Selasa, 03 Maret 2015

Threesome Bersama Alfi

Udara pagi masih berkabut tipis, jam di dinding menunjuk ke
angka
6. Alfi sudah siap berangkat ke sekolahnya bersamaan dengan
Dian
akan berangkat kerja.
"Ayo fii nanti kita telat!" ujar Dian sembari menstarter
mobilnya.
"Sebentar kak!!"
Alfi memagut bibir Sandra sebelum keluar dari pintu depan.
"Emppp.... sudah ahh nanti kamu terlambat" ujar Sandra
seraya
merapikan kerah baju Alfi yang belum rapi.
Alfi berlari menuju mobil ia masih sempat melambaikan
tangan
sesaat sebelum mobil yang membawa mereka lenyap dari
pandangan Sandra. Pagi itu terlihat Sandra sendirian di rumah
sedang menuju ke ruang cuci sambil membawa segelas kopi
panas,
Ia mulai merendam seprey kotor berlumuran sperma kering
Alfi,
sesekali ia menyeruput kopinya untuk menghilangkan rasa
kantuk
masih membayangi kepalanya. Persetubuhan semalam
sungguh
menyisahkan keletihan. Alfi.. anak itu menyetubuhi dirinya
mulai
sejak sore hingga larut malam seperti biasanya. Setiap
malamnya
selalu Alfi minta persetubuhan.
Untung saja di sini ada Dian, rasanya ia tak akan sanggup
meladeni
nafsu bocah itu apabila sendirian. Namun terkadang Sandra
juga
merasa kasihan pada sahabatnya itu. Dian yang masih capek
saat
pulang bekerja dari kantor tak banyak waktu untuk
beristirahat,
baik Ia maupun Dian tak dapat pernah dapat menolak apabila
Alfi
memintanya bercinta malam itu. akibatnya Dian terkantuk-
kantuk di
kantor keesokan harinya. Terkadang Alfi menginginkan
persetubuhan bertiga, meski ia lebih menyukai menggarap
mereka
berdua satu persatu pada setiap malamnya secara bergiliran.
Seminggu yang lalu mereka masih bertiga dengan Nadine
menerima
jatah 'digiliri' oleh Alfi. Namun saat ini kehamilan Nadine
memasuki masa 7 bulan, Sandra dan Didiet tak lagi
mengijinkan Alfi
mendatanginya.
Sandra
Memang Alfi bagai memiliki energi yang besar dan tak pernah
lelah.
Sandra dan kedua sahabatnya benar-benar dibuat bertekuk
lutut
oleh kejantannya. Sebenarnya Alfi senang bersetubuh dengan
Nadine dalam kondisi payudara gadis itu semakin kencang. Ia
sungguh tak sabar menanti kedua puting tersebut
mengeluarkan air
susu. Dihisapnya puting Nadine kuat-kuat sampai gadis itu
terpekik-pekik kegelian.
"percuma saja sayang....kamu harus menunggu sampai
putrimu lahir
dulu setelah itu baru kamu bisa meminumnya sebanyak
mungkin
yang kamu mau" terang Niken.
Alfi merasa bangga benihnya tetanam dan tumbuh dalam
perut
Nadine. Ia memang adalah bapak biologis dari bayi yang
dikandung
Nadine. Namun Alfi tetaplah anak bau kencur yang belum
cukup
umur untuk bertanggung jawab sebagai seorang bapak. Suami
Sandra, Didiet telah menikahi Nadine dengan maksud
menghindari
permasalahan yang bakal timbul akibat kehamilan itu. Untuk
sementara Nadine tinggal bersama ibunya. Tak seorangpun
mengetahui kejadian sesungguhnya kecuali mereka berempat,
termasuk ibu Nadine. Ia percaya bayi tersebut adalah dari
hasil
hubungan putrinya dan Didiet.
Awal kejadiannya bermula saat Sandra datang
mengunjunginya
beberapa bulan yang lalu. Ia begitu terkejut saat Sandra
mengatakan ingin meminang putrinya untuk Didiet.
Sandra merupakan sahabat Nadine sejak kecil. Bahkan Ia dan
ibu
Sandra merupakan sahabat baik sejak lama. Sandra
mengarang
cerita yang membuat ibu Nadine percaya. Ia menjelaskan
keadaan
dirinya yang tak mungkin mendapat kehamilan di sebabkan
oleh
suatu kelainan genetic. Lebih lanjut ia mengatakan saat ini
rumah
tangganya di ambang perceraian karena Didit menginginkan
seorang anak darinya.
"Nadine sudah setuju akan hal ini, bu. kami hanya tinggal
meminta
doa restu dari ibu"
"Tapi Nak Sandra..apa sudah tidak ada jalan keluar yang lain,
apa
kamu mau dimadu oleh sahabatmu sendiri" ujar ibu Nadine
saat
itu. Ia menganggap anak jaman sekarang suka berlaku yang
aneh-
aneh.
"Ketimbang Didiet harus menikah dengan gadis lain, aku lebih
rela
berbagi dengan sahabat ku sendiri. Bu, tolong saya
menyelamatkan
perkawinan ini, buu..." mohon Sandra sambil bersimpuh di
kakinya.
"Aiihhh....." wanita tua itu menghela napas lalu berkata lagi.
"Apa kamu dan suamimu sudah memikirkan matang-matang
hal ini"
"Sudah, bu"
"Baiklah ibu ijinkan Nadine menikahi suamimu namun ibu mau
bertemu dulu dengan Nadine dan juga...... suami egoismu itu
dulu!
Ibu mau jewer kupingnya dulu.. masa ia tega menelantarkan
wanita
semolek kamu hanya karena demi keturunan!!" ujar ibu Nadine
sewot.
Sandra tersenyum geli dalam hati , biar Didiet yang
menanggung
resikonya. Bukankah ini adalah buntut dari fantasi anehnya
tempo
hari. Ia juga gembira usahanya telah berhasil untuk
menyakinkan
ibunya Nadine hari ini. Beberapa minggu kemudian pernikahan
tersebut berlangsung secara sederhana dan hanya dihadiri
beberapa keluarga dekat saja.
---------------
TingtonG!!!!
Suara bel berbunyi nyaring. Sandra melepas celemeknya lalu
berjalan menuju ke arah ruang tamu untuk melihat siapa yang
datang. Saat daun pintu dibuka sebuah wajah cantik bertubuh
tinggi semampai menebarkan senyum ramah ke arahnya.
"Selamat pagi, bu Sandra ya?"
Sandra heran bagaimana wanita ini mengenal namanya,
seingatnya
ia belum pernah mengenal wanita ini.
"Selamat pagi, ya benar saya Sandra, ibu siapa?"
"Saya Niken, gurunya Alfi bu"
Sandra ia tertegun sejenak saat menyambut uluran tangan
tamunya.
ternyata inilah gadis yang sempat membuat Alfi sampai jatuh
sakit
beberapa bulan yang lalu. Anak itu sempat menderita demam
tinggi
selama satu minggu, Dian mengatakan Alfi habis pergi
kemping
selama dua minggu dan tahu-tahu pulang dalam keadaan
demam
tinggi. Saat tidur terkadang terdengar bibirnya mengigau
menyebut-nyebut nama Niken berulang-ulang.
Setelah demamnya redapun Alfi lebih banyak diam dalam
kesedihan
bahkan sempat tidak mau makan. Anak itu baru mau bicara
setelah
dibujuk-bujuk Sandra dan Dian. Kedua wanita itu terkejut
mendengar penuturan Alfi, mereka sebenarnya agak kuatir jika
Alfi
sampai melakukan aktifitas seksual dengan perempuan lain
selain
mereka bertiga dengan Nadine. Alasannya mereka takut
semua
rahasia dalam rumah ini tersiar keluar. Kini wanita itu sudah
berdiri
dihadapannya. Pantas saja Alfi sampai tergila-gila setengah
mati,
ternyata wanita ini memang luar biasa cantik!
"Ohh!!.." Sandra baru menyadari ke bengongannya. "maaf
saya lupa
mempersilakan anda masuk...mari silakan bu" Sandra
mengajak
tamunya duduk.
"Sebentar ya ..."
"Ngga usah repot-repot bu.."
"Oo..ngga pa pa, engg baiknya jangan panggil saya ibu, cukup
Sandra saja, biar kedengaran akrab"
"Ohh..baiklah, kalau begitu panggil saja saya Niken atau Nien"
Tak lama kemudian Sandra kembali sambil membawa segelas
teh
hangat.
