Rabu, 18 Maret 2015

Petualangan Rikku 2: The Eyewitness

Beberapa hari setelah peristiwa itu ....
Pada suatu siang yang panas karena masih musim kemarau ...
Aku sedang mengendarai Harrierku melewati suatu daerah yang cukup
sepi karena aku sedang menuju ke tempat lesku yang baru. Aku
sepertinya sudah mengikuti petunjuk satpamku dengan baik, aku
sampai sudah mencatat jalan-jalan yang harus aku tempuh, tetapi
setelah aku melewati jalan-jalan sempit dan rasanya semakin menjauhi
kota, aku tidak yakin lagi kalau aku masih berada di jalan yang benar.
Ketika aku sampai di suatu daerah yang bersawah-sawah dan jalannya
cukup jelek, aku sadar kalau aku sudah tersasar.
Menelepon satpamku untuk menjemputku juga percuma karena aku
tidak bisa menjelaskan kepadanya posisiku sekarang ada dimana.
Tiba-tiba kurasakan sendatan-sendatan dari mesin mobilku, ketika
tiba-tiba AC mobilku mati beserta seluruh mesin mobilku aku
langsung meminggirkan mobilku agar tidak menghalangi jalan.
Sungguh sial sekali nasibku padahal baru dua minggu lalu Harrierku
kubawa ke dealer Toyota untuk full service dan check up. Seperti
melihat emas aku melihat sebuah bangunan yang tampaknya seperti
rumah gubug yang berkilau-kilau, mungkin terbuat dari bahan metal,
rumah dari seng. Aku mengunci mobilku dan mulai kulangkahkan
kakiku mendekati bangunan itu. Panas terik matahari tak kuindahkan
sambil berlari-lari kecil aku mendekati bangunan itu. Rasanya
bangunan itu tidak begitu jauh tetapi ternyata setelah sekian lamanya
aku berjalan masih juga belum sampai di tujuan. Akhirnya kucapai
bangunan itu yang tampangnya seperti gudang tanpa jendela satupun
juga. Aku yang sudah kecapaian mulai mengetuk-ngetuk pintu gudang
tersebut.
Terdengar suara langkah kaki yang mendekati pintu dan tiba-tiba
pintu didepanku terbuka dan seseorang menarikku kedalam gudang itu
dan melemparkanku ke lantai yang ternyata adalah lantai kayu. Hal
pertama yang kusadari adalah panasnya ruangan itu yang terpanggang
matahari seharian penuh tanpa jendela, aku yang cukup sering masuk
ke sauna bisa mengira-ira kalau panasnya disana sekitar 85 derajat
tetapi tingkat kelembaban yang tinggi membuat ruangan itu terasa
lebih panas dari seharusnya. Kurasakan bajuku hem berkancing yang
kupakai dan yang memang sudah basah oleh keringatku semakin
membasah dan menempel ke tubuhku yang mencetak jelas lekuk
tubuhku yang indah dihiasi dua buah putingku yang menonjol.
"Wah kangen ya? baru beberapa hari berpisah sudah mencari?"
kudengar suara yang tidak asing bagi telingaku karena memang baru
beberapa hari yang lalu aku mendengarnya. Aku benar-benar kaget
dan terkesiap karena menyadari bahwa itu suara Rohimin yang ikut
memperkosaku beberapa hari yang lalu dirumah Hendra!
Aku juga mendengar suara tawa bebrapa orang lain dan aku melihat
kesekelilingku dan menyadari kalau aku tidak sendirian, aku dikelilingi
4 orang termasuk Rohimin yang ternyata semuanya telanjang bulat
tanpa mengenakan pakaian selembarpun. Tampang mereka yang seram
seperti preman berkulit gelap semua rata-rata dan bertampang jelek
semua, ada yang tonggos ada yang mukanya cacat dan ada pula yang
botak. Aku ngeri melihat penis-penis mereka yang mengacung
kearahku seperti ikut menertawakan kebodohanku yang mengetuk
gubug itu. Penis Rohimin ternyata yang paling kecil diantara kelima
orang itu, penis yang terbesar kira-kira sekitar 20 cm ukurannya dan
lebarnya sekitar 4 cm!
"Wah min, pacarmu ternyata cantik bagaikan bidadari!"
"Tubuhnya sexy juga, beruntung kaw punya perek kaya gini"
"Toketnya besar sekali, pasti enak nih dikenyot-kenyot"
Mereka berkata-kata mesum mengenai diriku seakan-akan aku tidak
ada disana, sungguh menghina sekali, darahku mendidih dan aku
segera bangun lalu berteriak
"Bajingan semua kalian, minggir! Aku mau keluar dari sini, jangan hal
...... Aauuwww"
Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku ketika si botak yang berpenis
paling besar itu mengisyaratkan tanda dan dua orang temannya
langsung maju dan memegangi tanganku dikanan dan dikiri. Mereka
mendorong pundakku sambil menelikung lenganku lalu memaksaku
berlutut sambil si botak menjambak rambutku dan langsung
memaksakan penisnya yang besar itu kedalam mulutku.
"Sudah jangan banyak bicara, perek sepertimu memang harus langsung
dipekerjakan"
"jang...hmmmhhh.... mmmppphhhh......"
Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku saat si botak menjejalkan
penisnya kedalam mulutku. Sulit sekali rasanya penis itu masuk
kedalam mulutku, aku mulai mengalirkan air mata saat kurasa ada yang
merobek bajuku dari belakang, aku akan diperkosa lagi untuk kedua
kalinya dalam seminggu, kali ini oleh 4 orang. Bajuku yang sudah
dipereteli semua kancing-kancingnya dilolosi dari tubuhku dan
dibuang ke sudut gubug itu, tangan-tangan mereka mulai
menggerayangi dan meremas-remas kasar payudaraku yang masih
terbalut BH. Salah satu dari mereka mengambil sebuah pisau saku dari
meja kecil yang ada didekat sana dan mereka mulai merobek-robek
BHku, kemudian sisa bajuku dilolosi sehingga aku sekarang topless
dengan penis masih menancap dimulutku yang keluar masuk dengan
gerakan memompa di mulutku disertai gumaman ku yang tidak jelas.
Kurasakan tangan-tangan kasar menggerayangi tubuhku yang putih
mulus dan kencang itu dan meremas-remas dadaku yang terguncang-
guncang perlahan seiring dengan gerakan kepalaku yang sedang
mengulum penis si botak.
"mmmhhh....hhhh....mmmm....." gumamku tak jelas karena mulutku
masih tersumpal oleh penis si botak yang menggerak-gerakkan
kepalaku maju mundur. Aku masih menangis sambil mengrenyitkan
dahiku menahan rasa mualku. Tiba-tiba kurasakan ada tangan lain
yang mengelusi pahaku dan naik ke pangkal pahaku untuk kemudian
mengelus-elus vaginaku yang masih tertutup celana dalam berwarna
pink.
Aku merasakan nafsuku mulai bangkit ketika tangan-tangan mereka
secara sinkron meremas-remas payudaraku yang besar dan memilin-
milin putingku serta ada pula yang mengelus-elus vaginaku. Si
tonggos mulai mengulum-ngulum putingku yang berwarna pink dan
menjilati daerah aerolanya yang berwarna kecoklatan sementara
temannya meremas-remas induk payudaraku dan menggigit-gigit kecil
puting payudara kananku. Tiba-tiba akumembelalakkan mataku dan
berteriak tertahan ketika si tonggos menggigit putingku keras-keras,
aku berusaha berteriak kesakitan sehingga sedikit mengatupkan
mulutku yang masih mengulum penis si botak dan agak tergigitlah
penis si botak, kontan si botak menamparku sambil melabrak si
tonggos
"hey gila lu jangan keras-keras lu gigit puting dia kalau dia lagi oralin
gue, bisa kegigit penis gue" ujarnya yang disambut oleh tawa yang
lainnya.
"hey perek siapa yang suruh lu berhenti ngoralin gue?" tegurnya
sambil kembali menampar pipiku
Air mataku kian deras mengalir menahan malu dan mual walau tak
dapat kupungkiri bahwa aku semakin terangsang juga oleh remasan-
remasan dan usapan di vaginaku. Tak kusadari aku mulai menggumam
tak jelas karena birahiku yang mulai naik dan memompa darahku agar
bergejolak dan membuat ruangan itu tambah panas saja rasanya.
Rohimin mengambil inisiatif untuk merobek rokku beserta celana
dalamku sehingga aku sekarang bugil. Setelah sekitar 10 menit kuoral,
si botak mencapai orgasmenya sambil menekan dan menahan kepalaku
sehingga aku terpaksa menelan cairan spermanya yang terlalu banyak
itu sehingga mulutku tidak mampu menampungnya dan mengalir lewat
pinggiran mulutku. Sisa pakaianku dibuang juga dan tubuhku yang
sexy itupun terpampang dengan jelas tanpa ditutupi sehelai
benangpun membuat semua orang yang memandangnya menelan ludah
dan semakin bernafsu untuk menikmati tubuhku. Rohimin dengan
rakusnya langsung memposisikan wajahnya yang jelek itu divaginaku
dan lidahnya mulai menjilati clitorisku sambil jari-jarinya ditusuk-
tusukkannya di lubang vaginaku yang membuat cairan cintaku semakin
membanjir keluar dari vaginaku.
"Hmmm gurih sekali, memang hebat rasa sperma si amoy ini, hmmmm
...." Gumamnya sambil semakin gencar mengocoki lubang vaginaku dan
mulai menggigit-gigit kecil clitorisku dan membuatku mulai
menggelinjang-gelinjang dan menceracau tak karuan apalagi payudara
dan putingku tak henti-hentinya dirangsang oleh teman-teman
Rohimin.
"Dasar perek lu jawab aja suka kan kita perkosa?" Bentak si botak
"Iya ... suka .... aaaahhhhh ...." jawabku sekenanya yang sedang
menikmati jilatan-jilatan Rohimin di klitorisku yang rasanya sudah
mulai membengkak itu.
Aku merasa darahku naik ke ubun-ubun dan aku sudah mendekati
orgasme, eranganku semakin keras saja dan akhirnya tanpa kusadari
aku mencapai orgasmeku yang pertama
"aaaaaaahhhhhhhh...... ooooohhhhh ......"
aku menjerit-jerit histeris sambil mendekap kepala kedua orang yang
sedang menikmati payudaraku sehingga semakin menempel di dadaku
dan tubuhku bergetar-getar selama beberapa saat sebelum setelah itu
aku rubuh karena lemas.
