamparnya saat jari tengah pak Agung
menoel selangkanganku. Ia hanya tersenyum sambil mengusap-
ngusap pipinya yang kutampar, matanya begitu tajam menatap
mataku. Kemudian telapak tangannya mengusapi rambutku,
kupejamkan kedua mataku rapat-rapat. Aneh, kenapa rasa aneh itu
semakin sering menggangguku, jantungku semakin berdebar-debar.
Sekujur tubuhku seakan meminta untuk disentuh, kepalaku dan
nafasku terasa berat. Kugeleng-gelengkan kepalaku untuk mengusir
perasaan aneh yang semakin menggila, kedua lututku terasa lemas
tidak bertenaga saat pak Agung meraih tubuhku.
"mmmhhh.. mmmmmm-emmh..."
Bibirku terasa lengket saat bersentuhan dengan bibir Pak Agung,
kutarik kepalaku kebelakang saat merasakan lidahnya berusaha
menyelami mulutku, dikulumnya bibirku dengan lembut, tubuhku
semakin hebat gemetar menahan sebuah sensasi saat bibirnya
mengulum lembut bibirku,
"ck ck ck tubuhmu benar benar molek May..."
dengan mata berbinar Pak Agung memperhatikan tubuhku yang
bersembunyi dibalik body stocking berjala rapat menggoda lalu
tangan kirinya menjengkingkan pinggangku ke belakang. Mulutnya
mencumbui bagian bawah daguku, gairahku semakin hebat
meledak-ledak oleh permainannya yang panas menggebu.
"cuph cupphh cupphhh...cphh sllllckkk ckkk m-mmhh"
"ohhh, Bapakkkk.. ahhhh, ge....li hhhhh hsssshhh"
kecupan-kecupan bibir pak Agung dan jilatan jilatan batang
lidahnya membuatku seakan terbang, terbang dan terbangggg
semakin tinggi melayang di atas awan-awan putih. Khayalanku
bercampur dengan gairah yang semakin meninggi. Pak Agung
membalikkan tubuhku kearah kaca-kaca besar yang melapisi salah
satu dinding di ruangan itu. Dari bayangan kaca aku dapat melihat
apa yang tengah dilakukan oleh pak Agung kepadaku. Kedua
tangannya meremasi buah susuku dan mulutnya mencium dan
memangut leher dan pundakku dari belakang.
"ahhhhh, jangan pakkk...., jangannn"
"kemarilah Maya, ayo sayaang..."
"nggakkk mau !!"
Aku terperanjat dan meronta melepaskan diriku dari pelukannya,
aku berbalik mendorong tubuhnya saat merasakan sebuah benda
berbentuk batang mengelus belahan buah pantatku. Aku tersurut
mundur saat pak Agung mendekatiku, ia menghindar saat hendak
kutampar kembali wajahnya saat ia mendekat, cakar cakar, tampar
tamparrr, tendanggggggggg hiatt, weksss @_@, kalah niy. Pak
Agung mengikat tangan dan kakiku, tubuhku terlentang di atas
lantai.
#######################
Maya terdiam dan membuang wajahnya ke arah lain saat mata guru
bejat itu merayapi tubuh moleknya yang masih dalam balutan
bodystocking di bawah sinar matahari yang hangat. Perlahan jari
tengah pak Agung memainkan putting susu Maya dalam gerakan
memutar.
"putting susu kamu mengeras May, bapak tahu kamu sedang
terangsang, bapak dapat melihat dengan jelas cetakan putting
kamu yang begitu indah, bagaimana ? apakah kamu dapat
merasakan putting susu kamu yang mengeras dan terasanya nikmat
saat disentuh seperti ini hemm"
"ohhhh-hhhhhhhhhhhhhhhhh"
Pak Agung tersenyum lebar saat mendengar helaan nafas Maya
yang semakin berat. Jemari pak Agung semakin aktif menoel noel
cetakan putting susu Maya, sambil terus memainkan putting susu
gadis itu pak Agung membungkuk, mulutnya mengejar bibir Maya.
Ciuman pak Agung memang tidak dibalas oleh muridnya yang
cantik namun juga tak ada penolakan dari gadis itu, yang terdengar
hanyalah suara helaan nafasnya yang tak beraturan saat sang guru
menjeratnya dalam jaring-jaring kenikmatan. Seolah tak sadar Maya
merintih dengan mata terpejam, wajahnya yang cantik imut terlihat
renyah dalam buaian dan cumbuan pak Agung, bibir mungilnya
yang merekah menjadi bulan-bulanan lumatan sang guru yang
semakin buas melumat dan mengulum bibir Maya. Batang lidah pak
Agung terjulur dan menekan masuk ke dalam mulut Maya, dalam
keadaan bibir yang saling bertaut rapat, dua batang lidah saling
bergelut dengan lembut dan mesra. Liur Maya dan Pak Agung
bercampur menjadi satu dan sekitar bibir mereka belepotan oleh air
liur yang sudah bercampur, tatapan mata Maya yang sayu beradu
dengan tatapan mata pak Agung yang liar sebelum akhirnya pak
Agung melumat kembali bibirnya dengan rakus. Kecupan bernafsu
begitu gencar menyerang daerah bawah dagu Maya dan hisapan-
hisapan kuat pak Agung meninggalkan bekas-bekas kemerahan di
lehernya.
"sssshhhhh, ahhhhhhh hssssssshhhh Ba-phakkk"
Maya mendesis dan merintih merasakan hisapan-hisapan kuat pak
Agung yang semakin hebat menggeluti lehernya. Sesekali Pak
Agung memangut bibir kemudian kembali menghisap-hisap batang
lehernya yang jenjang, nafsu setan pak Agung kian memuncak dan
pada akhirnya dengan kasar tangan kekar sang guru merobek body
stocking di bagian dada.