"Silakan diminum"
"Alfi sering membicarakan kamu....Nien" ujar Sandra
membuka
pembicaraan.
Sambil mengamati gadis dihadapannya. Ia belum mengenal
Niken,
memang selama ini Alfi telah banyak menggambarkan sifat-
sifat
gadis ini.
"Benarkah? Bagaimana dengan sekolahnya, apa dia masih
sering
bolos?"
"kadang-kadang sih, namun sampai saat ini nilai raportnya
masih
cukup baik, Cuma beberapa bulan belakangan ia jadi agak
pendiam"
"Ohh..demikiankah?" Timbul perasaan bersalah pada hatinya,
ia
menduga pastilah ia yang menyebabkan anak itu jadi
demikian.
Sejak menikah dengan Donie, sudah hampir enam bulan ia tak
pernah bertemu lagi dengan Alfi. Dan Ia masih ingat kala itu
Alfi
menangis menghadapi perpisahan dengannya. Satu bulan
sebelum
resepsi pernikahan berlangsung Niken telah mengajukan
pengunduran dirinya sebagai pengajar di sekolah tempat ia
mengajar. Alasannya karena Donie menginginkan istrinya
tetap di
rumah saja.
"Apakah Alfi pernah mengatakan mengenai hubungan kami
padamu?" ujar Niken agak ragu saat menanyakan hal tersebut
pada
Sandra. Bukan disebabkan perasaan takut namun semata-
mata
karena malu. Ia sedikit banyak sudah tahu sifat Sandra dari
Alfi
tempo hari. Alfi pun begitu memuja gadis cantik ini bak
seorang
dewi. Meski agak ceplas-ceplos Sandra adalah gadis yang
hangat
penuh kasih sayang.
"Ya...Alfi sudah menceritakan semuanya" jawab Sandra
tersenyum
geli melihat sikap Niken yang kikuk
Wajah Niken bersemu merah karena malu.
"A..a.ku jadi tidak enak padamu Sand.."
Lalu tanpa diduga air mata Niken mengalir dan Gadis itu
mulai
terisak-isak. Sandra sungguh terkejut. Ia raih bahu gadis itu
lalu
memeluknya. Perlahan ia membelai rambut nya Lama
tangisnya
baru reda. Keakraban menjalar pada keduanya,
"Ngga usah kuatir Nien.. rahasiamu adalah rahasiaku
juga..kamu
maukan menjadi sahabatku"
Niken mengangguk kecil. Ia begitu terharu atas penerimaan
Sandra
padanya
"Makasih Sand.."
Setelah berbicara banyak, Sandra dapat menilai ternyata
pendapat
Alfi selama ini tidak salah kalau Niken adalah seorang gadis
yang
lembut dan baik hati. Tak ada kesombongan dari nada
bicaranya,
bahkan tak pernah sekalipun sejak tadi Sandra mendengar ia
membicarakan ataupun menjelekan-jelekan orang lain. Bagai
dua
orang sahabat lama mereka mencurahkan perasan hatinya
satu
sama lain. keakraban di antara keduanya semakin lama
semakin
menguat. Sandra sangat menghargai kepercayaan yang Niken
berikan, Gadis itu mau berbagi hati dengannya. Perlahan gadis
itu
menceritakan banyak tentang dirinya, rumah tangganya yang
hambar, dan lain-lain. Saat Niken menunjukan foto dirinya
bersama
sang suami pada Sandra, ia cukup terperanjat melihatnya.
"Di..akah suamiimu..?"
"Ya.. apa kau mengenalnya?
"Suamimu ternyata adalah teman suamiku Didiet sejak lama,
meski
mereka bukanlah teman akrab. Aku pernah satu kali bertemu
dengannya saat menemani suamiku bertugas di kota G tempo
hari.
Tak kukira ternyata ia adalah suamimu"
Sandra banyak tahu tentang kebiasaan Donie dari Didiet
suaminya.
Donie gemar bergonta ganti pasangan, terkadang
pasangannya hari
ini berbeda dengan yang 'dibawanya' besok. Padahal Didiet
mengatakan bahwa Donie akan menikah dua bulan kemudian.
Namun Donie yang saat itu ke kota G bersama seorang gadis
muda.
Sandra tahu perempuan itu cuma 'mainannya' Donie. Sandra
sungguh tak menyukai lelaki seperti Donie. Jika di bandingkan
dengan suaminya Didiet , Donie bukan apa-apa.
Didiet memang 'sakit' namun ia merupakan suami yang setia
dan
hangat terhadap istri.
Hubungan seksnya dengan Dian dan Nadine pun atas
sepengetahuan dan ijin dari Sandra terlebih dahulu. Sandra
sangat
menyayangkan jika gadis istimewa seperti Niken menjadi istri
pria
macam Donie. Namun hatinya senang pada kenyataannya
Alfi-lah
pria pertama yang telah 'menjebol keperawanan' Niken. Lebih
lanjut
Niken menuturkan kehidupan kamar tidurnya yang hambar.
Meski
suka bergonta ganti cewe, ternyata Donie bukanlah seorang
suami
yang mampu memberikan kepuasan nafkah batin bagi
istrinya.
Diranjang ia adalah seorang pecundang sejati. Sejak awal
menikah
ia tak pernah sekalipun memberikan orgasme pada Niken.
Malam
pertama mereka lalui hanya meninggalkan kesakitan bagi
Niken
saat selaput daranya robek. Tidak lebih dari itu. Ia lebih
sering
kalah sebelum bertempur. Paling-paling hanya sempat
memasuki
istrinya setengah menit ia sudah jebol. Kalaupun ia menebar
pesona kesana kemari kepada setiap wanita cantik, itu cuma
untuk
menutupi kekurangannya sebagai lelaki agar orang melihat
dirinya
seakan lelaki normal. Ketidakmampuan memuaskan istrinya
yang
cantik sangat membanting harga diri Donie sebagai lelaki
sehingga
ia semakin larut dengan prilaku buruknya. Dengan berbagai
alasan
ia selalu meninggalkan istrinya sendirian di rumah.
Penderitaan Niken bertambah saat sang bunda meninggal
dunia
satu bulan yang lalu. Ia makin tak ada tempat mengadu dan
bagai
orang yang kehilangan pegangan dalam menghadapi
hidupnya.
Namun nasehat ibunya seakan selalu menari-nari di
telinganya ,
bahwa seorang istri yang baik haruslah senantiasa
menjalankan
kewajibannya melayani suami, meski apapun yang sedang
terjadi.
Sandra menangkap penderitaan dari wajah Niken. Sungguh ia
merasa sangat iba pada nasib gadis itu. Ia bersukur hidupnya
lebih
beruntung dibandingkan dengan nasib Niken. Setidaknya ia
mendapatkan kedua-duanya suami yang setia dan kehangatan
badani dari Alfi.
"Aku harap kamu jangan pulang dulu, bukankah tadi kamu
bilang
jika suamimu sedang ke kota G?"
"Betul Sand emang kenapa?"
"Tidakkah kamu ingin menunggu Alfi pulang dari sekolah?
Atau..kangen pada kehangatannya?"
Niken tersipu malu mendengar bahasa Sandra yang begitu
vulgar
baginya. Sejak kecil ia diajari bertutur bahasa yang halus,
hingga
akhirnya ia menjadi seorang pendidik.
"Se...baiknya ja..ngan Sand"
"Nga pa pa Niken manis aku tak cemburu Kok. Perlu kamu
ketahui
satu bulan ini aku dan Dian hampir semaput meladeni
'kenakalannya' di tempat tidur , lagian Alfi pasti kecewa jika
kamu
tak mau menemuinya." ujar Sandra sambil menggenggam
telapak
tangan Niken. Ia ingin Niken dapat merasakan ketulusan
hatinya.
"Ta..pi..Sand"
"Ngga ada tapi-tapian kamu sudah terlalu lama 'puasa'. Aku
tak
ingin lagi melihat kesedihan pada wajah cantik ini"
Niken tahu Sandra berniat tulus membantunya. Tentu saja ia
mendambakan perjumpaan dengan Alfi. Kebersamaannya
dengan
Alfi dulu telah meninggalkan kenangan indah dan selalu
membekas
dihatinya. Begitu sulit untuk dilupakan sampai terkadang ia
sering
mendapatkan mimpi erotis dalam tidur-tidurnya.
"Sandd... makasihh.. kamu baik sekali padaku" ujar gadis itu
lirih.
Sandra memeluk erat sahabat barunya itu sebelum tangisnya
meledak lagi seperti tadi sambil berbisik.
