Selasa, 03 Maret 2015

Alfi : si Loper Koran dan Sandra, pacarku

Sudah lima tahun aku pacaran dengan Sandra. Kami kuliah di
perguruan
tinggi yang sama. Enam bulan kuliah kami berdua bakal
selesai.Lalu
tahun depan berencana menikah. Sandra pacarku adalah
seorang gadis
yang cantik, pandai, populer di kampus. Body bak model
dengan tinggi
174 cm, 32-28-32, dengan rambut hitam panjangnya yang
indah seperti
model-model iklan shampo. Nilai plus lain baginya adalah ia
masih
perawan, ya...selama ini kami memang hanya bercinta
sebatas peting.
Aku memiliki fantasi seks, sejak kecil aku ingin bersetubuh
oleh
seorang gadis dewasa, namun hal itu tak pernah jadi
kenyataan.
Hingga akhirnya muncul pikiran gila ini. Aku berpikir untuk
meminta
Sandra membantuku mewujudkan mimpi itu. Aku mengatakan
keinginanku pada Sandra. Awalnya ia menolak mendengar
permintaan
aneh dariku. Bahkan ia sempat marah karena heran
bagaimana aku rela
dirinya ditiduri oleh orang lain apalagi sampai menyerahkan
kegadisannya pada seorang bocah ingusan seperti Alfi.
"Please manis...aku benar-benar memimpikannya sejak
kanak-kanak.
Dan aku akan tetap mencintaimu setelah itu terjadi."
"Tapi itu benar-benar gila Dit!"
"Memang itu ide gila sayang...tapi kepada siapa lagi aku hrs
minta
tolong?"
Begitulah, setelah setiap hari kubujuk dan kuyakinkan bahwa
aku tak
akan meninggalkannya, akhirnya ia bersedia melakukannya.
Pilihanku
jatuh pada Alfi, seorang pengantar koran langgananku yang
baru
berusia 15 tahun. Dari segi fisik, Alfi tak bisa dibilang tampan,
penampilannya lusuh, kulitnya gelap karena sering terjemur
matahari,
tubuhnya pun krempeng. Ibunya seorang pelacur di lokalisasi
X. Sejak
usia 7 tahun Alfi sudah merasakan hubungan seks dengan
beberapa
pelacur yang tinggal di sana termasuk ibunya sendiri. Penis
anak itu
menjadi besar, jauh lebih besar dibanding anak lain seusianya,
bahkan
menyamai milik orang dewasa, warnanya hitam legam,
panjangnya 15
cm diameter 3,5 cm, kepala penis merah pekat panjang 3,5 cm
diameter
4 belum disunat kulit kulupnya meruncing menutupi glans
penisnya.
Jembut pun baru muncul beberapa helai. Aku sangat bernafsu
membayangkan anak itu bercinta dengan Sandraku yang
cantik.
Setelah direncanakan matang-matang, hari itu pun tiba. Aku
menyewa
sebuah cottage dengan satu kamar tidur di pinggir laut yang
sepi, satu
ranjang besar bersprey putih, dan satu set sofa empuk di
ruang tengah.
Setelah makan malam Alfi segera masuk dan menunggu di
kamar.
Sandra meminta waktu bicara denganku di ruang tengah. Aku
tahu ia
masih ragu dan nervous untuk melakukan hal itu
"Sayang, apa kau benar-benar ingin aku melakukannya
dengan anak
itu? kau pasti tahu resikonya setelah ini aku bukanlah gadis
suci lagi"
"Tentu manis sejak awal aku tidak mempermasalahkannya"
"Apakah kau tetap mencintai dan tidak akan meninggalkanku
setelah ini
terjadi?"
"Tentu manis, ku mohon demi aku ...."
"Baiklah"
Sandra masuk ke kamar, tapi pintu kamar dibiarkannya
terbuka lebar.
Semua lampu cottage kami padamkan agar tak ada orang
mengintip dari
luar. Meski demikian cahaya bulan cukup menerangi
pandanganku.
