Minggu, 08 Maret 2015

Schoolgirl's Diary 14: The New Beast is Born

Pak Agung tersenyum sambil memapah Vivi masuk ke dalam rumah.
Batang penisnya yang besar panjang bergelantungan dengan puas.
Langkah Vivi agak tertatih mengangkang, seolah-olah ia masih
merasakan ada sesuatu yang mengganjal di selangkangannya walaupun
sebenarnya batang kemaluan Pak Agung sudah terlepas dari belahan
bibir vaginanya..
"Vii....!! LEPASKAN Vivi PAkk..!!"
Farida melepaskan diri dari pelukan Andra yang tengah asik
menggelutinya kemudian. Ia merebut tubuh Vivi dari Pak Agung dan
menatap pria itu dengan tatapan mata mengancam. Vivi mengeluh
dalam pelukan Farida. Sang guru tersenyum bijak, ia mengerti Farida
ingin melindungi Vivi. Dengan hati-hati Farida memapah tubuh Vivi
masuk ke dalam kamar, pintu kamar itu tertutup dari dalam seolah
ingin menyembunyikan Farida dan Vivi dari kebuasan Pak Agung dan
Andra. Jam dinding menunjukkan pukul 6.30 sore hari, itu berarti sudah
berjam-jam lamanya Pak Agung melahap kehangatan dan kemulusan
tubuh Vivi dengan berbagai macam gaya bercinta. Dengan santai pak
Agung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya,
lumayan lama juga pak Agung membersihkan diri. Setelah selesai, Pak
Agung mengenakan pakaian tidur dan keluar dari dalam kamar mandi
kemudian duduk di hadapan Andra yang menyalakan laptopnya dan
men-double-klik mouse di tangan untuk masuk ke sebuah folder yang
dihidden.
"Sekarang, tinggal pasang, connect, terus kita upload foto mereka, dan
kita kirimkan email untuk Pak Dion..., beres dehh... he he he he"
Dengan santai Andra memasang sebuah modem external, ia mengklik
tombol connect, diuploadnya foto-foto Pak Dion CS pada sebuah blog
yang sudah disiapkan olehnya saat menyusun rencana kudeta terhadap
Pak Dion cs. Gerombolan binatang buas pemangsa gadis kini terancam
oleh binatang buas lain yang lebih cerdik, setelah mengupload foto-
foto XXX Pak Dion Cs, Andra mengirimkan sebuah email untuk Pak Dion
dan tak lupa ia membubuhkan alamat Blog xxx-nya.
(Red : wah wah wahhh.... rupanya dari tempat yang tersembunyi, Pak
Agung dan Andra mendesak Pak Dion Cs untuk lengser dari kursi
mereka di sekolah, ini lah saatnya The Beast memeras The Beast ^_^ )
---
Silahkan, berkunjung kealamat yang tertera...
Mungkin isinya menarik bagi bapak..
Login : xxxxx
Password : xxxxxxxxx
---
"Ayo Pak..., Kita bertarung..."
"Hem...., maksud kamu ??"
Andra mengocok-ngocok gelas di tangannya, ada dua lintingan kertas
yang tersisa. Pak Agung mengodokkan tangannya berusaha meraih
salah satu lentingan kertas yang tergulung. Si pegulat tangguh
mencegah tangan pak Agung yang hendak membuka lintingan kertas di
tangannya.
"Jangan dibuka pak....ikatkan lintingan kertas itu pada biji catur, pada
raja"
Pak Agung tersenyum, ia mengangguk-ngangguk, sepertinya sang guru
mulai mengerti apa yang ada di benak Andra. Si pegulat tangguh juga
mengikat sebuah lentingan kertas miliknya pada biji raja di papan catur.
"Nah...siapa yang keluar sebagai pemenang maka..."
"Akan mendapatkan nama yang terikat pada biji raja lawannya ha ha ha
ah, bagus-bagus, anak jaman sekarang tambah kreatif, hebat..., Bapak
suka cara berpikir kamu yang kreatif!!"
Pak Agung semakin antusias, mereka saling memeras otak berusaha
untuk merobohkan biji-biji catur lawannya. Pion demi pion hitam dan
putih saling berguguran, demikian pula mentri dan kuda saling
menyusul, kuda dan benteng saling beradu, cukup lama biji-biji hitam
dan putih saling bertarung diatas sebuah papan besar kotak-kotak
hitam dan putih yang menentukan nasib Reina dan Maya, sebuah
seruan keras mengakhiri jalannya pertarungan yang cukup alot.
"SKAKKKK....!!"
Andra berseru keras.
"NGAHHHHH...."
Pak Agung menepuk jidatnya, sang guru berbuat kesalahan fatal dan
Andra segera mengakhiri perjuangan Pak Agung..
"He he he he he..., maaf ya Pakkkk.., ini milik Andraaaa"
Andra mencabut lintingan kertas yang menjadi "haknya"
"Yawdah, emang dah rejeki kamu..." Pak Agung menggaruk-garuk
kepala,
"Tapi Ingat, lintingan yang terakhir buat Bapak ya.., supaya adil"
"Beres deh Pakkk, nihh, buat bapak, kita istirahat dulu pak, pinggang
Andra sampe pegel-pegel nih........"
"Pegel tapi enak ?? ha ha ha ha..." Andra terkekeh mesum
Dengan menggunakan sebuah remote Pak Agung menyalakan LCD di
ruangan itu kemudian ia duduk diatas kursi sofa empuk. Andra duduk di
sebelah pak Agung, mata mereka melotot kemudian berbinar mesum
menonton rekaman aksi Anita dan Veily yang tengah asik saling
memadu kasih. Pikiran Andra menerawang kesaat-saat ia masih
menjadi seorang pengintai. Kali ini, beberapa hari setelah kepindahan
Riska ke kota lain, ia terpaksa bersolo karir dengan pertimbangan
matang kalaupun dirinya sampai kepergok, sangatlah mustahil pak Dion
Cs akan memperkosanya. Dengan berjingjit-jingjit Andra mendekati
sebuah ruangan, sayup-sayup telinganya mendengar suara desah dan
rintihan tertahan yang terdengar dari dalam ruangan itu. Dengan rasa
penasaran Andra menunduk untuk mengintip dari lubang kunci.
