Rabu, 18 Maret 2015

Petualangan Rikku 5: The Road Trip

Masih didera rasa kantuk, aku memaksa diriku untuk membuka kedua
kelopak mataku yang juga masih terasa berat ini. Pertarunganku, Aoi
dan pak Nardi kemarin benar-benar menguras seluruh tenagaku. Aku
mengerjap-erjapkan mataku untuk membiasakan mataku dengan bias
cahaya matahari yang terang benderang menembus tirai jendelaku
yang ternyata sudah tidak tertutup lagi seperti biasanya. Aku mencoba
mengingat-ingat apa saja yang telah terjadi kemarin setelah permainan
cinta kami bertiga yang liar. Semuanya kembali lagi ke ingatanku,
perlahan-lahan aku ingat setelah aku tidak kuat lagi aku meninggalkan
Aoi dan pak Nardi yang sedang tiduran berpelukan dengan telanjang
bulat. Aku kembali ke kamarku dan berendam di jacuzziku yang hangat
sambil mendengarkan lagu-lagu jazz yang kuputar dari surround
system instalasi kamar mandiku. Setelah puas berendam dan
membersihkan diri, aku mengeringkan tubuhku yang penat dan segera
masuk ke bawah selimut dan aku langsung tertidur disebelah Sandra
yang masih pulas tertidur.
****************************
The Road Trip
Pagi ini aku merasakan tubuhku sudah segar kembali, aku teringat
bahwa aku masih harus mengepak koperku untuk perjalanan nanti.
Setelah beberapa kali aku menggeliatkan tubuhku yang masih
telanjang ini sambil menyibakkan selimutku. Hawa dingin AC di
kamarku merayapi kulit tubuhku. Aku terduduk terdiam diranjangku
ketika mataku tertumbuk pada dua koper yang terletak di ujung
kamarku, yang satu tertutup dan siap dibawa sedangkan yang satunya
lagi masih terbuka, terlihat jelas bahwa koper itu belum siap untuk di
bawa pergi.
"Hey sleeping beauty, bangun juga akhirnya dirimu" ucap Sandra yang
tiba-tiba keluar dari kamar mandiku sambil mengeringkan rambutnya
yang panjang.
Aku terdiam memandangi indahnya pemandangan didepanku, seorang
gadis belia dengan tubuh yang membuat semua pria menelan ludah
sedang mengeringkan rambutnya. Butiran-butiran air yang masih
menghiasi tubuhnya membuat tubuh putih mulus itu terlihat berkilau
karena diterpa cahaya matahari yang masuk menembus kaca jendelaku.
"Jangan melongo saja nanti kemasukan setan lo!" tegurnya ketika
melihatku speechless menatap tubuh putih mulus bak bidadari yang
barusan keluar dari kamar mandiku.
"ha ... habis kamu cantik sih say" jawabku agak tergagap.
"ih ada-ada saja, kamu juga cantik, apalagi kalau sudah mandi! Oh ya
aku sudah mengepak kopermu tapi masih belum aku tutup, mungkin
kamu masih mau membawa barang-barang lain untuk perjalanan"
"Oh thanks, I've seen it! Sekarang aku mau mandi dulu deh, kamu
sarapan dulu deh, ajak Aoi ya? Bau masakan sudah sampai dalam
kamar nih" kataku sambil berjalan ke kamar mandiku.
Aku masuk ke kamar mandi dan membersihkan badanku, sambil
menikmati hangatnya air yang mengucur dari shower aku menggosok
tubuhku sambil menikmati lembutnya busa sabun yang cukup
menghilangkan penat di tubuhku.
Seusai mandi aku memilih baju apa yang akan kukenakan selama
perjalanan, setelah memilih-milih akhirnya aku memutuskan untuk
mengenakan vest berwarna pink dengan resleting didepan dan celana
jeans pendek. Karena pakaian yang kukenakan lumayan tebal aku
memutuskan untuk tidak mengenakan BH. Setelah menyelesaikan
mengepak koperku, aku turun untuk bergabung dengan Sandra dan Aoi
yang sudah hampir selesai sarapan. Dengan dibantu oleh pak Nardi,
Sandra dan Aoi selesai memasukkan koper-koper kami ke dalam
mobilku. Saat mereka selesai akupun selesai melahap sarapanku dan
kamipun siap untuk berangkat berpetualang!