Sesaat sebelum lampu padam, aku sempat melihat Alfi, ia
sudah
telanjang bulat di atas kasur. Akupun melepas pakaianku
hingga
telanjang lalu rebah di atas sofa menunggu. Kudengar mereka
bicara
tak jelas. Kemudian kudengar desah Sandra, agaknya mereka
sudah
mulai. Aku bangkit perlahan merayap menuju kamar hingga di
dalam.
Pada jarak 3 meter jarak pandangku cukup jelas, aku duduk
bersandar
pada dinding tanpa terlihat oleh mereka berdua. Tanganku
mulai
ngocok penisku. Kulihat Alfi sedang menetek pada Sandra.
Ternyata
selama ini aku salah
Alfi yang benar caranya menetek. Wajar saja gurunya para
lonte pro.
Ngemut persis bayi, tidak hanya putting dihisap, mulutnya
dibuka
lebar-lebar lalu sebanyak mungkin payudara Sandra ia lahap
membuatnya merintih dan menggelinjang. Kurasa ia mengakui
Alfi lebih pandai dari aku. 'Plok!!' puting itu terlepas dari mulut
Alfi,
ujungnya memerah, indah dan mengacung tegak, aerolanya
pun ikut
mengembung bagai bukit di puncak payudaranya. Kemudian
Alfi
menggarap payudara Sandra yang satunya. Menit demi menit
berlalu,
aku terus menonton hingga akhirnya Alfi naik ke atas tubuh
Sandra
kembali menetek pada payudara Sandra seperti tadi
"Kak, Alfi ngentot kakak sekarang ya?"
"pelan-pelan ya, Fi, Kakak masih perawan kakak takut...punya
kamu
besar banget"
"Alfi janji nanti Alfi ngentotnya pelan-pelan"
Alfi memegang penisnya dan diarahkannya tepat dibelahan
basah
tersebut. Ujung kulupnya dengan mudah menyelip di celah
vagina
Sandra. Alfi menekan penisnya
"Engg!!" kulihat Sandra menggigit bibir bawahnya, entah
merasa sakit
atau nikmat
'Jleb!!' bibir vagina Sandra pun membelah dan penis hitam Alfi
mendesak masuk. Kepala penisnya sudah tak nampak
menancap kaku
dalam mulut vagina Sandra
"Tahaan dulu Fi, sakittt!" Sandra mendorong perut Alfi
mencegahnya
maju lagi
Alfi menurut, ia diam, sepertinya ujung kulup penisnya sudah
menyentuh selaput dara Sandra. Setengah menit berlalu,
nampak
Sandra sudah tenang
"Ih, gede banget!"
Bibir vagina Sandra melingkar ketat pada leher penis Alfi
"Enggghhh!!" Sandra kembali merintih, tapi kali ini bukan
karena sakit
"Udah ngga sakit kan Kak?" bisik Alfi
"He eh" angguk Sandra sambil mendesah lirih
Pinggul Alfi mulai bergerak mundur maju mengocok lembut
vagina
pacarku itu. Ia lalu mundur sedikit namun tak sampai
penisnya lepas
tercabut lalu kembali melesak masuk lagi sedalam tadi.
Memang tak
banyak gerakan yang dibuat Alfi, namun itu cukup untuk
membuat
Sandra menggelinjang nikmat. Pompaan kecil itu berlangsung
sejenak
hingga tiba-tiba 'Plop!!' kepala penis Alfi terlepas dari jepitan
mulut
vagina Sandra. Alfi memang sengaja melakukannya. Kepala
penis anak
itu basah bekilat berlumuran lendir licin.
"Fiii kenapa dicabut? Kakak tadi sudah enak ngga sakit lagi
kok!"
protes Sandra, sepertinya ia sudah bisa menikmati
Alfi kembali menekan masuk kepala penisnya, , 'Clep!!'
sedalam tadi.
Sandra mencengram pinggul anak itu, seolah kuatir Alfi
mencabutnya
lagi
Ouuggghh!
"Enak kakkk?"
"Iyaaa..eenakk sekalii, Fihh"
"Kakak suka sama punya ku?"
"He e..."
"Besar ya kak..?"
"Iya besar bangettt!"