"Nien.. aku turut prihatin dengan keadaanmu biarkan aku dan
suamiku membantumu mendapatkan lagi kebersamaanmu
dengan
Alfi .... "
Seakan mendapat pencerahan dan dadanya terasa longgar
terlepas
dari sebagian bebannya selama ini . Niken terlihat ceria
bercanda
ditemani Sandra Terkadang terdengar tawa mereka berderai
memenuhi ruangan. Hingga berjam-jam tak terasa. Hari
sudah
menunjukan pukul satu siang. Sandra bangkit dari duduknya
sambil
menarik tangan Niken
"Nien ikut aku ke kamar sebentar, ada yang ingin aku
perlihatkan
padamu"
Niken menurut meski ia masih diliputi tanda tanya. Saat
Sandra
membuka daun pintu sebuah lemari pakaian Niken dapat
melihat di
dalamnya ada banyak pakaian dalam dan sejenisnya di situ.
Sandra
mengambil sebuah Lingerie atau sejenis pakaian dalam yang
seksi
berenda-renda berwarna hitam.
"Nien coba kamu pakai ini, Alfi paling suka dengan warnanya
karena kontras dengan warna kulit kita"
"Sand aku.. tak pernah..."
"Pakai saja Nien, Aku ingin Alfi melihat bidadarinya dalam
kecantikan yang sempurna"
Niken agak jengah gaya liar Sandra yang sangat bertolak
belakang
dengan dirinya. namun di dalam hatinya ia membenarkan
ucapkan
Sandra. Sungguh iapun ingin terlihat menyenangkan Alfi.
Lingerie
itu diraihnya lalu dihadapan Sandra ia menganti pakaiannya.
"Ck..ck.ck..tubuhmu sempurna sekali Nien, pantas saja si Alfi
klepak-klepek "
"Aku jadi malu kamu puji terus, kulihat tubuh kita berdua tak
berbeda Sand buktinya saat bersamaku ia sering muji-muji
kamu
dan kedua temanmu, katanya kak Sandra bohai-lah, kak Dian
punya
body gitar-lah dan bahkan ia paling suka payudaranya Nadine
bagai melon kembar katanya."
"Hi..hi..hi iya ya dia emang suka muji kami seperti itu, kalau
aku
ngga salah ia sering menyebutmu...."
"bu guru molek" ujar mereka berdua nyaris berbarengan.
Mereka berdua lantas tertawa cekikikan.
"Eng.. Nien apakah Alfi mempunyai pacar di sekolahnya saat
kamu
masih mengajar di sana?"
"Setahuku tidak ada Sand. Kenapa kau tanyakan hal itu?".
"Aku hanya cuma kuatir bila ia sampai pacaran dengan gadis
seusianya, kupikir belum tentu gadis seusia itu mampu
menerima
kejantannya yang ngga 'normal' itu bisa-bisa kewanitaan
mereka
cidera oleh Alfi, kita sebagai wanita dewasa saja kelabakan
meladeninya bukankah sudah kau rasakan sendiri".
"Iya juga sih namun sepertinya Alfi tidak tertarik dengan
gadis-
gadis seusianya walau di sekolah banyak siswi yang cantik.
Bahkan ia pernah mengatakan kalau ia cuma suka dengan
wanita
yang tubuhnya sudah tumbuh sempurna seperti kita.."jelas
Niken
"Syukurlah jika demikian"
Tingtong!! Bel kembali berbunyi
"Itu pasti Alfi Nien, biar aku saja yang menyambutnya
sebaiknya
kamu tunggu ia disini biarkan ia mendapat kejutan"
Nikken
Niken bergegas merapikan diri. Ia berdiri menunggu di depan
kasur.
Bagian atas lingerie itu bagai hanya tergantung pada ujung
payudara indahnya. Sedangkan bagian bawahnya melayang
menghiasi kedua batang pahanya yang putih mulus.
Sandrapun
memberinya sebuah celana dalam berwarna senada yaitu
hitam
berenda yang terlihat mengintip mengoda dari balik lingerie-
nya.
Jantungnya berdetak keras menantikan pertemuan yang
mendebarkan ini. Sementara itu Sandra membukakan pintu.
Alfi
langsung memeluk dan membekap bibirnya dengan ciuman.
"Emmpp..."
Anak ini selalu begitu... Ini juga merupakan daya tarik seksual
dari
Alfi. Ia selalu hangat dan penuh gairah di setiap situasi kepada
setiap gadisnya namun tentu saja hal ini tak berlaku jika ada
orang
lain yang melihat. Sandra begitu menyukai kemesraan yang
ditunjukan Alfi itu.
"Ihh..baunya!..sana mandi dulu yang bersih. Kakak tunggu
kamu di
kamar tidur kakak kalau kamu udah wangi, kakak punya
kejutan
besar buat kamu" ujar Sandra begitu ciuman itu terlepas.
"Asiikkk... kejutan apa ya kak?"
"Ada aja deh, pokoknya kamu pasti suka"
Meski diliputi rasa penasaran namun tanpa menunda-nunda
lagi
Alfi bergegas membersihkan diri. Ia tahu para wanita begitu
sensitive terhadap kebersihan tubuh pasangannya. Bau yang
tidak
enak dapat menurunkan gairah mereka dan dapat menggangu
kemesraan yang sedang berlangsung. Seluruh tubuh termasuk
batang penisnya ia sabuni terutama pada bagian kulit
kulupnya dan
juga pada setiap lipatan yang ada. Pernah satu kali dr.Lila
menawarkan pada Sandra agar bagian kulup itu di buang saja
atau
disunat. Namun ke tiga gadis itu menolak. Mereka justru
menyukai
bagian itu yang katanya paling seksi dari penis Alfi
Setelah yakin tubuhnya bersih, Alfi mengeringkan diri. Lalu
tanpa
mengenakan pakaian terlebih dahulu ia bergegas menuju ke
kamar
Sandra. Penisnya sudah tegang dan kaku itu berayun-ayun
saat ia
berlari kecil. tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Ia
menerobos
masuk.
"Kakk Sandraaa..Alfi suddahh... siaaa......"
Tiba-tiba saja Alfi tak bisa menyelesaikan kalimatnya,
suaranya
seakan-akan tercekat tersangkut pada kerongkongan.
Pandangannya menatap kaku kedepan dengan mulut melongo.
Lalu
ia mengucek kedua matanya seakan tak percaya dengan apa
yang
ia dilihatnya saat itu. Ternyata ia memang tidak sedang
menghayal
atau bermimpi, di hadapannya kini telah berdiri seseorang
yang
selama ini sudah sangat ia rindukan.... Niken dengan segala
kencantikan dan kesempurnaan ragawi seorang wanita..
"Alfiii... apa kabar sayangg" sapa gadis itu.
Alfi tak lagi mampu menjawab . Ia segera berlari menubruk
dan
menangkap tubuh gadis itu dalam pelukan. Tak ada yang bisa
mencegahnya kali ini. Bibirnya segera menemukan bibir Niken
dan
memagutnya dalam sebuah ciuman panjang dan panas.
Mereka tak
peduli pada nafas mereka yang hendak bersikulasi. Keduanya
saling mengecup, mengisap dalam gairah tinggi menumpahkan
segala kerinduan dan kasih sayang terhadap orang
dipelukannya.
"emmppp...emmppp.." hanya bunyi itu yang terdengar di
antara
tautan bibir ketat mereka.
Jemari Alfi menemukan buah pantat montok bekas gurunya
itu,
diremasnya lembut sambil ditekan kearah tubuhnya. Ciuman
itu
berlangsung bermenit-menit. Tak ada tanda-tanda keduanya
akan
segera mengakhiri ciuman tersebut. Semakin lama ciuman itu
berubah semakin lembut. Sementara air mata meleleh pada
pipi
Niken. Hingga akhirnya bibir mereka terpisah sejenak. Mata
keduanya saling menatap.
"buu Niken...buu...buu ja..nga pernah tinggalin Alfi lagi ya
buu ..."
ujar Alfi memohon dengan wajah memelas
"Ssttt...sudah ngga usah bicara lagi, perasaanmu sama
dengan
ibu...." Niken menempelkan telunjuknya ke bibir Alfi
"benar ya buu"
"Ya fii... ibu janji ngga akan ninggalin kamu lagi karena
Ibupun tak
bisa hidup tanpa kamu"
"kalau begitu Alfi bolehkan jadi...suami ibu? Alfi mau menikahi
ibuu"
Niken tersenyum geli. Menikah? anak ini ia serius saat
mengatakan
itu. Alfi rupanya ingin memiliki dirinya secara utuh dalam
hubungan
yang sacral. Padahal tanpa menikahpun ia telah menyerahkan
hati
dan tubuhnya secara utuh kepada Alfi.