"Brrrrrrrt Bretttt Brrtt Brettttt...
Kedua Mata pak Agung melotot saat sepasang buah ranum yang
putih dihiasi putting susu pink yang meruncing menyembul
menonjol.
"nnyoooottt.. nyootttt NYOTTTTT...unnnnnnhhhhhh"
Keindahan buah dada Maya mengundang mulut Pak Agung untuk
menempel di puncak payudara si gadis. Mulut pak Agung
mengemut dalam ritme yang teratur, hisapan pertama ia menghisap
lembut puncak payudara Maya, kemudian pada hisapan berikutnya
Pak Agung menambah kuat daya hisapnya dan terus ditambah
hingga akhirnya Maya melenguh merasakan kenyotan kuat mulut
Pak Agung. Puas mencumbu dan mengemut-ngemut buah dada
Maya yang semakin sekal dan padat kini cumbuannya turun.
Sepasang tangannya merobek kesana kemari sementara hidungnya
mengendus perut dan mulutnya menciumi perut Maya yang rata
tanpa lemak.
"jangan pakkk.. jang.. ahhhhhh....ufffhhhh..ohhhhhhh"
Tubuh Maya mengejang saat mulut pak Agung hinggap di
selangkangannya. Rasa itu semakin kuat, vaginanya terasa seperti
sebuah bendungan yang berusaha untuk dapat menampung cairan
yang semakin melimpah. Hembusan nafas memburu pak Agung
yang menerpa jembut-jembut tipis merintis di wilayah tubuhnya
yang terintim dan juga mulut sang guru yang hangat mencumbui
vaginanya membuat bendungan itu terisi semakin penuh oleh
cairan gairah perawan dan akhirnya
"cruttttt... Cruttttt Auhhhhh Srrrruttt Cretttttttttt...."
"srrruppppp srrrrrpppphhh srrrruuuppphhhhhh...."
Cairan kenikmatan itu meledak dalam denyut-denyut yang
membuat Maya merintih keenakan dengan tubuh menggigil. Buah
dadanya bergerak turun naik dengan cepat mengikuti helaan nafas
pemiliknya saat ia merasakan tangan Pak Agung mengusap lembut
gundukan mungil yang terbelah di selangkangan. Dengan hati-hati
pak Agung mencoba membuka belahan vagina yang bentuknya
masih bagus, tak pernah terjamah oleh lelaki manapun. Maya
merintih saat bibir vaginanya dicubit ditarik perlahan oleh pak
Agung. Cubitan pak Agung terlepas karena licinnya bibir vagina
Maya yang becek oleh lendirr-lendir harumnya yang meleleh.
Dengan lembut pak Agung kembali mencubit dan menarik bibir
vagina Maya untuk melihat isinya.
"Hossshhh Hosssshhhh Hossshhhh"
Nafas Pak Agung terdengar keras, sang guru kesulitan
mengendalikan nafasnya saat melihat liang mungil yang masih suci
di selangkangan Maya, kepala pak Agung turun mendekati
harumnya aroma Vagina muridnya yang cantik imut kemudian ia
menarik nafas panjang untuk menghirup aroma yang membuatnya
semakin bergairah.
"auhhh, hssshhhh ahhhh Bapakkk. ennnnnnhhh."
Maya menggeliat dalam ketidakberdayaannya saat mulut pak Agung
mengemut dan mengunyah vaginanya. Sang guru begitu lihai
memainkan gairah Maya, mulutnya mengemut lembut kemudian
saat Maya terlena Pak Agung mengunyah belahan asin itu dengan
rakusnya hingga tubuh Maya mengejang hebat. Suara rintihanpun
tak dapat ditahan lagi oleh Maya yang vaginanya tengah disantap
oleh sang guru hingga Maya merasakan kembali tekanan kuat yang
mengedut-ngedut di dalam vaginanya. Terdengar suaranya yang
menggairahkan yang seperti suara orang sedang mengejang.
"Nnnnngehhhhh crrrutttt crutttt..."
"kamu muncrat lagi ya May ?? wuihhh sampe luber gini ?? enak
memeknya diisep bapak yach ??, nah sekarang giliran kamu
nyobain kontol bapak.., toh bapak sudah bikin kamu keenakan,
anggap saja sebagai rasa terimakasih kamu sama bapak, nge he he
he he!!" kata pak Agung sambil melepaskan ikatan ditangan dan
kakinya kemudian membantu Maya untuk berdiri
Mereka berdiri saling berhadapan dalam jarak hanya dua langkah
kaki saja, seorang murid dengan wajah cantik menggemaskan dan
tubuh mungilnya tampak kontras dengan tubuh pak Agung yang
tinggi besar dan berotot. Aku diam tanpa berani membalas lama
tatapan mata pak Agung, kusilangkan kedua tangan di dada dan
kubalikkan tubuhku untuk menghindari tatapan mata pak Agung
yang merayap semakin ke bawah. Seiring dengan suara dengusan
yang terdengar dapat kurasakan Tubuh besarnya menerkamku dari
belakang hingga kami berdua jatuh bergulingan, dengan kasar
tangan kekar pak Agung merobek dan merengut sisa bodystocking
yang melekat di tubuhku. Aku hanya dapat mengeluh dan
mengaduh, ia mencumbuiku tengkukku, tangannya merayap
kesana kemari menggerayangi lekuk liku tubuhku. Kini yang ada
adalah tenagaku VS tenaganya, ia semakin kuat membelit tubuhku
hingga nafasku sesak, Pak Agung seolah sedang memamerkan
tenaganya yang begitu kuat, tubuh besarnya yang sedang
menindihku dari belakang menghangatiku, rasa hangat yang terus
membuatku ketakutan diantara desir gairah , kurasakan tubuhku
yang terlungkup dibalikkan oleh pak Agung.
