Selasa, 03 Maret 2015

hukuman manis buat Donie

Di tempat praktek Dr.Lila
"Baiklah demi Niken sahabatku aku mau membantu kalian
namun
sebaiknya kita menemui seseorang yang tepat pada
spesialisasi di
bidang itu" ujar Dr.Lila saat sore itu Sandra dan Dian datang
menemuinya di ruang praktek.
"Siapa orang itu La?" tanya Sandra tadinya ia berpikir Lila
sendiri
yang akan membantu. Ia baru teringat kalau Lila merupakan
Ahli
spesialis Penyakit Kandungan dan alat kelamin bukan seorang
ahli
Seksiologi.
"Mantan dosenku dulu. Ia seorang ahli Terapi Penyakit dan
Kelainan Seksual. Namanya Dr. Hung atau orang sering
menyebutnya Dr. H"
"Seperti dr.Naek atau Boyke?"
"Ya tapi ia tidak popular seperti mereka meski lebih senior.
Seharusnya ia bisa saja mendapat gelar Profesor jika ia mau"
"Kalau begitu sebaiknya langsung saja kita temui Apakah ia
praktek
di sini juga."
"Sayangnya tidak. Setahuku ia tak lagi membuka praktek. Ia
lebih
banyak melakukan penelitian terhadap hal-hal yang
berhubungan
dengan masalah seksual lalu mengirimkan hasilnya pada
forum-
forum kesehatan internasional." jelas Lila. Lalu dokter cantik
itu
mengambil handphone-nya lalu berbicara dengan seseorang.
Hanya singkat.
"Beruntung dia ada di rumahnya. Dan dia berkenan menerima
kita
sekarang" ujarnya setelah menutup percakapan di telepon.
Lila memutuskan menutup kliniknya lebih awal. Setelah
meninggalkan pesan pada perawatnya ia lalu ikut dengan
Sandra
dan Dian menuju ke kediaman dr.H.
"Hati-hati bila berbicara dengannya. Dia orangnya gampang
sekali
marah apalagi menyangkut hasil risetnya" ujar Lila
memperingatkan
Sandra dan Dian saat mereka memasuki halaman sebuah
rumah.
Sesosok wajah kusut mirip Einsten muncul mempersilakan
mereka
masuk. Secara singkat Lila menerangkan maksud dan tujuan
mereka
datang ke situ tentu saja ada hal-hal pribadi yang tak
dikatakannya.
"Huh! temanmu itukah yang suaminya bermasalah" tanyanya
sambil
menoleh ke arah Sandra.
"Bu..kan doc tapi teman kami yang lain"
"Sekarang akan kujelaskan dulu mengenai penyakit suami
temanmu
itu. Ejakulasi dini adalah salah satu keluhan wanita terhadap
pria
selain impotensi. Pada intinya seorang pria gagal
mengendalikan
dan mengontrol ejakulasi saat kegiatan seksual baru saja
berlangsung. Walaupun kebanyakan wanita merahasiakannya
tetapi
tidak sedikit rumah tangga yang berantakan karena masalah
seksual
pria yang satu ini. Sebenarnya aku baru menemukan sebuah
metode penyembuhan khusus bagi penyakit Ejakulasi Dini
namun
aku belum memiliki nama untuk ini. Pada dasarnya aku hanya
mencangkokkan beberapa teori seperti teknik 'stop-start' yang
sudah umum dipakai dan kemudian menambahkan beberapa
teknik
baru. Sepanjang suami temanmu itu tidak menderita diabetis
akut
atau kolestrol tinggi tentu saja masih ada harapan sembuh.
Mungkin juga hanya psikologis-nya yang harus di obati. Itu
bisa
dilakukan bersamaan dengan dengan metode dariku." jelasnya
panjang lebar.
"Apakah metode itu sudah teruji manjur Doc?" Tanya Sandra
"Untuk apa kalian datang kemari jika tak mau percaya pada
omonganku Ha! Kalian cuma akan membuang-buang waktuku
saja!"
ujar dr.H sewot.
"Eng..maaf pak, bukannya tak percaya tapi kami baru kali
kami
mendengar teknik tersebut." Ujar Lila mencoba mencairkan
suasana.
Sandra menggeser berdirinya ke belakang Lila.
"Galak betul! Pantas tidak buka praktek. Pastilah tidak ada
seorangpun pasien yang mau berkonsultasi dengannya" pikir
Sandra.
"Tentu saja kalian tak pernah mendengarnya karena memang
belum
kupublikasikan!"
"Loh Jadi belum pernah ada yang mencobanya?" ujar Sandra
lagi
Lila mencubit pinggang Sandra takut si eksentrik ini
tersinggung
lagi. Dan benar saja
Ia melihat wajah si 'Einsten' sudah merah padam.
"Sekali lagi temanmu itu bertanya demikian akan kuusir kalian
semua dari sini!" ucapnya dengan suara berat.
"Maafkan atas kelancangannya Dok. Tapi please, teman kami
sangat membutuhkan pertolongan. Mungkin dengan
penemuan
'spektakuler' anda suaminya bisa disembuhkan. Kami
berharap ia
menjadi orang pertama yang mendapat kehormatan
merasakan
kesembuhan dari metode itu" Ujar Lila, Ia sengaja
menambahkan
kata 'spektakuler' untuk mengambil hati mantan dosennya
yang
pemarah itu.
Pria tua itu terlihat menarik napas dalam-dalam sebelum
kemudian
menghembuskannya. Lalu ia terlihat mengambil sesuatu dari
dalam
sebuah lemari besi. Tak lama kemudian ia kembali dengan
memegang sebuah piringan CD.
"Ok baiklah ...ini kuberikan sebuah rekaman yang memuat
semua
teori dari metode itu. Lila kamu bisa mempelajarinya bersama
teman-temanmu. Namun jangan terkejut di dalamnya juga ada
rekaman persetubuhan sepasang orang yang mau kujadikan
sample
untuk mengujinya . Oleh karenanya kalian harus berhati-hati
jangan
sampai video ini tersebar luas, aku tak ingin 'masterpiace'ku
ini di
salah gunakan. Kalian mengerti?"
"Ya dok. Dan terima kasih banyak atas bantuannya" Ujar Lila
sambil
menerima rekaman tersebut yang sudah dalam bentuk sebuah
CD.
Ia tahu orang ini sebetulnya agak keberatan menyerahkan
hasil
karyanya pada mereka.
"Dok, Apakah masih perlu obat-obat, jika ada mengapa kami
tidak
sekalian diberi resepnya?" ujar Dian ikut-ikutan nimbrung.
"Hah?! Kalian ini memang tak tahu diri! Sudah dikasih hati
sekarang
minta ampela? TIDAK ADA OBAT-OBATAN!!! Lebih baik
sekarang
minggat kalian semua dari sini!!!"teriaknya.
"Ba..ikk dok, kalau begitu kami permisi sekarang" ujar Lila
sambil
menarik tangan kedua sahabatnya kabur dari situ..
Sesampai di rumah Sandra. Mereka segera melihat isi dari CD
yang
mereka peroleh tadi.
Lila memperhatikan dengan seksama saat pada layar monitor
muncul wajah dr.H melakukan presentasi. Banyak kalimat dan
istilah-istilah yang tak di mengerti oleh Sandra dan Dian. Dian
tertawa geli pas menonton adengan persetubuhan dua orang
yang
'kelinci percobaan' test tersebut.
"Sttt... jangan berisik....biar dapat Lila menyimak
semuanya"bisik
Sandra.
"Hi..hi aku cuma merasa geli melihat muka si lelakinya persis
orang
bego gitu pas lagi keenakan"
"Ah..Kau ... inikan bukan BF...Dasar!"
"Ok, kupikir ini tak sulit. Hanya saja kita butuh seseorang buat
melakukan ini semua" Ujar Lila ketika semuanya selesai.
"Eng...Ada!" ujar Sandra sambil menoleh ke arah Dian.
"Loh..kok aku?"
"Ya siapa lagi manis...cuma kamu yang paling mungkin
melakukannya soalnya Nadine sedang hamil besar sedangkan
aku
tak akan di perbolehkan oleh suamiku"
"Ok deh...aku mau, demi Niken dan Alfi"ujar Dian
--
Satu minggu kemudian, di rumah Donie dan Niken
Sebuah mobil sedan telah terparkir di depan garasi saat
kendaraan
Donie baru memasuki perkarangan rumah. Donie baru kembali
dari
kota G dengan keletihan fisik begitu mendera. Bukan karena
pekerjaan namun kehidupan malam yang ia jalani selama
inilah
yang menjadi penyebabnya. Di dalam hatinya ia membatin. Ia
tahu
Niken pasti mencapnya sebagai lelaki yang tidak setia atau
tukang
selingkuh meski tak pernah sekalipun ia ucapkan. Perkawinan
mereka yang baru seumur jagung sudah terasa sangat
hambar. Dari
luar orang akan menganggap ini adalah pasangan muda yang
ideal
dan banyak di idam-idamkan orang. Sepasang suami istri
yang
serasi baik dari prestasi maupun fisik Yang wanita cantik
sedangkan yang pria tampan dan gagah. Memiliki materi yang
berlimpah. Yang menjadi gara-gara tak lain karena masalah
ejakulasi dini yang dideritanya. Kebiasaannya bergonta-ganti
pasangan dan mengumbar pesona kesana kemari hanyalah
untuk
menutupi kelemahannya itu. Hasilnya ia bukan saja ia tak
menemukan solusi dari masalahnya malahan kondisi fisiknya
semakin lama semakin melemah. Dan akibatnya ia justru
semakin
tak mampu melaksanakan tugasnya sebagai suami di atas
tempat
tidur dengan baik. Ia nyaris frustasi. Buat ke dokter ia harus
berpikir dua kali. Bisa-bisa ia bakal terlihat oleh seseorang
yang
mengenal dirinya saat sedang mengantri. Dan itu yang tak ia
inginkan orang sampai tahu mengenai penyakitnya. Entah
sampai
kapan ia dan Niken dapat mempertahankan rumah tangga
mereka
dalam kondisi seperti ini. Permasalahan ini ibarat bara api
dalam
sekam yang perlahan tapi pasti menggiring perkawinan
mereka ke
pintu perceraian. Saat melintasi ruang tamu ia melihat
ternyata
istrinya sedang menerima tamu. Tiga orang wanita tergolong
sangat
cantik salah satunya nampak sedang berbadan dua. Bersama
mereka nampak pula seorang anak laki-laki remaja berkulit
hitam.
Niken bergegas menyambut ketika dilihatnya sang suami
muncul.
"Oh mas Donie sudah pulang" ujar Niken mengambil alih
sebagian
barang bawaan dari tangan suaminya.
"Mas Donie kita ada kedatangan tamu. mari kuperkenalkan"
"Eng sebentar Nien...rasa-rasanya kami sudah pernah
bertemu
sebelumnya...Eng...Sandra kan?" terkanya setelah berusaha
mencoba
memutar memorinya.
"Betul mas saya Sandra istri Didiet teman anda, Wah .. luar
biasa
mas Donie masih ingat sama saya padahal kita hanya pernah
ketemu satu kali dulu itu" ujar Sandra membenarkan.