"uhhh ?? Wowww!" Andra membatin dalam hati, sesuatu di
selangkangannya langsung berontak, matanya terasa nanar, dua sosok
tubuh mulus tengah asik saling menyerang,
Sretttt... Andra menurunkan resleting celananya kemudian sambil
menonton aksi di ruangan itu, ia sibuk bercoli ria, tanpa ia sadari
sesosok tubuh kekar berotot menghampirinya dari belakang kemudian
menepuk punggungnya.
"Huh..!! ehhh...., anu.., pak itu, nahh, kan itu ya pak..., ??Sretttt.........
HWADOW.....!!" sangking kagetnya Andra Junior hampir saja terjepit saat
Andra menarik resleting celananya ke atas, mata Pak Agung menatap
Andra dengan tajam, ia sedang menimang-nimang sesuatu, akhirnya
Pak Agung mengambil sebuah keputusan.
"HEmm..!! Siapa nama kamu ??"
"Andra, ehh bukan-bukan Roby.., roby Pakk..., D-Dayat, Saya Dayat
Pak..!!"
"Jangan BOHONG..!!"
"A-A-Andra Pak...., Andraaaa..."
"Ayo masuk..., bapak kenalkan kamu sama mereka.."
Andra tersudut, mulutnya menceracau tidak karuan, pak Agung
tersenyum kemudian dengan ramah mengajak Andra masuk ke dalam.
Andra terpaku saat ia mendapat perlakuan ramah dari Pak Agung. Pak
Agung memperkenalkannya kepada kedua orang siswi cantik itu. Andra
seperti terhipnotis saat Veily dan Anita melenggok santai tanpa
selembar benangpun menutupi tubuh mereka. Ia menurut saat Pak
Agung menyuruhnya untuk melepaskan pakaian dan duduk di atas
sebuah kursi. Nafas Andra berdengusan saat Veily dan Anita berlutut di
samping kiri dan samping kanannya, telapak tangan Anita dan Veily
mengusap-ngusap lutut Andra dan terus merayap naik keatas,
sentuhan-sentuhan telapak tangan Veily dan Anita memberikan sebuah
sensasi kenikmatan yang merayapi sekujur Andra.
"uhhhh..."
Andra mengeluh keenakan saat Anita dan Veily menarik-narik batang
penisnya, tanpa merasa jijik mereka berdua menjilati batang penis
Andra, kedua mata Andra melotot saat vagina Veily menaiki batang
penisnya. Cegluk, Andra menelan ludah saat kepala penisnya
bersentuhan dengan belahan vagina Veily yang hangat dan lembab.
"Andra, kamu pernah bersetubuh?? "
"Huhh ?? b-belum sichh , "
"rasanya enak banget loh, coba kamu masukin , biar tahu seperti apa
nikmatnya bercinta...."
"Beneran boleh nih ?? "
"he-eh, he he he" Veily Mengangguk kemudian terkekeh sambil
mengelus rambut Andra.
Disertai rasa penasaran dan ingin tahu, Andra berusaha memasukkan
ujung penisnya. Selama ini Andra bagaikan seseorang yang tersesat di
padang pasir yang kering dan gersang. Kelembaban dan kehangatan
rekahan vagina Veily yang berdenyut bagaikan sebuah oasis bagi
batang penis Andra yang haus akan kenikmatan, terdengar suara
desahan tertahan dari mulut Andra dan Veily saat kemaluan mereka
menyatu.
"pelan-pelan sayangg,UTSHHHH...!." Veily mengeluh panjang saat
batang penis Andra menyodok-nyodok kasar memasuki celah
vaginanya,
Kegelapan menyelami relung hati kecil Andra, wajahnya berubah drastis
saat Veily menawarkan secangkir cawan kenikmatan. Desah dan
rintihan gadis itu yang menggairahkan membuat Andra semakin jauh
melangkah untuk mengenali sisi-sisi liar dari dirinya sendiri.
"Cleppp.. bleppppp. bleppppp....Clepppphhhh...!!" terdengar suara
berdecakan becek saat Veily semakin aktif menaik turunkan vaginanya
Semula Andra merasa canggung, namun seiring dengan nafsu birahi
yang semakin meningkat perlahan-lahan ia membelit dan mendekap
tubuh Veily. Saat siswi cantik itu menurunkan vaginanya, Andra segera
menyambut dengan menyentakkan batang penisnya ke atas kuat-kuat.
"ahhhh, aaa, Owww,"
"Krettt.. Cleppphhh. cLeppppp.. Kreeettttt... Clepphhh"
Suara derit kursi bersahutan dengan suara desah dan rintihan Veily.
Veily tersenyum kemudian kedua tangan gadis itu memeluk kepala
Andra dan membenamkan wajah sipegulat tangguh pada belahan
dadanya.
"eeenn, nnnhhhh.... Crrr crrrrr crrrrr....ahhhhhh"
Tubuh Veily mengejang, kedua matanya yang sipit terpejam rapat
diiringi suara desahan panjang yang terdengar dari mulutnya yang
ternganga, tubuhnya yang mulus tanpa cela terkulai dalam pelukan
Andra. Tangan Andra bergerak lembut merayapi lekuk liku tubuh siswi
cantik itu yang baru saja terhempas oleh badai kenikmatan. Dengan
mesra Andra memeluk tubuh Veily yang hangat dan basah oleh lelehan
keringat, +/- 5 menit kemudian pak Agung menarik tubuh Veily dan
membantu menaikkan vagina Anita ke atas batang penis Andra yang
masih perkasa.
"Aduhhh...., P-pelan-pelannn Owwww...Nnnnnnggghhhh"
Andra mengamblas-amblaskan batang penisnya dengan kasar hingga
Anita terperanjat, gadis itu menekuk wajahnya, kedua matanya yang
sayu bertatapan dengan mata Andra yang liar, ia meringis saat batang
penis Andra bergerak kasar mengobrak-abrik kenikmatan didalam
cepitan liang vaginanya yang peret.