"Hi hi kamu harus sabar menunggu beberapa tahun lagi
hingga
usiamu cukup untuk itu sayang, lagian sekarang ibu masih
terikat
oleh tali pernikahan dengan pak Donie"
"Alfi ngga perduli, Alfi maunya jadi suami ibu sekarang
bolehkan
bu?"
Sekilas Niken melihat garis kecemasan di wajah Alfi. Ia tak
tega
kekasihnya itu kehilangan harapan untuk memilikinya. Alfi
sudah
cukup menderita kehilangan dirinya dan Niken tak mau
menambah
kesedihan anak itu.
"iya sayang..... sejak sekarang kamu boleh menganggapku
istrimu,
besok-besok kita cari orang yang bisa menikahkan kita"
Alfi girang bukan main ia merasa yakin kali ini Niken tak akan
meninggalkannya lagi.
"Alfi kangen sekalii bu, ibu jangan pulang dulu , ibu menginap
saja
di kamar Alfi, Alfi mau entot ibu sampai besok pagi ya?"
"Hi hi iya deh aku siap kamu apa-apain tapi kamu maukan
sekarang panggil aku dengan sebutan Kak Niken saja bukan
ibu,
aku tak ingin terlihat jauh lebih tua di bandingkan ke tiga
gadismu
yang lain"
Dalam hati Niken gembira bukan main, ia tak dapat
melupakan
sentuhan-sentuhan Alfi yang jantan dulu yang memberinya
jutaan
kenikmatan ragawi. Saat ini Niken benar-benar dalam kondisi
haus
akan belaian dan ini akibat ketidakmampuan Donie sebagai
laki-
laki.
"iya kak .. kakak Niken manis"
Kegembiraan hatinya tak mampu lagi ia ungkapkan lewat
kata-kata.
kerinduannya kini telah menyatu dengan gairahnya. Tanpa
menghiraukan keberadaan Sandra di sana, ciuman panas itu
terjadi
lagi. Semuanya terjadi di hadapan Sandra. Ia tersenyum-
senyum
menyaksikan adegan tersebut. Ia sangat mengerti perasaan
mereka
saat ini. Ia teringat hal ini pernah dialaminya pada saat
malam
pengantinnya dulu. Perlahan ia keluar dari kamar dan menutup
pintu. Tanpa melepas ciumannya perlahan tubuh Niken
bergerak
mundur terdorong ke arah kasur. Tubuh sintal itu kini
terlentang
dan menggeliat pasrah dalam tindihan tubuh telanjang bocah
16
tahun. Kejadian di dalam kamar cottage xx tempo hari
sepertinya
bakal terulang kembali. Namun kali ini berlangsung di atas
ranjang
empuk Sandra. Meski sama-sama dalam kondisi tegangan
tinggi
dan kerinduan yang teramat dalam, namun Alfi tak ingin
tergesa-
gesa melakukan penetrasi ke vagina Niken. Ia ingin
memberikan
kepuasan total agar Niken tak akan meninggalkan dirinya lagi.
Ia
sadar ini akan menjadi suatu sore yang panjang bagi mereka
berdua. Alfi melepas dulu ciumannya. Matanya menatap
Niken.
Niken terlihat sangat cantik terbaring di sana dengan bibir
yang
merekah dan rambut yang tergerai di atas bantal. Buah
dadanya
dapat terlihat dari balik lingerienya yang tipis, menjulang
seperti
dua gunung kembar. Sungguh ia adalah bidadari yang sangat
molek. Mungkin hanya kak Sandranya yang mampu
menandinginya.
Jemari Alfi masuk menyusup ke balik Lingerie indah itu dan
meraih
payudara Niken yang ranum dan putih mulus kemudian
mengeluarkannya dari pembungkusnya. Puting susunya yang
kemerahan mulai mengeras karena diakibatkan oleh
pergerakan
tangan Alfi.
Kecupan Alfi beralih ke leher jenjang Niken perlahan turun
hingga
sampai di belahan dada gadis itu lalu lidahnya mulai menjilati
setiap jengkal permukaan kulit kedua bukit putih kembar di
hadapannya. Ia mengetahui dan selalu ingat dimana saja titik
kenikmatan setiap pasangan wanitanya. Niken paling
menyukai
bagian yang ini dimana saat Alfi mulai menyusu bagai
seorang
bayi pada payudara kirinya. Mulanya bibirnya menghisap
dengan
lembut sambil sesekali memutar-mutar lidahnya lalu semakin
kuat
seakan ingin menelan puting susu itu.
"Errggggggg...Fiii..." gadis itu merintih-rintih
Namun sensasi ia rasakan kali ini sungguh berbeda dengan
dulu.
Rasa geli dan nikmat yang dengan cepat diikuti oleh sebuah
perasaan menyenangkan yang hebat, lalu menjalar ke setiap
syaraf
pada seluruh tubuh lalu menyebar hingga ke pinggul bagian
bawah.
Tak disangka-sangka, vaginanya yang belum diberi
rangsangan
sama sekali telah berkontraksi sendiri. Niken mengalami
sebuah
orgasme padahal vaginanya masih dalam keadaan kosong dan
belum memiliki sesuatu untuk dijepit.
"Auwwwww......fiiiiiiiiiiii!!!!" pekiknya tertahan sambil menekan
erat
kepala Alfi pada payudaranya
Alfi berhasil meletupkan kenikmatan yang selama ini tak
mampu
diberikan oleh suaminya. Celana mungil yang diberikan Sandra
terbuat dari bahan yang sangat lentur. Selama ini Alfi selalu
menyetubuhi Sandra tanpa membuka celana dalam tersebut
terlebih
dahulu. Ia hanya cukup menyingkap sedikit bagian tengahnya
sehingga tititnya dapat melakukan penetrasi. Begitupun kali
ini.
Sesekali ujung tititnya yang berkulup masuk sedikitt dan
mencolek
belahan yang sudah mulai basah itu. dan membuat vagina
Niken
bereaksi berkedut-kedut mencucup benda tersebut. Beberapa
kali
gadis itu mencoba mengangkat pinggulnya namun percuma
saja
Alfi selalu menarik kejantannya menjauh.
"oughh..Fiii.. ...masukin itumu dong sayanggg....." rengek
Niken. Ia
sungguh sudah tak sabar agar Alfi menuntaskannya. ia sudah
terlalu lama menanti kejantanan Alfi untuk mengadul-aduk
kewanitaannya dan sekaligus berinya kenikmatan seperti dulu.
"Kakk.. kakak ngga takut kan kali ini Alfi buntingin?"
"Ohhh..Alfiii....lakukan sayangggg...Kakak mau uu hamilll anak
kamuuuu ..."
lalu Alfi menggenggam penis besarnya yang sudah menegang
penuh dan diarahkan pada vagina Niken. Ia terlebih dahulu
menyapu kepala penisnya ke atas dan bawah di sepanjang
bibir
cantik itu sebelum melakukan penetrasi. Setelah terlihat
cairan
yang merembes semakin banyak keluar dari celah vagina
Niken,
barulah ia menekan batang kemaluannya masuk.
"terima titit Alfi sekarangg. Kakk." Mereka saling
berpandangan
sejenak sesaat sebelum penyatuan itu terjadi dan
Srtttt .....Lepp...bibir vagina Niken terbelah dan kepala penis
Alfi
mulai menghilang ke balik bibir vagina itu. Labia dalamnya
mencengkram dengan ketat sehingga mencegah kepala penis
itu
masuk lebih dalam.
"Ouhhhh...Fiiiiii..pelaann-pelannn sayanggg" rintihnya begitu
merasakan nikmat bercampur sedikit rasa perih pada
selangkangannya. Napasnya sampai tersengal-sengal Ia tak
menyangka titit Alfi tumbuh lebih besar dari tempo hari.
Benda
benar-benar itu sudah tumbuh dengan sempurna pada tubuh
kecil
Alfi. Bahkan jauh lebih besar dari milik suaminya.
"Sakitt..ya..kak? kok punyaa..kakakk..tambahh sempittt!!
tambahh...
enakk..Ouuhhh"
"Uhh.. punyaaa kamuu yangg tambahh ..b..esarrr ...Fiii"
Untunglah Alfi bersikap sabar saat melakukan penetrasi pada
vagina Niken walau kondisinya yang sudah sangat
terangsang. Alfi
menduga pastilah Donie mempunyai penis yang kecil sehingga
vagina Niken ia rasakan masih sangat rapat seperti dulu.