*************************
The Tank Station
Setelah kami semua masuk kedalam mobil dan aku berpamitan pada
Pak Nardi serta memberi pesan untuk menjaga rumah dengan baik, aku
duduk dibelakang setir dan kamipun mulai berjalan menjauhi rumahku.
"Hey guys kita mau ke mana nih?" tanyaku memecah keheningan di
dalam kendaraan yang melaju dengan tersendat-sendat oleh keramaian
jalan dalam kota.
"Yuk kita ke Bali saja?" jawab Aoi yang memang belum pernah kesana.
"Sandra setuju pada ide Aoi?"
"Yup, let's go! Tapi jangan lewat jalur utara jawa yah? Kita
berpetualang sedikit yuk?" jawab Sandra dengan penuh antusiasme.
"Ok then Bali it is!".
Aku sendiri sudah lupa seperti apakah Bali itu, kunjunganku terakhir
ke Bali adalah waktu aku berumur 3 tahun bersama orang tuaku waktu
mereka berdua masih tinggal bersama. Aku ingat itu karena fotoku
bersama dua wanita asli Bali masih terpajang di dinding gang lantai
atas rumahku. Perlahan-lahan ingatanku melayang ke masa-masa
bahagia bersama kedua orang tuaku. Waktu kecil aku sering diajak
pergi ke luar kota oleh papa, aku diperbolehkannya memegang kemudi
kendaraan saat jalan tidak ramai, oh betapa bahagianya dimanjakan
oleh orang tuaku. Tanpa terasa kendaraan kami telah melewati batas
kota dan kamipun mulai menjauhi keramaian. Jalan tol yang biasanya
ramai entah kenapa hari ini terasa lenggang, beberapa truk bermuatan
berlebihan yang berjalan dengan lambannya di bahu jalan kami lewati
dengan mudahnya. Tanpa terasa kecepatan kami telah melampaui 180
km/jam dengan kecepatan tinggi kami meluncur menuju Bogor sesuai
panduan navigation systemku yang telah diset oleh Sandra.
"Say, lampu indikator penunjuk bahan bakarmu menyala. Kamu belum
isi bensin ya?" tanya Sandra padaku.
Aku menepuk dahiku, betapa bodohnya aku, sewaktu berangkat kami
sempat terjebak macet didalam kota, hal itulah yang membuat bahan
bakarku banyak terbakar. Dan memang aku lupa mengisi bensin, saat
kami berangkat jarum menunjukkan 1/4 lebih sedikit, menurut
perkiraanku kami seharusnya bisa mencapai Puncak dengan bahan
bakar yang masih tersisa. Kecepatanpun kuturunkan untuk menghemat
bensin sambil mencari pom bensin.
"Say depan ada pompa bensin" kata Sandra. Aku mengangguk sambil
menyetir Harrierku masuk ke pom bensin itu.
Ternyata pom bensin itu ada rumah makannya, berhubung Aoi ingin
sesuatu untuk ngemil, dia dan Sandra berjalan menuju ke bagian
rumah makan. Aku akan menyusul mereka apabila aku sudah selesai
mengisi bensin. Kututup tangki bahan bakar mobilku dan kuparkir
Harrierku di tempat parkir lalu aku menuju ke WC umum yang berada di
ujung kompleks pompa bensin tersebut karena aku memang sudah dari
tadi menahan rasa ingin buang air kecil. Ketika aku masuk ke WC
wanita ternyata baknya kosong, tidak ada air sedikitpun. Duh nasib,
gimana ya enaknya ... akhirnya aku memutuskan untuk melihat apakah
ada air di WC pria. Ternyata bak air di WC pria itu penuh, aku
langsung saja menutup pintu WC dan buang air kecil di sana. Setelah
aku selesai aku membuka pintu kamar mandi dan ketika aku hendak
keluar, tiba-tiba mulutku dibekap seseorang dan aku didorong kembali
masuk ke kamar mandi.
"Jangan bikin ribut atau orang-orang akan tahu bahwa ada cewek
masuk ke WC cowok, bisa digarap ramai-ramai kamu" bisik orang itu
di telingaku.