"nih May,sekarang kamu cobain kontol bapak.."
"ihhh, nggak mau pakk, ngakk...uhh.."
"yeee, cobain dulu napa?? Vivi, Rei, Farida seneng jilatin kontol
bapak koq, masa kamu ngak suka kontol sih?? udah coba aja dulu,
buka mulutnya sayaang, mangap yang gede, ammmmm.."
Batang besar itu bergerak sejajar dengan wajahku kemudian
merosot turun. Aroma aneh semakin kuat tercium oleh hidungku,
saat batang miliknya semakin turun mendekati wajahku, aroma ini
berbeda dengan aroma vagina. Apakah seperti ini aroma kemaluan
pria?? kupalingkan wajahku kesamping dan batang besar itu terasa
hangat menggesek-gesek pipiku. Pak Agung sibuk memberikan
instruksi, ujung penisnya menggesek-gesek sisi bibirku, seakan
sedang menggodaku untuk melahap benda besar itu. Perlahan aku
mulai membuka mulutku dan pak Agung menyuapkan kepala
kemaluannya ke dalam mulutku.
"happp mmmmmehhh, Hummmmmhh, uhhh puhhhh"
"wah, malah dimuntahin,yawdah, sekarang kamu jilatin biji bapak
dulu aja dah, tar kalo kamu udah biasa baru nyepong kontol bapak
lagi"
"ssckkkk sllccckkk ckk sllllllccckkkk"
Kucoba menjilati buah zakar Pak Agung, sesekali tanganku
mendorong benda di selangkangannya. Lumayan lama aku bekerja
menjilati buah pelir pak Agung sampai akhirnya kedua tanganku
mencoba memegangi batangnya. Iihhh,besar sekali ya ? hingga
telapak tanganku tidak dapat menggenggam penuh batang
besarnya. Kutarik-tarik batang pak Agung yang semakin mengeras
dalam genggaman tanganku. Duh, keras amat batangnya, tak sadar
aku berguman. Kekehan pak Agung membuatku jengah dan
melepaskan batangnya.
"besar sekali pak..."
"he he he he, besar ya ?? batang besar ini akan memberikan
kenikmatan untuk kamu may, buka mulut kamu yang gede may,
kurang , mangap lebih gede lagi, ammmm, nahhh...."
"emmmhhh.. ?? He--ummmhh...!!AMMMH-NYUMMMHH"
Aku harus membuka mulutku lebar-lebar saat pak Agung kembali
menjejalkan kepala kemaluannya ke dalam mulutku. Ada rasa asin
yang kembali terasa saat aku mengecap kepala kemaluannya, kedua
tanganku menahan gerakan pinggulnya agar benda itu tidak masuk
terlalu dalam. Cukup sebatas leher penisnya saja yang tertancap di
dalam mulutku.
"Nyummm.. He-emmmhhh.. Nyoottttt.. Nyootttttt...."
Kucoba untuk menyedot - nyedot kepala penis Pak Agung yang
tertancap di dalam mulutku. Bagian benda itu yang berbentuk
seperti ujung kapsul terasa kenyal di dalam mulutku, rasanya mirip
seperti sedang mengemut-ngemut baso besar, kumainkan lidahku
memutari kepala penisnya.
"Auhhh...!! ,Maya.., terushh, terushkannn..agghgaga gahhh."
Pak Agung menceracau tak karuan saat kuemut dan kugelitiki
lubang penisnya dengan ujung lidahku. Kutoel-toel lubang
pipisnya yang sensitif, kukeluarkan kepala penisnya dari dalam
mulutku, kujilati dan kuciumi lubang kemaluan Pak Agung.
Tanganku mengelus-ngelus batang penisnya yang berurat sebelum
akhirnya kukulum kembali bagian berbentuk dot raksasa di
selangkangannya yang membuat pak Agung mengeluh nikmat, aku
menyusu pada kepala penis pak Agung yang menyesaki mulutku.
Sedikit demi sedikit pak Agung menarik penisnya dan aku
mengikuti benda itu, aku bertumpu diatas tangan dan kakiku
sementara mulutku terkait oleh kail penisnya yang besar, posisi
pak Agung mirip dengan pesumo yang hendak bertarung, dan,
selangkah demi selangkah ia mundur kebelakang dan aku
merangkak maju dengan sebatang penis besar yang tersumpal
dimulutku., ia terus mengailku keatas atas hamparan kain tebal
berwarna putih bersih yang terbuat dari bahan berbulu, pak Agung
menarik penisnya hingga terlepas dari emutan mulutku.
"pofffhhh, HAppppp...!!Emmh.. mmmhhh.. mmmhhhh..."
"OUGHH,Mayaaa , kamu mulai suka kontol bapak ya ??"
"Hmmuufffhh.. emmmmh mmmuuuhhhh"
Aku langsung menerkam dan mencengkramkan pinggulnya. Ia
mengaduh saat kulumat penis besarnya yang mengacung keras,
dengan gemas kuemut-emut kepala kemaluannya seperti
mengemut-ngemut permen loli yang terasa manis dalam angan-
anganku. Kutengadahkan wajahku ke atas saat mendengar suara
keluhan pak Agung. Ia balas menatapku, memperhatikanku yang
tengah mengelus-ngelus batang besarnya, kukocok-kocok
batangnya dengan kuat dan ia mengeluh, sepertinya ada hubungan
yang kuat antara batang itu dengan suara keluhan pak Agung.
"sllccckk.. ckkkkk ckk slllccckkkk..."