"Wah ternyata kalian saling mengenal ya...eng lantas ini
Dian..Niken
dan Alfi" ujar Niken memperkenalkan mereka satu persatu
pada
Donie
Donie mengangguk sopan kepada mereka sambil melebarkan
senyum memperlihatkan deretan gigi putih bak bintang iklan
pasta
gigi. Namun matanya terpaku saat melihat wanita yang
mengenakan baby doll berwarna putih bernama Dian. Wanita
ini tak
hanya cantik namun memiliki daya tarik seksual yang luar
biasa.
Senyumnyapun begitu mengoda.
"Oya kemana Didiet kok ngga ikut?" mencoba mengalihkan
perhatian agar tak menimbulkan kecurigaan bagi yang lain.
"Eng mas Didiet kurang enak badan tetapi dia titip salam buat
mas
Donie" jawab Sandra.
Donie dan Didiet memang sudah saling mengenal selama dua
tahun
ini. Kebetulan perusahaan mereka sama-sama menjadi
rekanan dari
sebuah perusahaan asing besar yang sedang menagani
pekerjaan
besar di kota G. Perusahaan Didiet bergerak di bidang supplier
material sedangkan perusahaan milik Donie sebagai
kontraktor.
Untung bidang yang mereka tangani berbeda jadi tak ada
persaingan di antara perusahaan mereka.
"Mas, Sandra datang kemari ingin memintaku memberikan les
privat
kepada putra asuh mereka Alfi" jelas Niken. Pandangan Donie
meneliti ke Alfi yang berdiri di samping Sandra.
Tidak salahkah? Anak bertubuh kurus kering berkulit hitam
kesat
dan bertampang pas-pasan ini adalah anak asuh si Didiet,
Apakah
tidak ada anak lain yang lebih 'bersih' atau sepadan untuk
dijadikan anak asuh mereka? pikir Donie dalam hati. Tapi
Akhhh...
itu urusan mereka. Ia berpikir mungkin si Didiet punya
pertimbangan lain.
"Oh tidak masalah aku tidak keberatan , Didiet-kan temanku
dan
lagian Niken juga tidak ada kegiatan di rumah jadi..silakan
saja"
"Terima kasih banyak, mas"
"Silakan lanjutkan pembicarannya maaf saya tinggal dahulu"
"ya..terima kasih sekali lagi atas ijinnya mas"
Donie masih sempat kembali melirik ke arah Dian sebelum
meninggalkan ruang tersebut.
Beruntung saat itu Dian-pun sedang mengerling ke arahnya
sambil
melebarkan senyum penuh arti.
"Uhh cantiknya" gumam Donie.
Di dalam kamar Donie menghempaskan punggungnya di
kasur.
Matanya terpejam mencoba untuk melupakan sejenak
persoalan
rumah tangga yang membelit pikirannya. Menit-menit berlalu,
sia-
sia ia berusaha tidur. Pikirannya tetap menerawang hingga
Niken
masuk ke kamar.
"Mereka sudah pulang?"
"Ya mas"
Niken melepas kaus kaki suaminya lalu mengambil piama dan
handuk bersih dari lemari.
"Mas mandi saja dulu biar lebih nyaman istirahatnya"
"Nanti saja Nien, aku masih letih sekali"
"Kupijat bahunya ya mas?"
Donie membalikan tubuhnya sehingga Niken leluasa meraih
bahunya. Pijatan Niken tak sekeras pijatan tukang pijat tapi
Donie
merasa Jemari lembut istrinya memberikan rasa nyaman. Tak
ada
yang salah pada Niken. Ia cantik, penurut dan penuh
perhatian.
Tapi entah Donie malah semakin tersiksa atas perlakuan baik
istrinya. Ia tak dapat membalas kemesraan istrinya.
"Mas kangen ngga padaku?"ujar Niken manja.
"Eng..ya" singkat sekali jawaban Donie, tak ada ekpresi
sedikitpun
pada kalimat yang diucapkannya.
"Mas aku kangen. Kita...begi..tu..an yuk?" mohon Niken agak
menghiba. Jemari lembutnya meraba lembut dada suaminya
yang
bidang.
Hal ini yang ditakuti Donie. Ia merasa lebih baik menghindar
ketimbang memilih melakukannya namun GAGAL!
"Sorry Nien lain kali saja aku masih capek" ujarnya sambil
menepiskan tangan Niken.
Sambil memutar tubuhnya ke arah dinding.
Niken menghela napas. Lalu ia merebahkan tubuhnya di
samping
Donie dengan kekecewaan
--
Dua Minggu kemudian, Jam 12.15
Di lantai dasar sebuah gedung perkantoran. Di sebuah kafe.
Saat
itu jam istirahat beberapa karyawan kantoran terlihat sedang
makan
siang disana. Nampak pula Dian sedang duduk menempati
sebuah
meja dengan dua buah kursi.
"Maaf membuatmu menunggu agak lama, tadi jalan menuju
kemari
macet" ujar Donie datang tergesa-gesa dan menarik kursi di
seberang duduk Dian lalu duduk.
"Ngga pa pa kok mas. Aku tadi sudah pesankan makanan
buatmu"
"Oh..makasih"
Sambil menikmati santap siang mereka bercakap-cakap.
Nyata
sekali keakraban diantara mereka berdua. Sesekali terdengar
tawa
Dian setiap Donie melontarkan kata-kata gombalnya. Tentu
saja ini
bukanlah kali pertama mereka bertemu seperti ini. Keintiman
mereka sudah berjalan selama dua minggu sejak pertemuan di
rumah Donie tempo hari. Tak biasa bagi Donie mengencani
seorang
wanita dalam waktu selama ini. Biasanya hubungan itu hanya
berjalan paling lama satu minggu. Ada yang membuat ia
benar-
benar penasaran terhadap Dian. Faktanya sampai saat ini ia
belum
juga berhasil meniduri wanita cantik itu. Paling-paling Dian
hanya
mengijinkannya mencium atau sebatas meremas dada itupun
mereka lakukan masih dalam keadaan berpakaian utuh
terpakai.
Sungguh tak lebih dari itu. Dian mengatakan pada Donie
bahwa ia
baru akan memberikan semuanya bila Donie bisa bertahan
lebih
dari satu minggu bersamanya
"Manis bukankah hari ini genap dua minggu sudah kita
bersama?"
ujar Donie di tengah santap siang.
"Betul, memangnya ada apa Mas?"
"Aku mau menagih janjimu tempo hari"
"Kok mas masih ingat? Bukankah selama dua minggu ini kita
selalu bermesraan"
"Betul tapi kamu belum memberi aku yang satu itu jadi mana
mungkin aku lupa"
"Hi hi kacian deh. Lantas setelah ini mas mau mengajak aku
kemana?"
"Ehmm...kamu pinginnya kemana say? ke villa di atas
perkebunan
yang sunyi tapi romantis? Atau... di pinggir pantai berpasir
putih
sambil mendengar deburan ombak?"
"Engga mau ah"
"Lantas kamu pinginnya di mana say?"
"Aku... maunya di... rumah mas di atas tempat tidur nya mas
Donie
dan Niken. "
Dian
"Aaa..paaa?!! kamu pasti sedang bercanda kan manis?" ujar
Donie
terperanjat mendengar permintaan aneh Dian.
"Aku serius mas. Aku pingin kita melakukannya di sana"
"Ng..ga mungkinn! Bilang saja sejak awal bila kamu cuma
mau
main-main denganku"
"Aduh begitu aja marah.. siapa bilang aku berniat
mempermainkan
mas. Aku juga sangat menginginkannya kok. Apakah karena
hal ini
lantas mas ingin mengurungkan rencana kita sore ini"
"Bukan begitu. Tetapi kenapa harus di sana sich?. Apa tidak
ada
tempat lain? Kau pasti tahu meski istriku tidak di rumah
setiap saat
ia bisa saja pulang dan memergoki kita"
"Ngga tahu aku mendadak kepingin saja. Rasanya gimana ya
bercinta dalam situasi seperti itu. Apa mas ngga
mengginginkan
aku?"
"Huh! Baiklah.. tapi aku akan cari tahu dulu kapan istriku
pergi.
Setahuku satu jam lagi ia akan memberikan Les kapada si Alfi
di
rumah Sandra."
Donie menghubungi Niken melalui Handphone-nya. Tak lama
kemudian terdengar suara Niken diseberang
"Mas jam dua ini aku pergi ke rumah Sandra dan
kemungkinan
pulangnya agak kemalaman karena setelah selesai mengajar
Alfi,
Sandra mengajakku menemaninya Shopping, mas ada titip
sesuatu?"
"Ngga ada Nien, selamat belanja ya bye"
"Bye" Niken menutup pembicaraan.
Sempurna! Pikir Donie
"Bagaimana mas?"
"Kamu dapat apa yang kamu inginkan dan sekarang kamu
tidak
bisa menghidari dariku lagi Ha ha"
"Hi hi aku ngga bakal lari kok"
Tak lama kemudian setelah selesai bersantap. Mereka
beranjak
meninggalkan tempat itu.
Menuju ke rumah Donie untuk melepas kegairahan yang
terpendam
selama dua minggu ini.
---
Jam 14.20 Di rumah Donie dan Niken
Dian terpesona saat memperhatikan suasana di dalam kamar
tidur
Niken dan Donie. Sebuah kamar tidur yang nyaman
didominasi
warnah putih. Ada sebuah ranjang besar terbuat dari besi
berukir
dengan empat buah pilar tinggi yang indah. Di atasnya
terbentang
sebuah kasur empuk tertutup seprey putih bersih. Ada sebuah
sofa
besar berwarna juga putih dan berjok empuk terletak di
samping
dan menghadap ke arah tempat tidur. Sebuah kamar tidur
yang
indah namun sama sekali tak pernah menjadi tempat yang
indah
bagi percintaan Niken dan Donie, nampak pula sebuah
'connecting
door'. yang terhubung dengan kamar lain di sebelahnya. Niken
telah mempersiapkan kamar tersebut bagi bayinya kelak.
"Aduhh! lupa lagi" ujar Donie sambil menepuk kepalanya
sendiri
saat baru saja menutup pintu kamar.
"Loh ada apa mas"
"Kondom! Kita lupa membelinya. Persediaanku habis"
"Hi hi ngga usah kuatir, Mas boleh menodaiku sepuasnya
tanpa
kondom sebab saat ini aku sedang tidak dalam masa
suburku"
"Yeahhh!!" Donie tergesa-gesa membuka pakaiannya.hingga
hanya
tertinggal celana dalamnya saja.
"Sisakan yang itu dan aku mau mas naik dulu ke atas tempat
tidur"
bisik Dian nakal
Donie tak menyangka jika ia akan meniduri wanita lain di atas
ranjangnya sendiri. Tiba-tiba Dian mengeluarkan dua utas tali
dari
dalam tasnya. Lalu ia mengikat masing-masing pergelangan
tangan
Donie pada tiang tempat tidur yang terbuat dari besi itu.
"Mas rileks saja dulu"
Sejak tadi Dian selalu meminta hal yang aneh-aneh. Padahal
biasanya Donie main tembak langsung terhadap para wanita
yang
ia kencani. Tak ada foreplay. Berejakulasi cepat di dalam
vagina.
Syukur-syukur kalau bisa ereksi lagi bisa buat ronde ke 2
tetapi itu
jarang sekali terjadi.Lalu setelah itu langsung bubaran
seraya .meninggalkan kekesalan pada setiap pasangannya.
