Rabu, 18 Maret 2015

Andani citra 2 : Tukang Air, Listrik, dan Bangunan

Tukang Air, Listrik, dan Bangunan
Aku adalah anak kuliahan yang memiliki gairah seksualitas yang
tinggi. Semenjak keperawananku direbut oleh kekasihku ketika SMA,
aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Bahkan aku membayar
orang untuk memuaskan nafsu seksualku ini. Terkadang aku suka
membayangkan bagaimana rasanya bermain seks dengan para buruh
kasar, pasti akan sangat menyenangkan, karena mereka memiliki
tenaga yang besar dibandingkan anak-anak orang kaya yang tidak
pernah mengerjakan apa-apa.
Ada seorang tukang air yang selalu mengangkut air minum untuk
keluargaku. Orangnya sangat gagah, dan aku selalu menerka-nerka
berapa "ukurannya" setiap kali dia mengantarkan minuman ke
rumahku. Sehingga aku memikirkan sedikit rencana jahat untuk
"ngerjain" dia. Wahyu selalu datang jam 10:00 setiap hari selasa, hari
itu aku sudah siap-siap dengan rencanaku. Aku sudah menunggunya
hanya dengan menggunakan handuk yang menutup tubuhku dari
ketiak sampai pantat bawah, benar-benar minim. Dan aku juga tidak
menggunakan apa-apa lagi di dalamnya. Dia pasti akan tergoda
melihat pahaku yang putih mulus ini dengan dadaku yang berukuran
34B. Pas jam 10:00, ada orang datang dengan mengetuk pintu, aku
berteriak tunggu berpura-pura bahwa aku sedang mandi. Dengan
tergesa-gesa dan handuk yang agak acak-acakan aku membukakan
pintu untuk Wahyu. Ternyata yang datang bukan Wahyu, tetapi tukang
listrik, aku sedikit kaget, wah.. ada perubahan rencana nih, pikirku,
tapi tak apalah, yang ini juga sangatlah gagah. Orang itu sedikit kaget
karena aku hanya menggunakan handuk yang sangat minim. Tetapi aku
tahu kalau "ade"-nya yang di dalam agak bangun melihat keadaanku.
Aku bersikap sangat biasa sambil minta maaf padanya karena lama
membuka pintunya. Orang itu terlihat agak gugup, dan aku yakin dia
pasti sangat ingin melihat di balik handukku ini. Berarti rencana tahap
pertamaku berhasil. Aku melakukan rencana tahap keduaku, aku
berpura-pura menjatuhkan bon yang dia berikan padaku dan aku
mengambilnya dengan posisi membelakangi dia. Aku sangat yakin
sekali kalau dia akan melihat pantatku. Dan seperti dugaanku, dia
langsung menarik handukku. Aku berpura-pura kaget sambil menutup
payudaraku dan kemaluanku. Dia hanya melihatku saja tanpa berkata
apa-apa, tapi aku sangat yakin sekali dia sangat ingin menikmati
tubuhku ini. Dengan perlahan-lahan kedua tanganku ini diturunkan,
sehingga dia bisa menikmati tubuhku ini.
Setelah terdiam agak lama, dia tidak bereaksi sama sekali, aku pikir.
Wah.. harus mulai duluan nih. Tapi ini benar-benar menjadi tantangan
buatku. Aku mendekatinya, tangan kananku mengelus-elus
"senjatanya" itu dari luar celana dan tangan kiriku memegang lehernya
dan mendorong kepalanya ke arah payudaraku. Ketika mulutnya
mencapai puncak dari payudaraku, rasanya sangat-sangatlah nikmat.
Aku mengerang keenakan, dan tiba-tiba aku ingat kalau pembantuku
ada di atas. Dengan bisikan yang sangat menggoda, "Mmmhh.. kita
pindah.. mmhh.. ke kamarku yuk! Ada si bibi di atas.. eeuuhh.. enak
banget," tiba-tiba dia mengangkatku dengan posisi kakiku di
pinggangnya dan kepalanya masih menikmati payudaraku. Tiba-tiba
pintu terbuka dan Wahyu menongol dari pintu, aku begitu kaget.