Kembali kujulurkan batang lidahku, dan kuulas-ulaskan di antara
rimbunnya bulu-bulu jembut pak Agung, kumandikan bulu jembut
pak Agung hingga basah oleh liurku. Ia tertawa mengekeh sambil
berkacak pinggang dan menyodorkan tubuhnya bagian bawah ke
depan seolah sedang menghidangkan benda kebanggaannya
untukku. Kuciumi batang besarnya tanpa terlewatkan secenti pun,
kugelitiki leher penisnya dan batang besarnya yang terangguk-
angguk saat batang lidahku mengulas-ngulas baso dagingnya yang
semakin mengkilap terbasuh oleh air liurku. Dengan gemas aku
menggigit kepala penis pak Agung yang mengaduh keras
kesakitan.
"AUHH, Maya sayang, jangan digigit manis, aduh, dasar nakal, sini,
ngeh he he, huppp..., duh gemesnyaaa..."
Ia kembali mengaduh saat Aku kembali menggigit kepala penisnya
yang kekenyalannya mirip seperti cilok. Dot besar itu ditarik oleh
pemiliknya yang terkekeh sambil meraih tubuhku, kedua tangannya
menjepit pinggangku, dengan mudah tubuhku terangkat olehnya.
Wajahnya terselip di leherku, ia tampak gembira saat kuangkat
wajahku ke atas memberikan ruang untuknya.
"auhhh...!!hssss hsssshhh aaaaa.auhhhhh "
Aku mengeluh keras saat merasakan hisapan kuat pada batang
leherku, mulutnya menggerogoti dan menghisap kuat seperti seekor
lintah raksasa yang kehausan. Batang lidahnya mengulas menjilati
rahangku mulai dari sebelah kiri melintasi dagu dan terus berjalan
merambati rahang kananku. Dapat kurasakan cairan liurnya
membasahi leher dan rahangku, kutarik-tarik wajahku saat ia
melumati bibirku, sesak sekali rasanya saat ia melumatku seakan
nafasku habis disedot oleh mulut pak Agung.
"Ha-uhh, emmmhh.. mmmhhhhh..."
Setelah menurunkanku, tangan kiri pak Agung menekan belakang
kepalaku, tangan kanannya mengelusi bokongku. Mulutnya kembali
mengejar bibirku, ia melumat dan mengulum bibirku dengan rakus
hingga aku kewalahan. Pangutan-pangutannya membuatku
kelabakan menahan gelora nafsu yang menggebu, dengus nafasku
bersahutan dengan dengus nafas pak Agung saat bibir kami saling
menyatu dan melumat. Kukalungkan kedua tanganku pada
lehernya. Desakan bibir pak Agung membuat pinggangku melenting
ke belakang dan tangan kanannya menopang punggungku untuk
membantu menjaga keseimbangan. Tangan kirinya menggerayangi
pinggul dan mengelus-ngelus pinggangku lalu merayap ke bawah
meremas buah pantatku dan menoel-noel bibir vaginaku yang
sudah becek. Lumayan lama aku dan pak Agung berciuman sampai
akhirnya ia bersujud di hadapan vaginaku. Kedua matanya begitu
tajam memperhatikan selangkanganku.
"hmmm, pasti peret nih, tampaknya bapak harus kerja extra keras
hari ini"
Pak Agung berdesis sambil mencolek-colek selangkanganku dan ia
membenamkan wajahnya pada vaginaku. Ia tertawa mesum saat aku
mendesah keenakan, rasanya begitu nyaman saat bibirnya
mengecupi permukaan vaginaku. Kudesakkan vaginaku mendesak
wajahnya. Kedua tanganku membelai-belai rambutnya. Aku semakin
kuat menekan belakang kepalanya sambil menyodorkan vagina
mendesak wajahnya saat merasakan ada tekanan kuat yang
mengganggu wilayah tubuhku yang terintim.
"aa.-ahhhh Cruttt crutttt...hsssshhh enakkkk, ihhh bapak ,
ohhhhhh."
Tangan Pak Agung begitu cekatan menahan buah pantatku yang
bergerak mundur saat cairan kenikmatan itu meledak-ledak dengan
hebat. Lendir-lendir kenikmatan meleleh dari belahan vaginaku dan
mulut pak Agung mengejar, menghisapi lalu mengunyah lembut
belahan vaginaku hingga sekujur tubuhku bergetar hebat saat
mulutnya menyedot kuat - kuat vaginaku, menghisap cairan yang
meleleh di vaginaku. Kedua tanganku mencoba bertumpu pada
kepala pak Agung yang sedang asik mengemut-ngemut dan
menjilati wilayah tubuhku yang paling intim. Tak bosan bosannya
ia mencumbui bagian tubuhku yang paling sensitif.
"sini sayaang, berbaring disini, sebentar lagi kontol bapak akan
membuatmu tersentak-sentak keenakan..."
"ahhhhhh... bapakkk..."
Aku mendesah saat pak Agung membaringkan tubuhku tangannya
mengusap selangkanganku sebelum akhirnya ia mulai menindihku.
Aku merinding hebat saat tubuh besar pak Agung menaiki
tubuhku,tubuhku yang mungil tertindih di bawah tubuhnya yang
kekar berotot. Ia menatapku, berkali-kali mulutnya mengeluarkan
pujian yang berbisa. Kecupan-kecupannya mulai turun ke arah
dada. Bibirnya bermain mengecup-ngecup induk payudaraku
hingga aku tak tahan dan menggeliat resah dibawah tindihan
tubuhnya
"nyemmm, empuk-empuk kenyall...happpp happp
NYOTTT..NYOTTT"
"Owwwww...!!ahhhsss hhhsss gel...liiiiii ahhhh, aduh-ad-duhh "
Aku menjerit dan menggelepar, tiba-tiba saja mulutnya memangut-
mangut rakus buah susuku, batang lidah pak Agung memutari dan
menggelitiki putting susuku yang meruncing keras. Ujung lidahnya
bergerak lembut memutari putingku dan tangannya meremasi
indukku. Bibirnya mengecup kesana kemari menjelajahi buntalan
buah ranum dadaku,
"Happp..! Nyummmm.., Happ Happp Nyooottttt.... Nyoottttt"
berkali-kali mulut Pak Agung memangut buah ranum di dadaku.