Tapi kali
ini ia mau saja mengikuti kemauan Dian. Ia cuma penasaran
ingin
tahu lebih lanjut permainan apa yang bakal dilakukan oleh
Dian.
Donie tahu Dian menginginkan ia dalam keadaan tak berdaya
dan
penuh dalam kekuasaannya. Donie sudah sering membaca
atau
menonton film biru mengenai hal tersebut. Ia tak menyangka
bakalan bertemu dengan wanita yang terobsesi mendominasi
pasangan prianya.
"Dasar wanita pikirannya macam-macam. Mau inilah itulah
padahal
tetap saja ujung-ujungnya di entot!" pikir Donie.
Setelah yakin Donie terikat sempurna. Dian kemudian menari-
nari
di hadapan Donie dengan lemah gemulai sambil melepas satu
persatu pakaiannya. Mulai dari jas kerja yang paling duluan
jatuh
ke lantai. Kemudian menyusul rok dan blous yang
dikenakannya.
Sehingga kini nampak Dian hanya mengenakan bra dan celana
dalam berwarna putih berenda-renda. Dian mencoba meraih
pengait
bra yang berada di punggungnya. Sengaja ia berlama-lama
seolah
kesulitan membukanya membiarkan gairah Donie semakin
naik.
Napas Donie mendengus-dengus. Entah mengapa ia selalu
deg-
degkan melihat yang 'baru' padahal milik istrinya jauh lebih
bagus
dibanding dengan kebanyakan wanita yang pernah
dikencaninya
selama ini. Dan ketika benda itu terlepas. Dua buah gumpalan
daging berwarna putih yang cantik menggantung. Pada kedua
ujungnya di hiasi puting mungil berwarna merah muda. Ada
kemiripan pada bentuk putting susu Dian dan Niken. Kedua
wanita
itu memiliki aeorola yang mengembung bagai sebuah bukit
kecil.
Dan biasanya bagian itu akan ikut mengencang bersama
putingnya
pada saat pemiliknya terangsang.
"Woahh.. can..tikkknyaa Okhh" Desah Donie terkagum-kagum.
Penisnya belum apa-apa sudah mengeluarkan cairan mazi
yang
banyak membasahi celana dalamnya sehingga bagai
membentuk
sebuah pulau pada permukaannya.
Dian tersenyum melihat ia berhasil membawa donie menikmati
permainannya. Kini ia melangkah ke tahap selanjutnya. Kali ini
ia
naik ke atas ranjang. Perlahan ia menarik lepas celana dalam
Donie
sehingga isinya yang berukuran 'standar' itu terbebas.
'Lumayan'
pikir Dian.bentuk dan ukuran kelihatan tak berbeda dengan
milik
Didiet. Dian berdiri di atas tubuh Donie sambil kembali meliuk-
liuk
menari dengan erotis. Tak berlebihan bila Alfi dan Didiet
mengibaratkannya tubuhnya bagai sebuah gitar spanyol.
Ukuran
dada pinggang dan pinggul sangat ideal yang dapat
membakar
hangus jantung setiap lelaki yang menatapnya. Jemari Dian
menyusup ke sisi-sisi samping celana dalamnya. Lalu
perlahan-
lahan penutup terakhir tubuhnya itu ia tarik ke bawah
melewati ke
dua batang pahanya yang putih bersih diiringi pandangan
melotot
Donie hingga akhirnya benda itu jatuh di pergelangan kaki
Dian.
Dan kini Donie dapat menatap segala keindahan di
hadapannya itu
tanpa halangan apapun sambil menelan ludah. Nampak kini
sebuah
bukit kecil di hiasi bulu-bulu halus yang lebat namun terawat.
Bagian tengahnya membelah bagai sebuah bibir yang
mengatup
rapat. Belahan yang merupakan tiket menuju ke sebuah surga
impian bagi kaum lelaki. Penis Donie yang sudah menegang
penuh
itu makin banyak mengeluarkan mani hingga membasahi
seluruh
glans penisnya.
"Siapakah lelaki beruntung yang pertama kali menyentuhnya
manis?"
"Hi hi ..Nanti juga mas bakalan kukasih tahu, Yang penting
aku
mempunyai banyak sekali kejutan buat mas Donie hari ini.
Sekarang aku ingin mas tutup sejenak mata sejenak dan
jangan di
buka sebelum aku minta"
Donie menurut. Ia menutup matanya dan menunggu apa lagi
kejutan yang bakal muncul selanjutnya . Ia berharap Dian
langsung
memasukan penisnya yang sudah gatal itu ke dalam
vaginanya
yang indah.
"Buka sekarang mas" terdengar Dian memberi aba-aba .
Donie membuka kedua matanya. Dan iapun langsung
terbelalak. Ia
memang di buat terkejut luar biasa namun kali ini tak seperti
yang
ia harapkannya karena saat itu Ia melihat Niken, istrinya,
telah
berdiri di samping tempat tidurnya.
"Nienn?!..Bu..kankah kamuu ...Haihhh!!" ucap Donie tergagap
dan
tak mampu menyelesaikan perkataannya.
"Aku sengaja mengganti jadwalku mas, lalu aku menunggumu
di
kamar sebelah agar bisa memergokimu"
"Ka..lian telah merencanakan ini kan?" ujarnya menoleh ke
arah
Dian.
Ada perasaan malu dan kesal karena kali ini ia benar-benar
tertangkap basah. Tidak hanya itu ia bahkan masuk ke dalam
perangkap yang khusus disediakan baginya di dalam
rumahnya
sendiri. Kenapa ia begitu ceroboh tak terlebih dahulu
memeriksa
seluruh ruangan sebelumnya. Sungguh ia merasa hal ini akan
menjadi awal dari sebuah prahara besar bagi rumah
tangganya.
"Ya mas. Kami memang telah mengatur hal ini namun mas
jangan
berprasangka buruk dulu"
"A..pa maksudmu melakukan hal ini"
"Banyak sekali yang ingin kusampaikan padamu mas, tetapi
itu
nanti saja, sekarang kuminta mas Donie nikmati saja dulu apa
yang
bakal terjadi sebentar lagi dan selanjutnya kita lihat apakah
setelah
ini mas Donie masih tetap mencintaiku atau malahan
membenci
aku."
Donie tak mengerti maksud dari kata-kata terakhir pada
perkataan
Niken barusan dan ia benar-benar heran melihat sikap Niken
yang
diluar dugaannya. Tadinya ia berpikir Niken akan marah besar
di
bakar oleh kecemburuan ketika menemukan ia bersama-sama
dengan wanita lain dalam keadaan bugil seperti ini.
Ia bertambah bingung ketika tiba-tiba Niken menarik tali
kimononya dan benda itu terlepas dan terjatuh ke lantai.
Ternyata
ia sudah dalam keadaan polos tanpa mengenakan pakaian
dalam
lagi. Perlahan ia mendekat ke arah suaminya yang masih
terbengong bingung. Lalu Niken perlahan maju mendekat ke
arahnya
"Nien..Nien..a..ku tak inginn..."
Belum sempat ia menyelasaikan kalimatnya, mulut Niken
sudah
menangkap batang penisnya dan menghisapnya kuat-kuat.
"Arrgggg....ka..lian kaum wanita benar-benar a..neh" ujarnya
sambil
merintih-rintih kesenangan
"Apakah mas tidak suka?" goda Dian lalu mengambil alih
penis
Donie dari Niken kemudian ganti menghisapnya.
"Sukaa..Arggghhh" rintih Donie. Tak menyangka ke dua
wanita
cantik itu mengulum kelaki-lakiannya secara bergantian.
Donie lega
meski masih bingung. Alih-alih dapat masalah ia malah
mendapat
kejutan menyenangkan. Benar seperti yang Niken katakan
kalau
Donie cepat sekali mengalami ejakulasi saat melakukan
keintiman.
Belum satu menit penisnya dalam lumatan mulut Dian dan
Niken, ia
sudah memperlihatkan tanda-tanda akan berejakulasi.
Memang
selama ini Donie tak pernah bisa bertahan lebih dari satu
menitan
setelah penisnya menerima rangsangan. Oleh karenanya ia
selalu
buru-buru melakukan penetrasi pada liang senggama
pasangan
nya. Ia merasa lebih baik muncrat saat penis sudah di dalam
vagina
ketimbang membuangnya di mulut. Sungguh sangat
disayangkan
jika saja ia mampu bersetubuh secara normal pastilah ia akan
bisa
merasakan yang lebih nikmat dari yang pernah ia rasakan
selama
ini. Padahal menurut Alfi lumatan vagina Niken adalah yang
paling
enak di antara sekian banyak wanita yang pernah
disetubuhinya
terutama saat Niken sedang mengalami orgasmenya. Dan
sampai
dengan saat ini Donie tak pernah bisa sampai pada tahap itu.
Saat ini terlihat Donie sudah tak mampu lagi melawan
hasratnya
untuk berejakulasi. Spermanya berdesakan segera untuk
muncrat
keluar. Tiba-tiba Dian melakukan sesuatu. Jemarinya
memencet
keras-keras bagian tertentu pada leher penis Donie. Gerakan
sederhana itu hanya ia lakukan beberapa detik namun
hasilnya
sungguh luar biasa bagi Donie. Ejakulasinya yang nyaris tak
terbendung tadi sontak hilang begitu saja. Donie terperangah
keheranan. Ia merasa takjub wanita cantik ini mampu
menggagalkan
ejakulasinya tadi.
"Apa... yang barusan kau lakukan padaku?" tanya Donie.
"Aku hanya membuat mas Donie menunda ejakulasi. Dengan
begitu
berarti mas Donie memberi kesempatan kepada kami sebagai
pasangan mas buat meraih orgasme terlebih dahulu. Lagian
kan
mas Donie belum merasakan jepitan Vaginaku. Apakah mas
mau
berhenti sekarang?" jelas Dian memberi penjelasan pada Donie
"Eee...Ti..dakkk jangannn" Donie tak menyangka wanita
seperti Dian
tahu banyak mengenai hal tersebut "
Kuluman ke dua wanita itu terhenti sejenak ketika sesosok
tubuh
hitam legam muncul dari kamar sebelah. Donie terperanjat
ketika ia
melihat Alfi sudah dalam keadaan telanjang bulat. Ia lebih
kaget
lagi melihat benda pada selangkangan anak itu yang sudah
dalam
keadaan kaku. Benda yang mengerikan. Kepalanya masih
terbungkus kulip kulup itu membulat. sebesar sebuah tomat.
Pada
ujungnya yang berwarna merah terlihat sedikit mengintip.
Batangnya kokoh berurat di dominasi warna hitam pekat.
Meski tak
tahu persis namun Donie memperkirakan panjang benda itu
paling
tidak 20 sentimeter-an. Namun yang jelas jauh lebih panjang
dan
besar dari miliknya yang cuma 15 senti.
"Ma..u apa dia ke mari?"
"Jangan dulu banyak tanya mas, sekarang nikmati saja dulu
semuanya" ujar Niken sambil kembali melakukan oral
terhadap
penis suaminya.
Alfi lalu duduk di sofa putih yang hanya berjarak dua meter
dari
ranjang mereka.
Donie tercekat saat Dian mendekat ke arah anak itu. Lalu
mereka
berciuman dengan panas.