Ternyata dia tukang pompa bensin, tubuhnya kerempeng dan berkulit
gelap terbakar matahari. Aku hanya mengangguk mengiyakan karena
aku juga tidak mau dipergoki orang-orang karena masuk ke dalam WC
pria. Menurut nama yang tertampang di baju seragamnya, bapak itu
bernama Tarno, dia memelorotkan celana kumalnya, penisnya yang
sudah tegak itu mencuat keluar dari kungkungannya. Dijambaknya
rambutku dan aku dipaksa untuk mengulum penisnya, aku
mengernyitkan dahiku menahan mual karena baunya yang menyengat,
wah sudah berapa lama ini ngga dicuci pikirku. Dengan terpaksa aku
membuka mulutku dan akupun mulai menghisap-hisap penis hitam
pak Tarno, lidahku ikut bermain-main dan mengulas batang penisnya
yang tegak mengacung.
"Ohhh ... enak sekali ... muda-muda sudah pandai ya anak jaman
sekarang" bisiknya menghinaku, aku hanya diam saja sambil
melanjutkan aktifitasku, kuremas-remas lembut kedua biji pak Tarjo
yang membuat dia semakin gelisah keenakan.
Digerak-gerakkan pinggulnya maju mundur mengocok mulutku yang
sudah dipenuhi oleh batang penisnya. Aku membayangkan sedang
mengemut permen loli daripada aku lebih mual lagi.
Tiba-tiba aku disuruh berdiri, ditariknya resleting vestku yang
membuat kedua payudaraku terekspos dengan jelasnya, nafasku yang
terengah-engah membuat payudaraku naik turun.
"Wah putih mulus, kencang sekali susumu, lain sama punya istriku"
bisiknya sambil meremas-remas payudara kananku, mulutnya tidak
tinggal diam, bergantian pula menjilati dan mengulum puting payudara
kanan dan kiriku yang mulai mencuat dan mengeras, lidahnya kadang
bermain-main di belahan payudara dan perutku yang sudah basah
kuyup oleh keringatku sendiri.
Pak Tarno melepas kancing celana jeansku dan memandang takjub
pada vaginaku yang memang terawat baik dan tercukur bersih seperti
bayi. Aku sedikit terlonjak ketika merasakan lidah yang hangat dan
basah menyentuh klitorisku dan mengirimkan sinyal-sinyal kenikmatan
kesekujur tubuhku. Jilatan-jilatannya juga diwarnai oleh hisapan-
hisapan menyerutup semua cairan kenikmatanku yang membanjiri liang
kewanitaanku. Aku merasakan nafsuku makin memuncak dan akhirnya
tanpa bisa menahan diri lagi aku mulai mengerang-erang lembut
menikmati sensasi ini, tak terasa pinggulku bergerak-gerak dengan
sendirinya, satu tanganku bergerak meremas-remas payudaraku
sendiri untuk menambah kenikmatanku. Setelah puas menikmati
belahan vaginaku, pak Tarno berdiri dan membalikkan tubuhku
memunggunginya, kurasakan ada benda tumpul yang digesek-
gesekkan pada belahan vaginaku, penisnya mulai membelah vaginaku
perlahan-lahan, aku memejamkan mataku menikmati setiap detik
proses penetrasi ini. Plok ... plok .... plok .... srrttt.... sssrrrtt ... suara
pantatku yang beradu dengan pinggul pak Tarno membuatku sedikit
khawatir kalau ada yang masuk ke WC pasti langsung curiga, tapi aku
cuek saja karena aku sedang dibuai kenikmatan bersetubuh. Namanya
juga tempat umum pasti ada risikonya. Tubuhku menungging
terhentak-hentak kedepan, tanganku menempel ke dinding menahan
diriku agar tidak sampai terjatuh, keringatku berlomba-lomba menetes-
netes jatuh dari daguku dan kedua puting payudaraku yang juga ikut
terguncang-guncang maju mundur terdorong oleh ayunan pak Tarno.
Tangan pak Tarno tidak tinggal diam, diremas-remasnya pantatku dan
kadang-kadang ditepuk-tepuknya, yang membuatku semakin terbuai
dalam kenikmatan persetubuhan dua insan yang berbeda status ini.