Lumayan lama ia menyusu di buah dadaku sementara butir-butir
keringat mulai membanjir meleleh di tubuhku. Sesekali batang
lidahnya menyapu keringat di leherku kemudian kembali lidahnya
bermain mengulas buah dadaku yang dimulai dari induk payudara
kemudian memutar semakin naik kepuncak dan hap..!! mulutnya
mengenyoti kuat puncak payudaraku, kurasakan lidahnya
menggelitik belahan dadaku dan naik ke leher dan daguku.
"sslccck ckk sssllccckkk..., mmhhh mhhhhhh mmmmmm"
Kubuka mulutku menerima kehadiran batang lidah pak Agung,
dengan tekun ia mengaduk-ngaduk mulutku. Ujung lidahnya menari
menggelitiki langit-langit mulutku kemudian melumatku dengan
bernafsu. Kubalas lumatan dan pangutan-pangutannya, gairah
kewanitaanku ikut bergelora dalam pangutan-pangutan dan
cumbuan-cumbuan pak Agung. Cumbuannya kembali merambat
turun, cumbuan-cumbuan panas yang dibumbui oleh nafsu birahi
yang liar membuatku merintih dan memekik menahan segala rasa
nikmat dan geli yang meluap.
"ennnhh , BAPAKKKK, akhhh,.hhhhh..."
Pak Agung meremas-remas buah dadaku dan mulutnya kembali
mengenyot-ngenyot puncak payudaraku namun kali ini remasannya
terasa lembut dan teratur. Jarinya begitu lihai memilin dan
mencubiti pentil susuku hingga nafasku berdengusan dengan keras.
Kedua kakiku tertekuk kemudian mengangkang lebar ke samping
memberi jalan bagi mulut Pak Agung yang mengejar sesuatu di
selangkanganku. Cumbuannya semakin turun ke perut pinggul
kemudian....
"ahhhhh..."
Tubuhku melenting ke atas saat mulutnya mencucup belahan
vaginaku. Dapat kurasakan batang lidah pak Agung yang
menggeliat dan menekan memasuki belahan liang vaginaku. Aku
memekik keras untuk melampiaskan gairah liar yang meyesaki
dadaku. Aku merengek saat batang lidah pak Agung mengorek-
ngorek liangku yang masih suci, tangan pak Agung menekan
belahan bibir vaginaku dan matanya menyorot tajam pada daging
mungil yang terselip di vaginaku. Lidahnya terjulur panjang dan
lepphhhh, sleppphh, sllckkk..
"Owwww...?? Aa-aahhh, ahhhh, ad-duhhh....awww.."
batang lidah pak Agung begitu lihai memainkan tonjolan clitorisku,
slapphhh.. slaphhhh.. slappppp..., berkali-kali lidah pak Agung
menampar-nampar daging kelentitku, dan cebbb.. cebbb. Cebbbb..,
ujung lidahnya yang runcing menusuk-nusuk daging mungil itu
hingga aku kelojotan dan kedua kakiku melejang-lejang menahan
rasa nikmat, lendir-lendir Vaginaku yang membanjir bercampur
dengan air liur pak Agung, dapat kulihat sebuah senyum melebar
diwajah pak Agung saat ia menempelkan sosis besar miliknya
keselangkanganku.
"Auhhhhh... hssshhh, aaaaa..."
"tahan sedikit may.."
"AUHHHH... PAKKK...!!"
Perutku mengejang saat benda besar itu berusaha memasuki diriku.
Otot vaginaku mengkerut-kerut menahan serangan batang besar
panjang di selangkangan pak Agung. Aku mengeluh dan mendesis
keras merasakan desakan-desakan kepala penisnya yang memaksa
memasuki liangku. Aku berseru terkejut saat kepala penis pak
Agung menerjang otot vaginaku. Kepala penisnya tertancap pada
belahan liang vaginaku, pandangan mataku serasa nanar, butir-
butir keringat mengucur semakin deras.
Pak Agung menangkap pergelangan kakiku dan mengangkangkan
kakiku lebar-lebar.
"Jrebbb, Blessspphhh... hihhhhhhh!!BRUSSSHHH..."
"ENGAHHH-AHHHH, ARRHHH....!!aWWWW drrrttt.. brrrttt drrrrrtttt....!!
T_T, HAKKKHHHH @_@....!! AWWWW...AMPUN PAKKK..!! AMPUNN,
ADUHHHHH...!! Hikkk Hikk hkkkkkh, AOWWWWWh"
Kedua tanganku menekan perutku yang mendadak terasa seperti
kejang, kedua mataku membeliak lebar, rasa sakit dan perih
menghebat mendera liang vaginaku. Aku menjerit sekeras-kerasnya
saat batang besar itu merengut kesucianku. Rasa sakit seperti
menyadarkanku dari pengaruh aneh yang merangsang tubuhku. Aku
tersadar namun semuanya sudah terlambat, batang penis pak
Agung tertancap semakin dalam. Aku hanya dapat menangis terisak
dan mengaduh di sela-sela isakan tangisku yang semakin keras
"hhkk.. hkkk.., hhhkk hkkkk...adu-duhh, sakit pak, sakittt AWWW"
."Ouhh..!! Maya, tahann, bapak pengen masuk lebih dalam lagi"
"J-jangan Pakkkkk..."
"JREBBBBB....."