Akhh!! Dian! si cantik itu mau menerahkan bibirnya kepada
bocah
hitam jelek itu. Bahkan ia mebuka mulutnya membiarkan lidah
Alfi
masuk berputar-putar. Sesekali Alfi melepas ciumannya lalu
beralih
ke payudara indah Dian. Kemudian Ia menghisapinya laksana
seorang orok haus. Ternyata anak itu tak hanya mampu
meladeni
permainan bibir Dian tetapi juga sangat lihai dalam menetek.
Donie
melihat Dian lirih ketika nikmat mulai menyapa raganya akibat
sentuhan Alfi.
"Setan!" umpat Donie kesal karena anak itu telah
mendahuluinya.
Susah payah ia menunggu selama dua minggu untuk
menjamah
tubuh indah itu tetapi Dian malah memberikannya pada si
setan
kecil itu. Lepas berciuman Dian merebahkan tubuhnya di sofa
itu.
Kaki kirinya menjuntai ke lantai sementara yang satunya ia
gantungkan di sandaran sofa. Dalam kondisi seperti itu
selangkangannya terbuka lebar. Kepala Alfi menyusup di
antara ke
dua paha putih Dian. Alfi mengawalinya dengan mengecup
lembut
kedua batang paha putih Dian. Lalu kecupannya beralih ke
sekitar
belahan vagina dan akhirnya tepat di sasaran utamanya.
Sampai di
bagian tersebut lidahnya mulai beraksi. Lidahnya dengan
perlahan
menyapu dari bawah hingga atas belahan cantik di
hadapannya itu.
Tak ada bagian yang lolos dari jilatan lidahnya termasuk
klitoris
Dian yang pusat kesenangan bagi setiap wanita. Alfi lalu
menghajarnya dengan hisapan kuat di bagian itu.
"Fiiii....oughhhhhhh" pekik Dian ketika hisapan Alfi terhubung
dengan syaraf-syaraf kenikmatannya. Tubuh sintalnya
melenting
dan mengelinjang hebat. Pinggulnya ia angkat seakan
berharap Alfi
menghisap klitorisnya lebih kuat lagi.
Donie tercengang melihat bagaimana pandainya bocah itu
mempergunakan lidahnya.
Awalnya ia sedikit merasa ilfeel melihat keberadaan Alfi di
sana
apalagi anak itu saat menyentuh tubuh Dian. Namun
berbarengan
dengan kenikmatan akibat hisapan istrinya muncul pula
perasaan
aneh merayapi hatinya. Seakan-akan ia bisa menikmati
kejadian di
hadapannya itu. Apalagi mendengar suara rintihan-rintihan
Dian
yang menyayat. Iapun merasakan penisnya berereksi semakin
keras.
Niken tersenyum, ia tahu hasrat Donie sedikit demi sedikit
mulai
terseret menuju ke arah yang ia inginkan.
"Ughh..sayangg akuu sudahhh..." tiba-tiba Donie merintih
sambil
mengelinjang.
Niken segera menghentikan hisapannya. Seperti yang tadi
Dian
lakukan, iapun memencet bagian bawah leher penis Donie. Ia
lakukan beberapa detik hingga Donie kembali tenang.
"Uhh..sayanggg....kau juga bi..sa.?"
Donie sudah berpikir Niken akan segera melakukan
persetubuhan
dengannya.
"Belum saatnya mas..ini baru permulaan" jawab Niken sambil
tersenyum nakal. Ia melepaskan genggaman jarinya pada
penis
suaminya lalu berdiri bersamaan dengan Dian yang juga berdiri
meninggalkan si Alfi.
Jantung Donie berdetak keras dan tak beraturan saat ia
melihat
Niken melangkah ke arah sofa dimana Alfi berada.
"Nien!...Nien!...ka..mu...mau apa dengan diaa?" jerit Donie
berusaha
mencegah istrinya yang mulai terlentang menempati posisi
Dian
tadi.
Dian tak ingin Donie terpancing emosinya segera memasukan
penis
lelaki itu ke dalam mulutnya dan melakukan hisapan-hisapan
kuat
yang liar.
Slepp..clep..clep..clep
"Arggggggg....eggggg" Donie mengeram nikmat, lagi-lagi
penisnya
disengat oleh kenikmatan. Kepalanya terlempar ke bantal.
Di antara kenikmatan menggila itu bola mata Donie berotasi
mencari tahu apa yang terjadi pada istrinya, ia dapat melihat
Alfi
sedang melakukan hal yang sama seperti pada Dian tadi.
Kepala
anak itu dalam posisi terbenam ketat di selangkangan Niken.
"Egg...Nieeenn...Nieeenn ohh" rintih Donie memanggil-manggil
nama istrinya.
"Tenang mas... Alfi hanya membuat agar istrimu siap untuk
sebuah
persetubuhan"
bisik Dian berusaha menenangkan Donie.
Huh!.. beruntung sekali bangsat kecil itu. walau cuma dengan
lidah
Donie seakan tak rela kemolekan Niken di nikmati pria lain.
Percikan api cemburu membakar hatinya. Tak ubahnya Dian
tadi,
Nikenpun merintih-rintih dan tubuhnya menggelinjang liar
akibat
perlakuaan Alfi pada organ tubuhnya yang paling intim. Alfi
terlihat
begitu telaten dan tak tergesah-gesa. Dulu di awal
perkawinannya
Donie masih sering melakukan cunnilingus terhadap Niken.
Seiring
waktu ia tak pernah melakukannya lagi. Alfi seakan ingin
menunjukan padanya bagaimana cara melakukan hal itu
dengan
cara yang benar. Tak hanya sekedar menjilat alat kelamin
istrinya
seperti yang pernah ia lakukan tetapi lebih dari itu. Alfi juga
menunjukan rasa cinta dan penghargaannya pada benda itu
dengan
berlama-lama betah di sana. Bukankah benda ini adalah
bagian
yang paling diidamkan dan diinginkan seorang pria. Bukankah
awal
kehidupan juga berasa dari dalam benda ini dan harus
melaluinya
terlebih dahulu dengan belitan kenikmatan.
"Oghhh..Ba..gaimana seorang bocah seusia itu tahu dan
menjadi
begitu pandai mengauli wanita?" ujar Donie terbata-bata oleh
kenikmatan yang ia rasakan sambil tetap menatap kegiatan di
atas
sofa.
Dian tersenyum mendengar pertanyaan Donie. Itu merupakan
tanda
kalau Donie perlahan sudah dapat menikmati perlakuan Alfi
terhadap Niken.
"Sejak berusia tujuh tahun dia sudah sering melakukannya
pada
banyak wanita" ujar Dian sambil mengocok-ngocok penis
Donie
menggantikan kuluman mulutnya sementara buat meladeni
omongan Donie.
"Gi..laaa...pan.tas.. kontolnya jadi begitu besarrr dan
panjang"
"Mas dia juga orang yang kumaksud" bisik Dian sengaja
mencoba
membakar gairah Donie lebih kuat lagi.
"A..paa?"
"Bukankah tadi mas bertanya siapa laki-laki yang pertama
mengambil kegadisanku khan?"
"Alfii?!Ti..dak mungkin! A..nak kecil ituuu?"
"Percayalah mas, tapi tak hanya aku....Sandra dan Nadine
juga"
"Ougggghhhhh!!!. Bu..kankah ia adalah anak asuhhh Sandra
dan
Didiet sendiri?
..ba...gai..manaa dengan Didiet?"
"Mas Didiet yang meminta Alfi memerawani Sandra kemudian
giliran
aku dan Nadine"
"Ka..liannn semuaa diperawani olehnyaaaa..
Arggggughhhhh..."
Donie mengerang.
Ini adalah kisah nyata paling edan dan aneh namun juga
paling
merangsang yang pernah ia dengar. Terus menerus mendapat
rangsangan hebat tak hanya pada raganya namun juga pada
jiwanya yang tak henti-hentinya dibakar oleh panasnya
simulasi
yang diciptakan oleh Dian dan Niken untuknya. Gairahnya
menggelora liar.. akibatnya Donie terpancing untuk kembali
berejakulasi. Dian segera mencengkram penis Donie sedikit
lebih
kuat dari tadi. Karena ia tahu kali ini dorongan Donie untuk
berejakulasi lebih kuat dari sebelumnya. Sepuluh detik
kemudian
Dian mengendorkan jemarinya dan Donie untuk kesekian
kalinya
terbebas dari rasa nikmatnya. Dian mengecek waktu. Hmm..
sudah
lewat lima belas menit. Ia menemukan fakta kalau Donie
mulai
terbiasa dengan sentuhan jari dan hisapan mulutnya. Berarti
Doniepun bisa melakukan kegiatan seksual pada tahap yang
lebih
jauh. Berhasil meredakan ejakulasi Donie. Dian segera
mengambil
posisi 'woman on the top' di atas tubuh Donie. Ini yang Donie
tunggu-tunggu sejak tadi. Ia girang melihat Dian sudah dalam
keadaan akan melakukan permainan puncak. Ia tak menduga
kalau
ia seberuntung ini karena bisa mendapatkan tubuh Dian atas
ijin
dan kerelaan dari istrinya.
"Anggap saja saat ini mas menerima 'Door prize' sambil
menunggu
kado utamanya".
ujar Dian.
Penis Donie yang berdiri tegak bersentuhan dengan vaginanya.
Kondisi vagina Dian yang licin membuat tak menemui
kesulitan
penis Donie masuk hingga ke pangkal.
"Oughhhhhhh......" Donie meleguh.
Dian mendiamkan batang kemaluan Donie di dalam vaginanya
tanpa
melakukan gerakan apapun. Ia mencoba menstimulasi agar
penis
Donie mampu bertahan terhadap rasa nikmat yang
ditimbulkan oleh
jepitan dinding vaginanya yang sempit. Satu menit berhasil
Donie
lalui tanpa ada rasa ingin ejakulasi. Beberapa saat kemudian
Dianpun mulai mengerakan pinggulnya ke depan dan ke
belakang
secara pelan. Doniepun bisa merasakan nikmatnya
persetubuhan
dalam waktu yang lebih lama dari biasanya.
Satu menit berikutnya Donie kembali bisa melewatinya. Meski
kali
ini Donie belum terdorong untuk orgasme. Dian mencabut
kontol
itu sejenak untuk melakukan pijatannya sekaligus memberi
waktu
buat benda itu lebih rileks. Karena sebentar lagi ada suatu
kejadian
yang dasyat yang bakalan terjadi. Selanjutnya Dian mencoba
ayunan yang lebih cepat diiringi dengan cengkraman kuat
pada
penis Donie.
"Oughhhh....enakkk bangett....." rintih Donie, matanya
terbeliak
akibat terjangan kenikmatan lumatan vagina Dian pada daging
kemaluannya.
Namun di saat dirinya sedang dilanda kenikmatan dasyat
seperti itu
tiba-tiba wajah Dian mendekat seraya membisikan sesuatu
ketelinganya.
"Mas tampaknya istrimu sudah 'siap'"
Donie melirik ke arah sofa. Pandangannya menangkap ada
suatu
keganjilan terjadi di sana dimana istrinya sedang bersama
dengan
Alfi. Kala itu Alfi tak lagi mengoral Niken. Ia melihat saat itu
Alfi
telah mengeser posisi tubuhnya menyampingi tubuh Niken
yang
masih tetap terlentang di sofa. Tangannya mengangkat salah
satu
paha Niken yang putih sehingga ujung kemaluannya tak
terhalang
dan mengarah belahan vagina istrinya yang telah basah itu.