Niken membuka pahanya lebih lebar untuk memberi ruang
bagi Alfi
memasuki dirinya.
ketika otot-otot vaginanya mulai rileks, Alfi mulai lagi
menekan
lagi dan srttttt...batang penisnya yang hitam besar itu
melesak lagi
sedikit dan seperti awal tadi, Niken tersentak sambil menjerit
"Awwww...Fiiiiiiii...Saakkiiiittt" ia merasakan vaginanya
dipaksa
merenggang sampai batas maksimal.
Alfi mulai mengocok penisnya selembut mungkin sehingga
membuat bibir vagina Niken perlahan-lahan lebih meregang
sedikit
demi sedikit menyesuaikan diri dengan ukuran penisnya.
Kemaluan
anak bagai membongkar liang senggamanya dan menimbulkan
rasa
sakit dan linu diiringi nikmat yang luar biasa. Perlahan tapi
pasti
sebagian besar dari batang hitam itu masuk ke dalam
tubuhnya dan
tiap hentakan dia menerobos semakin dalam...semakin
dalam...dan
Leppp...hingga akhirnya terbenam seluruhnya tanpa sisa
bersatu
kembali dengan liang cinta yang pernah diperawaninya dulu.
"Oghhhh...Fiiiii...."
Niken menggeliat dan merintih sambil melingkarkan kedua
kakinya
ke pantat Alfi lalu menekankan tubuh anak itu agar penisnya
tetap
dalam posisi terbenam dalam vaginanya. Daging itu mampu
menjamah tempat yang tak mampu dijangkau oleh penis
Donie.
Ujungnya yang masih berkulup itu menekan mulut rahim.
Sementara tetisnya membentur pantat putih Niken. Mata
Niken
terpejam menikmati sensasi nikmat yang semakin lama
semakin
menyengat. Dan tak menunggu lama vaginanya kembali
berkedut
keras dan Niken kembali Orgasme!
"Argggg..... Alllfiiiiiihhhhhhhhh!!!..."
Beruntung Alfi sudah berpengalaman bersetubuh dengan
banyak
wanita dan sudah berkali-kali orgasme tadi malam jika tidak
mana
mungkin ia dapat bertahan selama ini dalam lumatan
istimewa
vagina Niken
"Fii...kakak cinta sama kamuu" bisik Niken setelah
orgasmenya
mereda.
kebahagian terpancar dari wajahnya yang cantik. Pipinya
merona
merah
Apa yang ia dambakan sebagai seorang istri, kepuasan sejati
dalam
persetubuhan, kini sudah dituntaskan bukan dari suaminya
melainkan dari Alfi, bekas muridnya yang pertama kali telah
mengenalkannya dengan dunia seks, sekaligus merengut
kegadisannya, dan membuatnya ketagihan disetubuhi anak
itu.
"Ohh.. Benarkah kak? Kakak sayang dan cinta sama Alfi"
seakan tak
percaya mendengar langsung Niken mengucapkan kata 'cinta'
kepadanya. Ditatapnya kedua bola mata gadis itu seakan
mencari-
cari kebenaran di situ.
"ya Fii, Kakak cinta padamu" ujar Niken sambil membelai
kepalanya.
Iapun tak mengerti perasaan sayangnya kepada Alfi yang
semakin
lama semakin menguat bahkan ia merasa tak dapat hidup
tanpa
bocah keling ini. Yang ia butuhkan adalah perhatian dan kasih
sayang yang berlimpah selama ini Alfi tunjukan padanya,
bukan
napsu sesaat , ketampanan dan materi yang ada pada diri
Donie
suaminya.
"Alfi sejak dulu cinta kakak" ujarnya kembali menenggelamkan
kepalanya dalam pelukan . Kala sebelum menikah Niken
belum
sepenuhnya memberikan hatinya padanya mungkin hanya
sebatas
dorongan napsu dan rasa kasihan saja namun kini anak itu
bangga
dirinya yang buruk hitam itu bisa mendapatkan cinta gadis
semolek
Niken secara utuh.
"Entot kakak lagi fiii..." pinta Niken
"He e Kak" ujar Alfi bersemangat.
Jika dulu setiap kali ingin mengulangi persenggamaan Alfi-lah
yang
selalu memohon padanya. Namun kini Niken sudah tak malu
untuk
memintanya terlebih dahulu. Adegan persetubuhan seorang
bocah
ABG dengan wanita dewasa penuh gairah tinggi itu
berlangsung
lagi.
Penyatuan dua insan berbeda jenis dan usia. berbeda pula
status
sosial, bahkan begitu tak sepadan untuk disandingkan. Niken
yang
cantik bertubuh indah menggelepar dan merintih dalam
genjotan
seorang bocah kurus kering berkulit hitam kesat. Alfi
mengocok
mengayunkan pinggulnya dengan cepat dan dalam diringi
desah
dan rintihan keduanya. Tak ada yang terlewat oleh adukan
penis
besar Alfi. Daging hitam itu menekan, clitoris, G-spot, mulut
rahim
dan seluruh gumpalan-gumpalan daging dalam vagina gadis
itu
sehingga menimbulkan perasaan geli nikmat bagi Niken
secara
total. Kejantanan Alfi yang sejak kecil sudah terlatih ngentot
serta
di godog oleh ramuan ajaib Sriti tumbuh dengan ukuran besar
dan
panjang dan memiliki struktur yang kokoh perkasa. jangankan
gadis biasa seperti Niken seorang bintang porno sekalipun
mampu
bocah itu taklukan. Menit-menit berlalu. Peluh mengucur dari
tubuh keduanya. Udara kamar yang dingin tak mampu
menghalau
panas gelora yang memancar dari himpitan keduanya. Niken
sudah
merasa sebuah dorongan dasyat hendak pecah. Kukunya
menancap
pada bongkahan pantat alfi yang hitam legam.
"Awww..owww..fiih..ffiiihh.."
Orgasme gadis itu pecah tak tertahankan .....dan kali ini tak
hanya
berlangsung sekali... dua kali...tiga..dan terjadi terus susul
menyusul bagai sebuah mata rantai!
"Aooooooooo...Fiiiiiiii........eenaaakkk ....bangett!!!" jika sudah
sampai
pada tahap ini Niken bibir mengeracau tak karuan. Tubuh
sintal itu
mengelinjang dan mengelepar bagai seekor ayam yang
disembelih.
tubuh kecil Alfi-pun ikut terlonjak-lonjak namun tetap melekat
erat
bagai seekor lintah yang menggarap mangsanya. dekapannya
yang
kuat tak membuat tubuhnya merenggang sedikitpun dari tubuh
cantik Niken.
Dulu setiap kali Alfi melakukan persenggamaan dalam waktu
yang
lama. Vagina Niken menjadi semakin sensitif menerima setiap
gesekan dengan penis Alfi. Hal itu membuatnya orgasme
datang
tak henti-hentinya menyapa sepanjang persetubuhan seakan
orgasme yang satu menjadi pemicu datangnya orgasme
berikutnya.
Bahkan beberapa kali orgasme itu mampu membuat Niken
terkencing-kecing bagaikan sedang berejakulasi. Sebuah
fenomena
yang tak Niken mengerti, namun itulah yang membuatnya
sungguh
tergila-gila dengan penis bocah itu dan kini hal itu tersebut
kembali dialaminya. Alfi memang seorang pejantan sejati,
namun
sepertinya ia sudah tak lagi mampu bertahan. Selama sepuluh
menit vagina Niken melumat penisnya tanpa henti dan ia
sudah
memberikan orgasme tak berujung pada gadis itu. Ia merasa
ini
adalah saat yang tepat baginya melepaskan ejakulasinya.
Spermanya sudah terasa mengalir perlahan disepanjang
saluran
kencingnya. Tak mungkin untuk ia tahan lebih lama lagi.
Kepalanya
menyusup ke relung leher Niken seraya berbisik
"Kaaak.... Alfiii...muncratt ... kakaaak.."
"kamuuuu udah mauu sekarangg sayangggg?"
"Iyaaaa kakkkk sekarangggg oughhh"
"Ohh..keluarinnn...semuaaa sayangg.....isii rahimmmkuu
samaa
benihhh..muuu" Niken merasakan daging kejantan bocah itu
mengembang mengempis bertanda akan segera berejakulasi.