Sambil menggeram-geram pak Tarno mengulurkan tangannya dan
merengkuh kedua payudaraku dan meremas-remasnya dengan kasar
seakan-akan takut kalau payudaraku menghilang begitu saja. Aku
mengganti gaya karena dengan doggy style kasar ini aku kurang
merasa dipuaskan, aku ingin memegang kendali, aku mendudukkan
pak Tarno di pinggiran bak dan aku memposisikan penisnya untuk
mempenetrasi vaginaku yang sempit. Perlahan-lahan kuturunkan
tubuhku sambil menikmati penis pak Tarno yang mengisi dan
memenuhi liang vaginaku.
"Duh sempit sekali memeknya, toketnya kenyal dan besar pula, ketiban
rejeki nih hari ini" ceracau pak Tarno sambil salah satu tangannya
meremasi payudaraku, mulutnya mengulum-ngulum puting payudaraku
sambil sekali-kali menggigit-gigit putingku yang telah meruncing
mengeras dalam kuluman bibirnya.
Kurasakan nikmat yang luar biasa ketika puting payudaraku yang telah
mengeras itu masuk ke sela-sela gigi-giginya yang ompong,
sensasinya sukar dilukiskan dengan kata-kata. Tangannya yang lain
meremas-remas pantatku dan sekali-kali mengelusi punggungku yang
basah berkeringat dan bergerak naik turun dengan bersemangat
mengocok penis pak Tarno, pandangan mataku mulai berkunang-
kunang seiring dengan orgasme yang akan melandaku, akhirnya tanpa
dapat kutahan lagi.
"Ohhhmmmmppppp ...... mmmppphhh....." Erangan-erangan tertahan
keluar dari mulutku secara tidak sengaja ketika aku mendapatkan
orgasmeku dalam posisi woman on top ini. Aku memeluk kepala pak
Tarno yang sudah mulai botak itu dan mendekap wajahnya kencang-
kencang disela-sela payudaraku, kurasakan lidahnya menjilati lelehan
keringatku yang mengalir di lembah payudaraku menambah nikmat
orgasme yang kudapatkan dari orang tua itu. Aku juga merasakan
semburan-semburan hangat dan kedutan-kedutan penisnya yang
terjepit oleh dinding-dinding vaginaku yang menandakan bahwa pak
Tarno juga mendapatkan orgasmenya bersamaan dengan diriku, tapi
hal itu tidak begitu kupedulikan karena aku sedang sibuk menikmati
orgasmeku yang dahsyat. Kesunyian tiba-tiba mendominasi ruangan
kamar kecil itu, hanya terdengar suara nafas dua insan berlainan jenis
yang terengah-engah setelah mencapai kenikmatan berdua.
"Wah terima kasih yah non, boleh loh tiap hari mampir" katanya sambil
cengengesan
"Enak saja, cukup sekali, dasar bandot tua sudah beristri saja masih
gatel" pikirku sambil membersihkan sisa-sisa sperma dan cairan
cintaku yang menetes keluar dari vaginaku.
Setelah membersihkan diri dan merapikan bajuku serta mengeringkan
tubuhku dengan menggunakan kertas tissue yang untungnya ada di
pojok ruangan WC aku berjalan dengan sedikit gontai ke arah
restaurant dimana Sandra dan Aoi menunggu. Capek sekali rasanya
kakiku setelah cukup bekerja keras tadi.
"Akhirnya datang juga, kita sudah curiga kalau-kalau kamu ketiduran
di WC!"
"Loh kok kacau balau kamu? Bajumu basah kuyup begini, kecebur di
bak air?"
Aku tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang
menghujaniku, akhirnya aku jelaskan pada mereka mengenai apa yang
barusan terjadi. Mereka menertawakanku tapi agak kasihan juga sih
padaku. Aku menyantap makanan yang sudah mereka pesan buatku
dan kami beranjak menuju mobil untuk melanjutkan perjalanan. Karena
aku sudah kecapaian aku duduk di bangku belakang dan Sandra yang
mengambil alih kemudi, ketika kami akan meninggalkan tempat parkir
aku melihat pak Tarno berjalan kembali ke posnya.