"Heh sini lu, puasin gue pake memek lu" ujar si botak yang rupanya
pimpinan geng mereka yang duduk di kursi kayu dan memerintahkanku
untuk memuaskannya.
Aku berdiri dan berjalan kearahnya dengan agak gontai karena aku
masih lemas, aku bergidik melihat ukuran penisnya yang mungkin
lebih besar daripada penis kuda itu, aku takut membayangkan bahwa
benda asing itu sebentar lagi akan membelah vaginaku yang masih
rapat ini. Walaupun aku sudah tidak perawan lagi aku yakin bahwa aku
pasti masih akan kesakitan apabila penis si botak itu masuk ke
vaginaku, dan panjangnya .... aku tidak yakin bisa masuk semuanya.
Aku memposisikan tubuhku diatas penisnya dan aku mulai
menurunkan tubuhku perlahan-lahan. Aku menggigit bibirku sambil
mengerang-erang kesakitan saat kurasakan penisnya mulai membelah
vaginaku, baru masuk kepalanya saja aku sudah tak tahan lagi rasanya,
tubuhku yang sudah mengkilat itu semakin basah saja dibanjiri
keringatku yang mengalir deras dari seluruh pori-pori tubuhku. Si
botak yang ternyata tidak sabaran itu langsung memeluk tubuhku
sehingga menempel di tubuhnya dan dia langsung bangkit berdiri yang
menyebabkan penisnya menerojok masuk kedalam vaginaku yang
mengirimkan rasa sakit ke syaraf otakku disertai teriakanku yang
membahana di seluruh ruangan yang kecil itu.
"AAAAUUUUUU ..... SSAAAAKKKIIIIIITTTTTTTTTT
......AAAAAAAHHHHHHHH ..... lepaskaaaannnnnn" teriakku kesakitan.
Aku pun berusaha menaikkan tubuhku yang tanpa hasil yang berarti
karena si botak langsung menurunkan tubuhku lagi dengan dibantu
oleh gravitasi bumi, lagipula tubuhku yang licin bergesekan dengan
tubuh si botak membuatku sulit mempertahankan diriku diatas. Saat
aku sudah bisa menaikkan tubuhku sehingga hanya kepala penisnya
yang terbenam di dalam liang vaginaku, dia menurunkan tubuhku lagi
sehingga penisnya terkocok-kocok keluar masuk vaginaku. Aku hanya
bisa berteriak-teriak sambil menggeleng-gelengkan kepalaku karena
kesakitan.
Si botak ternyata cukup kuat juga karena posisi itu membutuhkan
banyak tenaga tapi ternyata dia bisa bertahan selama sekitar 10
menitan yang membuatku tersiksa selama itu. Tiba-tiba kurasakan ada
yang mengelus-elus pantatku yang sekal dan basah itu dan ada jari-
jari yang menusuk-nusuk lubang anusku. Aku dilanda kepanikan
karena aku tidak mau dianal lagi oleh penis-penis yang menyakitkan.
Ternyata si muka rusak yang meraba-raba pantatku dan ketakutanku
pun terjadilah, dia memposisikan penisnya di anusku dan mulai
mencoba memasukkan penisnya kedalam anusku yang masih sangat
sempit itu. Aku sangat tersiksa tetapi si botak langsung mengulum
bibirku yang terbuka lebar dan kamipun beradu lidah sementara penis
si cacat perlahan-lahan melesak membelah anusku. Akhirnya aku bisa
menikmati pemerkosaan itu setelah penis si botak dan si cacat
bergantian mengebor lubang-lubangku. Si tonggos tidak mau kalah
dan mulai merangsang payudaraku dengan meremas-remasnya.
Orgasme demi orgasme kucapai secara bergantian dan aku sudah tidak
bisa menghitung lagi berapa kali aku telah mengucurkan cairan cintaku
sampai akhirnya semuanya berputar dan gelap, lalu tiba-tiba ......
"Hhhhhaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh .........."
Aku tersentak bangun dari tidurku dengan tubuh basah dibanjiri
keringat walaupun AC dikamarku masih menyala, dalam keheningan
setelah aku terbangun aku dapat mendengarkan suara hembusan AC
dan detak jantungku yang ingin copot saja rasanya.
Aku bersyukur semua ini ternyata hanya mimpi buruk belaka. Aku
melihat jam di HP iPhoneku yang menunjukkan jam 3 pagi.
"duh sial sekali bermimpi buruk seperti itu pula, menyebalkan" pikirku.
Setelah beberapa kali membolak-balik tubuhku dan menyadari kalau
aku tidak mungkin dapat tertidur kembali, lagipula saat itu sudah jam
4.30 pagi, aku memutuskan untuk fitness saja.