Deg.....jantung Donie seakan berhenti berdetak menyaksikan
itu.
Tadinya ia menduga Niken akan menggantikan posisi Dian di
atas
perutnya setelah dibuat 'basah' terlebih dahulu oleh Alfi.
Ternyata
dugaannya meleset! Ia baru menyadari jika Niken memang
sudah
siap untuk sebuah persetubuhan namun bukan dengan dirinya
tetapi justru dengan Alfi si anak jelek berkulit hitam legam itu.
Kini Istrinya yang cantik yang kulitnya putih bercahaya itu
terlentang pasrah dalam keadaan terangsang berat dan siap
menanti hujaman kontol berukuran monster milik bocah itu
pada
liang senggamanya yang cantik dan rapat itu. Kontan saja
Donie
menjadi panik. Tak mungkin ia membiarkan begitu saja
istrinya
yang ia cintai disetubuhi oleh orang lain. Namun apa daya ia
sungguh tak mampu mencegah hal itu karena selain kedua
tangannya terikat dengan erat di tiang ranjang saat ini iapun
dalam
kondisi terkunci di bawah genjotan tubuh Dian.
"Please... sayang... jangan....lakukan ituuu dengannya"
pintanya
memelas pada Niken di sela-sela kenikmatan yang
menderanya.
Donie tak mampu melakukan lebih dari itu. Pada saat yang
bersamaan Dian telah sengaja menggunakan kekuatan otot-
otot
kewanitaannya secara maksimal menganti kepanikan Donie
dengan
sebuah kenikmatan tiada taranya. Kenikmatan yang menjalar
dari
seluruh permukaan penisnya ke seluruh syaraf yang ada
daerah
selangkangannya sehingga mengganggu konsentrasinya buat
mencegah perbuatan Niken. Sepertinya Niken memang ingin
Donie
akan menonton Alfi menyetubuhi sekaligus merengut
kehormatannya sebagai seorang istri di hadapan suaminya
sendiri,
ia juga sengaja mengambil posisi tersebut agar mata Donie
dapat
melihat dengan jelas bila penis anak itu memasuki vaginanya.
"Relakan mas... istri juga berhak merasakan indahnya
perselingkuhan seperti yang mas Donie lakukan selama ini"
ucap
Dian yang semakin membuat ia terpukul. Inikah hukuman buat
dirinya atas segala yang pernah ia lakukan pada istrinya?
Donie akhirnya hanya pasrah melihat ujung penis Alfi yang
berkulup itu mulai membelah vagina istri yang cantik.
Perlahan
namun pasti benda hitam besar itu tenggelam sedikit demi
sedikit.
Ia seakan tak percaya pada penglihatannya sendiri ketika
vagina
Niken yang sempit itu mampu menelan habis seluruh alat
kelamin
Alfi.
Ia melirik ke wajah istrinya. Nampak dahi Niken berkrenyit
sementara matanya menutup erat seakan menahan sakit yang
luar
biasa.
"Ohh..Nieen....Nieenn....." ujarnya cemas.
"Ssttttt..istrimu ngga apa-apa mas....dia sedang merasakan
sengatan nikmat dari titit si Alfi"
Pandangannya beralih ke Alfi. Anak jelek itu pastilah keenakan
sekali. Terlihat dari wajahnya yang berubah bagai orang idiot.
"Aooo..kakakkk kk" rintih bocah itu.
Anak itu mulai mengeluar masukan daging kejantannya. Luar
biasa
besar benda itu.
Vagina Niken dipaksa membuka sedemikian lebar buat
menerima
kehadirannya.
Sampai-sampai bagian dalam vagina Niken ikut tertarik keluar
saat
bocah itu menarik kemaluannya. Begitupun saat ia menekan
bibir
vagina Nikenpun seakan ikut terdorong masuk. Cairan licin
bercampur dengan buih-buih putih terdorong keluar di antara
tautan kemaluan mereka diakibatkan oleh gerakan kontol anak
itu.
Donie yakin itu adalah cairan milik Niken. Akhh... Niken
tampak
begitu terangsangnya, puting payudaranyapun telah mengeras
bersama aerolanya. Tapp ...Alfi tiba-tiba menangkap putting
indah
itu dengan mulutnya dan menghisapnya kuat-kuat hingga
pipinya
terkempot-kempot. Hal itu menambah kesenangan bagi Niken.
Donie dapat melihat Niken begitu menikmati persetubuhan itu.
Kini
tak ada lagi yang tersisa dari tubuh istrinya. Semua sudah
dijamahi
oleh Alfi.
"Ougghhhh...Fiiiiiiii!!!!!" pekik Niken mengejutkan Donie.
Ohh.... Niken mengalami orgasme. Alfi anak jelek itu telah
membuat
istrinya yang cantik mengelepar dalam kenikmatan. Donie
melihat
kekejangan pada betis hingga ke jemari kaki Niken yang
menekuk
dan bertaut.
Donie tercengang menatap wajah istrinya yang terlihat
menjadi
begitu cantik dengan pipi merah merona. Tentu saja Ia belum
pernah melihat itu terjadi pada istrinya. Begitu mendebarkan.
Sampai-sampai Donie lupa kalau saat itu yang sedang
menyetubuhi istrinya adalah orang lain. Selama peristiwa
dasyat
itu berlangsung Dian menghentikan genjotannya sejenak dan
sengaja dulu tak melakukan gerakan apapun. Ia kuatir kalau
Donie
tak dapat mengontrol ejakulasi. Dianpun dapat merasakan
penis
Donie berkejat-kejat keras di dalam vaginanya. Alfi
memindahkan
posisi paha Niken yang berada di hadapannya menjadi di
samping
tanpa melepas tautan kemaluannya dan Niken. Kali ini tubuh
kecil
dan kurus itu sudah dalam posisi menindih tubuh sintal Niken.
Tangan kecil itu menyusup kebelakang punggung sementara
jemarinya mencengkram bongkahan padat pantat Niken
sambil
meremasnya. Sedangkan Niken mendekap leher Alfi dengan
kedua
tangannya sedangkan kaki indahnya yang panjang melingkar
pada
pinggul anak itu lalu menekan ke arahnya. Kini tubuh
keduanya
telah melekat erat dengan sempurna. Lalu selanjutnya Donie
hanya
melihat kempat kempot daging pantat hitam anak itu saat
berayun
menghujam-hujam dengan lembut namun bertenaga. Saat
bocah itu
menghujam Nikenpun mengangkat pinggulnya. Alfi tak buru-
buru
menariknya ia menahan kemaluannya tetap di dalam selama
dua
tiga detik sebelum pantatnya kembali terangkat. Donie
memandang
persetubuhan istrinya dan Alfi tanpa berkedip. Ia tak tahu
apakah
ini sebuah anugrah atau kah sebuah musibah ataukah kedua-
duanya. Di mana Niken telah memberinya kesempatan oleh
untuk
meniduri Dian namun di saat yang sama ia harus merelakan
istrinya
yang cantik itu disetubuhi Alfi. Donie juga tak tahu apakah
setelah
ini ia masih tetap mencintai dan menginginkan Niken sebagai
istrinya setelah melihat semua ini. Ia seakan nampak begitu
menikmati mendengar pekikan-pekikan nikmat Niken. Menit
demi
menit berlalu hingga tak terasa persetubuhan panas antara
Niken
dan Alfi telah sampai pada puncaknya. Pantat alfi kini
bergerak
jauh lebih cepat dari tadi. Semakin cepat dan semakin cepat
siap
untuk melakukan penuntasan secara bersamaan.
"Aoooooo....ennnaakkkkkk!" jerit Alfi bersamaan dengan pekik
Niken
"AllFiiii sayangggggggg....Oughhhhhh!!!!"
Kocokan Alfi terhenti .Ia mengakhirinya dengan sebuah
hujaman
terdalam. Sesekali Pantat itu terlihat terhentak-hentak.
Donie tahu anak itu sedang berejakulasi
Ohhh... Anak itu tak mencabutnya ....Dia justru memuncratkan
semuanya di dalam vagina Niken!
Semua yang terpampang di hadapannya benar-benar
membuat
gairahnya semakin menggelora liar.
"Lihat istrimu mas....lihat gelinjangnya....dengar pekik
nikmatnya ...ia
mendapat kesenangan tertinggi saat ..Alfi menyuntikan benih-
benih
cintanya ke dalam rahimnya"
Bisik Dian sambil kembali membetot kuat penis Donie dengan
otot-
otot vaginanya,
"Arrggggggggg!!!......"Donie terpekik nikmat.
Saat itu juga Dian dengan cepat melepaskan pelukannya dan
mencabut lepas penis Donie dari miliknya lalu melompat ke
sisi
Donie.
Ia tahu jika ia terus membiarkan penis Donie tetap berada
dalam
vaginanya. Maka sudah dapat dipastikan pria itu pasti
memperoleh
ejakulasinya. Hal itu yang tak diinginkannya.
Donie masih dalam keadaan 'trace' nyaris tak dapat
membendung
ejakulasinya.
Dian bergerak cepat, ia segera melakukan teknik 'stop-start'
lagi
dengan memencet bagian tertentu pada penis pria itu.
Beberapa
tetesan bening sempat memancar sehingga Dian harus
memencetnya lebih keras. Tak kehabisan akal dengan tangan
kirinya ia melakukan tamparan pada kepala penis Donie. Donie
sempat terkejut karena sakit sehingga gairahnya sedikit
mereda.
Beruntung tetesan itu akhirnya berhenti.
"Huh.. nyaris saja gagal" pikir Dian lega.
Selanjutnya Ia merasa harus lebih sigap dalam
memperaktekan
metode 'maut' yang berasal dari dr.H itu.
Kali ini Dian tak mau membuang waktu. Semua ini haruslah
cepat
segera diakhiri
Ia pun memberi kode kepada Niken dengan jentikan jarinya.
Pada
saat itu Donie sempat melihat Niken sedang mengoral batang
penis
Alfi untuk membersihkan sperma yang blepotan pada benda
tersebut. Niken meninggalkan Alfi dan perlahan melangkah ke
arah
tempat tidur. Donie memperhatikan cairan putih kental yang
mengalir keluar dari vagina Niken yang meleleh pada paha
putih
bersih istrinya dan sebagian lainya menetes-netes membasahi
karpet itu sperma si Alfi.Donie sempat bingung bagaimana
cairan
yang begitu banyak bisa terproduksi pada testis anak itu.
"Mas saatnya menerima 'kado utamanya'" bisik Dian.
Ia beringsut di sisi Donie.sambil memberi ruang bagi Niken
menggantikan posisi dirinya. Donie hanya pasrah ketika jemari
lentik Dian membimbing penisnya ke arah belahan cinta milik
istrinya yang masih becek berlumuran sperma Alfi. Dian
sempat
memencet
leher batang penis Donie beberapa detik sebelum akhirnya
benda
itu lenyap dilumat oleh vagina Niken.
"Heeeggghhhh!!!"Donie menggeram nikmat.
Meski dalam keadaan tegangan tinggi disebabkan
persetubuhan
dengan si Alfi tadi. Niken hanya bergerak pelan dan lembut.
Iapun
berusaha menahan desahannya karena tak ingin Donie
menjadi
terlalu terangsang sehingga terprovokasi berejakulasi. Kali ini
ia
merasakan hal yang sangat berbeda dari yang sudah-sudah.