"Itu tuh pak Tarno" kataku pada Sandra dan Aoi.
Seketika itu juga Sandra menghentikan kendaraan, membuka kaca
jendela, mengeluarkan kedua belah payudaranya dan memanggil pak
Tarno yang hanya bisa melongo sampai kepalanya hampir terputar
balik sambil melihat Harrierku yang meluncur pergi menjauh. Kami
semua tertawa terbahak-bahak melihat aksi Sandra yang gila-gilaan.
Kami melanjutkan perjalanan selama kira-kira dua jam, aku yang
kecapaian tertidur dengan nyenyaknya di jok belakang sementara
Sandra mengendarai Harrierku dengan kecepatan sedang selain karena
keadaan jalan yang memang ramai, tau sendiri seperti apa jalan luar
kota di negara kita tercinta ini, dipenuhi oleh lubang-lubang dan
perbaikan jalan. Perjalanan berjalan cukup lancar, aku terbangun ketika
kami berhenti di pinggir jalan di daerah pegunungan karena Sandra
sudah capai menyetir dan ingin berjalan-jalan sebentar.
Di pinggir jalan itu juga banyak penjual buah-buahan, aku juga ikut
turun dari mobil untuk merenggangkan otot. Aku dan Aoi berjalan-
jalan masuk ke hutan sementara Sandra sibuk memilih buah-buahan,
kami bercakap-cakap sambil berjalan dengan santai menjauhi tempat
parkir mobil. Ternyata Aoi dari kecilnya menjalani kehidupan yang
cukup keras, ayah ibunya sibuk bekerja dan jarang pula pulang
kerumah. Hari-harinya di jepang diisi oleh sekolah dan ternyata dia
juga menuntut ilmu rahasia Ninja semenjak kecil. Aoi setiap hari
berlatih di dojo rahasia yang dibiayai oleh orangtuanya, oleh karena
itu dia sudah mahir dalam menggunakan berbagai macam senjata,
punya ilmu meringankan tubuh dan specialisasinya adalah dual-sword
fighting atau bertarung dengan menggunakan dua pedang secara
bersamaan. Dia sudah mengenal sex semenjak kecil, waktu usianya
menginjak 12 tahun dia diperkosa dan kehilangan keperawanannya.
Sejak itu dia sering berhubungan badan dengan teman-temannya dan
tidak jarang mereka melakukan pesta sex bersama-sama. Dia juga
menyukai sex bersama sesama wanita karena menurutnya tubuh wanita
lebih merangsang daripada tubuh pria, dia suka kelembutan yang
ditawarkan oleh tubuh wanita. Aoi ternyata juga seorang wanita
exhibisionis, dia sering tidak mengenakan pakaian dalam dan kadang
menggoda sopir taxi dengan bermasturbasi didalam taxi, terkadang dia
tidak usah membayar biaya perjalanan karena sopir taxinya puas
menonton masturbation show dari Aoi. Aoi sering juga terlibat
perkelahian, keahliannya bertarung tidak perlu diragukan lagi, dia
membawahi sebuah gang kriminal di Osaka, Jepang. Karena dia jenuh
dengan semua itu dan ingin merasakan sesuatu yang baru, Aoi
memutuskan untuk pindah ke Indonesia. Kami berbincang-bincang
cukup lama sampai-sampai kami tidak menyadari kalau kami sudah
cukup jauh masuk dalam hutan. Kami seketika terdiam ketika
mendengar suara-suara mencurigakan tidak jauh dari tempat kami,
kira-kira 200 meter ke depan kami mendengar suara-suara cukup
gaduh, karena tempat kami saat ini sudah jauh dari tempat parkir mobil
dan keramaian, aku yakin tidak ada orang yang dapat mendengar
kegaduhan itu. Aku dan Aoi diam-diam mendekati sumber suara itu
dan kami berdua mengintip dari balik pohon yang ditutupi semak-
semak tinggi dan kamipun tercekat. Terlihat seorang gadis muda
berumur sekitar 19 tahun, bertubuh ramping, berambut panjang
dikuncir kuda, yang paling menonjol adalah ukuran dadanya yang
kukira sekitar 32D, gadis itu dikelilingi oleh 4 orang kasar bertubuh
kekar dan keempatnya bertampang bengis.