Pelukan Alfi mendekap sambil menekan penisnya sedalam
mungkin
ia dapat masuk hingga menyentuh dasar liang senggama
Niken.
"Aargggggg.... Fiiiiiiiiiiiiiiii......." Niken terpekik saat orgasme
yang
paling kuat datang menyergapnya, jemarinya mencengram dan
menekan bongkahan pantat bulat bocah itu.
Pinggul gadis itu berayun terangkat membuat liang
senggamanya
menelan habis batang titit Alfi tanpa sisa. Semua otot-otot
kewanitaannya berkontraksi berirama dengan sangat cepat
dan kuat
diikuti di bagian panggul dan rahim. Lalu diakhiri dengan
cengkraman kuat pada penis Alfi. Kocokan Alfi mendadak
macet
total, penisnya bagai tercekik dan terkunci. Bahkan gumpalan
sperma kental yang terdorong dari testis nya sulit memancar
hingga menyesaki saluran dalam tititnya. Kejadian yang
berlangsung hanya beberapa detik itu membuat Alfi ia bagai
melayang ke surga. rasa geli plus nikmatnya sungguh
menyengat
tak tertahankan. Kontan saja Alfi terpekik keras sementara
kedua
matanya mendelik dan hanya terlihat bagian putihnya saja.
"Aaaaoooooo.....enaaakkkkkkkkkkkkk!!!!!!!!"
setelah vagina Niken kembali berkedut-kedut barulah titit Alfi
agak
lega memuncratkan sperma. Cairan itu melesat bagai peluru
begitu
terlepas sumbatannya.
Creettt...cretttt...cretttt...Begitu banyak jumlah cairan yang ia
muntahkan sehingga vagina dan rahim Niken bagai tak
mampu
menampung semuanya. Sebagian tumpah dan mengotori
seprey
kasur Sandra. penantian mereka selama ini akhirnya telah
tertuntaskan. Sandra sempat terkaget mendengar jeritan anak.
Untung saja rumahnya yang berhalaman luas berada cukup
jauh
dari bagunan milik tetangga.
"Gilaa.. diapain aja si Alfi sama Niken sampai meraung
begitu? kena
batunya juga rupanya si bandel kecil itu"gumam Sandra
sambil
tersenyum geli.
Rasa penasaran membuat ia berkeinginan mengintip keadaan
di
dalam kamarnya. Tak ingin mengganggu Ia mendorong sedikit
daun
pintu. di hadapannya ia menyaksikan tubuh Alfi dalam
keadaan
melekat menyatu dan memeluk erat dengan tubuh sintal Niken
masih dalam belitan orgasme bareng yang dasyat. Sesekali
itu
pinggul bocah itu menghentak- hentak sambil terus menerus
memompakan benihnya ke rahim gadis itu seakan-akan ia
ingin
mengosongkan seluruh isi testisnya.
Uhhh ..Niken masih tetap orgasme dalam kondisi itu. Sandra
tercengang ternyata ada wanita lain yang mengalami hal
tersebut
selain dirinya. Selama kejantanan Alfi tetap mengeram kaku
dalam
vaginanya maka wanita itu akan terus memperoleh
kenikmatan
bersambung-sambung tanpa henti. Daging hitam besar itu
tetap
kukuh meski sudah berejakulasi. Dan seperti biasa
beberapakali
orgasme belum mampu membuat birahi Alfi mereda. Mulanya
Sandra
tak ingin mengganggu keduanya yang sedang asyik masyuk
namun
gairahnya yang naik memerintahkan lain. vaginanya berkedut-
kedut
seakan minta jatah kenikmatan. Perlahan satu persatu
pakaiannya
jatuh ke lantai hingga tubuhnya bugil total. Sandra perlahan
mendekat kearah tautan kemaluan keduanya. Perlahan
lidahnya
menjulur dan menyapu lelehan campuran cairan cinta kedua
insan
itu.
"Ohh..Sandddd..apa yang kamu lakukannn..ohghh" Niken
sempat
terkejut melihat Sandra sudah berada di sana. Ia tak menduga
Sandra mau menjilati miliknya, rasa geli dan nikmat
menambah
panjang sesi orgasme Niken akibat sapuan lidah Sandra pada
bibir
vaginanya yang masih merekah lebar oleh penis Alfi. Sandra
menghentikan jilatannya ketika ia melihat orgasme Niken
sudah
mereda. Lalu berbaring menyamping menghadap tubuh Niken.
Sementara kepala Alfi-pun sudah terkulai
"Maaf ya Nien telah mengganggu kalian abis aku terangsang
banget
liat kalian bereng tadi" ujarnya sambil menyeka sisa tetesan
sperma
Alfi disekitar bibirnya.
"Kamu juga suka begituan dengan sesama cewek Sand?
Kulihat
kamu ngga jijik jilatin punyaku tadi."
"Aku cuma mau melakukannya dengan gadis tertentu saja,
seperti
Dian, Nadine,.... dan juga kamu"
"Makasih ya Sand, kamu mau menerima aku jadi bagian hidup
kalian."
"Kurasa kamu pantas bahagia, Nien"
Ketika tatapan kedua beradu
"Boleh Nien?." bisik Sandra menurunkan wajahnya
"He e" Niken mengangguk matanya terpejam menanti bibir
Sandra
menyentuh bibirnya.
"Emppp..mpppp"
Keduanya saling memagut, mengecup dengan panas dan
menghisap lidah. Ini pertama kali dalam hidup Niken
melakukan
ciuman dengan sesama wanita. Sebelumnya Niken tak pernah
tertarik dengan berhubungan dengan sesama jenis namun
entah
mengapa ia kini malah meladeni permainan Sandra dan
bahkan
menikmatinya.
"Kamu memang terlalu mengairahkan untuk ukuran seorang
guru,
Nien" puji Sandra ketika ciuman mereka terlepas.
"Kamupun terlalu mengiurkan untuk menjadi seorang ibu asuh
Kan? Hi hi hi"
Mereka tertawa lepas. Tak ada lagi beban berat di hatinya
selama
ini. Bagi Niken berada di tempat yang tepat diantara orang-
orang
yang menyayanginya telah mampu memberinya rasa aman
dan
kedamaian. Tekadnya sudah bulat. ia tak ingin
kebahagiaannya
terengut oleh aturan dan adat yang ada. Bahkan ia sudah tak
peduli
lagi dengan nasib perkawinannya dengan Donie ke depan. Kini
Ia
sudah mengerti membedakan antara kebahagian sejati dan
yang
semu.
"Kak Sandra terima kasih ya kejutannya." Ucap Alfi
"Masa cuma bilang terima kasih doang?"
Alfi nyengir lalu menatap Niken
"Kakk boleh Alfi ngentot sama kak Sandra dulu?" ujarnya
meminta
ijin pada Niken.
Setelah Niken mengangguk barulah ia mencabut lepas penis
perkasanya dari vagina Niken. Plop! Penis itu sempat
meninggalkan
lobang menganga, namun dengan cepat mengatup lagi bagai
sebuah bibir tipis. Sebagian cairan kental pun mengalir keluar
dan
sebagian lagi tetap tertinggal di rahim Niken.
"Eng..tapi jangan lama-lama ya Fii punya kakak masih ngilu
bekas
kamu kerjai tadi malam" mohon Sandra. Ia tahu sekali bila
kontol
Alfi sudah memasukinya pastilah butuh waktu lama untuk
mengakhiri persetubuhan itu.
"Kamu cari gara-gara sich Sand" ujar Niken tersenyum geli.
Alfi kini mulai bergerak mengangkangi Sandra, kepala
kemaluan Alfi
yang membengkak itu menempel dan digesek-gesekan ke bibir
vagina Sandra. Nafas Sandra tertahan-tahan merasakan
tekanan
birahinya.
"Fii perlahan ya .."
Lalu tanpa ba bi bu kontol hitam yang masih basah oleh lendir
Alfi
dan Niken itu di sodokan membelah bibir vagina Sandra.
kedua
tangan Alfi berpegang pada pinggul Sandra sambil
menusukkan
kemaluannya kuat-kuat bawah. Blesss!! penis Alfi berhasil
memasuki kemaluan Sandra secara sempurna.
"Ougghhhh...Fiii.. enakkkk bangettt" erang Sandra ketika
vagina
sudah penuh sesak oleh kemaluan Alfi, Kedua tangan Sandra
berpegangan kuat-kuat pada leher Alfi sementara kedua
kakinya
menjepit pinggang Alfi kuat-kuat. Sandra memutar pinggulnya
yang
padat sesekali menghentakan-hentak secara kuat dan liar.