"OUWWWWW.....hkk ihikkk hkkkkk aduhh, sakit sekali pakkk, saaa--
kitt"
"aduh, susah amat sih masuknya, hihhh,!! Hihhhh, Hearhh...JREB..!
JREB..!"
Aku menggeliat kesakitan saat Pak Agung berusaha
mengamblaskan batang penisnya lebih dalam lagi. Liang vaginaku
terasa sesak disumpal oleh batang besar itu. Rasa perih semakin
terasa saat batang besar pak Agung merangsek masuk semakin
dalam. Gerakan pak Agung yang semula lembut kini mendadak
berubah liar. Dengan kasar ia menjejal-jejalkan batang besarnya,
tangan kiri pak Agung menahan bahu kananku, sementara tangan
kanannnya bertumpu di sebelah bahu kiriku. Ia mengambil ancang-
ancang kemudian pinggulnya kembali menekan dengan kuat
bagaikan kesetanan ia berkutat menjejal-jejalkan batang besarnya
sekuat tenaga.
"cleppphh.. clepphhhhh.. BLEPPHHHH...!!Jreb-Blushhh...!!"
"s-shhhhh.. akhhh sakitt.., awwwww...!! Sakit pakkkk...!!Akkhhhh..!!"
Aku kembali menjerit batang besarnya masuk amblas dalam
gerakan-gerakan menyentak yang kasar dan selangkangan pak
Agung semakin merapat ke selangkanganku. Centi demi centi
batang besarnya terbenam terus terbenam semakin dalam di liang
vaginaku hingga akhirnya selangkangan pak Agung saling
berdesakan dengan selangkanganku. Aku meringis saat pak Agung
menarik batang miliknya hingga sebatas leher penisnya saja yang
terjepit oleh liangkaran otot vaginaku. Aku memekik saat ia
menjebloskan batang besarnya hingga penisnya amblas sekaligus
ke dalam liang vaginaku. BOOM, jantungku serasa meledak saat
benda itu menyodok kuat vaginaku..
"BLEPPPHHH...!!Blepp.. Bluppphhh"
"AWWW...!! AKHHH..., Ngggghhh, arrrrhhh, #_#..!!"
Tubuhku terguncang disodok oleh batangnya, kusilangkan kedua
tanganku melintang di dadaku saat mata pak Agung menikmati
gerakan buah dadaku yang terguncang hebat akibat tumbukan-
tumbukan batang penisnya yang menghempas keras sementara
bibirku tak henti merintih dan mengerang.
"BLEPP..!! BLEPPHH..!! Bhupppp...BHEPHHH....!!"
"S-sakit pakkk, ngilu sekali, hsssshhh ooowWWW...!!"
Batang besar miliknya tidak juga berhenti bergerak, benda sialan
itu malah semakin kuat menumbuki belahan vaginaku. Suara
rintihan-rintihanku disambut oleh dengus nafas -nya yang
memburu berdengusan keras. Aku mencoba menahan gerakan
pinggulnya saat merasakan ada rasa ngilu yang semakin menyengat
saat benda panjang itu menggasak kasar vaginaku. Aku berteriak
keras memohon agar pak Agung menghentikan sodokan-sodokan
kasarnya.
"ampunnhh !! aduhh OWWW..., sudah pakkk, sudahhhh..!!"
"kamu harus belajar menikmati kontol bapak, jangan ditahan ,
pasrah saja dan nikmati..!!, tambah ditahan kamu akan merasa
tambah sakit loh, rileks aja.. he he he"
"aduhh, ADUHHH...!! Ngilu pakk..!! NGILUUU.., Oo-awww.T_T !! "
"Nahhh kan, apa kata bapak, terasa sakit kan ?? ayo lemesinn,
jangan tegang, ngangkang aja yang pasrah.., lama-lama juga pasti
enak koq, rileks Mayaaa, rileksss, santai aja santaiii"
Aku mencoba untuk pasrah menerima setiap sodokan-sodokannya,
rasa sakit yang tadinya menggigit dengan hebat kini mulai diselingi
rasa-rasa nikmat saat batang penis pak Agung semakin lancar
bergerak keluar masuk menusuki liang vaginaku. Posisi pak Agung
mirip seperti orang yang sedang melakukan push-up dengan
batang besarnya yang tertancap di vaginaku. Tanganku mengelus-
ngelus dadanya yang berotot, tess tess tess.., butir-butir keringat
pak Agung menetesi tubuhku, ia meremas buah dadaku sebelah
kanan sambil menggoyang batangnya ke kiri dan kanan sebelum
akhirnya kembali mengambil posisi seperti orang yang akan
melakukan push-up kemudian dengan cepat ia berpush-up ria
menghempas-hempaskan batang penisnya dengan sekuat tenaga.
"Jrebbb-befffhhh Befffhh,, Jrebbbbbb... Blusshhh"
"nah ini yang namanya sambil ngentot sambil olah raga.., gimana
Maya, kamu mau belajar ?? asik lohhhh "
"En-gaak ahhh., Bapak aja.. aa-ahh.."
"Tu, wa, ga, pat, ma , nem, juh, pan, lan , luh, sebelahsssshh "
"Haaa-uhhh ??..??!! cruuttt crutttt...."
Nafasku tertahan selama beberapa detik, ada rasa nikmat yang
berdenyutan menyiksa Vaginaku, rasa nikmat itu mengaliri tubuhku
hingga aku menggelepar, pak Agung hanya tertawa sambil
mengelus-ngelus bahuku
"Pofffhhhh...."
Terdengar suara keras saat batang besar itu disentakkan ditarik
keluar oleh pemiliknya kemudian melepaskanku. Aku berguling
menjauhinya, kutarik nafasku panjang-panjang untuk mengisi
rongga dadaku yang terasa sesak. Kuperhatikan sebotol Aqua besar
di tangan pak Agung, ia meminumnya untuk melepaskan dahaga.