"Saya akan tutup mulut ... tolong jangan sakiti saya, saya tidak akan
melaporkan ke siapa-siapa mengenai pencurian kayu ilegal kalian"
sang gadis berkata pada salah satu penjahat itu yang ternyata
anggota gerombolan pencuri kayu di hutan ini.
"Hahaha tentu saja kamu tidak akan melaporkan hal ini ke siapa-siapa,
tapi dengan tubuh seperti milikmu kami tidak bisa melepaskanmu
begitu saja tentunya!" jawab pimpinan gerombolan itu yang berkepala
botak dan berkumis lebat.
"Buka bajumu perlahan-lahan, kami ingin mencicipi tubuhmu yang
putih mulus ... hahaha ...." Ujar salah satu penjahat berperut buncit
sambil mengancam gadis itu dengan sebilah pisau yang besar.
"Siapa namamu? JAWAB!!" bentak anggota penjahat lainnya
"Nama saya Ashley, tolong jangan perkosa saya" jawabnya dengan
ketakutan, punggungnya menempel pada batang pohon dibelakangnya,
dia sudah tidak bisa kemana-mana lagi, tangannya disilangkan di
dadanya.
Pemimpin gerombolan itu memegang salah satu pergelangan tangan
Ashley dan mengangkatnya keatas sambil salah satu tangannya
meremas payudara kanannya dengan keras sampai Ashley mengerang
kesakitan.
"Kamu lebih suka disakiti daripada melakukannya secara sukarela ya?"
"Tidak ... tidak ... baik aku akan melakukan apa permintaan kalian"
jawab Ashley sambil masih mengerang-erang kesakitan
Pemimpin gerombolan itu melepaskan pegangannya dan melepaskan
tubuh Ashley dan membiarkan Ashley melucuti sendiri pakaiannya.
Dengan gemetar Ashley melepaskan tanktopnya dan belahan
payudaranya terlihat dengan indahnya seakan-akan mau tumpah dari
BHnya yang berwarna hitam berenda-renda dengan belahan rendah
membuat setengah payudara Ashley terlihat jelas. Para penjahat itu
mulai bersuit-suit kegirangan karena disuguhi pemandangan yang
benar-benar mengundang birahi. Dengan terisak-isak Ashley
melepaskan celananya perlahan-lahan, menampakkan celana dalam G-
String yang juga berwarna hitam. Para penjahat itu semakin bersorak-
sorai ketika Ashley melepaskan BHnya dan menampakkan sepasang
payudara yang indah dan membulat padat dengan putingnya yang
berwarna merah muda kecoklatan yang mengacung tegak di payudara
Ashley yang memang kenyal dan kencang.
Ashley
Ashley
Tampaknya si buncit tidak dapat menahan diri lagi, dia menghampiri
Ashley dan merenggut paksa G-stringnya sampai putus dan menghirup
dalam-dalam bau kewanitaan Ashley yang wangi karena vaginanya
memang sangat terawat, terlihat mulus dan rajin dicukur terlihat indah
dengan dua gundukan yang membukit dengan lembahnya di tengah-
tengah yang masih sempit terlihat menggaris. Kemudian mereka
menyuruh Ashley untuk berlutut sambil mengangkangkan kaki. Salah
satu dari perampok itu kemudian berlutut di belakang Ashley kemudian
menarik rambutnya dan mencium bibir Ashley yang dihiasi lipstick
tipis. Ashley terlihat sedikit jijik tetapi dia tidak ada pilihan lain selain
membalas ciuman itu sementara salah satu tangan perampok itu
meremas-remas lembut payudara Ashley dan mempermainkan puting
payudaranya.
"Ohh... mmhh.. mmhh.." Ashley merasakan sentuhan bibir dan lidah
perampok itu di bibir dan mulutnya.
Ashley berusaha untuk menikmati setiap sentuhan dari para perompak
itu. Ashley akhirnya memasrahkan dirinya dan merelakan tubuhnya
dijadikan pelampiasan nafsu seks para perampok itu. Kemudian tangan
perampok itu mulai turun menggerayangi vagina Ashley dari belakang
dan kemudian mengusap-usap bibir vagina Ashley sambil sesekali
memasukkan jarinya ke dalam vagina Ashley.