Hampir saja tukang listik itu menjatuhkan aku. Wahyu masuk perlahan-
lahan, sambil tersenyum, dia berkata, "Wah.. lagi asyik nih, ikutan
boleh nggak?" Aku tersenyum dan kemudian tukang listrik itu berjalan
perlahan-lahan takut menabrak tembok dan meja diikuti oleh Wahyu.
"Kamarnya dimana, Neng?" tanyanya padaku dengan mulutnya yang
masih di payudaraku, rasanya benar-benar menggetarkan hatiku. "Itu..
aahh.. di situ.. di sebelah kiri.. ahh..!" aku benar-benar sangat
menikmatinya dan sambil membayangkan dua orang yang akan
memuaskanku.
Setelah meletakkanku di atas tempat tidur, Wahyu langsung menutup
dan mengunci pintunya. Kupasang kaset keras-keras supaya si bibi
tidak mendengar yang sedang terjadi di dalam kamarku. Kemudian
Wahyu dan tukang listrik itu langsung membuka bajunya dan
celananya masing-masing, lalu terlihatlah batang kesukaanku yang
sudah berdiri keras, batang kemaluan mereka sangatlah besar dan
panjang, aku baru melihat kemaluan sebesar itu sampai terbengong-
bengong melihatnya. Secara tiba-tiba Wahyu langsung menyerbu
kemaluanku yang sedari tadi sudah basah. Dia langsung melumatnya
dalam-dalam di dalam mulutnya, aku berdesis keenakan, "Aaahh..
enaakk!" Lalu tukang listrik itu melumat payudaraku dan tangannya
yang satu lagi meremas-remas payudaraku yang lain. Aku berteriak-
teriak kecil menahan keenakan yang mereka perlakukan padaku.
"Wahyu.. aku tak tahan lagi, masukin sekarang juga Yu!" tapi Wahyu
tetap ngotot menikmati kemaluanku.
Kemuadian tiba-tiba ada bunyi gedoran di jendela kamarku, ternyata di
situ ada tukang bangunan yang sedang membangun rumahku.
Kemuadian dia teriak, "Wey.. ikutan donk!" Wahyu langsung memberi
tanda agar si tukang bangunan masuk ke dalam. Si tukang listrik
membukakan kunci pintu dan masuklah si tukang bangunan. Sambil
tertawa, "Wah.. sudah lama saya ingin menikmati tubuhnya si Neng ini,
akhirnya kesampean juga." Kemudian dia membuka baju dan kulihat
batangnya lebih besar dari Wahyu dan tukang listrik. Aku langsung
berfikir, Wah.. bisa lemas nih aku melayani ketiga batang yang besar-
besar ini. Wahyu mengambil posisi di payudaraku yang kiri dan tukang
listrik di sebelah kanan dan tukang bangunan di kemaluanku.
Kemudian ketiga jagoan ini memulai aksinya.
Tukang bangunan itu sangatlah ahli dalam memainkan lidahnya, dia
terus menyedot-nyedot kemaluanku kemudian menggigitnya dan
memasukkan lidahnya ke lubang kemaluanku. Wahyu melumat-
lumatkan puncak payudaraku dan kadang-kadang menggigitnya. Dan si
tukang listrik juga melakukan hal yang sama, tetapi dia lebih ganas,
dia memasukkan seluruh payudaraku ke dalam mulutnya. Aku tidak
tahan menghadapi mereka semua, sangat enak sekali. "Aaahh.. nggak
tahan nih.. mau keluar.. ahh.." akhirnya aku mencapai orgasme yang
sempat tertunda tadi. Wahyu dan kedua tukang itu berebut menjilati
cairan yang keluar dari lubang kemaluanku, benar-benar membuatku
melayang di udara. Dengan setengah merem-melek aku tak sadar kalau
posisinya telah berubah sekarang. Wahyu tiduran dan mukaku tepat di
atas batangnya yang besar itu, si tukang bangunan di belakangku
sudah siap memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang
kemaluanku dan si tukang listrik siap menikmati payudaraku yang
terjuntai ke bawah. Permainan pun dimulai, si tukang bangunan mulai
menggenjot di belakangku, aku merasakan setiap gesekannya
sangatlah nikmat karena batangnya yang besar itu. Sementara mulutku
menikmati batangnya si Wahyu yang sedari sudah tak sabar ingin
kucoba. Dan tukang listrik itu sangat menikmati payudaraku. "Aaahh..