Agar ada bayangan akan rumah yang kutempati ini akan kucoba
kugambarkan seperti apa bentuknya. Rumah yang kutempati ini besar
sekali aku tidak tahu berapa meter persegi luasnya tetapi terdiri dari
dua tingkat, lantai dari tingkat bawah bawah dilapisi marmer,
sedangkan lantai dari tingkat atas dilapisi oleh batu granit. Dipojok
kanan belakang ruang tamu terdapat tangga melingkar yang lumayan
besar dan terbuat dari semen yang dilapisi karpet berwarna merah. Di
lantai bawah terdapat ruang multimedia dan akustik (lebih seperti
bioskop kecil), ruang fitness, ruang tamu dan dapur yang letaknya
agak terpencil di bagian belakang, juga terdapat dua kamar tamu yang
masing-masing dilengkapi oleh kamar mandi di dalamnya. Di kamar
atas terdapat ruang tenang (ruang kedap suara yang bisa dipakai
untuk menyendiri atau menenangkan diri, ada juga dua jenis ruang
sauna, yaitu ruang sauna yang dindingnya terbuat dari batu-batu
garam dari Himalaya yang panasnya berkisar 70 derajat dan ruang
sauna finland yang terbuat dari kayu yang panasnya dapat mencapai
95 derajat. Selain itu di lantai atas terdapat kamar tidur orangtuaku
yang biasanya dipakai oleh papa dan ruang tidur tamu yang sekarang
dipakai mama kalau dia kembali dan menjengukku. Dan tentunya ada
juga kamar tidurku yang dihiasi oleh warna biru muda (aku kurang
suka warna pink, terlalu feminin). Di semua kamar diatas terdapat
kamar mandi di dalamnya yang dilengkapi oleh bathtub dan Jacuzzi.
Di luar terdapat kolam renang yang lumayan luas juga, sedangkan
dibagian belakang rumahku ada kamar tidur pembantuku dan didepan
di sebelah pos jaga satpam terdapat kamar tidur satpamku. Garasi
mobil dirumahku dapat diakses melalui ruang tamu dan bisa dimasuki
6 mobil. Saat ini garasiku masih diisi oleh 2 buah mobil, Toyota Harrier
dan Honda S2000ku. Aku ada rencana untuk membeli satu mobil lagi
yang tidak terlalu mencolok. Aku sudah diberi ijin oleh ayahku untuk
membelinya, mungkin besok lusa aku mampir ke dealer Honda milik
temanku untuk membeli Honda Hybrid.
Kembali ke aku yang tidak bisa tidur lagi. Aku mengganti baju tidurku
dengan baju senamku yang lebih mirip baju renang itu dengan bentuk
X menutupi dada dan punggungku. Pundakku terbuka begitu pula
perutku yang rata dan agak berotot ini. Aku menuju ruang fitnessku
dan aku mulai dengan bersepeda ditempat, setelah kira-kira 15 menit
aku melakukan pemanasan aku melanjutkan fitnessku dengan latihan
beban rutinku yang kira-kira memakan waktu 25 menit. Setelah aku
selesai dengan rutinitasku itu aku melanjutkan dengan latihan aerobic
yang memakan waktu sekitar satu jam. Latihan aerobic yang intens itu
membuatku basah berkeringat sehingga pakaian senam minimku basah
kuyup oleh keringatku. Seusai aerobic aku mengambil handuk dan
mengelap butir-butir keringat yang menghiasi dahiku dan mengalir
menuruni leherku. Tanpa kusadari ternyata ada sepasang mata yang
telah agak lama memandangiku yang sedang latihan itu. Satpamku
yang curiga karena mendengar suara-suara langsung mengendap-
endap dan mengintip dari jendela ruang fitness yang memang
kubiarkan terbuka, niatnya baik walaupun tanpa sengaja dia sempat
ikut menikmati keindahan tubuhku yang terbalut pakaian minim. Aku
yang kecapaian memutuskan untuk bersantai-santai saja, setelah
meminum air putih di ruang tamu aku langsung keatas menuju
kamarku dan langsung melucuti satu persatu pakaian senamku dan
membuka keran Jacuzziku. Setelah Jacuzziku penuh dengan air aku
mulai merendam tubuhku dan melepas penat yang kurasakan disekujur
tubuhku, apalagi setelah semburan-semburan bubble udara
menyemprot dan serasa memijiti tubuhku ini aku benar-benar merasa
santai. Hampir satu jam lamanya aku berendam ketika aku sayup-
sayup mendengar suara alarm dari HP iPhoneku yang mengalunkan
nada-nada lembut. Aku tersentak dan menyadari kalau aku telah
terlambat untuk pergi kesekolah, aku segera mengosongkan Jacuzziku
dan berlari-lari kecil ke kamarku untuk berganti baju. Aku menyambar
tasku dan berlari kebawah, aku cepat-cepat sarapan dan langsung
berlari ke garasiku ketika aku mendengar pembantuku berteriak "non,
resleting roknya masih terbuka"
Aku segera menutupnya sambil berlari-lari ke Toyotaku yang langsung
kustarter dan dengan frustrasi aku menunggu pintu garasi yang
terbuka perlahan-lahan. Aku memacu Harrierku dengan kecepatan
yang cukup tinggi, untung aku memiliki keahlian menyetir seorang
pembalap rally (bukan aku loh yang berkata itu, teman-teman baikku
semua berkata kalau aku menyetir pasti tidak kalah dengan anak-anak
lelaki lainnya). Ternyata keahlian tinggi tidak dapat mengalahkan sang
waktu yang ternyata berpacu bersama-sama denganku, karena aku
masih juga terlambat, aku mulai khawatir karena guru pelajaran jam
pertama ini lumayan killer juga. Aku dengan mengendap-endap
memasuki ruang kelas yang kebetulan pintunya dibelakang, Pak Romin
yang sedang menghadap papan tulis ternyata awas juga oleh
keberadaanku yang secara diam-diam memasuki ruangan.