"Ohh.." Ashley menjerit kecil saat saat perompak itu memasukkan jari-
jarinya ke vaginanya yang masih rapat dan sempit.
"Jangan ....." Ashley merintih, tapi rintihannya ibarat perangsang bagi
si perampok dan kawan-kawannya, dia makin liar menggesekkan
jarinya ke selangkangan gadis itu bahkan dia juga meremas-remas
gundukan vagina Ashley yang hanya dapat merintih. Tubuhnya
mengejang mendapat perlakuan itu. Sementara perampok yang lain
mulai menciumi, menjilat dan menggigit kecil kedua belah payudara
Ashley, sedangkan kedua tangan Ashley disuruh mengocok penis sang
pemimpin perampok.
Ashley merasakan sentuhan tangan itu seperti membangkitkan monster
birahi yang tidur di dalam tubuhnya. Seketika Ashley merasa tubuhnya
bergerak dengan gelisah dan menggelinjang tak terkendali. Sesekali
kakinya menggeliat kecil seperti menahan sesuatu yang akan keluar
dari dalam tubuhnya.
"Ahhhh..... Ohhhhh.........." Ashley mulai mengeluarkan desahan-desahan
tertahan, dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terhanyut dalam
dorongan birahinya, tapi pada saat yang bersamaan, dorongan itu
begitu kuat membetot setiap simpul syarafnya membuatnya terlena.
Para perampok itu tahu Ashley sudah terangsang karena itu mereka
makin gencar melakukan serangan di setiap jengkal kemulusan tubuh
Ashley.
Sementara itu aku dan Aoi yang menyaksikan permainan tersebut
menahan nafas dan gejolak birahi mereka menyaksikan betapa tubuh
Ashley yang begitu putih, mulus dan sexy dalam keadaan telanjang
bulat sedang digeluti oleh beberapa pria bertubuh kekar dan berwajah
seram. Keringat sudah bercucuran membasahi tubuh mulus Ashley
membuat tubuh putih itu terlihat mengkilat indah selagi menggeliat-
geliat berusaha melawan desakan nafsu yang terus menerus
menghantam dirinya. Tidak tahan dengan serangan-serangan pada
daerah sensitifnya, tubuh Ashley mendadak meregang kuat. Desakan
dari dalam tubuhnya membuat tubuh Ashley menghentak kuat,
tubuhnya kemudian melengkung ke atas seperti busur yang ditarik
membuat payudaranya yang membukit merangsang dihiasi butiran-
butiran peluhnya itu makin tegak menantang.
"Ohhhkkhhhhhhhhhhhhh.... Aaaaaahhhhhh...." Ashley mengejang dan
mengerang keras dengan tangan dan kaki menggelepar. Dari vaginanya
mengucur cairan bening, Rangsangan-rangsangan yang dilakukan para
perampok itu rupanya berhasil membuat tubuh Ashley mengalami
orgasme yang begitu kuat. Tubuh Ashley terpuruk dengan terengah-
engah setelah mengalami orgasme yang sebegitu hebatnya, wajahnya
terlihat lesu dihiasi lelehan-lelehan peluh. Hal ini membuat para
perampok itu semakin terangsang, mereka mulai lagi mengerubuti
tubuh Ashley. Si botak menarik tubuh Ashley dan memangku Ashley
sambil duduk di sebuah batang pohon yang tumbang sambil meremas-
remas kedua belah payudara Ashley dan mengangkangkan kedua belah
kaki Ashley hingga vaginanya terpampang dengan jelas dihadapan
para perampok lainnya. Terlihat cairan kewanitaan Ashley masih
menetes keluar dari vagina indah dan sempit yang merah merekah.
Tidak tahan dengan pemandangan itu, kepala perampok itu
mengeluarkan penisnya yang besar dan berurat dan memposisikan
tubuhnya didepan Ashley yang sedang duduk dipangku si botak.
"Aaaauuuu .... sak .... iiitttt ..... aaaaa ...." Ashley berteriak-teriak
kesakitan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kekanan kiri ketika
kepala penis perampok itu memaksa masuk kedalam liang vaginanya
yang sempit.