Kejantanan suaminya terasa lebih kukuh dan mampu
memadati
vaginanya meski ujungnya tak mampu menjangkau mulut
rahimnya
seperti yang dilakukan oleh penis Alfi. Meski posisi tubuhnya
di
bawah Donie mengambil inisiatif melakukan pompaan. Niken
girang
bukan main. Setidaknya ini adalah bukti dari kemanjuran dari
pengobatan dr.H yang semakin menunjukan tingkat
keberhasilannya. Biarlah suaminya itu menikmatinya dulu
sedikit
kesembuhannya.
"A..ku rasaaa akuuu hampirrr keluarr ..uuhhh" rintih Donie
saat
kembali merasakan dorongan ke arah klimaks di bawah
ayunan
tubuh Niken. Ini tidak seperti yang sudah-sudah, kali ini ia
mampu
bertahan cukup lama dalam lumatan vagina istrinya.
Setidaknya ia
bisa merasakan persetubuhan yang sebenarnya meski cuma
kira-
kira 5 menitan .
Dian cepat-cepat menahan laju pantat Donie yang sedang
bergerak
memompa itu, lalu penis pria itu dikeluarkannya dari vagina
Niken.
Kembali ia memencet bagian tertentu pada kejantanan Donie
beberapa detik sampai rasa ingin berorgasme tersebut kembali
surut. Setelah itu barulah penis Donie kembali dibenamkannya
ke
dalam vagina Niken yang berkembang-kempis. Begitulah
setiap kali
Donie merasa akan berejakulasi. Dian secara telaten
membantunya
meredakan kenikmatan itu. Hal itu dilakukannya berulang-
ulang
hingga akhirnya Dian merasa yakin saat ini Donie sudah
cukup
mampu mengendalikan dan mengontrol ejakulasinya sendiri
dalam
waktu yang lebih panjang. Sepuluh menit sudah Niken dalam
posisi
di atas. Perlahan Dian melepas tali-tali yang mengikat tangan
dan
kaki Donie. Sebab tanpa Donie ketahui Alfi sudah bergegas
pergi
dari sana. Dan tampaknya Donie-pun sepertinya sudah tak
perduli
lagi dengan keberadaan anak itu karena di dalam kepalanya
hanyalah menginginkan penuntasan akhir dari kenikmatan
yang di
rasakannya saat ini. Setelah suaminya terbebas dari ikatan.
Niken
mencabut tautan kemaluan mereka dan turun dari atas tubuh
Donie
seraya berbisik
"Mas tindih Niken sekarang...setubuhi aku seperti Alfi tadi"
Donie segera dengan cepat menindih tubuh istrinya. Tangan
kanannya menyusup ke belakang kepala Niken sementara
tangan
kirinya mendekap pinggang ramping istrinya itu. Meski ia tahu
bibir
Niken tadi dipergunakan untuk mengoral penis Alfi namun
Donie
menyergapnya dengan ciuman panas membara. Bekas Alfi ada
di
mana-mana di seluruh tubuh istrinya tapi itu semua
membuatnya
makin mengelora. Sleeeeppppp...tanpa di bimbing lagi penis
Donie
telah menemukan jalannya sendiri ke sarang. Sarang yang
indah
yang lalu mencengkramnya dengan jutaan kenikmatan.
"Oughhhhh....Masss!" Niken merintih nikmat Meski penis
Donie tak
sebesar dan sepanjang milik Alfi. Namun rasa kasih
sayangnya
pada Donie membuatnya sangat menikmati saat dicampuri
oleh
suaminya itu.
Niken
Setelah organ cinta mereka berdua menyatu erat, kedua kaki
indah
Niken menyilang dan menjepit pinggang suaminya. Sementara
jemari lembutnya mencengkram punggung Donie.
"Ayun kuat-kuat mas...biarkan istrimu merasakan betapa
keras dan
kakunya milikmu" masih terdengar bisikan lembut Dian
memompa
semangatnya. Ctap.....ctap.....ctappp, bagai seorang murid
yang baik
ia mencoba memperaktekan semua yang telah Alfi perlihatkan
padanya tadi. Donie mengayun pantatnya perlahan saat
mengangkat namun cepat dan dalam saat menghujam. Saat
sedang
bercinta, sebagian besar kekuatan daya dorong lelaki berasal
dari
otot pantat dan pinggulnya. Ayunan yang kuat dan dalam
menimbulkan kesenangan tinggi pada pasangan saat
berhubungan
intim Dan itu baru disadari oleh Donie sekarang.
"Masss... perkasaa ....sekaliii ougghhh" kembali terdengar
rintihan
Niken.
Ini adalah kali pertamanya penis Donie mampu menggiringnya
pada
kenikmatan.
Donie pun tercengang seakan tak percaya dengan
pencapaiannya
saat ini. Istrinya merintih nikmat dalam permainannya dan ia
tahu
Niken sedang tidak berpura-pura.
Pujian Niken barusan bagikan tenaga sebutir viagra baginya.
Seiring waktu kepercayaan dirinya mulai tumbuh. Rintihan dan
desahan nikmat dari istrinya membuat Donie makin
bersemangat
dan percaya diri. Dian tersenyum menyaksikan upayanya telah
membuahkan hasil. Seiring dengan kembalinya kepercayaan
diri
pada diri Donie maka saat itu pula vitalitasnya berfungsi
dengan
baik. Ctap..ctapp..ctap..ctap, bunyi benturan kemaluan
mereka
terdengar menambah panasnya hubungan intim itu. Tak
terasa
persetubuhan itu sudah berlangsung selama lima belas menit.
"Uhh...rasa geli itu datanggg lagiii" bisiknya lirih sambil
berharap
Dian membantunya seperti tadi. Rasanya ia tak ingin cepat-
cepat
meninggalkan momen-momen indah bersama istrinya seperti
sekarang ini. Namun kali ini gadis itu tak melakukan hal itu
seperti
sebelumnya. Ia cuma menggeleng. "Lepaskan mas...jangan
ditahan
lagii....nikmati lumatan vagina istrimu yang enak itu"
Donie baru sadar jika Ia sudah melakukan persetubuhan
dalam
waktu yang lama dan sekarang Dian menginginkan ia lepaskan
orgasme berbarengan dengan Niken.
Tak ada yang menghalagi orgasme datang kali ini. Jemari
tangannya menyusup ke bawah pantat Niken. Sambil
meremas ia
menekan bongkahan daging lembut itu ke atas lalu mengocok
penisnya dengan cepat bagai sebuah mesin persis seperti
yang
tadi si Alfi lakukan. Saat itu ia rasakan pelukan Niken
mendekap. Ia
pun balas mendekap tubuh Niken sambil mengerahkan seluruh
sisa
tenaganya mengayunkan pinggulnya semakin cepat...semakin
cepat
lagi ...dan
"Massss Donieee.... Nikennn keluarrr!!" pekik Niken
melepaskan
orgasmenya sambil menggigit bahu suaminya.
Donie sungguh terkejut, ia merasakan hal yang luar biasa.
Vagina
Niken tiba-tiba mencengkram erat seluruh organ kelaki-
lakiannya.
Jiwanya bagai ikut tersedot lepas dari raganya. Ini belum
pernah ia
rasakan sebelumnya! Tak pernah ia bayangkan organ
kewanitaan
istrinya bisa menjadi senikmat itu. Dan saat itu juga aliran
sperma
pada saluran didalam penisnya melaju dengan cepat
menerobos
hingga keluar melalui lubang kencingnya tanpa bisa dibendung
lagi.
"Aaaaoooooo...sayangggg enaaakkkkk!!!" ia melolong ketika
air
maninya bermuncratan
Crasssss...cressssss..crattttttttt.....crettttttt...creeetttt....
Enam .....tujuh...de..la...pan... entah berapa kali. Donie sudah
kehilang hitungan Penisnya masih terus tersentak-sentak
dengan
keras. Semburan kencang dan deras melemparkan setiap
gumpalan-
gumpalan benihnya menghantam dinding rahim Niken. Bukan
main
nikmatnya! Ini adalah ejakulasi ternikmat bagi Donie. Biji mata
Donie sampai mendelik ketika nikmat itu demikian dasyat
melanda
seluruh syaraf-syaraf pada tubuhnya. Ini adalah sesi
persetubuhan
terpanjang plus orgasme ternikmat yang pernah dialami
Donie. Jika
selama ini di mata setiap wanita yang dikencaninya ia identik
dengan sebutan yang melecehkan harga dirinya sebagai lelaki
seperti 'The Prematurer' karenakan ia gampang sekali muncrat
namun kali ini ia mampu melakukannya hampir satu jam-an.
Benar-
benar sebuah lompatan besar yang berhasil diraihnya.
Akhirnya
setelah segalanya mereda Donie ambruk di atas tubuh Niken.
Kenikmatan itu bagaikan biusan morfin yang melambungkan
jiwa
dan pikiran meninggalkan alam kesadarannya. Senyum
bangga
tersungging bibirnya menghiasi tidurnya.
--
Jam 24.00
Lama Donie terlelap. Ketika ia terjaga. Ia dapati dirinya masih
terlentang telanjang di ranjang, Kesadarannya berangsur-
angsur
pulih. Ia teringat semua kejadian barusan. Persetubuhan yang
sangat melelahkan.
"Nien?" panggilnya. Tak ada jawaban. Suasana kamar begitu
hening. Pandangannya menyapu seluruh sudut kamar. Ia
hanya
menemukan sisa-sisa 'pertempuran' tadi sore. Lalu matanya
tertumbuk pada secarik kertas di sebelahnya. Diraihnya kertas
yang
ternyata sebuah surat bertulistangan Niken. Dibacanya baris
demi
baris kalimat di sana.
Mas Donie suami yang kusayangi,
Saat engkau membaca surat ini mungkin aku telah pergi
jauh dari kota ini.
Meski aku amat mencintaimu namun demikian Aku terpaksa
harus
meninggalkanmu mas. aku juga merasa malu jika harus
bertemu
dirimu lagi.
Aku memutuskan untuk mengatakan apa yang terjadi
padamu . Mas
Donie seperti halnya Dian sebenarnya aku telah menyerahkan
kegadisanku pada Alfi. Hal itu terjadi sebelum kita menikah.
Aku
telah melakukan kebohongan padamu dengan
mempersembahkan
selaput dara palsu di malam pertama kita.
Aku tak bisa berpisah lagi dari Alfi karena kini sebuah janin
yang
bukan milikmu telah tumbuh di dalam rahimku.
Carilah wanita lain Mas dan lupakakanlah aku. Aku bukanlah
seorang istri yang memiliki kesetiaan pada suami, Aku telah
menghianati dirimu. Aku terlalu kotor dan tidak pantas untuk
lagi
menerima cintamu apalagi tetap bersanding sebagai istrimu.
Maafkan aku karena telah melukai hatimu.
Niken.
Dengan agak tergesa-gesa ia memakai celananya. Lalu ia
bangkit
dan memeriksa setiap ruang. Meski sudah mencari ke seluruh
sudut
rumah sambil berkali-kali Donie memanggil Niken namun tak
ia
temukan sosok maupun sahutan dari istrinya. Tak cuma Niken
bahkan Dian dan si Alfi-pun tak terlihat lagi batang
hidungnya.