"Minami! Kamu terlambat dua puluh menit, waktu istirahat nanti kamu
harus segera menghadap saya!" teriaknya dari depan, aku yang tidak
menyangka dia sadar aku masuk ke kelasnya langsung tersentak
kaget.
"I.... iya pak, siap pak!" jawabku yang langsung disambut tawa seisi
kelas.
Sialan pikirku, mau apa lagi nih, dasar apes, gara-gara mimpi buruk
tadi pagi sih. Aku mengumpat-umpat sendiri dalam pikiranku,
menyesali kejadian tadi.
"Kamu terlambat ngapain aja?" bisik Budi teman sebangkuku.
"Telat bangun tadi, eh ada pe er ngga sih?" jawabku sambil membuka-
buka buku agendaku.
"Iya ada tapi bukan untuk pelajaran ini, pelajaran berikutnya"
"Waduh sial, aku lupa buat sepertinya, pinjam pe ermu dong?"
Akhirnya aku mengcopy pe er Budi saat pelajaran pak Romin, untung
beliau tidak menyadari kalau aku tidak terlalu memperhatikan pelajaran
yang diberikannya.
Akhirnya bel pun berbunyi dan aku langsung keluar dari kelas sambil
menolak ajakan Rina untuk makan bersama di kantin karena aku harus
menghadap pak Romin. Aku mengambil jalan memutar untuk menuju
kantor guru yang masih terletak di gedung lama sekolahku karena
jalan pintas yang menuju kantor guru itu melewati bagian lama gedung
yang sudah tidak terpakai lagi dan menunggu untuk diambrukkan
untuk dibangun ruang olah raga yang baru. Aku bukannya
superstitious atau percaya akan cerita-cerita hantu tetapi aku
mendengar kalau jalan pintas itu sekarang rawan karena banyak
dipakai untuk geng-geng tertentu untuk menggerombol.
Sandra
Akhirnya aku diomeli pak Romin karena aku sudah beberapa kali
terlambat masuk ke kelas, kebetulan pak Romin ini guru pembimbing
kelasku sehingga beliau juga mendengar omelan-omelan dari guru-
guru lainnya yang mengadu kalau aku telah beberapa kali terlambat
masuk kelas, baik pagi hari ataupun setelah istirahat. Sewaktu aku
sudah boleh kembali ke kelas ternyata bel tanda masuk sudah
berbunyi, aku tidak mau terlambat lagi untuk pelajaran Bu Rosa, jadi
aku memutuskan untuk lewat jalan pintas yang melewati gedung lama.
Di tengah perjalanan aku mendengar suara beberapa lelaki dan
seorang perempuan yang kedengarannya tidak asing lagi bagiku,
karena rasa keingintahuanku dan aku juga ingin mengetahui apakah
suara itu benar-benar suara yang kukenal, aku memutuskan untuk
mengintip sebentar dari celah dipintu. Betapa terkejutnya kala kulihat
teman baikku, Sandra sedang dikelilingi oleh 3 anak laki-laki yang
tampangnya jelas-jelas tidak sepadan dengan Sandra. Sandra tingginya
sepadan denganku, Cantik dan bertubuh putih mulus tanpa cacat
sedikitpun, aku sudah beberapa kali mengagumi tubuhnya yang indah
itu saat kita bersantai di sauna dirumahku. Payudaranya lebih kecil
sedikit daripada aku yaitu 34C, perutnya juga rata dan pantatnya yang
membulat padat benar-benar merangsang semua lelaki untuk
menjamahnya.
"Tidak, aku tidak mau melayani nafsu bejat kalian!" teriak Sandra
"Begini sayang, ada dua pilihan buatmu" katanya sambil menodongkan
pisaunya kearah Sandra.
"Pilihan pertama adalah kamu menurut dan melakukan apa yang kita
minta dan setelah itu kamu bisa kembali mengikuti pelajaran. Atau
pilihan kedua adalah kami akan memaksa kamu, merobek-robek baju
kamu dan memukuli kamu sehingga kamu berakhir di rumah sakit,
kami akan mengambil foto-foto bugil kamu dan akan kami tempelkan
di papan pengumuman. Sekarang yang mana yang kamu pilih?" Dinan
menyeringai dengan senyum jeleknya. Ketiga orang yang mengelilingi
Sandra itu cukup terkenal di SMAku, walaupun mereka baru kelas 2
(aku dan Sandra duduk di kelas 3) tetapi reputasi jelek mereka sudah
tersebar kemana-mana. Pemimpin mereka, si Dinan bertampang jelek
dan mukanya dihiasi jerawat-jerawat yang menjijikkan. Kedua anggota
gangnya tidak lebih baik lagi tampangnya, muka mereka hitam-hitam
dan yang dipanggil Kuda bergigi tonggos dan berrambut cepak,
sedangkan yang dipanggil Kribo berrambut panjang dan keriting.
Sandra yang tidak punya pilihan lain akhirnya mengiyakan.
"Baiklah aku akan menurut" katanya lirih disertai tawa ketiga orang itu.
"Hahaha akhirnya kita menemukan cewe yang pandai juga" jawab si
Kuda sambil menyeringai menunjukkan sederetan gigi yang tidak
karuan bentuknya.