Kembali Alfi mengenyot payudara Sandra. Kini Sandra sudah
tak
berkutik lagi, ia terlentang pasrah menikmati dirinya dicabuli
oleh Alfi
kecil, dada dan selangkangannya tersengat kenikmatan,
erangannya
pun terdengar meninggi. Sedetik kemudian
"Ouuughhhh!! Fiiiiii!!!! Enakkk!!" Sandra terpekik nikmat
Ia mencapai orgasmenya,Alfi, si loper koran itulah yang
membuatnya
orgasme. Meski penis hanya tertancap sedikit, anak belasan
tahun yang
jembut saja baru tumbuh satu dua helai itu telah membuat
seorang
gadis perawan cantik dewasa bertubuh sintal dan indah itu
menggelepar dalam sengatan kenikmatan. Vagina Sandra
berdenyut-
denyut keras
mengempot dan menghisap penis Alfi untuk masuk semakin
dalam
memprovokasi penis anak itu untuk berejakulasi. Namun Alfi
berusaha
keras bertahan, nampaknya ia berhasil mengendalikan
dorongan itu.
Perlahan orgasmenya reda, Alfi masih di posisi semula
mengangangkangi tubuh pacarku dengan kepala penis
tertancap dalam
vaginanya. Sandra membelai rambut anak itu
"Kemari Fii!!" Sandra membuka bibirnya melumat bibir anak
itu
Mereka berciuman penuh gairah, Alfi berhasil mendapatkan
cinta
gadisku. Tubuh Sandra memang jauh lebih tinggi dari Alfi kecil
sehigga
gadis itu harus sedikit melengkungkan tubuhnya untuk dapat
berciuman dengan anak itu. Kulihat pinggul Alfi bergerak-
gerak lembut
mengocok perlahan agar tautan bibir mereka tak terlepas
Kenikmatan kembali mendera Sandra. Alfi melepas ciuman
mereka
"Kenapa?"
"Kakak ..Allfi ... udah mauuu..." ujarnya terbata-bata dengan
tubuhnya
gemetar, wajahnya pucat sekali
"Engg... Alfi ...kepingin muncrat?" tanya Sandra
"Iyaa... punya kakak sempit sekali... Alfi ngga tahan lagiii..."
"Fii, kamu cabut dulu burungnya, nanti muncratin di
seprey...ya"
"Engga mau...enakan di dalem punya kakak aja..."
"Jangan Fi nanti kakak hamil anak kamu"
"Kakak ngga usah kuatir, kata dr Lila mani Alfi belum ada
benihnya,
masih kosong jadi kakak ngga mungkin hamil"
"Eng...dr Lila bilang begitu?"
"Iya kak, lagian enakan muncrat bareng kak,"
"Boleh ya, kak? Alfii udah ngga tahannnn...ughhh" pinta Alfi
sambil
terus menggenjot
Aku tahu Sandra masih ragu, namun ia tak lagi mencegah Alfi
untuk
berejakulasi di dalam vaginanya. Mungkin juga ia kasihan
mendengar
rengekan anak itu. Alfi melahap putting susu Sandra,
menghisapnya
kuat-kuat seolah ada air susunya. Pantatnya bergerak
mengocok naik
turun, awalnya pelan sekali lalu semakin cepat
"Alfiii!!! Sayanggggg kakakkk keluuu...aarrr lagiii!!!!"
"kak Sandraaa sekarang kakk!! Alfiiii jugaaa muncraattt"
Alfi memeluk pinggang Sandra, penisnya ia benamkan
seluruhnya
dalam-dalam sejauh mungkin penisnya dapat masuk. Seketika
itu
juga...cretttt, crettttt, cretttt, ia berejakulasi melepas benih-
benih
kejantanannya di dalam rahim Sandra.
"Fiiiiii!!! Sakiitttttt!!!" Sandra terpekik antara kenikmatan dan
sensasi
rasa sakit ketika untuk kedua kalinya penis Alfi memberinya
orgasme.