Tangan Andra mencapit pinggang Anita yang ramping dan
membantunya untuk menaik turunkan vaginanya pada penisnya yang
tertancap di selangkangan siswi cantik itu. Andra mengaitkan tungkai
lutut Anita pada lengannya, sementara kedua tangannya memangku
buah pantat siswi cantik itu. Hup, Andra berdiri sambil menopang buah
pantat gadis itu, mau tak mau Anita terpaksa mengalungkan kedua
lengannya ke leher Andra untuk menjaga keseimbangan. Dalam posisi
inilah vagina Anita menjadi bulan-bulanan batang penis Andra.
"OHHHH..., aduhh.. duhhhh AkhhhhEssshhhhh..!!AA.. AWW..!!" Anita
meringis keras
Ia agak meronta karena merasa kurang nyaman dengan tusukan-
tusukan kasar Andra sebelum akhirnya memilih memasrahkan tubuhnya
terayun-ayun mengikuti helaan batang penis Andra yang terjepit di
belahan vaginanya, pak Agung merendahkan batang penisnya, ia
mengincar liang anusnya, Andra menghentikan tusukannya, ia menatap
dalam-dalam wajah Anita yang begitu renyah saat batang penis Pak
Agung yang besar menembus liang anusnya, lelehan keringat mengucur
di dahi, rahang dan leher gadis itu. Kedua tangan Andra menopang
pangkal paha Anita sedangkan tangan Pak Agung mencapit pinggang
gadis itu.
"Veily, nah coba kamu pijati punggung Andra, seperti tempo hari kamu
memijati punggung bapak..."
"iya pak, kasihan Andra pasti pegel ya ?? hemmm ?? " Veily merapatkan
tubuhnya pada punggung Andra.
"Ehh enggak koq, ngak apa, nggak pegel.. ehemm, Waduh ??"
Andra menahan nafas saat merasakan sesuatu yang lembut dan kenyal
menempel di punggungnya, dugg.. duggggg duggggg..., jantung andra
berpacu dengan cepat, payudara Veily memijati punggung Andra.
"Gimana ndra ?? Enak ya aku pijat... " Veily berbisik ditelingga Andra,
lidah Veily menjilati daun telinga Andra dan tangan gadis itu membantu
menekan-nekan bokong Andra dengan kuat agar batang milik Andra
bertubrukan hebat dengan belahan vagina Anita.
"Aaaa..!! Aaaaa.. Aaaaaaaaa..!!oouuuuu, Aaaaaa...!!" hanya suara-suara
vokal itu sajalah yang sering keluar dari bibir Anita saat dua batang
penis jumbo bergerak bersamaan menikmati belahan vagina dan lubang
anusnya yang sempit, ringisan
Rintihan dan pekikan Anita membuat Andra dan Pak Agung semakin
gencar mengayunkan batang penis mereka.
"Owwwwhh,, Crrrruttt Crutttt...."
Mata sipit Anita membeliak, serangan gabungan Andra dan Pak Agung
memaksanya untuk menyerah, liang anus dan liang vaginanya
berkontraksi dengan kuat, dua lubang kecil itu mencoba memeras dua
batang penis yang masih asik berselancar diatas ombak kenikmatan
yang bergulung-gulung. Lelehan peluh Anita membanjir hingga
menetes ke lantai, sesekali batang lidahnya terjulur keluar saat batang
penis Andra dan Pak Agung menusuk dalam-dalam liang vagina dan
liang anusnya sekaligus. Setelah memijati punggung Andra dan
mencupangi lehernya bagian samping kanan dan kiri, Veily
memindahkan payudaranya ke punggung Pak Agung. Sambil
menggesek-gesekkan buntalan payudaranya, Veily mencupangi leher
Pak Agung.
"S-sudah, sudahhnnnnhhhh, Veily saja Pak, Aduh Andraaaa..., , Akhhhh
Owwwww...Creeeeeeett Crrrr" Anita memohon agar Andra dan Pak
Agung menghentikan serangan mereka, rengekan Anita membuat Pak
Agung dan Andra semakin ganas dan liar mengamblas-amblaskan
batang penis mereka masing-masing untuk meraih secuil rasa nikmat
yang tiada duanya. Dua batang penis berukuran jumbo itu seakan
sedang bekerja sama memeras kembali cairan vagina Anita yang
merengek-rengek kecil agar Pak Agung dan Andra melepaskan dirinya.
"Pakkk, sama Veily aja yuk.... Plopppphhh" Veily menarik lengan kanan
pak Agung, dengan otomatis penis besar itu tertarik lepas dari liang
anus Anita saat Pak Agung membalikkan tubuh
Veily duduk di pinggiran meja, kedua kakinya mengangkang membentuk
sebuah huruf "M" yang indah, untuk beberapa saat lamanya pak Agung
mengelus-ngelus pangkal pahanya kemudian tangannya merambat naik
meraih sepasang payudara gadis cantik itu dielusinya pinggiran
payudara Veily dengan lembut diremasnya bongkahan susu gadis itu.
"ihhhh, geli pakkk, ehe he he he" Veily terkekeh saat mulut Pak Agung
menempel di dadanya
Lidah Pak Agung terjulur menggapai putting susu siswi cantik itu yang
mengeras, batang lidah pak Agung bergerak searah jarum jam mengitari
putting susu Veily. Gadis itu mendesah saat Pak Agung menjepit
putting susunya di antara kedua bibirnya kemudian bibir Pak Agung
bergeser ke kiri dan ke kanan membilas puttingnya yang semakin keras
meruncing.