ahh.." Wahyu dan tukang bangunan mengerang keenakan. "Mmmhh..
nyam-nyam.." si tukang listrik menikmati setiap jengkal payudaraku.
Dan aku, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa saking enaknya.
Tiba-tiba genjotannya tukang bangunan makin cepat, aku rasa dia
sudah mau keluar tapi aku masih belum mau keluar, dan kemudian..
"Croot.. croott.." diikuti erangan keenakan dari si tukang bangunan.
"Aaahh..!" kemudian dia mencabut batangnya dari lubangku, aku
melepas emutanku pada batangnya Wahyu dan dengan sedikit
berteriak kepada tukang listrik, "Ayo cepat gantiin dia!" Si tukang
listrik langsung menggantikan posisinya tukang bangunan, dan si
tukang bangunan tergeletak di samping, dan batangnya sekarang
sudah terlihat layu. Kemudian tak lama Wahyu pun orgasme, tapi aku
terus menyedot-nyedot batangnya. Ternyata sodokannya tukang listrik
lebih mantap dari tukang bangunan, tak lama kemudian aku orgasme
yang kedua. Melihat itu bukannya berhenti, dia terus menggenjotnya
sampai akhirnya dia pun orgasme.
Wahyu yang sudah mencapai orgasme tidak mau kalah dengan kedua
tukang itu, dia langsung menyodokkan batangnya ke dalam lubang
kemaluanku dan memaksaku untuk melayani nafsunya itu. Dia masih
terus menggenjot padahal aku sudah sangat capai dan hampir
mencapai orgasme lagi. Kedua tukang itu sekarang menonton kami
sambil berteriak-teriak, "Ayo Yu.. terus.. terus!" aku benar-benar
capai. Dan secara tiba-tiba mereka bertiga menyerangku dan mulai
menjilati, mengulum, menggigit seluruh tubuhku, aku tak tahan lagi
dan akhirnya orgasme lagi dan begitu juga Wahyu. Dan mereka bertiga
langsung menjilati kemaluanku yang sudah banyak cairan baik itu
sperma dan cairan dari kemaluanku.
Kemudian secara serentak mereka main kasar kepada tubuhku, si
tukang bangunan duduk di perutku dan meremas-remas payudaraku, si
tukang listrik menggigit-gigit kemaluanku dan memasukkan tangannya
ke dalam lubang kemaluanku. Dan Wahyu lagi-lagi mita agar
batangnya dikocok olehku. Mereka memaksaku, tapi aku sangat
menyukai gerakan brutal ini sampai akhirnya aku orgasme. Benar-
benar pengalaman yang memuaskan. Mereka bertiga sudah akan
memulai lagi tetapi dengan sangat terpaksa aku memberhentikannya,
"Jangan sekarang lagi donk! aku dah capek ngelayanin kalian bertiga.
Besok kita main lagi yah." Akhirnya mereka setuju dan masing-masing
mengenakan pakaiannya lagi dan pamit pulang sambil mencium
kemaluanku. Aduh, aku benar-benar puas dan aku menunggu besok
datang, tapi sekarang aku mau tidur dulu buat persiapan besok.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.