Kali ini lebih dasyat dari yang pertama, penis anak 15 tahun
itu
menerobos masuk ke liang vaginanya dan merobek selaput
daranya
Penis Alfi kini tertanam seluruhnya, aku hanya melihat testis
kecilnya
menempel di selangkangan Sandra. Belum kulihat lelehan
sperma
maupun darah keperawanan Sandra. Semuanya masih
terkumpul di
dalam vaginanya tersumbat oleh ketatnya tautan kemaluan
mereka,
mungkin juga disebabkan kentalnya sperma Alfi. Alfi telah
menyetubuhi
gadisku, pacarku yang cantik, calon istriku, sekaligus
merengut
kegadisannya dan memberinya orgasme pada coitus pertama
yang tak
mampu dilakukan kebanyakan pria dewasa manapun
membuat Sandra
rela menerima anak itu berjakulasi dalam vaginanya
tanpa kondom atau pencegah kehamilan lain sama sekali
dengan resiko
dapat terjadi kehamilan akibat siraman benih Alfi pada
rahimnya. Satu
menit sudah berlalu sejak orgasme bareng tadi. Keduanya
masih
enggan berpisah dan masih menikmati sisa kenikmatan
dasyat tadi.
Kaki Sandra menyilang menekan pinggul Alfi, tampaknya ia
belum rela
anak mencabut batang kemaluannya. Perlahan aku mendekat
ke kasur,
kuhidupkan lampu kap di samping Sandra. Keduanya baru
melepaskan
ciuman saat melihatku. Alfi membenamkan wajahnya di leher
jenjang
Sandra. Kini semuanya dapat kulihat dengan jelas.
Pemandangan yang
membuat gairahku melonjak naik. Sandra yang bertubuh
tinggi sintal
dan berkulit putih dalam keadaan menyatu dengan Alfi yang
bertubuh
kecil krempeng dan berkulit hitam. Bercak-bercak noda merah
di seprey
membuatku yakin kalau keperawanan Sandra telah berhasil
dirobek
total oleh penis anak itu. Lalu...aku mengintip bagian intim
mereka
yang belum terpisahkan sejak tadi. Labia luar Sandra terbuka
lebar
menampung diameter penis Alfi yg besar. Disela-selanya ada
lelehan
sperma anak itu bercampur darah yang mulai mengalir keluar.
Sampai
saat ini batang penis Alfi tetap dalam kuluman vagina Sandra
sementara ujung kulupnya mengeram di dasar liang cinta itu.
Pipi
Sandra bersemu merah tersirat kepuasan, mungkin ia merasa
malu
padaku
"Dit, kamu ngga pa pa, kan? kini aku sudah ...."
Aku mengecup keningnya yang basah oleh keringat
"sayang ... sayang, tadi itu begitu sempurna" aku berusaha
menenangkan dirinya, "kamu telah membuat mimpiku menjadi
kenyataan, terima kasih manis."
"masih sakit ya, San?"
"Iya tadi ngilu sekali .. tapi sekarang dah ngga lagi..."
Kulihat masih ada sekitar satu sentian batang penis Alfi yang
tak
masuk ke vagina Sandra
sepertinya ujung sudah mentok
"Kak Didit, apa Alfi boleh entot kak Sandra sekali lagi?"
"Tentu, Fi...Kak Sandra adalah milik kamu selama kita di sini.
Kamu
boleh melakukannya sesering kamu mau"
"Uhhh...Dit, titit si Alfi kurasakan membesar dan mengeras
lagi punyaku
terasa penuh" kata Sandra
Aku ingat perkataan dr Lila tempo hari, anak seusia Alfi
memiliki libido
sangat besar, mereka sangat cepat pulih setelah berejakulasi
dan
penisnya kembali mengeras sehingga mereka selalu dapat
melakukan
persetubuhan berulang-ulang tanpa henti sepanjang malam.
Sebab lain
selain cantik yang Sandra masih perawan dan Alfi belum
pernah dapat
perawan sebelumnya. Liang vagina Sandra yang sempit juga
sungguh
tak terlukiskan nikmatnya, tentu hal itu membuat Alfi ingin
mengulanginya lagi...lagi dan lagi.