"Owww, Akhhh Bapakkkk... emmmhhh hisap , terus pak akhhhh"
Pipi Pak Agung mengempot saat ia mengemut puncak payudara Veily,
sambil melakukan hisapan, batang lidahnya tak pernah berhenti untuk
menggelitiki puting payudara gadis itu. Veily mendorong wajah Pak
Agung saat merasakan gigitan kuat pada puncak payudaranya. Sambil
tersenyum nakal Veily turun dari pinggiran meja dan bersujud di
hadapan batang penis Pak Agung, tangannya meraih batang besar di
selangkangan gurunya. Hidung Veily mengendus-ngendus aroma
batang penis Pak Agung, sesekali siswi cantik itu mengangkat
wajahnya ke atas, memperhatikan wajah Pak Agung yang juga tengah
memperhatikannya. Jantung pak Agung berdetak keras saat mulut Veily
ternganga, lidahnya terjulur keluar, kemudian gadis itu meletakkan
kepala penisnya agar berbaring di batang lidahnya yang hangat dan
basah oleh air liur.
"Happppp.....!! OAKKKHHH...." Pak Agung mengeluh keras saat mulut
Veily mengatup menelan kepala penisnya.
Veily menggerakkan kepalanya maju mundur mulutnya begitu efektif
melakukan hisapan-hisapan kuat. Setelah memuntahkan kepala penis
pak Agung dari dalam mulutnya, ia menggigit kecil leher penis sang
guru kemudian menciumi batang besar panjang yang teracung di
selangkangan Pak Agung, dicumbuinya kepala penis yang semakin
membengkak itu. Dengan lembut disentil-sentilnya bulatan kepala
penis Pak Agung yang bentuknya mirip seperti ubur-ubur.
"Auhhh..., Errrrrrrhh !! kamu nakal sekali sayang,euhhhh "
Pak Agung mengelus kepala Veily, ia menarik batangnya saat
merasakan gigitan di puncak kepala penisnya dan menggeram keenakan
saat mulut Veily mengejar dan kemudian mencapluk kepala penisnya.
Batang lidah siswi cantik itu bergerak dengan taktis menggelitiki kepala
penis Pak Agung yang tertancap di dalam mulutnya, kenikmatan pak
Agung semakin bertambah saat jemari Veily mengusap-ngusap buah
zakarnya. Veily berdiri kemudian melangkah menghampiri dinding,
kedua tangannya bertumpu pada dinding berwarna putih. Ia
menunggingkan bokongnya, sementara sepasang kakinya merenggang.
Pak Agung mendekati bokong Veily, kepala penisnya menggesek-gesek
celah vaginanay dari arah belakang.
"Pakk, kabarnya bapak dipindah tugaskan ke sekolah lain ya?" Veily
bertanya pada pak Agung.
"Iya ,emang Kenapa ?? "
"Nanti gimana donggg, nggak asik ah nggak ada pak Agung..."
"Ha Ha Ha, dasar manja, kalau kamu lagi pengenkan bisa sms ama
Bapak, janjian.... ngentot..., uh peret banget sih"
"Aaaa, Uuuuuhhhh...,OUUHHHH....!!ad-duhhhh... " suara rintihan lirih
Veily terdengar menggairahkan saat liang vaginanya terdesak oleh
sesuatu, matanya membeliak menerima amblasnya batang besar Pak
Agung ke dalam rekahan liang Vaginanya
Pak Agung terus mendesakkan batang besarnya hingga
selangkangannya mendesak buah pantat Veily yang bulat padat. Tubuh
gadis itu terdesak mengikuti irama sodokan penis pria itu. Wajahnya
yang cantik menunduk kemudian terangkat keatas sambil mendesah
keras, kedua matanya yang sipit terpejam-pejam saat batang penis Pak
Agung mulai bergerak cepat mengocok-ngocok belahan belahan
vaginanya dari belakang.
"Wowwww ?? !! " Pak Agung berseru kagum dengan goyangan pinggul
Veily yang semakin liar.
"enak Pak ??"
"Enak...terus sayang...digoyang, aduhh kamu hebat sekali...!!"
Pak Agung dan Veily menoleh ke arah suara pekikan Anita. Mereka
berdua tersenyum sambil menonton Andra yang begitu liar menggeluti
tubuh Anita di atas tiga buah meja yang berjajar disatukan. Andra
berusaha menyetubuhi Anita sedangkan gadis cantik itu berusaha
menghindari kebuasan Andra.
"Andra,, sudah Andraa..., owwwww..!! mampus aku.., Uhh "
"Eitthhh, he he he "
Andra menarik tubuh Anita, gadis itu membalikkan tubuhnya dalam
keadaan terlungkup, ia berusaha menyembunyikan vaginanya dari
tusukan batang penis Andra. Anita baru menyadari kesalahan fatal yang
diperbuat olehnya saat selangkangan Andra menaiki buah pantatnya,
kepala penis Andra menggesek liang anusnya dengan nafsu yang
semakin menggelegak Andra menekankan kepala penisnya kuat-kuat.
"Andraa, jangan OO-OOOUUUWWWW...!! Hekkkhhhhh....!!"
Tangan Andra mencengkram buah pinggul Anita, batang penisnya
bergerak kasar menekan liang anus Anita, dijebolnya liang anus Anita
tanpa kompromi, mata Anita membeliak saat batang penis Andra
melesat bak anak panah yang membelah liang anusnya.
"AHAKKSSSS...!!"
"AKHHHHH..."
Terdengar dua buah suara yang cukup keras, suara pertama adalah
suara seruan Andra yang merasakan rasa nikmat, sedangkan suara
kedua adalah seruan kesakitan Anita saat Andra menyodominya dengan
kasar. Andra mengamblaskan batang penisnya sedalam mungkin. Si
pegulat tangguh berusaha mereguk habis kenikmatan yang tersedia di
dalam jepitan liang dubur Anita.
"Andraaa, aduhh akhh, jangan kasar begitu dongg.. akhhh"
"aduhh enak amat sichh..Nita, uhhh, Hemmphhh Hiatttt....!!" mulut
Andra menceracau bagaikan seorang pendekar mabuk yang tengah
bersilat, berkali-kali pedang kenikmatan di selangkangannya membelah
kasar liang anus Anita yang mengeluh merasakan besetan-besetan
pedang jumbo di selangkanganya.
Setelah puas menyodomi Anita, Andra membalikkan dan menaiki
tubuhnya. Wajahnya meneduhi wajah Anita, matanya bertatapan dengan
mata gadis itu yang sayu.