"Aooooo....Kakkkkkk Sandraaa enakkk!!" pekiknya. Tititnya
bagai
dihisap , dicengkram, dikulum bahkan saat Sandra
menghentak
seakan vagina gadis itu hendak mencabut putus miliknya.
Rasa geli
menjalar cepat terutama pada bagian kepala penis yang
dipenuhi
syaraf kenikmatan. Alfi tak membiarkan dirinya ditaklukan
secepat
itu, ia segera bergerak mengentot. Kemaluannya yang hitam
besar
mulai maju-mundur dengan cepat, tusukannya selalu dalam
dan
kuat. Liang vagina Sandra bagai tertarik keluar saat Alfi
menarik
penisnya, begitupun saat ia menekan bibir vagina Sandra
seakan
ikut terdorong masuk kedalam.
Wow...Niken jadi teringat pertama kali saat ia mengintip
persetubuhan Sandra dan Alfi tempo hari. Kala itu
pandangannya
tak begitu leluasa. Tak disangka-sangka kini ia menyaksikan
adegan itu lagi dari jarak demikian dekat. Ia takjub akan
ukuran
kejantanan Alfi yang besar dan panjang, juga pada staminanya
padahal baru saja bocah itu mengintiminya selama lebih satu
jam
tanpa henti dan kini ia sudah nangring diatas tubuh gadis lain.
Wajar saja Sandra dan para sahabatnya kewalahan, gairah
anak ini
memang tak kujung reda.
"Oughhhhhhhh..... kakaaak keluaaar....Fiii." Sandra menjerit
penuh
dengan kenikmatan.
ia merasakan orgasme yang luar biasa. Punggungnya
melengkung
dan cairan kenikmatannya membanjiri titit Alfi yang perkasa.
Sandra
terus mengejang sambil terus mengeluarkan cairan
kenikmatan .
Kukunya tambah kuat menancap pada pantat Alfi yang bulat.
"Fii udahan dulu ya punya kakak ngilu"
"Dikit lagi ya kak, mani alfi sudah mau muncrat"
Sandra tak bicara lagi, ia tahu tak mungkin membujuk
pejantan
kecil ini untuk berhenti mengumulinya. Ia menarik kepala Alfi
kearah payudaranya.
"Ernggggg...geliiiii" erang Sandra ketika salah satu puting
payudaranya sudah dalam kuluman bibir Alfi. Setelah
mengalami
orgasme, tentu saja tubuhnya dalam keadaan bertambah
sensitive
terhadap sentuhan. Rasa geli lebih dominan ketimbang rasa
nikmat.
Oh... Sandra orgasme lagi! Ia merasakan kembali kenikmatan
itu
datang. kocokan yang kuat dan cepat pada liang vaginanya
mempercepat orgasmenya datang lagi. Tubuhnya melenting
dan
bibirnya merintih rintih. Diikuti dengan kontraksi pada semua
otot-
otot kewanitaannya yang berkedut-kedut keras dan berirama
sekaligus menghisap setiap inci benda hitam besar yang
mengaduknya sejak tadi.
"Oughhhhhh....Kakkkk" kedua biji mata Alfi mendelik.
Lumatan vagina kedua wanita itu satu sama lain memang
agak
berbeda. Namun tetap saja jangan dikatakan nikmatnya. Itu
membuatnya betah terus menerus menyetubuhi mereka.
Lubang
pipis Alfi memuntahkan cairan panas ke dalam rahim Sandra.
Benih
cinta yang tak ada habis-habisnya walau sudah dikuras
berulangkali oleh dekapan dua vagina wanita cantik. Ketika
dilihatnya Alfi tak lagi berejakulasi, Niken mendorong perut Alfi
agar merenggang dari tubuh Sandra, batang titit Alfi terlepas
dari
balutan vagina Sandra. ia tahu Sandra tak kuat lagi
melanjutkan
persetubuhan. Plop! Dilihatnya kemaluan bocah itu masih
berdiri
kukuh, tak ada tanda-tanda anak ini mau mengakhiri
persetubuhan
ini. Alfi selalu kembali terangsang apabila melihat tubuh-
tubuh
indah polos Sandra dan Niken. Kedua tubuh yang ia perawani
dulu
yang memang sangat aduhai. Niken memasukan penis yang
berlumuran cairan cinta Sandra dan sperma Alfi itu ke dalam
mulutnya
Menjilati setiap tetes campuran penuh protein itu tanpa sisa.
Setelah penis Alfi bersih, kepala gadis itu menyelusup ke
antara
paha Sandra. Terlihat kelopak kewanitaannya masih
menganga dan
didalamnya penuh dengan lendir bening. Meski baru pertama
kali ia
melakukan prilaku para kaum lesbian itu namun tak ada rasa
jengah
atau jijik pada diri Niken. Bau yang keluar dari situ malahan
merangsang dirinya. Dijilatinya kemaluan Sandra dengan
lembut,
sambil meminum cairan yang tertinggal didalamnya. Alfi
memang
keterlaluan semalaman ia sudah menghajar benda cantik ini
lebih
dari enam jam lalu ditambah setengah jam-an siang ini.
Bagaimanapun nikmatnya persetubuhan itu tetap saja
menciderai
Sandra.
"Ouhhh Niennn.." rintihnya.
Kelembutan Niken mendatangkan rasa nyaman sekaligus
nikmat
bagi Sandra. Hingga akhirnya orgasme Sandra memaksa
seluruh
sperma Alfi terdorong keluar bersama miliknya. Niken dengan
sigap
menghisapinya sampai habis. Dasar bandelnya Alfi penisnya
yang
masih agak tegang itu ia selipkan kembali ke dalam vagina
Sandra.
Dan dibiarkannya mengeram di situ
Alfi menyusupkan kepalanya dicekungan leher Sandra.
Sementara
tangannya mengelus-elus lembut dada Niken. Betapa
membahagiakan berada di antara pelukan dua bidadari yang
sangat
dipujanya ini. Sayang kak Dian belum pulang dan kak Nadine
dalam
kondisi hamil. Ingin rasanya saat ini ia bersetubuh dengan ke
empat gadis itu secara bersamaan.
"Fii" Sandra berbisik
"Iya kak?"
"Kamu lebih cinta aku atau kak Nikenmu Fii?" goda Sandra
"Kkakaakk.. ...Alfi sayang dan cintaa sama kakakk berduaaa"
"Kalau kusuruh memilih salah satu, kamu akan memilih
siapa?"
"Ahhh kakk.. jangannn nanya begituuu"
ujar Alfi mempererat dekapannya pada tubuh sintal Sandra. Ia
kuatir
Sandra cemburu terhadap kecantikan Niken. Dan memutuskan
meninggalkannya
"Sand.. udahan bercandanya nanti dia stress" bisik Niken iba
melihat wajah Alfi sudah memerah mau menangis.
"iya ..ya , kakak cuma bercanda kok, kakak tetap mencintai
kamu
Fii walau kamu punya banyak kekasih nantinya"
"Kak sandraaa, Alfi ngga mungkin ninggalin kakak, kakak cinta
pertama Alfi, kakak Perawan pertama Alfi, Alfi cinta setengah
mati
sama kakak".
"Idihhh gombalnyaa bikin aku klepek-klepek Nienn" ujar
Sandra.
Niken tersenyum geli
Ia tahu meski kedengaran gombal perkataan Alfi merupakan
cerminan ketulusan cintanya pada Sandra dan dirinya.
"Fiii terlentang sayang, kakak mau di atas" bisik Niken. Kali
ini.ia
menginginkan persetubuhan dengan posisi di atas tubuh Alfi.
Alfi melepaskan tindihannya dari tubuh Sandra. Lalu
terlentang di
antara keduanya dengan batang kemaluan berdiri bagai
sebuah
tonggak. Niken naik ke atas tubuh kecil anak itu. Perlahan
vagina
indahnya melahap hingga habis daging cinta Alfi yang hitam
legam.
Clkteppp...sekejap penis besar Alfi menyatu sempurna dengan
vaginanya, dalam posisi duduk dengan kaki terlipat
kebelakang lalu
Niken mengayun pinggulnya ke depan dan ke belakang. Kedua
payudaranya yang indah berayun-ayun mengikuti goyangan
tubuhnya. Alfi hanya dapat menatap keindahan tubuh Niken
sambil
Jemarinya meremas pinggul bulat wanita itu. Tak banyak
yang bisa
ia lakukan dalam posisi ini. Ia membiarkan Niken
mendominasi
persetubuhan.