"nih kamu pasti haus.."
Pak Agung menoleh ke arahku yang masih berbaring lemas sambil
memperhatikannya. Ia menghampiriku dan memberikan botol itu,
aku duduk bersimpuh. Glukkk.., Glukkk.. Glukkkk.. Ceglukkkk,
kuteguk air didalam botol itu hingga kering. Tidak sengaja kulihat
bercak-bercak darah keperawananku bercampur lelehan lendir putih
pekat yang menodai wilayah sekitar bibir vaginaku. Masih dalam
posisi duduk, kutekuk dan kupeluk kedua lututku, sementara pak
Agung menyeka keringat di tubuhku yang membanjir dengan
sebuah handuk kecil. Aku terdiam saat pak Agung menggeser
tubuhnya ke belakang dan menempelkan batang penisnya ke
punggungku. Kedua kakinya mengangkang kemudian menjepit
tubuhku, tatapan mataku terfokus pada bayangan di dalam cermin.
Tangannya bergerak bebas menggerayangi tubuhku yang polos
sebelum akhirnya menangkap buah ranum di dadaku. Sesekali
jarinya menoel nakal putting ku yang meruncing. Ia seperti sedang
memberikan waktu istirahat untukku yang masih termegap
berusaha mengendalikan nafas dan emosiku.
"gimana masih cape hemmm??"
Pak Agung bertanya di samping telingaku. Aku tahu tak usah
menjawab pertanyaannya, apakah aku capai atau tidak, ia sudah
mulai bergerak mencumbuiku dari belakang. Bibirnya mengecupi
daun telingaku, duk.., dukk, DUKK...!!, detak jantungku kembali
berpacu berlombaan dengan dengus nafasku. Perlahan
kemesumannya membuatku kembali bergairah. Dengan malas
kutolehkan wajahku ke samping untuk membalas pangutan-
pangutan bibir pak Agung. Dengan malu kujulurkan lidahku keluar
menggapai batang lidahnya. Tarian lidah pun dimulai, begitu
lembut dan menghanyutkan, saling mengulas, mengait dan
membelit. Dengan mesranya Pak Agung menghisap batang lidahku
yang terjulur
Kedua tangannya semakin aktif meremasi payudaraku dari arah
belakang. Kusandarkan punggungku bersandar padanya, dapat
kurasakan batang besarnya mengganjal saat aku bersandar.
Kukalungkan kedua tanganku ke belakang menangkap leher pak
Agung, ciuman dan pangutan semakin mengganas, buah dadaku
semakin membuntal padat dalam remasan-remasan kedua tangan
pak Agung, terkadang remasan tangannya terlalu kuat hingga
membuatku melenguh pelan.
"Unnggghhhhpelan-pelan pakkk, auhhhhh, pelannhh, ahhhh,
bapakk"
Pak Agung mendesakkan pinggulnya dan akupun terdorong ke
depan. Ia terus mendorong-dorongku dengan mendesakkan
pinggulnya pada bokongku. Posisi kami semakin mendekati cermin
besar itu dan aku semakin jelas menyaksikan kemesumannya.
Kedua tangan pak Agung bergerak lembut mengelus-ngelus puncak
payudaraku, dari bayangan cermin dapat kulihat ekspresi wajah
mesumnya yang tengah menikmati kehangatan tubuhku.
"ah, aahhhhh...ahhhhhh hsssshh ahhhhhh"
Aku yang mulai keenakan terus mendesah dan mendesah.
Remasan-remasan tangan pak Agung, jarinya yang nakal mencubit
dan menarik - narik putting susuku yang mengeras, membuat
tubuhku panas dingin sementara rintihan-rintihan kecilku disambut
oleh suara kekehan mesum pak Agung yang dibarengi dengan
remasan-remasan kuat tangannya pada dadaku. Rasanya begitu
nyaman dan nikmat sekali saat ia memainkan buah ranum yang
memadat. Kedua tangannya mencapit pinggangku kemudian
membimbingku untuk menduduki batang penisnya dalam posisi
duduk memunggunginya.
"aaaaa...hhhhee-engh...unnggghhhhh..."
Ujung benda besar itu mendesak kuat berusaha memasuki belahan
vaginaku. Beberapakali batangnya terpeleset, aku melenguh dan
meringis saat benda besar itu berhasil memaksa dan menguakkan
belahan bibir vaginaku untuk menerima kehadiran benda panjang
dan keras kebanggan pak Agung.
"Akkkhhhhhh.....!!blusssssshhhh.!! "
Tubuhku yang terasa panas mengejang hebat saat ujung benda
panjang itu kembali berhasil menyumbat vaginaku. Lingkaran otot
vaginaku mengkerut mengigit-gigit leher penis pak Agung. Dapat
kurasakan butiran keringat kembali membalutku.
"aduh-awwww..., Pakk, Owwww..."
Pak Agung tidak mengindahkan keluh-kesahku, kedua tangannya
menarik-narik pinggulku, sementara batangnya merayap semakin
dalam. Centi demi centi batang panjang itu menggelusur memasuki
liang vaginaku dalam sentakan-sentakan lembut yang membuat
tubuhku terdesak-desak ke atas. Aku menjerit keras saat batang itu
tiba-tiba menghentak-hentak dengan kasar, hentakan-hentakan
kasar pak Agung baru berhenti setelah batang yang berurat itu
terbenam dengan sempurna di vaginaku. Melalui cermin
kuperhatikan batang besarnya tertancap di selangkanganku.
Kugeliatkan tubuhku. sambil kutepiskan tangan nakal pak Agung
yang hendak mencubit putting susuku.