"Ahh.. emmhh mmmhhh... hemmnnnnnhhhh" bibir Andra membekap
bibir Anita
Tubuh mungil gadis itu menggeliat resah di bawah tindihan tubuh
Andra, pipinya terkempot-kempot saat berkuluman dengan Andra.
Setelah puas, Andra melepaskan kulumannya, lama sekali ia menatap
dan menikmati kecantikan wajah Anita sambil mengecupi bibirnya yang
terus mendesah resah.
"Andra pelan-pelan ya..."
Anita menahan pinggul Andra, ia tersenyum saat Andra mengangguk ,
dengan pasrah ia mengangkangkan kedua kakinya. Terdengar suara
rintihan lirih siswi cantik itu saat batang penis Andra memasuki celah
vaginanya. Andra mengayunkan batang penisnya, kali ini dengan
lembut, mata Andra tak pernah lepas dari wajah cantik Anita yang
meringis menggairahkan saat batang penisnya memompa liangi vagina
gadis itu.
"Essshhhhh Hsssssshhhhhhh....crrrrruuttt crrrrr crrrr"
Wajah Anita mengernyit hebat saat liang vaginanya ditumbuki oleh
batang penis Andra. Ringisannya terdengar kuat, wajahnya yang cantik
terangkat ke atas, kedua tangannya memeluk kuat-kuat punggung
Andra. Selama beberapa detik tubuh mulusnya mengejang disertai
helaan nafasnya yang bertahan, Andra tahu dengan pasti apa yang
tengah dialami oleh Anita. Batang penisnya terasa nikmat diguyur oleh
cairan vagina Anita, gadis itu mendesis saat Andra semakin asik
merojokkan batang besarnya. Tangan Anita mendorong tubuh Andra,
kini Andra duduk mengangkang di atas meja itu. Anita berniat
mengistirahatkan vaginanya, bibirnya mengecupi dada Andra dan terus
merambat turun kebawah.
"HUAAAAAK..... Akhhhh"
Andra mengelus rambut anita, wajahnya tertekuk ke bawah, nafasnya
semakin berat saat batang penisnya semakin dalam terselip di
kerongkongan Anita, kepala penisnya serasa diremas-remas oleh
tenggorokan gadis itu.
"Aje gile, Nitaaaaa, Akhhhh...OAKKKHHH..!!" Andra meraung menikmati
aksi oral yang dilakukan oleh Anita
Mulut siswi cantik itu begitu ahli memanjakan batang penis Andra,
cukup lama Anita mengoral Andra hingga ia merasakan batang di dalam
mulutnya berkedutan kuat dengan cepat Anita segera memuntahkannya.
"Srooottthhh Kecrottttt Crottttt......" lubang jamur Andra menyemprotkan
cairan putih kental. Anita menjilati ceceran sperma Andra. Andra
tersenyum, jilatan lidah dan kocokan-kocokan tangan Anita
membangkitkan kembali batang penisnya yang hampir loyo.
"Andra aku di atas ya...."
"Oce-oce..., terserah deh, he he he"
Andra kagum saat tubuh Anita bergerak gemulai menaiki tubuhnya.
Belahan vagina Anita memayungi kepala penis Andra kemudian dengan
perlahan gadis itu mengamblaskan batang penis Andra ke dalam
belahan vaginanya. Tangan Andra mengusap-ngusap pinggang gadis
itu yang ramping. Anita mengibaskan rambutnya ke belakang kemudian
ia mulai menaik turunkan vaginanya dalam gerakan - gerakan erotis.
"Wahhh...Anita makin pintar ya...."
Pak Agung dan Veily menghampiri arena pertempuran yang masih
berlangsung dengan sengit. Veily terkekeh kemudian memberi
semangat pada Anita agar ia jangan sampai kalah oleh Andra,
sementara Pak Agung memberikan semangat pada Andra.
"Andra kamu h-harus menyerahh ohhhh....Haruss mmmhh, akhhh"
"Nggak mungkin..!! aku masih kuat koq, he he he he"
Andra merojokkan batang penisnya ke atas saat belahan vagina Anita
merosot turun pada batang penisnya. Tubuh Anita tersentak-sentak
turun naik di atas batang penis Andra. Anita berusaha melakukan
perlawanan dengan menggoyangkan pinggulnya seperti sedang
mengayak batang penis Andra. Andra mengerang keenakan, Anita
berbangga diri dan menggoyang pinggulnya dengan lebih liar lagi.
"Gimana Ndra ?? enak bukan he he he..., ayo nyerah say.. hi hi.."
"Ouhhh, Ouhhh Ad-duhhhhhhh..... akhhhhh"
Andra tertawa kecil dalam hati, ia sengaja berpura-pura kewalahan agar
Anita senang, dibiarkannya gadis cantik itu berbangga diri sambil
menaik turunkan vagina pada batang penisnya. Lelehan peluh mengalir
membasahi tubuh mulus Anita, lama kelamaan Anita mulai curiga,
dengan agak ragu ia bertanya pada Andra.
"ennnggg..., Ndraa, kamu hampir keluar kan ??"
"belum tuchhh he he he..."
"auhhhhh...." Anita mengeluh saat Andra mulai membalas menyerang
Saat vagina Anita bergoyang ke kiri, Andra menggocek-ngocekkan
batangnya memutar ke kanan, saat vagina Anita bergoyang ke kanan,
Andra mengocekkan batangnya memutar ke kiri. Tangan Andra turut
menambahkan kenikmatan dengan mengelusi induk payudara Anita
bagian bawah sebelum meremas-remas lembut sepasang payudaranya
yang ranum sambil menyodokkan batang penisnya ke atas hingga
amblas sedalam-dalamnya kedalam cepitan liang vagina Anita.
"Ihhh..., addra-ndrahhh.., kamu licikkhh.. akhhh...crrrcrrrttt aduhhh"
Tubuh Anita ambruk dalam dekapan Andra. Andra membalikkan posisi
kemudian ia kembali menggenjot vagina Anita, suara decakan alat
kelamin Andra dan Anita terdengar keras saat saling beradu. Rintihan-
rintihan Anita diselingi suara pekikan kerasnya saat batang penis Andra
bergerak liar menyodok-nyodok belahan vaginanya.