Memang tak ada orang lain selain dirinya di sana. Istrinya
benar-
benar telah pergi meninggalkannya sendiri. Niken lebih
memilih Alfi
ketimbang dirinya. Sungguh menyakitkan pembalasan dari
Niken
atas ketidaksetiaanya selama ini. Sekarang ia balik merasakan
bagaimana sakitnya hati bila dikhianati.
Donie terhenyak. Matanya berkerjab-kejab. Lalu Ia mengusap
tetesan bening yang hampir bergulir dari matanya. Ia
menghempaskan tubuhnya kembali di sofa. Jemari tangannya
mengepal meremas-remas rambutnya kuat-kuat. Ingin
rasanya ia
berteriak sekeras-kerasnya untuk melampiaskan rasa sesak di
dadanya. Ada getir menusuk hatinya tak kala mengetahui
Niken
telah hamil. Alfi... bocah itu telah mengambil semuanya. Tak
hanya
membuat Niken takluk oleh kejantannya tapi juga yang
merengut
keperawanan Niken. Kini ia juga telah meninggalkan benihnya
di
dalam rahim istrinya. Sungguh ironis seorang playboy tampan,
mapan dan kaya seperti dirinya akhirnya harus mengakui
keunggulan seorang bocah ABG ceking, hitam dan bertampang
pas-
pasan seperti Alfi dalam merebut hati Niken. Baru ia tersadar
kalau
Niken sama sekali tak membutuhkan semua yang ada pada
dirinya.
Justru apa yang sebenarnya dibutuhkan Niken ada semua
pada diri
anak itu, tetapi semuanya sudah terlambat untuk ia sadari.
Ya... ia
telah kalah! Dan telak sekali! Bagaimanakah ia harus
kemudian
bersikap sekarang. Apakah ia akan langsung memutuskan
untuk
menceraikan Niken? Ia pun sungguh tak tahu harus berbuat
apa.
Berjam-jam ia tercenung terpuruk dalam kepedihan dan
kesedihan.
Hingga akhirnya kepalanya terkulai dan Donie kembali
tertidur. Jam
menunjukan pukul 5.00 pagi saat ia terjaga untuk kedua
kalinya.
Rasa haus mendera memaksanya bangkit. Nyaris satu botol
air
dingin dihabiskannya. Lalu ia kembali membaca surat Niken.
Diulang-ulangnya sampai beberapa kali seakan mencari
makna
dibalik kata-kata di situ. Donie melihat tinta yang agak luntur
pada
tulisan Niken. Niken...ia menulis surat itu sambil menangis.
Aneh sekali....apakah Niken sebenarnya tak benar-benar
berniat
meninggalkannya?.
Kemungkinan juga ia pergi karena tak ingin ada hal-hal yang
tak
diinginkan terjadi.
Seakan Niken justru berharap Donie sendiri yang harus
mengambil
keputusan.
"Baiklah Nien jika ini memang maumu!" gumamnya Donie
Donie merasa ia harus segera menuntaskan permasalahan ini.
Tapi
walau bagaimanapun ia harus berpikir rasional bukan dengan
perasaannya agar ia mampu menarik hikmah dari kejadian-
kejadian
dalam rumah tangganya dan tidak sampai salah dalam
mengambil
keputusan. Kali ini ia harus mengambil keputusan yang
sangat
penting dalam hidupnya. Bukankah selama ini ia sangat
dikagumi
oleh koleganya akan keputusan-keputusan yang di buatnya
dalam
situasi seganting apapun.
Donie menarik nafas dalam-dalam. Ia merasa ada baiknya ia
mengintropeksi dirinya sendiri dahulu sebelum menilai
perbuatan
Niken. Sungguh kejadian ini bermula dari tingkah lakunya
sendiri.Betapa selama ini ia tak pernah mau melihat
penderitaan
pada diri Niken. Ia seharusnya memahami bagaimana sakitnya
perasaan Niken mengetahui suaminya yang tak henti-hentinya
berselingkuh baik saat sebelum maupun sesudah mereka
menikah.
Bukankah Niken telah berusaha menjadi seorang istri yang
baik
buatnya selama perkawinan mereka. Bahkan sudah beberapa
bulan
ini ia tak lagi mendatangi istrinya di tempat tidur. Wajar sekali
jika
Niken sampai akhirnya tergoda untuk mencari kepuasan dari
pria
lain. Soal kesucian, Donie rasanya ia sendiri bukanlah seorang
yang suci. Entah berapa banyak perempuan yang telah
bercinta
dengannya sebelum ia menikah dengan Niken. Bahkan
beberapa
hari sebelum malam resepsi-pun ia juga masih sempat 'main'
dgn
sekretarisnya di sebuah hotel. Meski Niken mengetahui semua
hal
tersebut namun ia tetap mau menerimanya sebagai suami.
"Haihhh..." ia menghela napas. Timbul rasa penyesalan yang
begitu
dalam.
Tiba-tiba saja ia teringat bagaimana panasnya persetubuhan
mereka tadi sore. Entah mengapa memikirkan peristiwa
tersebut
gairahnya malah kembali naik. Berangsur-angsur
kekesalannya
lenyap tertindih oleh gairah yang meluap-luap. Iapun teringat
bagaimana nikmatnya mendapatkan ejakulasi yang kuat
dengan
kuantitas sperma yang begitu banyak. Ia sendiri terkejut
dengan
volume sperma yang ia hasilkan ketika ejakulasi tadi.
Ejakulasi
layaknya seorang bintang porno! Tak pernah ia merasa
'sehidup'
tadi. Betapapun gairahnya bagai dipompa dan dipacu secara
tidak
langsung oleh persetubuhan Niken dan Alfi. Yang paling
istimewa
adalah ia tadi bahkan telah mampu memberikan sebuah
orgasme
pada Niken untuk pertama kalinya meski harus melalui
rangkaian
proses yang 'rumit'terlebih dahulu. Bukankah ini adalah
impian nya
selama ini untuk menjadi seorang suami yang mempu
memberikan
kepuasan bagi istrinya di atas ranjang.
Donie mendadak merasakan sakit pada bagian
selangkangannya.
Ternyata penisnya perlahan telah mengalami ereksi semakin
lama
semakin keras sedemikian kerasnya hingga mendesak celana
jeansnya. Sungguh aneh? Bukankah saat ini seharusnya ia
masih
dalam kondisi marah dan kesal karena telah dikhianati? Donie
segera membuka lepas celana jeansnya kembali di saat ia
rasakan
sakit disebabkan ereksinya yang terhalang oleh benda itu. Dan
benar saja begitu terbebas kontolnya melompat dalam
keadaan
tegak mengacung bagai tonggak. Wow..keras sekali?! Donie
seakan
tak percaya dengan anugrah yang diterimanya saat ini. Ingin
rasanya ia mengulangi peristiwa tadi saat ini hanya saja ia
tak tahu
harus berbuat apa. Tiba-tiba ia bergegas merapikan
pakaiannya.
Lalu meraih kunci mobilnya.
"Aku berharap aku tak terlambat!"
Donie memacu mobilnya bagai kesetanan. Udara pagi yang
dingin
berangsur-angsur hangat disiram oleh sinar mentari. Ketika
mobilnya memasuki sebuah komplek perumahan ia tak juga
mengurangi kecepatannya. Ia bahkan tak perduli beberapa
orang
jogging melontarkan sumpah serapah ke arahnya. Nyaris saja
ia
menghantam sebuah tiang lampu jalan saat membelok masuk
ke
halaman rumah Didiet. Kebetulan pintu gerbang rumah itu
masih
terbuka lebar karena Didit baru saja akan mencuci
kendaraannya
pagi itu. Didiet yang saat itu berada di halaman merasa was-
was
melihat koleganya itu muncul dalam kondisi kusut. Alamak
bakalan
runyam urusannya pikir Didit dalam hati. Ia kuatir Donie tak
terkendali dan berbuat nekat. Iapun tahu Donie adalah
pemegang
sabuk karate dan 2.
"Don apa.."
"Di mana Niken Diet?" tanya Donie memotong ucapan Didiet
"Masuk dulu kita.."
"MANA ISTRIKU!!!!"bentak Donie membahana. Didiet sampai
terlonjak karena kaget.
"Sabar Don ia ada di sini" ujar Didiet sambil memberi kode
dengan
jarinya pada Donie agar tak bicara keras-keras karena
beberapa
orang tetangga yang lewat menengok ke arah mereka.
"Bagus kalau begitu, tetapi sebelum aku menemuinya aku
akan
menyelesaikan urusanku dulu dengan... DIA!" ujar Donie
sambil
menunjuk ke arah Alfi.
Saat itu Alfi baru keluar dari samping rumah sambil
memegang
selang air. Tentu saja anak itu tergagap dan ketakutan dan
berniat
untuk kabur dari situ. Namun gerakan Donie lebih cepat.
Kerah baju
Alfi tahu-tahu sudah dalam cengkramannya. Sejurus Didiet
bergerak
untuk mencegah namun ia jatuh terduduk di rumput setelah
sebuah
dupakan menghantam perutnya.
"Jangaaaan Donnn! Jangan sakiti anak itu! Aku yang
bertanggung
jawab atas semua yang terjadi!" seru Didiet berusaha berdiri
sambil
mendekap perutnya yang masih sakit.
"Siapa bilang aku mau menganiaya bangsat kecil ini... aku
datang
justru mau menyatakan terima kasih kok" ujar Donie
tersenyum.
Tiba-tiba Ia melepaskan pegangannya pada Alfi yang sangat
mengundang keheranan Didiet maupun Alfi
"Loh??...kipikir...tadi kau..." ujar Didiet bingung atas sikap
aneh
Donie barusan.
"Tenang saja Diet, aku cuma minta waktu berbicara sebagai
dua
orang lelaki dengan Alfi, bolehkan?" ujar Donie dengan nada
suara
lunak.
"Eng..ya... silakanlah.."ujar Didiet agak lega melihat sikap
Donie.
Bagaimanapun ia cukup mengenal koleganya ini. Ia yakin
Donie tak
akan berbuat macam-macam. Pada dasarnya Donie bukanlah
orang
yang brangasan ataupun ringan tangan.
"Fi maaf ya sudah membuatmu cemas tadi, aku hanya
bercanda.
Aku mau mengucapkan rasa terima kasih kepadamu" ujar
Donie
Alfi masih terbengong seakan tak percaya akan ucapan
pemuda
dihadapannya. Tadinya ia sudah pasrah menerima sebuah
hantaman
dari Donie.
"tet..rima kasih?"
"Ya Fii, terima kasih karena kamu akhirnya aku sadar betapa
berartinya Niken buatku. Dan aku juga berterimakasih karena
secara
kebetulan aku juga telah berhasil menemukan jalan bagi
kesembuhan bagi ketidakmampuanku selama ini".
"Akh itu... Alfi juga minta maaf kak karena sudah...."
"Jangan kau risaukan hal itu, Aku ingin kamu tetap menjadi
bagian
hidup Niken. Dan mulai sekarang maukah kau menganggap
diriku
sama seperti Didiet sebagai keluargamu. Fi?"
Alfi
Alfi melihat kesungguhan dari pemuda di hadapannya. Ia
menoleh
ke arah Didiet.
Didiet tersenyum dan mengangguk.