"Uhhhhh Kakaak ...punya kakkakk enakk bangettt...kakak
cantikkk...
kakakkk molekkk" Alfi mulai meracau karena keenakan.
"Hmm.. masih saja ngegombal ya, dasar laki-laki, rasakan
inii..."
kata Niken sambil mempercepat ayunan pinggulnya dan otot-
otot
vaginanya mencengram kontol Alfi lebih kencang dari
sebelumnya
yang membuat Alfi kian melambung keenakan.
"Ouuuuuuuggghh.. Kakakkkkk...Sayangggggg!!!!" lolong Alfi
nikmat
seakan jiwanya ikut terbetot..
Niken tahu rasa-rasanya Alfi tak akan menunggu waktu lama
untuk
berejakulasi. nikmat itu menggila dan tak dapat anak itu
tahan
lagi. Dan...creetttt...creett..crettt
"Kakaaaakkk...Allfiiii muncrattt!!!!! Ougghhh!!!"
Jemari Alfi mencengkram pinggul Niken kuat-kuat. Bersamaan
dengan pekik nikmat, penisnya berkejat-kejat lalu lubang
pipisnya
melepaskan memuntahkan seluruh sisa spermanya kedalam
rahim
Niken. Meski tak satu tetes manipun yang keluar lagi namun
penisnya masih menghentak-hentak kuat dan vagina Nikenpun
seakan tak pernah mengendur mencengram batangnya. Niken
paling suka memandangi ekspesi wajah Alfi kala bocah itu
mendapat orgasme darinya.
"Wow Nien... kamu hebat bisa menaklukan dia hi..hi" ujar
Sandra
yang sejak tadi tak lepas menatap persetubuhan mereka. Baik
ia
maupun Dian dan Nadine juga memiliki posisi favorite dan
kebiasaan sendiri-sendiri. Sejak diperawani Alfi dulu Sandra
lebih
suka posisi 'missionary' di mana Alfi menindih tubuhnya,
menghajarnya dengan hujaman kuat. Dian memilih 'doggie
style'
alasannya pada posisi itu Ia merasa G-spotnya tertumbuk
secara
maksimal oleh titit Alfi. Sedangkan Nadine ada kecenderungan
menyukai persetubuhan di luar kamar tidur. Tempat yang
paling di
sukai Nadine adalah kolam renang di rumah Sandra. Alfi
melepas
dekapannya lalu memutar kembali posisi tubuhnya kembali
menindih tubuh Niken.
"Tungguuu duluu! Fii" seru Sandra saat Alfi mulai
membentangkan
kedua paha Niken dan segera akan kembali melakukan
penetrasi.
"Kenapaaa kak?" ujarnya heran karena Sandra tiba-tiba
mencegahnya.
"Kita istirahat dulu sebentar ya, setelah makan siang kita
lanjutin
lagi, apa kamu ngga kasihan sama kak Nikenmu?" jelas
Sandra. Alfi
mendongak melihat ke arah jam dinding. Uhh..ternyata sudah
pukul
2.30 siang, pantas perutnya berbunyi-bunyi tanpa ia sadari.
"Iya ya kak, hi hi biar Alfi yang beliin keluar ya" ujarnya
bergegas
berpakaian dan menghilang dari balik pintu.
Sepeninggal Alfi keduanya memanfaatkan waktu buat
beristirahat
sambil memulihkan tenaga karena mereka yakin setelah
makan Alfi
akan menggarap tubuh mereka lagi.
"Nien, apakah kamu bahagia kan sekarang?" Tanya Sandra
diantara
napasnya yang masih belum teratur.
"He e Sand, aku bahagia ...hanya saja..."
"Aku tahu kamu bingung memikirkan soal kelanjutan rumah
tanggamu dengan Donie kan?"
"Iya itu Sand. Haruskah aku minta cerai saja pada Donie?"
"Hmmm... aku rasa biar Donie yang memilih"
"Mak..sudmu bagaimanaa Sand?"
"Cerai dari Donie adalah pilihan terakhir. Biarkanlah ia tahu
hubunganmu dengan Alfi dan selanjutnya terserah ia mau
menerima
keadaanmu atau dia harus merelakanmu pergi"
"Jangaaan... Sand, a..ku takut hal ini akan menimbulkan
masalah
besar"
"Ngga usah kuatir manis, Aku tak akan gegabah, baiknya
kamu
nonton saja, biar aku dan suamiku yang mengatur hal itu.
Yang
penting sekarang kamu sudah mendapatkan kembali
kebersamaanmu dengan Alfi."
"Aku harus mempunyai alasan untuk itu Sand sebab Donie tak
mengijinkan aku sering-sering keluar rumah"
"Sementara ini kamu bisa bikin alasan memberi les private
bagi
Alfi, Donie pasti tak dapat menolak bila Didit dan aku yang
minta
kamu ke sini. dan bila suamimu sedang ke kota G si Alfi dapat
menginap di rumahmu"
Meski masih belum mengerti betul akan rencana Sandra
namun
Niken menyetujuinya. Selama ini ia sudah cukup bersabar
menanti
datangnya kebahagian dalam rumah tangganya. Apalagi
ibundanya
kini sudah tiada jadi tak ada yang dikuatirkannya lagi.
Awalnya ia
hanya bisa pasrah dan tak tahu lagi harus berbuat apa namun
Niken berpikir inilah saatnya bagi ia mengapai kebahagian
bagi
dirinya .
"Sand.."
"Ya?"
"Tadi Alfi meminangku"
"Hi hi kamu serius menanggapinya?"
"Menurutmu bagaimana?"
"Kurasa Alfi hanya sedikit trauma karena harus berpisah
denganmu
tempo hari. Lantas apa jawabanmu?"
"Aku tak ingin ia kecewa kukatakan aku bersedia ia nikahi.
Sebenarnya yang jadi permasalahan aku kuatir setelah itu ia
tak
mengijinkan aku pulang atau bertemu dengan suamiku
sehingga
akan menggangu kelancaran rencanamu"
"Hi hi kamu ngga usah kuatir Nien. Nanti semuanya akan kita
atasi
bersama-sama. Saat ini aku ingin melihat kamu berbahagia
dulu"
"Baiklah...makasih kamu mau bersusah payah demi aku,
Sand" ujar
Niken dengan senyum mulai mengembang pada bibirnya.
"Nah begitu dong..Yuk kita mandi bareng sambil nunggu Alfi
pulang dari resto"
terdengar Bunyi air yang memancar dari Shower.
Tuk..tuk..seseorang mengetuk kaca dinding shower. Sandra
menggeser pintu, di sana telah berdiri Dian dengan senyum
manis.
"Hi" sapanya
"Eh Dian, kok sudah pulang? Oh ya ini Niken gurunya Alfi" ujar
Sandra sambil mematikan keran air
"Panggil Nien saja" ujar Niken.
Dian menyambut uluran tangan Niken, lalu menariknya
mendekat.
tanpa takut bajunya basah. Lalu Dian mencium kedua pipinya.
Ciuman itu beralih ke bibir Niken. mulanya Niken terperangah
mendapat sebuan mendadak itu, namun sejurus kemudian ia
sudah
membalas lumatan bibir Dian. Cks..cks...ciuman singkat
namun hot
itu terhenti ketika Dian melepas lumatannya
"Nien..aku berharap kamu mau menjadi bagian dari keluarga
kami"
ujar Dian tulus
"Terima kasih yah kalian semua mau menerima kehadiranku"
Niken
terharu atas penerimaan ke dua wanita ini.
"E..e kok sedih-sedihan lagi, sekarang waktunya gembira
dong"
ujar Sandra
"Ck.. ck.. kamu ternyata memang sangat molek seperti kata
Alfi"
"Ah.. kamu juga suka memuji seperti Sandra, Kalian berdua-
pun
mirip bidadari"
"iya ya emang kita semua cantik dan molek Hi hi . Sand
sepertinya
beberapa hari ini kita bisa beristirahat, biar Niken dulu yang
menemani si Alfi".
"Iya biarin mereka berbulan madu tanpa ada yang
mengganggu"
ujar Sandra menimpali membuat pipi Niken memerah malu.
"eh .. aku boleh gabung mandi sama kalian kan?"
"Ayolah..toh pakaianmu juga sudah basah gitu hi hi"
Selanjutnya hanya terdengar tawa canda ketiga gadis cantik
itu
diantara bunyi percikan air shower.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.