"Clepp Cleppp Clepppphh...!!"
"Ennhh Ahh-duhh Ahhhh,AWWWW..!! heee-ennnhhh... akhhh..!! "
Tubuh Anita menggelepar dibawah pompaan batang penis Andra.
Tangan mungilnya menahan gerakan pinggul Andra namun itu semua
tidak dapat menghentikan terjangan batang penis si pegulat tangguh.
Akhirnya Anita mengalungkan kedua kakinya ke bokong Andra.
"Ehhh...nakal ya... " Anita mendesah lega
dengan cara seperti ini ia dapat beristirahat sejenak, sedangkan Andra
mendelik nikmat saat seluruh batang penisnya berendam di dalam
celah sempit vagina gadis itu yang berkontraksi meremas-remas
batang penisnya. Anita berusaha untuk memulihkan tenaga di tengah
cumbuan-cumbuan Andra pada batang lehernya yang berpeluh. Andra
menarik batang penisnya lepas dari jepitan vagina gadis itu kemudian
menggeser wajahnya meneduhi buah dada Anita. Andra meletakkan
batang lidahnya pada putting susu Anita, diremasnya payudara yang
basah dilelehi peluh gadis cantik itu, dijilatinya buntalan payudara
Anita hingga lelehan peluh gadis itu kini bercampur dengan air liurnya,
diemutinya puncak payudaranya bergantian yang kiri dan yang kanan.
Anita merengek dan merintih saat Andra kembali mengamblaskan
batang penisnya. Andra menggarap liang vagina Anita hingga ia
menjerit dan merintih keras. Gerakan batang penis Andra bagaikan
sebuah pacul yang sedang memaculi belahan vagina gadis itu,
menggaruk dinding-dinding vaginanya yang seret.
"Aduh, andraaaa, aduhhh akhhhh...!emmmhh mmmhhhh..!!"
Mulut Andra menyumpal bibir Anita untuk meredam keluh kesah gadis
itu, Lidah Andra mengaduk-ngaduk lidah Anita, dengan malas lidah
Anita membalas belitan lidah Andra. Gairah Anita terpancing saat lidah
Andra membelit batang lidahnya, dua batang lidah yang basah dan
hangat saling bergelut dengan nikmat, senikmat alat kelamin Andra dan
Anita yang saling mendesak.
"Pefffhh.. Phefffhhh Phefffhhhh..."
"Ahh, ahhh ahhh.. awww..., uhhh---ahhh"
Semakin keras Anita merintih dan mendesah, semakin kuat pula Andra
menyodokkan batang penisnya. Tubuh mulus Anita terguncang hebat di
bawah tindihan tubuh Andra, wajah orientalnya yang cantik terbanting
ke kiri dan kanan sebelum akhirnya mata sipit Anita membeliak disertai
suara lenguhan kerasnya, kakinya menjepit kuat-kuat pinggang Andra.
"UNGGGGHHHHH, Crettttttttt Creeetttt.... Crrrrrrrr"
"Aduh BAPAKKKK....!!!AWWW..!"
Andra menolehkan wajahnya saat mendengar jeritan Veily. Sambil terus
menyetubuhi Anita, ia menonton Pak Agung yang sedang mengayunkan
batangnya menyodomi anus Veily. Siswi cantik itu menjerit liar saat
batang penis Pak Agung yang besar panjang menghujami liang
anusnya sementara tangan Pak Agung terus memijati kelentitnya.
Sodokan demi sodokan Pak Agung membuat wajah cantik Veily
berulang kali mengernyit. Hampir bersamaan Veily dan Anita menjerit
mencapai klimaks. Pak Agung mengambil posisi tidur terlentang. Veily
menaikkan liang anusnya menduduki batang pak Agung dengan posisi
tubuh memunggungi sang guru. Andra turun dari atas meja ia
menyodorkan batang penisnya ke mulut gadis itu. Veily memejamkan
kedua matanya sambil menghisapi batang penis Andra. Gadis cantik itu
menaik turunkan anusnya pada batang penis Pak Agung. Setelah agak
lama Andra menarik batangnya dari mulut Veily dan meremas susunya.
Sebelum ia menggesekkan kepala penisnya pada belahan vagina si
cantik, tangannya menangkap pergelangan kaki Veily dan
merenggangkannya selebar mungkin membentuk huruf V yang mulus
dan indah, Gejrossshhhh...!!
"Uhhhh, Ngggeeehkksss..?? !!"
Nafas Veily tertahan di dada saat Andra membenamkan batang
penisnya. Liang vagina dan liang anusnya kini disesaki oleh dua batang
penis berukuran jumbo, baik dari diukur dari segi panjang maupun
diukur dari segi diameter.
"OUHHHH...!! AHHHHHH.. AHHHHHHH ...AWWWW" Veily menjerit liar
Tubuh mulus siswi cantik itu terdesak-desak hebat di antara tubuh Pak
Agung dan Andra. Desir-desir kenikmatan membuat Veily lupa diri,
erangannya terdengar keras, rintihan dan jeritannya semakin keras saat
dua batang penis itu bergerak cepat menyodok-nyodok anus dan
vaginanya. Berkali-kali Pak Agung dan Andra bekerja sama meledakkan
cairan vagina Veily dalam ledakan-ledakan puncak klimaks hingga
akhirnya mereka mengeluh bersamaan.
"Oughhh Crruttt Crutttttt...emmmmmmhhhh" Veily mengejang, wajahnya
yang cantik menyiratkan kenikmatan yang luar biasa..
"CROTTTT... Crrrrrrootthhhh"
Pak Agung meremas payudara Veily, Spermanya mengisi Anus Sicantik
"UHH CRooTT Crrroot,crottttt...."
Andra membenamkan batang penisnya sedalam mungkin, Penisnya
berkedutan dengan nikmat didalam himpitan liang Vagina Siswi cantik
itu, Veily merintih lirih, rupa-rupanya rintihan kecil gadis itu
membangkitkan kembali gairah Pak Agung dan Andra.