"Hssshhh, hssshhh. Ahhh, aa-ahhh...Baphakkk, Baphakkkk
ahhhhhh"
Tubuhku terlompat-lompat tanpa daya, sementara seiring dengan
gerakan tubuhku. Vaginaku bergerak turun naik pada batang penis
pak Agung yang menggeram keenakan. Membanjirnya cairan
vaginaku membuat batang besar pak Agung bergerak semakin
lancar keluar masuk menusuki belahan liang sempitku. Rasa sakit
dan ngilu yang semula terasa menggigit kabur dikejar oleh rasa
nikmat yang membuatku berdesahan. Tanpa kusadari pinggulku ikut
bergoyang.
"ha ha ha, gimana Maya ?? enak bukan?? Ayo sayang, goyang..,
kita nikmati kenikmatan ini bersama-sama.., ayo manis, ayoooo...,
nahh benar itu digoyang, digoyang yang he he he"
Aku tidak tahu kenapa, yang jelas aku semakin lincah menaik
turunkan pinggulku, bergoyang, memutar-mutar vaginaku dan
mendesakkannya pada tusukan-tusukan liar batang penis pak
Agung yang merojoki belahan vaginaku. Gairahku memuncak
semakin tinggi dan vaginaku disengat oleh kenikmatan yang
membuat tubuhku mengerjat dengan spontan.
"aaaaaaaaaaaah !! Crettt.. cretttt.. crettt.."
Aku mendesah keras sambil mendesah dan mengangkat wajahku ke
atas karena tak sanggup menahan rasa nikmat yang berlebih.
Batang besar milik pak Agung yang menyangkut di dalam vaginaku
terasa semakin mengasikkan. Tanganku mencoba menggapai
kebawah, kuraba benda besar yang mengait vaginaku. Pak Agung
semakin erat memeluk tubuhku yang menggelepar lemah dalam
dekapannya. Beberapa saat kemudian ia mencabut batangnya dan
memposisikanku menungging kemudian mengambil tali plastic dan
berbisik di telingaku.
"Mayaa, bapak minta anal , boleh ya ?? "
"Hahh ?? t.tunggu, tunggu dulu pakk...!!j-jangannnnn...auhhh,
lepaskan pak LEPASSS.. KANN, nggakkk mauu, akhhhhh"
Aku protes keras saat ia tiba-tiba mengikat kedua tanganku ke
belakang. Kugoyangkan pinggulku ke kiri dan kanan berusaha
menghindari ujung benda besar itu, tapi pak Agung hanya tertawa
sambil terus mengincar lubang anusku, tangan pak Agung
merekahkan buah pantatku.
"Cebbbb..., OWWWW....!! "
Benda tumpul itu menusuk kasar. Kurebahkan pinggulku dengan
harapan dapat mempersulit benda panjang itu. Waduhh, koq pak
Agung malah menaiki bokongku ya? Telapak tangannya mengusap-
ngusap punggungku, auhhh..!!, ia menyelipkan ujung penisnya
menyentuh kerutan otot anusku. Kurapatkan kedua kakiku sambil
menggeser-geserkan pinggulku menghindari serangannya dan ia
mendesah kecewa lalu pak Agung mengambil sebuah alat aneh
dengan panjang sekitar 30 inci.
"nakal amat sich, terpaksa bapak pake legs spreader, klikk...
klikkkkk...."
Pak Agung membelengu pergelangan kakiku dengan legs spreader
bar, percuma saja aku meronta berusaha melepaskan diri. Kedua
tangannya mengelus-ngelus bongkahan buah pantatku. Kemudian
menekan dan merekahkan buah pantatku, sebuah benda mendesak
belahan pantatku.
"ck ck ck, anget, apa lagi kalau sudah masuk ya"
"j-jangan pakk..., lepas, lepas....kannn...aduh.!!"
Pak Agung terkekeh sambil menekankan ujung penisnya, batang
besar itu mengorek-ngorek dan mengkais-kais lubang duburku,
hup..., hupp.., kugerakkan pinggulku keatas kebawah hingga batang
pak Agung terpeleset.
"E-ihh..., nakalnya ha ha ha ha"
Tangan kanannya menekan bokongku kuat-kuat hingga aku tidak
dapat bergerak lagi dan kini ujung penisnya kembali mendesak-
desak liang anusku, sesekali ujung penis Pak Agung mencoblos
belahan vaginaku dan kemudian ia kembali menusuk-nusukkan
batang besar itu berusaha menjebol liang duburku. Lumayan lama
Pak Agung berkutat, berjuang menjejal-jejalkan batang besarnya ,
lama kelamaan otot anusku terasa merekah dan panas
"JEBOLLL...!! BLUESSSHHHH.."
"aaaaAAWWW !! Hengggehh...!!.ADOWWWWW... @_@"
Nafasku tertahan merasakan rasa sakit yang begitu hebat mendera
liang anusku, rasa perih, panas dan nyeri bercampur menjadi satu
menyiksaku. Aku kembali memekik keras saat benda itu
diamblaskan oleh pemiliknya dengan kasar.
"Ampun pakkk, Awww..., adu-duhh. Ahhhhhhh...!!AWWWW"
"oughhh...!! Gila..!!aduh-aduduh Mayy, AWW, kontol bapak kejepit
nih, Wuahhh enak nian bool mu May...uhhh.."
Terdengar suara Pak Agung seperti sedang meledekku. Ia terus
menekan-nekankan batangnya ke dalam liang anusku. Centi demi
centi batang besar itu amblas ke dalam anusku. Mataku mulai
berkunang-kunang, berkali-kali tubuhku mengejang menahan rasa
sakit yang mendera hebat saat benda besar itu menyelam semakin
dalam, benda itu seperti mengambil ancang-ancang dan kemudian
menerjang anusku.
To be continued...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.