"Sekarang kamu harus merangsang kami dengan tarian striptease, cewe
seperti kamu pasti suka dugem dan pasti bisa menari" kata Dinan
dengan nada mengejek.
Si kribo mengeluarkan HP SonyEricsson W810nya yang sudah jelek itu
dan mulai memainkan lagu-lagu yang bernada keras. Sambil
menggoyangkan tubuh indahnya, Sandra mulai melepaskan kancing
bajunya satu persatu. Semua mata memandang dengan tak berkedip
ketika Sandra menjatuhkan baju seragamnya ke lantai dan
mempertontonkan kedua belah payudara yang menonjol ingin keluar
dari BHnya. Sandra kembali bergoyang seirama dengan musik yang
menghentak-hentak dan melepaskan roknya yang membuat ketiga
orang itu bertepuk tangan.
"lepas sekalian BHnya, ayo lepas, sudah ingin meloncat keluar tuh"
Sambil menahan malu Sandra melepaskan BH nya yang membuat
kedua payudara indahnya tergantung dengan bebasnya dan ikut
meloncat-loncat seirama goyangan tubuhnya. Ketiga orang itu
berdecak kagum memandangi tubuh mulus Sandra yang meliuk-liuk
erotis, keringat sudah mengalir deras membasahi tubuh putih
mulusnya yang sempurna tanpa cacat bak batu pualam yang dipoles.
Setelah Sandra melepaskan celana dalamnya sudah tidak ada lagi
pakaian yang melekat di tubuhnya kecuali kalung emas, jam dan
sepatu casualnya yang membuat dirinya terlihat lebih sexy lagi. Ketiga
berandalan itu mulai mengeluarkan penis mereka yang sudah
mengeras dari tadi karena menikmati goyangan Sandra yang indah itu.
Mereka satu persatu mulai melepaskan baju mereka sambil menikmati
suguhan erotic dance Sandra yang sudah mulai kecapaian, hal itu
terlihat dari banyaknya keringat yang mengucur dari tubuhnya.
Dinan mendekati Sandra dan ikut menari bersamanya sambil
menempelkan tubuhnya ke tubuh Sandra dan sesekali meremas-remas
payudara Sandra dari belakang serta memilin-milin putingnya yang
mulai mengeras. Kedua bawahannya belum diperbolehkannya
menyentuh Sandra karena dia ingin mencicipi Sandra untuk yang
pertama kali. Sandra mulai menggelinjang dan sesekali melenguh-
lenguh ketika Dinan memilin-milin putingnya atau menggosok-gosok
klitorisnya menandakan bahwa diam-diam Sandra ikut terangsang juga
oleh permainan Dinan. Dari posisiku aku dapat melihat Dinan yang
mengecupi leher Sandra yang basah kuyup berkeringat itu dan sesekali
menjilati dan menggigit-gigit daun telinga Sandra yang dijawab oleh
erangan lembut Sandra. Tarian mereka berdua diakhiri oleh pelukan
Dinan pada pinggang Sandra sambil tangan kirinya meremas payudara
Sandra serta Sandra yang menolehkan kepalanya ke kanan saling
beradu lidah dengan Dinan, tangan kanan Sandra memegang penis
Dinan dan mengocok-ngocoknya perlahan-lahan. Dinan lalu
menurunkan tubuh Sandra dan memaksanya mengulum penisnya yang
berdiri tegak seperti tiang mercu suar itu, diameternya begitu lebarnya
sampai Sandra harus memeganginya dengan kedua tangannya.
"Jangan, tolong, penis ini tidak akan muat dimulutku"
"Jangan banyak bacot kamu, lakukan saja atau ..." Dinan mengangkat
satu tangannya, Sandra yang ketakutan mulai menjilati kepala penis
itu dan perlahan-lahan memasukkan penis itu kedalam mulutnya.
Terlihat kalau dia menahan rasa mual mungkin oleh baunya yang
menyengat itu karena dilihat dari tampang mereka, pasti mereka jarang
mandi.
Sambil mengrenyitkan dahinya Sandra mulai mengulum-ngulum penis
Dinan, karena tidak sabar akhirnya Dinan memaju-mundurkan
pinggangnya sambil menahan kepala Sandra yang membuat mulut
Sandra terpaksa terbuka lebih lebar dari seharusnya. Aku kasihan
melihatnya tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya,
apalagi ketika aku melihat si kuda mengambil kamera digital dan
mengambil foto-foto Sandra yang sedang dipaksa mengulum penis
Dinan. Si kuda layaknya fotografer professional mengabadikan adegan-
adegan panas itu dengan berbagai gaya sampai badannya menekuk-
nekuk dan berguling-guling, lucu juga dilihatnya.
Sekitar 5 menit Sandra menyepong penis Dinan, karena enaknya
sepongan Sandra tampaknya Dinan tidak dapat menahan orgasmenya
lagi dan dengan erangan keras menyemburlah lahar panas Dinan
didalam mulut Sandra.
"Arggghhh ... enak sekali .... telan semua, jangan sampai ada yang
terbuang" perintahnya pada Sandra yang terpaksa menelan semua
sperna Dinan. Walaupun Sandra sudah mencoba sebaik mungkin untuk
menelannya tetap saja ada yang mengalir di sisi bibirnya.