"Fi, kalau kak Sandra mu ngga tahan dan minta berhenti,
kamu mau
ya?"
"Iya, kak, Alfi juga mau kak Sandra kapok entotan sama Alfi "
"Sstt kak, waktu entotan tadi Alfi buat kak Sandra muncrat
dua kali, dia
juga bilang suka sama titit Alfi, katanya besar enak" Alfi
nampak
bangga, ternyata ia tak mengetahui jika aku menyaksikan
persetubuhan
mereka dalam suasana gelap tadi.
"Oh ya, kata Mbak Sriti kamu emang hebat Fi"
Aku pernah dengar komentar salah satu pelacur lokalisasi X
yang
adalah teman sekamar ibu Alfi, masih muda dan cantik. Alfi
paling
sering ngentot dengan gadis itu ketimbang pelacur lain,
bahkan Sriti
lah yang pertama kali mengenalkan seks pada Alfi. Wajah
Sandra
bersemu kemerahan membuatnya semakin cantik mungkin ia
malu kami
ngomong soal itu di depannya. Menit- menit berlalu
persetubuhan
kembali terjadi.
Alfi kembali memompa penis yang masih kukuh berdiri tegak
ke dalam
vagina kekasihku
dan Sandra melingkarkan kakinya mengunci pinggul anak itu.
Alfi mengocok bagai bintang porno profesional menghajar
pacarku. Dia
terus memompa dan memompa dengan ganasnya. Gadisku
dibuatnya
merintih tak karuan, matanya memutih. Kali ini batang penis
Alfi dapat
Sandra rasakan seluruhnya, vaginanya mencengram kuat
daging nikmat
itu. Tak menunggu lama buat Sandra kembali orgasme.
Orgasme berikutnya susul menyusul sangat cepat, kenikmatan
demi
kenikmatan hanya berkelang detik.Selangkangannya disengat
kenikmatan yang tiada putus-putus dan semakin lama
semakin
menggila. Aku takjub melihat kenyataan Alfi membuat Sandra
orgasme
berkali kali. Luar biasa stamina jantan kecil ini pikirku, sudah
dua kali
penisnyai memuncratkan sperma sejak yang pertama, namun
anak itu
terus menerus mengocokan kemaluannya tanpa henti bagai
sebuah
mesin seks. Akhirnya kali ini keduanya terpekik bareng,
mereka
memperoleh orgasme pada saat yang bersamaan. Tak terasa
dua
setengah jam sudah persetubuhan ini berlangsung, tak
terhitung sudah
berapa orgasme yang mereka peroleh. Sandra mengeluh
vaginanya
ngilu, Alfi menghentikan pompaannya,
kelihatan ia masih ingin mengulanginya. Perlahan ia mencabut
penisnya hingga terlepas. Penis Alfi basah bersimbah lendir
spermanya
sendiri. Kupandangi benda perkasa
yang telah mengaduk aduk kewanitaan Sandra itu. Sungguh
beruntung
ia berkesempatan memerawani pacarku yang cantik itu. Penis
besar itu
meninggalkan lobang merah mengaga pada vagina Sandra.
Dari situ
cairan putih kental mulai mengalir tumpah membasahi sprey.
Aku
berbisik meminta giliranku, Sandra menganguk lemah
mengiyakannya.
"Parlahan ya sayang.. punyaku masih ngilu" pintanya
Aku pun menindih Sandra dan memasukan penisku,
merasakan untuk
pertama kali vaginanya, vagina gadis yang kelak menjadi
istriku. Sandra
yang masih dalam kondisi mengangkang menyambut
hujamanku.
'SLep!!' duh...seretnya meski sudah diaduk-aduk oleh penis
Alfi,
nikmatnya bukan kepalang. Karena sejak awal disuguhi
persetubuhan
mereka, aku sudah dalam tegangan tinggi dan konak,
akibatnya aku
gagal mengontrol diri..
"Sayang ..jangan muncratin di dalam nanti aku hamilll"
Hitungan detik...aku masih sempat mencabut penisku dan...
"Sandra sayangggg!!! aaaaakkkk!!!"