"ohhhhhh ?? "
Veily tersenyum merasakan dua batang penis milik Andra dan Pak
Agung yang memanjang dan membesar di dalam liang vagina dan
anusnya. Ia mengibaskan rambutnya ke belakang sambil menggeliatkan
tubuhnya untuk mengusir rasa pegal. Veily mulai bergerak dengan liar,
saat vaginanya mendesak ke depan, batang penis Andra menyodok
dengan kuat hingga terdengar suara tumbukan keras yang
menggairahkan. Saat ia mendesakkan buah pantatnya ke belakang,
batang penis Pak Agung melabrak liang anusnya. Gerakan ketiganya
yang berkesinambungan terlihat begitu menggairahkan, apalagi disertai
bunyi-bunyi aneh saat liang vagina dan liang anus Veily digempur oleh
dua batang penis yang besar dan keras.
"OHHHHH...!! Crrrettt crettttt....."
Tiba-tiba gerakan Veily tertahan, tubuhnya mengejang, helaan nafasnya
tertahan di dadanya yang membusung dengan indah. Dinding liang
vaginanya berdenyut-denyut memuncratkan cairan-cairan kenikmatan.
Mata sipitnya terpejam saat kedua tangan pak Agung mencapit susunya
dari belakang. Ia mengusapi buntalan payudara Veily yang membusung
dan meremas-remas sepasang buntalan kenyal padat itu.
Sambil meremas payudara Veily pak Agung menoleh ke arah Anita yang
sedang duduk di pinggiran meja. Kedua kaki gadis itu terjuntai
terayun-ayun dengan santai di pinggiran meja.
"Anitaaa..., sini sayanggg...,"
Anita turun dari atas meja dan mendekati Veily. Mata Andra melotot
lebar-lebar merayapi kemulusan tubuhnya, gadis itu berlutut disisi
Veily, bibirnya tersenyum nakal sementara kedua tangannya
mengusap-ngusap payudara Veily. Jemari Anita memutari putting Veily
yang mengeras, Veily mendesis keras saat Anita mencubit dan
menarik-narik putting susunya.
"aggghhh...., ann-anitaaaa... emmmhhhhh hsssshhhhhh"
Anita melumat puncak payudara Veily. Seiring dengan itu, tubuh Veily
kembali terguncang didesak oleh rojokan Pak Agung dan sodokan
batang penis Andra. Tangan Andra menarik pinggang Anita, kemudian
ia meminta agar gadis itu memberikan payudaranya. Anita menurut, ia
berpegangan pada bahu Andra untuk menjaga keseimbangan kemudian
menempatkan payudaranya yang ranum di hadapan mulut Andra yang
langsung mengejar dan mengenyot-ngenyot payudara Anita yang segar
ranum.
"ahhhh.. aaaaa crrretttttt cretttt....."
Veily terkulai lemas, matanya yang sipit terpejam dan bibirnya
tersenyum puas. Pak Agung membopong dan membaringkan tubuhnya
di atas sebuah meja kemudian mengamblaskan batang penisnya ke
dalam vagina siswi cantik itu yang kembali mendesah-desah dalam
kenikmatan. Andra duduk di sebuah kursi dan menarik pinggul Anita.
Dalam posisi saling berhadapan Anita mendudukkan liang vaginanya
dengan pasrah di atas batang penis Andra. Anita meringis saat
berusaha menekankan vaginanya ke bawah, gadis itu terpekik saat
kepala penis Andra terpeleset dan menyeruduk tonjolan clitorisnya.
"he he he, direm dong" Andra berkelakar sambil mengecup bibir Anita.
"emangnya kamu kira aku ini mobil ya?? Nihh..."
Anita mencubit dada Andra hingga ia mengaduh kesakitan.
"aduu-duhhh..., heitttt.....!!, Eitttt...!!"
Andra menangkap dan menahan kedua tangan Anita yang hendak
memberikan cubitan susulan. Matanya bertatapan dengan mata Anita
yang sipit, bibirnya manyun kemudian mengapit bibir Anita. Bukan
main senangnya hati Andra saat Anita membalas pangutan bibirnya. Ia
memegangi pinggang Anita saat gadis itu mengangkat kedua
tangannya ke atas kepala sambil membusungkan payudaranya. Andra
tahu apa yang diinginkan oleh Anita. Mulutnya terbuka lebar dan
mencapluki payudara gadis itu, memangut - mangut liar dengan gairah
yang menggebu.
"ahhh, Andraaa.. ahhhhhh.. hisappphh.. ennnh ennhhh..."
Anita memeluk kuat-kuat kepala Andra yang tengah asik menyusu di
puncak payudaranya sebelah kanan. Andra mendekap tubuh Anita,
butiran keringat Anita menyatu dengan butiran keringat Andra. Keadaan
kedua pelajar itu kini seperti sedang mandi di bawah kucuran keringat
yang semakin deras. Kuku Anita mencakar punggung Andra hingga
membekaskan gurat kemerahan saat mulut Andra mengenyot kuat-kuat
puncak payudara siswi cantik itu dan tangannya meremas kuat-kuat
induk payudara anita yang tengah dihisapnya.
"Ohh.., Andraaaaa...." Anita menekuk wajahnya memperhatikan Andra
yang tengah menjilati putingnya
Ujung lidah Andra terayun lembut menjilat putting susu Anita yang
runcing, Anita merintih saat mulut Andra menelan puncak payudaranya,
pentil susunya yang mengeras berenang di dalam balutan air liur Andra
yang hangat. Rasa nikmat semakin terasa saat Andra melanjutkan
serangan dengan mengemuti puncak payudaranya.
"ihh, gemes...he he he" Andra terkekeh sambil meremas payudara Anita
Beberapakali ciuman Andra mengecupi buntalan payudara Anita
sebelum akhirnya Andra menggesekkan kepala penisnya ke belahan
vagina gadis itu.
Anita menekankan rekahan liang vaginanya pada ujung penis Andra.