Plaaaakkkkk .... sebuah tamparan mendarat di pipi Sandra yang diiringi
isak tangisnya, yang menamparnya tidak lain adalah Dinan yang
merasa kalau Sandra membuang-buang spermanya yang berharga.
"Dasar perempuan bodoh, sayang spermaku dibuang-buang begitu
saja! Da, kamu boleh sikat dia, habisi saja, kau juga boleh ikut, bo!" si
Dinan memberi perintah pada kuda dan kribo untuk menikmati tubuh
Sandra yang lunglai terisak-isak sambil terduduk di lantai. Kedua
berandalan itu serentak maju dan tanpa dikomando lagi mereka
membuka pakaian mereka satu persatu sehingga keduanya bugil, aku
terkesiap melihat ukuran penis si Kuda, ternyata dia dipanggil kuda
bukan hanya karena gigi-giginya yang tonggos melainkan ukuran
penisnya yang seperti penis kuda, benar-benar penis terbesar yang
pernah aku lihat. Aku mengira-ira panjangnya sekitar 30 cm dan
diameternya 5 cm, aku jadi bergidik membayangkan penis itu akan
membobol lubang teman baikku itu. Si kribo menyuruh Sandra untuk
bangun dan membalikkan tubuhnya sehingga Sandra menghadap
dinding dengan kedua tangannya menopang di dinding kelas itu
dengan agak membungkuk sehingga payudaranya tergantung dengan
bebasnya dan terlihat lebih besar. Kribo lalu memegang induk
payudara Sandra dan mulai meremas-remas payudaranya sedangkan si
kuda merenggangkan kaki Sandra dan mulai menjilati gumpalan daging
kecil yang bernama klitoris itu sehingga Sandra mulai terdengar berat
nafasnya, dia mulai terengah-engah dan mengerang-erang lembut
keenakan oleh rangsangan-rangsangan yang diterima oleh tubuhnya.
Rupanya akal sehatnya sudah dikuasai oleh birahi sehingga Sandra
terlupa kalau dia sedang diperkosa oleh berandalan-berandalan yang
tidak sederajat dengan dirinya, anak orang kaya dan bertubuh mulus
dan terawat yang sekarang sedang digumuli oleh dua orang berkulit
hitam dan jarang mandi itu.
Kribo tidak hanya meremas-remas payudara Sandra, tangannya juga
kadang-kadang memilin-milin puting Sandra yang merah muda itu
seperti orang mencari gelombang radio sambil mulutnya menciumi
punggung Sandra yang sudah mengkilat basah berkeringat itu. Tangan
kuda pun tidak tinggal diam, selagi mulut dan bibirnya menikmati
vagina Sandra, tangannya kadang-kadang menggosok-gosok vagina
Sandra atau meremas-remas bongkahan pantatnya yang indah
membulat padat itu. Plaakkkk ... plaakkkk .... terkadang si kuda juga
menampar-nampar pantat Sandra yang membuat pemiliknya menjerit
kesakitan. Sandra yang sudah terangsang tidak dapat menahan dirinya
lagi, dia menggeliat-geliat keenakan serta mengerang-erang dengan
nikmatnya tidak memperdulikan jepretan-jepretan foto dari kamera
digital yang kini dipegang Dinan. Akhirnya gelombang orgasme yang
menyerang dan mendera tubuh Sandra datang juga ....
"ooooooohhhhh ... aaaahhhhhh ..... accckkkkhhhhh......." Sandra
mengerang-erang dan melenguh-lenguh kenikmatan, orgasme yang
mendera tubuhnya terlalu intens sehingga Sandra terjatuh lemas, Kribo
dengan cekatan memeluk perut Sandra sehingga dia tidak terjatuh
menindih si Kuda. Kribo menikmati belahan pantat Sandra yang
menjepit penisnya yang sudah mengacung tegak itu. Si kuda duduk
bersandar di dinding kelas dan menyuruh Sandra untuk memasukkan
penisnya ke vaginanya dengan gaya Woman on Top. Dengan dibantu si
kribo Sandra sambil bergidik mulai memposisikan dirinya diatas penis
si kuda yang benar-benar seperti penis kuda itu. Perlahan-lahan
Sandra menurunkan tubuhnya sambil menggigit bibir bawahnya
menahan sakit proses penetrasi itu. Sandra mengerang-erang sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha menaikkan tubuhnya
tetapi Kribo yang menahannya lebih kuat sehingga perlahan-lahan
penis itu masuk mengisi liang vagina yang jarang dimasuki penis itu.
"AAAAAAAAAAA...........SAKIIIIIIIITTTTTTTTTT ..... HENTIKAAANNNNN
.... AAARRRGGGHHHHH......" tiba-tiba aku tersentak mendengar
lolongan pilu Sandra yang menjerit-jerit kesakitan ketika penis kuda
tiba-tiba masuk dan membelah vaginanya yang masih sempit itu
hanya karena Kribo tidak sabar lagi menanti gilirannya dan memberati
tubuh Sandra yang dengan sekali sentak melesak kebawah seperti
pasak.