Spermaku pun berlomba bermuncratan di atas perut Sandra
tanpa
tertahankan.
Crooottttt.... Croottt ..crottt
Aku pun terkulai di samping Sandra, aku tak seberuntung Alfi
yang bisa
berejakulasi di dalam kuluman nikmat vagina Sandra. Bahkan
sampai
berkali-kali. Demikian malam itu kami tertidur lelap bertiga.
Saat pagi
harinya saat aku terjaga, baik Sandra maupun Alfi sudah tidak
terlihat
di kamar ini. Kupikir mereka sudah terbangun lebih dahulu.
Aku
beranjak bangun menuju ruang tengah. Di sanalah aku melihat
mereka,
entah sejak kapan mereka sudah bersetubuh. Sandra
terlentang di atas
sofa sementara Alfi dalam posisi menindihnya. Kedua putting
payudara
Sandra tegak berdiri, ada sisa air liur membasah di situ.
Selangkan Alfi
bertumpu dengan milik Sandra, tak kulihat kocokan ganas
seperti
semalam, hanya ayunan lembut dan itupun hanya sekali-
sekali,
terkadang gerakan itu berhenti sama sekali. Mereka berdua
saling
memandang mata dalam-dalam seolah sepasang kekasih
kasmaran,
mungkin ingin lebih menikmati penyatuan alat kelamin mereka
"oughh!!! Fiii...!!" aku tahu Sandra orgasme
Sungguh luar biasa tanpa banyak gerakan dilakukan Alfi
kembali
menaklukan kekasihku, entah untuk yang keberapa kali nya
pagi ini.
Mereka berciuman, saling melumat mesra. Aku tak ingin
mereka tahu
keberadaanku di situ agar tak mengganggu, bukankah hal ini
yang
menjadi fantasiku selama bertahun-tahun?
"Kakkkk!!!"
"Kenapa Fii...enak?"
"Ya..enak sekaliii..kak,"
"Kak..
"Iya.."
"Alfi cinta sama kak Sandra...kak Sandra cantik sexy ... "
"Tapi kalo ngentot sama mbak Sriti Alfi lebih kuat."
"Emang kenapa kalo sama kak Sandra?"
"Lobang Kak Sandra kecil sempit terus jadi kalo nyedot titit
Alfi rasanya
enak bangeeeet!"
"Ih, kecil-kecil udah pintar ngegombal!
"Kalau gitu kamu mau ngga.... nikah sama kakak?"
"Mauu kak..."
"Kepingin ngga ..ngebuntingin kakak?"
"Ouughh!!! penggenn kakkkk!!!"
Sampai disitu Alfi tak mampu lagi membendung dorongan
orgasmenya.
Spermanya memancar deras keluar
'crettttt......crotttt....crettt!' Tubuh
kecil itu mendekap pinggang Sandra menekan dalam-dalam
penisnya.
Untuk kesekian kali menyuntikan benihnya ke rahim Sandra.
Selang
beberapa menit. Alfi meminta agar merubah posisi
senggamanya
menjadi women on top. Namun Sandra menolak, ia lebih
menikmati bila
liang kewanitaannya ditikam oleh penis Alfi dari atas.
Alasannya ia
merasakan sensasi lebih dikuasai dan tak ketidakberdayaan
saat Alfi
mencabulinya. Demikianlah, selama tiga hari aku menyaksikan
mereka
mereguk kenikmatan tanpa henti. Sepanjang hari
persetubuhan
berlangsung hingga malam terakhir kami di sana. Berkali kali
ia
menghantarkan Sandra ke puncak kepusaan sebagai wanita
dewasa
diatas peraduan mereka berdua. Di kamar itu hanya aku yang
menjadi
saksi persebadanan dua insan berbeda jenis dan usia
tersebut.