Tubuhnya terperanjat saat penis Andra merekahkan otot vaginanya,
tanpa ampun lagi batang besar milik Andra menerobos memasuki liang
sempit Anita. Andra mengelus bahu Anita sambil mengecup-ngecup
pundak gadis itu yang tengah berusaha menguasai diri dari sensasi
sebatang penis besar yang tertancap semakin dalam pada belahan
sempit di selangkangannya. Penis Andra saling mendesak dengan
vagina Anita, keduanya mendesah menikmati rasa nikmat saat kemaluan
mereka saling bergesekan satu sama lain. Gerakan keduanya semakin
liar, suara rintihan gadis itu pun semakin sering terdengar dibarengi
suara geraman gemas Andra.
"nnnhhhh... crrutttt...."
"Ouugghhh Kecroottttt......"
"aaaaaa.. cretttt.. cretttt...."
"Hihhhhh.!!! KECROTTTTT......"
Terdengarlah suara - suara desah dan rintihan bersahutan dari mulut
keempat orang di dalam ruangan itu yang tengah menikmati puncak
klimaks. Setelah mencabut batang penisnya Andra membopong dan
meletakkan tubuh Anita di sisi tubuh Veily. Siswi cantik itu terkulai
lemas dengan batang pak Agung yang masih tertancap dalam himpitan
liang vaginanya. Tampaknya Pak Agung enggan mencabut batangnya
dari dalam himpitan goa sempit Veily. Kedua gadis itu saling
berpandangan dan kemudian tersenyum sambil memejamkan mata
mereka yang sipit. Pak Agung berdecak kagum saat Andra
memperlihatkan sebuah rekaman di layar handycam. Semuanya tentang
Maya, Vivi, Reina dan Farida. Tentu saja Andra merekamnya dengan
diam-diam tanpa diketahui oleh mereka berempat.
"ckk ckk ckkk..., WAhhh asik punya nih, ternyata mereka itu Lesbi yah,
eh iya, apa kamu pernah merasakan seorang gadis yang masih
perawan?? "
"B-belum pak..., emang rasanya kaya gimana sih...pak ??"
"OWW, sayang sekali kalau kamu belum pernah merasakan seorang
perawan, rasanya sangat nikmat sekali, sehingga sangatlah sulit untuk
dibayangkan Hemmm, bagaimana kalau kita bekerjasama...??"
"Maksud Bapak....?? "
"Begini, kebetulan bapak mempunyai sebuah rencana...Bapak sudah
capai mengikuti langkah Pak Dion. Kini saatnya Bapak unjuk gigi, dan
yahh katakanlah bapak membutuhkan seorang rekan kerja yang dapat
bapak percaya. Kita juga dapat bekerja sama untuk memburu dan
mencicipi keperawanan Vivi, Farida, Reina dan Maya. Apa kamu tidak
merasa penasaran seperti apa rasanya membelah vagina seorang gadis
yang masih perawan?"
Dengan panjang lebar Pak Agung menjelaskan rencananya untuk
mengkudeta Pak Dion cs. Andra terdiam seribu bahasa, pikiran
kotornya bekerja dengan efektif. Ia sangat ingin tahu seperti apa
rasanya menikmati keperawanan seorang gadis. Ia terlihat gelisah dan
bimbang. Suara kenikmatan terus mendayu-dayu merayu Andra yang
selama ini tetap setia melangkah berjalan di atas karang-karang
godaan yang tajam. Suara dentang lonceng hati kecilnya semakin
melemah dan akhirnya meninggalkan Andra yang kini dibutakan oleh
hasrat yang menggebu dan kenikmatan duniawi. Sebuah senyum penuh
arti mengembang di wajahnya saat tangan Andra menjabat tangan Pak
Agung, Batang penis Andra kembali menegang, ia kembali mencoblos
vagina Anita yang sudah becek dan lembab itu. Batang penis Pak
Agung pun kembali mengeras, bagaikan kerbau gila mereka berlomba
memacu batang penis masing-masing menyodoki liang vagina kedua
siswi cantik itu yang merintih-rintih dengan kedua kaki mereka yang
mengangkang pasrah, terjuntai di pinggiran meja. Berkali-kali Andra
dan Pak Agung bertag-team, mempecundangi Anita dan Veily.
~~~The New Beast's is Born~~~
"Lohh Koq malah melamun ??"
Teguran Pak Agung menyadarkan Andra dari lamunannya.
"Eh nggak koq, Sudah ah pak Andra tidur dulu.., ngantuk nihhh..."
Pak Agung tertawa sambil menekan remote ditangannya, ia
memindahkan tayangan LCD kechannel Tv-one. Malam ini Pak Agung
dan Andra beristirahat untuk memulihkan stamina mereka. Di tempat
lain, dikemudian hari..., setelah mengalami pemotretan illegal...., yang
entah dilakukan oleh siapa, beberapa jam setelah Andra mengirimkan
sebuah Email untuk Pak Dion.
-----
"HAHHH ...!! " mata seorang kepala sekolah beserta tiga orang guru
bejat membeliak lebar , mereka berempat berseru terkejut setengah mati
setelah membuka sebuah alamat yang tercantum di email Pak Dion.
"bb-Bagaimana mungkin ini dapat terjadi..."
Pak Djono duduk lemas di atas kursi.
"Bagaimana ini Pak Dion ..!! Apa yang harus kita lakukan..!!"
"WAduhhh, bisa gawat ini...saya tidak habis pikir, sebenarnya siapa
yang tega mengerjai kita seperti ini...."
Pak Dion hanya terdiam, jika masalah ini sampai mencuat entah mau
ditaruh dimana mukanya. Liburan kali ini terasa panjang dan mencekam
bagi Pak Dion Cs,
"tik tok tik tok,tik,tok"
Pak Dion mengusap keringat dingin yang mengucur di keningnya. Ia
merasa seperti sedang duduk di atas tumpukan bom waktu berdaya
ledak tinggi. Keadaan Pak Dion jauh berbeda dengan keadaan Pak
Agung yang sedang duduk bersantai sambil meneguk segelas anggur
merah.
-----

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.