Terlihat darah segar mengalir dari vagina Sandra yang jelas-jelas
sudah tidak perawan lagi, sepertinya vaginanya robek karena dipaksa
dimasuki penis sebesar pemukul baseball itu. Kribo yang tidak kasihan
mulai memasukkan penisnya yang besar (walaupun tidak sebesar milik
si kuda, tetap saja ukurannya besar) kedalam lubang anus Sandra yang
disertai jeritan-jeritan ngilu pemiliknya. Benar-benar barbar kelakuan
ketiga orang itu, darahku mendidih karenanya. Saat itu aku tidak bisa
berbuat apa-apa, apalagi si Dinan itu anak kepala sekolah, benar-
benar aib bagi keluarganya mengingat kakaknya adalah seorang
insinyur dan kakak keduanya sedang menjalani program masternya,
hanya si Dinan yang seperti produk gagal. Terlihat kribo dan kuda
memaju mundurkan penis mereka tanpa ampun di kedua lubang Sandra
secara bergantian selama sekitar 10 menit disertai jeritan kesakitan
Sandra yang awalnya terdengar memilukan. Erangan-erangan Sandra
terdengar semakin lirih dan lama kelamaan jeritannya digantikan oleh
erangan-erangan erotis, ternyata Sandra mulai menikmati double
penetration itu dan mulai ikut menggerak-gerakkan pinggulnya sambil
tangannya bertumpu di dada si kribo yang berbaring dibawahnya. Si
kribo menggerakkan tangannya untuk meremas-remas payudara Sandra
yang besar menggantung itu dengan gemasnya disertai erangan-
erangan erotis sang empunya. Butiran-butiran keringat Sandra makin
mengucur deras dan menetes-netes di dada Kribo, tubuhnya yang
menggeliat-geliat terlihat sexy sekali dan kontras dengan para
pemerkosanya yang rata-rata bertubuh hitam dan bertampang jelek
sedangkan Sandra sendiri cantik dan tubuhnya putih mulus berkilat-
kilat basah berkeringat bagai batu pualam yang digosok. Setelah agak
lama menggeliat-geliat keenakan akhirnya mereka bertiga mencapai
orgasme mereka secara bergantian, yang pertama mencapai
orgasmenya adalah Kuda yang menyemprotkan spermanya kedalam
lubang anus Sandra yang jelas-jelas tidak sanggup menampungnya
sehingga terlihat cairan putih kental itu mengalir keluar dari lubang
sempit yang terpaksa terbuka lebar.
Berikutnya adalah giliran Sandra yang mencapai orgasmenya dengan
berteriak keenakan
"aaahhhhh ..... aaarrrgghhhh ..... uuuufff ....." terdengar suara Sandra
yang terengah-engah kecapaian dan keenakan, tubuhnya bergetar dan
menikmati orgasmenya selama setengah menit. Beberapa saat
kemudian terlihat si kribo yang mengerang-erang dan akhirnya
menumpahkan semua isi spermanya dalam vagina Sandra yang sudah
tergolek lemas dipelukannya.
Saat itu juga iPhoneku berdering sehingga semua orang di dalam
ruangan itu kaget dan mencari sumber suara sedangkan aku langsung
berlari sambil mematikan Hpku. Untung aku sempat berbelok ke gang
sebelum mereka sempat keluar dari ruang kelas itu sehingga mereka
tidak sempat melihatku yang hampir bertabrakan dengan Pak Rahmat,
guru BP yang hendak kembali ke ruangannya yang segera menyuruhku
masuk ke ruang kelas karena jam istirahat sudah lama berselang.
Sepulang sekolah aku menelepon Sandra dan kutanyakan dimana dia
kok tidak mengikuti pelajaran, dia menjawab bahwa dia merasa tidak
enak badan dan pulang rumah lebih awal, dia bertanya apakah dia
boleh datang ke rumahku karena dia tidak merasa enak di rumahnya
sendiri yang sering kosong itu, aku memperbolehkannya dan
menyuruhnya datang lebih dulu, toh dia punya remote control untuk
membuka pintu gerbang rumahku. Sesampainya aku dirumah aku
langsung dipeluk oleh Sandra sambil menangis sesenggukan, dia
langsung menanyakan apakah aku melihat segalanya, dia mengenali
ringtone iPhoneku karena ringtone itu dia yang mengeset untukku. Aku
mengelus-elus rambutnya dan mencium pipinya, sambil menenangkan
Sandra aku juga menceritakan kejadian aku diperkosa di calon tempat
lesku. Sandra memeluk tubuhku sambil bergetar karena dia masih
takut, ternyata mereka tadi tertangkap oleh Pak Rahmat dan ketiga
berandal pemerkosa Sandra itu dikeluarkan dari sekolah saat itu juga.
Aku mengajak Sandra untuk berendam di jacuzzi. Kami berdua berjalan
bergandengan ke kamar mandiku dan sama-sama melolosi pakaian
yang masih melekat ditubuh kami. Aku memeperhatikan tubuh Sandra
yang putih mulus itu dan nafsuku mulai bangkit, sudah tak ada lagi
selembar benangpun yang melekat di tubuh kami, kudekati Sandra
yang memunggungiku dan kulingkarkan tanganku memeluk tubuhnya
dari belakang, payudaraku yang besar ini menekan lembut punggung
Sandra yang polos. Aku yang sedikit lebih tinggi dari Sandra mencium
pipinya dan berbisik dengan lembut di telinganya
"Kamu cantik, sayang ........."
To be continued .....

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.