Menjelang pagi akhirnya mereka menyudahi persetubuhan itu
dan
tertidur dengan saling berpelukan dan keringat yang
membasahi tubuh
keduanya. Paginya Setelah check out, Alfi kami antar pulang
ke pool
bis. Ketika berpisah dengan gigolo kecil itu, mereka sempat
saling
melumat bibir. Sesaat sebelum Alfi turun dari mobilku dalam
perjalanan
pulang ke rumah, Sandra lebih banyak diam. Mungkin ia sulit
melupakan pertualangan bersama Alfi. Sejak saat itu kami tak
pernah
lagi bertemu dengan Alfi, iapun tak pernah lagi mengantar
koran ke
rumahku. Kudengar ia ikut ibunya pindah ke kota H. Sandra
sering
merengek memintaku mencari Alfi. Aku tahu ia ketagihan
ngentot sejak
malam itu
Meski demikian ia tak pernah memintaku melakukan hubungan
seks
dengannya. Nampaknya Sandra hanya menginginkan
persetubuhan
dengan Alfi. Aku cukup maklum dan tak pernah memaksanya
melakukan
itu, Alfi memang seorang pejantan sejati. Sebelas bulan
berikutnya kami
menikah. Malam pengantin aku memberinya surprise
Setelah resepsi aku ajak dia keluar dari kamar pengantin yang
telah
disediakan oleh panitia. Dengan mata tertutup selembar kain
ia ku ajak
ke sebuah tempat. Ketika kain penutup dibuka..
"Alfiii?! Kamu..."
Sandra menghambur ke arah kasur di mana Alfi menunggu
dengan
tubuh bugil dan
penis telah mengacung tegak. Mereka melumat satu sama lain
melepas
kerinduan
akan kenikmatan.
"Kakak kangen sama kamu!" kata Sandra setelah ciuman
mereka
terpisah
"Alfi juga kangen sekali sama kak Sandra"
"Kamu jangan pergi lagi Fi, kakak sangat membutuhkanmu"
"tenang saja kak.. kemarin kak Didit bilang Alfi bakal tinggal
serumah
dengan kakak berdua"
"Benarkah?"
Sandra menoleh padaku, aku tersenyum dan mengangguk
"kakak, ada yang mau Alfi kasih tahu ke kakak"
"Apa Fii?"
Sandra menoleh ke arah ke kemaluan Anak itu yang tegak
"Fiii.. punyamu tambah besaarrr."
Gila! Memang saat kuperhatikan titit Alfi sudah tambah
panjang dan
besar dengan jembut bergerombol pada pangkal batangnya.
Kupikir
benda itu akan terus tumbuh hingga bebarapa tahun ke
depan.
"Kak Sandra, Dr lila bilang benih Alfi sudah subur dan kak
Didit sudah
bilang ke Alfi...katanya Alfi boleh membuat kak Sandra Hamil
duluan.
Kak Sandra maukan Alfi setubuhi sampe hamil?" Alfi bertanya
sambil
menoleh kepadaku seakan memintaku menepati janjiku
omonganku
kemarin.
Aku berhasil menemukannya minggu lalu di kota H. Atas izin
ibunya,
aku mengadopsi Alfi. Semua ini aku lakukan demi kebahagian
Sandra
dan demi kelanjutan fantasiku tentu saja.
"Oh.. Alfii kakak bahagia kamu miliki" dekap Sandra
"Kak Sandra, Alfi mau ngentot kakak sekarang. Alfi sudah
tidak pernah
lagi ngentot sejak berpisah dengan kak Sandra dulu, Alfiii mau
sekarang kakkk" rengek Alfi
"Ohh.. Alfi ..puasin dirimu sayang, sejak malam ini aku adalah
milikmu,
habiskan benih kejantananmu di rahim kakak"
Demikianlah malam pertama pengantin kami akhirnya
berlansung indah
dan sejak saat itu kami menjadi keluarga yang bahagia. Alfi
selalu
menyetubuhi Sandra tanpa pengaman jenis apapun, ia bebas
berejakulasi dalam liang senggama istriku. Sedangkan aku
diwajibkan
pakai kondom atau melakukan coitus intruptus.Meski demikian
Sandra
tak kunjung hamil, namun kamipun tak pernah memusingkan
hal itu,
yang penting hubungan aneh ini berjalan lancar. Aku yakin
akan hal
itu.
NB: Pertualangan Alfi belum berakhir di sini....

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.