"Iya kak Donie Alfi mau dan Alfi berterimakasih kakak mau
menerima Alfi" ujar Alfi gembira, ia tak menyangka betapa
beruntung jalan hidupnya.
"Diet, aku minta kerelaanmu dan Sandra karena Alfi akan
kuajak
tinggal dirumahku selama 3 hari pada setiap minggunya,
bolehkan?" ujar Donie
"Ah...Itu bisa kita rundingkan Don... tak ada masalah" jawab
Didiet.
"Ok Fi ..sekarang kita berjabat tangan sebagai tanda
dimulainya
sebuah ikatan kekeluargaan ini"
Alfi menyambut uluran tangan Donie dan menjabatnya meski
ia tak
mengerti betul akan makna hal tersebut. Hanya saja ia lega
bahkan
girang akan sikap dan keputusan Donie. Berarti kini ia
mempunyai
dua pasang orang tua asuh sekarang. Dan ini juga berarti
hubungannya dengan Niken tak ada yang menghalangi lagi.
"Kalau sudah ayo kita ke dalam" ajak Didiet setelah suasana
mencair.
"Masih sakitkah?" Tanya Donie sambil membantu sahabatnya
itu
berdiri dari rumput.
"Jelas!" gerutu Didiet.
"Salahmu sendiri kenapa ikut campur ha ha ha"
"Kau gila! Kupikir kau tadi serius mau meghabisi Alfi"
"Ga pa pa sesekali bercanda kan?. Anggap saja itu sebagai
upah
bagimu ha ha"
"Don, sebaiknya kau segera temui istrimu di atas. Sejak pergi
dari
rumahmu ia tak henti-hentinya menangis. Istriku dan yang
lain
sudah kehabisan akal membujuknya"
"Ha...be..narkah?"
"Ya....walau bagaimanapun ia sangat mencintaimu sepenuh
hati
sama seperti Sandra mencintaiku"
"Aku benar-benar merasa bersalah selama ini...aku menyesal
sekali
Diet" Donie tertunduk
"Hei Sudahlah! ayo datangi dia segera!" ujar Didiet
menyemangati.
"Ya aku menemui dia sekarang. Eh... ngomong-ngomong aku
juga
berterima kasih padamu atas semua kegilaan yang kau
ciptakan ini"
ujar Donie sambil menoleh lagi ke arah Didit.
"He he jangan berterima kasih padaku. Itu sepenuhnya adalah
ide
istriku"
Donie bergegas menuju kea rah pintu rumah. Di sana
berpapasan
dengan Dian dan Sandra yang baru keluar karena mendengar
kegaduhan tadi. Donie sempat mengecup lembut bibir Dian.
"Maukah kamu tetap menjadi bagian dari kesembuhanku, dara
manis?" dari nada bicaranya Donie tak lagi merasa malu jika
orang
mengetahui kekurangannya.
"Itu tergantung dengan istri mas, saya menurut saja"jawab
Dian
tersenyum. Ia juga tak menyangka kalau ia berhasil
melaksanakan
tugasnya.
Saat berpaling ke Sandra, Donie mengangukan kepala
memberi
hormat sambil berkata.
"Terima kasih anda adalah seorang wanita berhati mulia, anda
telah
mau bersusah payah menyelamatkan perkawinan kami " Dari
awal
kemunculannya dulu Donie sudah menduga wanita cantik di
hadapannya itu sangat istimewa.
"Ah..mas Donie terlalu berlebihan, saya cuma ingin melihat
semuanya berakhir indah mas"
"Don! Yang satu itu jangan di ganggu ! itu property pribadi!"
ujar
Didiet dari jauh.
"Iya. iya tolong sejak sekarang dibuatkan aturan yang jelas!
Mana
yang boleh mana yang tidak, Ok?"
"OK setujuuuu!" jawab Didiet lagi.
"Dasar lelaki! Gilanya cuma beda tipis!"ujar Sandra dan Dian
geli
Donie perlahan membuka pintu kamar atas. Ia tak ingin Niken
terkejut ataupun takut padanya. Di dalam ia begitu terenyuh
saat
melihat kedua mata Niken yang bengkak karena menangis
semalam-malaman.
"Mas Donie..."desisnya pelan ketika ia menoleh ke arah pintu
dilihatnya sang suami telah berdiri disitu.Ia masih ragu-ragu
untuk
mengatakan kata-kata meski wajah Donie memancarkan
kelembutan.
"Mengapa kau lari dari sisiku kekasih?"
"Ma..afkan aku mas Donie...aku tak pantas buat mas, aku
istri yang
ternoda...bahkan aku telah ham.."
Belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya Donie
menariknya
dalam sebuah dekapan hangat. Niken merasakan
kenyamanan. Dan
sebuah kecupan lembut mendarat di kening Niken.
"Stttt.. dimataku kamu tetap bidadariku. Justru aku yang
minta
maaf karena lebih dulu tak setia dan tak mampu
membahagiakan
dirimu. Kembalilah padaku manis. Aku berjanji padamu tidak
akan
mengulangi perilaku burukku di masa lampau. Bahkan aku
menginginkan si Alfi ikut tinggal bersama kita bukankah ia
harus
ikut merawat 'bayi kita'"
Niken terperangah bagai tak percaya dengan apa yang di
dengarnya. 'bayi kita' Donie mengucapkan itu walau ia tahu
persis
bayi yang dikandungnya bukan hasil perbuatannya melainkan
benih
si Alfi.
"Be..narkah mas Donie masih mau menerima aku ?"
Donie menatap mata istrinya dalam-dalam.
"Tatap mataku manis, apakah aku berbohong? Aku
mencintaimu.
Aku tak ingin kehilangan dirimu. Aku mohon jangan tinggalkan
aku
sendiri dalam ketidak berdayaan dan kesedihan sayang,"
Niken mampu melihat kesenduan dan kejujuran yang tak
pernah
selama ini terpancar dari wajah suaminya. Iapun merasa iba
melihat
rona hitam menghiasi pelupuk mata Donie. Sebagai istri Niken
merasa bersalah seharusnya ia ikut membantu memecahkan
persoalan Donie. Dibelainya wajah tampan itu. Betapapun ia
pun
sudah belajar menyayangi suaminya selama ini. Lalu ia tak
dapat
menolak ketika Donie menyumbat bibirnya dengan sebuah
ciuman.
Sebuah ciuman yang sangat berbeda. Bukanlah ciuman yang
didasari napsu semata namun juga sebuah ciuman yang
mengalirkan cinta dan kasih sayang. Dua tetes air bening
bergulir
dari kelopak mata Niken. Iapun membalas lumatan bibir Donie
seakan melepaskan segala kerinduannya dalam dekapan dada
bidang itu. Lama ciuman itu baru terlepas.
"Aku telanjur mencintaimu mas, aku akan mengabdikan
hidupku
buat mas Donie""
"Terima kasih manis, Aku juga dan akan selalu mencintaimu
meski
ada Alfi diantara kita"
"Mas betul.. ti..dakk cemburuu bila melihat a.ku sedang
bersama ..Alfi...?"
"Sejujurnya pada awalnya aku agak illfeel...namun berangsur-
angsur aku sadar jika aku justru tak 'bisa' berhasil tanpa anak
itu..Nien. A..ku benar-benar merasakan bergairah' ketika
kulihat ia
mengaulimu saat itu.Bukankah kau sudah melihat buktinya
saat itu
aku mampu mempertahankan ereksi dan ejakulasiku jauh lebih
lama
dari biasanya" ujar Donie tergagap agak malu-malu
mengungkapkan isi hatinya.
"Tapikan itu juga karena ketelatenan 'tangan'nya si Dian
kan?"
"Itu betul juga tetapi tetap saja baru kali itu aku benar-benar
dalam
kondisi begitu 'High'" ujar Donie dengan suara bergetar-getar.
"Idihhh ngomong itu kok sampai tergagap begitu..hi..hi" Niken
tersenyum geli mendengar pengakuan jujur suaminya itu.
Jujur. Ya
hal itu yang tak pernah Donie lakukan kepadanya selama ini.
"Iyaa kok aku jadinya kepingin itu sekarang .. ..a..ku panggil
si Alfi
kemari ya say?"
"Loh masa sekarang Mas? Kita kan tamu di rumah orang apa
tidak
sebaiknya nanti di rumah kita saja" ujar Niken agak jengah
tak
menyangka Donie menjadi tak terkontrol seperti itu.
"Kalau begitu tunggu sebentar biar aku minta izin ke Didiet
dan
Sandra. Kurasa mereka mau mengerti kok."
"Tapi tetap saja aku malu sama mereka,"
"Aduhh.. sayaaang..mau yaa? a..akuu ngga sabar lagii
melihat
kontol besar si Alfi mengaduk kewanitaanmu yang indah ituuu
....Pleaseee maniss..."
Niken mengangguk mengiyakan. Mengapa ia harus menunda
datangnya kebahagiaan yang sudah lama ia tunggu-tunggu
selama
ini.
"Baiklah kalau itu maunya mas, Ajak juga Dian sekalian kemari
"
"Yessss!!!" ujar Donie girang sambil menirukan gerakan Jim
Carrey.
Lalu Ia melesat berlari keluar kamar.
Sepeninggal suaminya Niken tersenyum-senyum
sendiri.Hatinya
sungguh berbunga-bunga. Entah mengapa jantungnya begitu
deg-
degkan menghadapi ini semua. Padahal di malam pertamanya
dulu-
pun ia tak merasakan seperti yang dialaminya sekarang ini.
Seperti
ini kah rasanya kebahagiaan itu? Ohhh.. begitu nyaman terasa
mengalir dan menghangati tubuhnya. Oh Ibu..akhirnya aku
berhasil
mendapatkannya. Di pagi yang cerah itu Niken sudah tak tahu
lagi
berapa orgasme ia dan suaminya peroleh. Pekik-pekik
kenikmatan
membahana tiap menitnya silih berganti.
---
Di kolam renang halaman belakang
Didiet terlentang di kasur besar yang mengambang di atas air
sambil mengelus rambut ke dua wanita cantik yang
memeluknya
dari kedua sisi tubuhnya. Penisnya mengacung tegak dalam
remasan jemari lembut Nadine yang baru saja datang.
Sementara
Sandra tersenyum puas akan hasil dari upayanya.
"Upayamu berhasil say. Kamu memang istri yang
membanggakan
bagiku"
"Hmm ya, Aku senang karena semua berjalan sesuai dengan
rencanaku. padahal pada awalnya aku ragu bisa
mempersatukan
mereka, kupikir Donie akan lebih memilih bercerai ketimbang
menerima keadaan Niken. Ternyata ..dia juga 'sakit' seperti
kamu"
ujar Sandra.
"Iya betul! bahkan akan terus bertambah lagi orang yang jadi
korban tertular penyakitnya" ujar Nadine mengencangkan
remasannya.
"Oowww ... asiiiikk!!! Penyakit yang asiiiik!! Ha ha ha!!" Didiet
tergelak.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

2 komentar:

Mantap bro....
lanjutan alfi kapan mas bro.......

permisi kakak2 numpang promo ya
yang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com

Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!

Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
*Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
*Bonus Refrensi Sebesar 20%

Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!


Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.

- BBM : 2B47BB9C
- CALL : +855964972098
- WEECHAT : saranapelangi
- SKYPE : saranapelangi
- EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
- FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com

WWW.SARANAPELANGI.COM

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.