"AAAAUUUUU ....... HHHAAAAA ...." tiba-tiba punggung Ashley
melengkung ke depan, mencetak tulang-tulang iganya ketika kepala
perampok itu dengan sekuat tenaga mendorong pinggulnya ke depan
dan membelah vagina Ashley.
Penis perampok itu tertancap dalam-dalam, kedua belah tangannya
memeluk pinggang Ashley yang basah kuyup oleh keringatnya. Darah
bercampur sisa cairan kewanitaan Ashley mengucur disela-sela penis
perampok itu ketika kepala perampok itu menarik penisnya keluar dari
vagina Ashley hingga tinggal kepala penisnya saja yang masih
tertancap.
"Wah kita beruntung dapat perawan nih" kata kepala perampok itu.
Sementara si botak sambil memilin-milin puting Ashley juga menjilati
lelehan keringat di leher Ashley sambil mencupangi lehernya yang
putih mulus dan jenjang.
Kepala perampok menggenjot penisnya sambil matanya merem melek
menikmati remasan-remasan dinding-dinding vagina Ashley yang
memijiti batang penisnya. Ashley sendiri masih mengerang-erang
kesakitan sambil tangannya mendorong-dorong tubuh kepala
perampok itu. Tiba-tiba tubuh kepala perampok itu ambruk menimpa
tubuh Ashley, rupanya perampok itu pingsan bersama dengan antek-
anteknya. Si botak langsung mencampakkan tubuh Ashley dan berdiri
dengan marah sambil kepalanya melongok kanan-kiri mencari siapa
yang menyebabkan rekan-rekannya pingsan.
"Bingung ya? Kasian deh kamu" terdengar suara dari atas si botak,
Ashley lah yang pertama melihat kalau ada seorang gadis bertengger
di atas pohon, aku melirik ke sebelahku dan baru kusadari bahwa Aoi
sudah tidak lagi di situ. Rupanya dialah yang membuat perampok-
perampok itu jatuh pingsan.
"Hey turun sini kalau berani!" teriak si perampok botak.
Aoi turun dengan luwesnya dan mendarat didepan si botak. Si botak
langsung melayangkan pukulan seribu tangan tanpa bayangannya
untuk menghajar Aoi. Seribu sayang baginya Aoi bukanlah gadis biasa
yang gentar ataupun mudah dihajar, beribu-ribu pertarungan baik itu
duel maupun keroyokan sudah dialami Aoi, belum lagi gemblengan di
Dojonya membuat serangan si botak seperti slow motion. Aoi seketika
bergerak dengan kecepatan "normal"nya yang bagi orang awam adalah
supersonic, langsung menangkis pukulan si botak dan dalam waktu
bersamaan menotok syaraf kesadaran si botak yang membuat si botak
langsung jatuh pingsan. Aku keluar dari persembunyianku dan
langsung menuju Ashley diikuti oleh Aoi.
"Tenang ... kami ada di pihakmu, mari kita keluar dari sini" kataku
menenangkan Ashley yang meringkuk ketakutan.
"Rikku, aku akan membawa Ashley ke mobil. Kamu cari Sandra dan kita
bisa melanjutkan perjalanan" kata Aoi padaku, aku mengiyakan dan
ikut lari di belakang Aoi yang menggendong Ashley.
Ternyata Aoi juga kuat sekali, jangankan menggendong, sambil
memapah pun aku tidak akan bisa berlari.
Akhirnya kutemukan Sandra di salah satu stand buah-buahan, rupanya
dia juga sudah selesai karena dia sedang membayar dan ditangannya
ada beberapa kantong buah-buahan.
"Ah kau datang disaat yang tepat, Rikku" katanya "tolong bawakan
beberapa kantong dong?"
"Duh emangnya kau mau beli berapa banyak sih? Something
happened, kita pergi sekarang" jawabku.
Kami menuju mobil dan memasukkan barang-barang kedalam bagasi
dan aku menyetir mobil menjauhi tempat itu. Sandra kaget ketika
melihat ada seorang gadis tertidur dipangkuan Aoi, dia kelihatan
kecapaian dan tubuhnya hanya tertutup kaos t-shirtku dan celana
pendekku, pasti Aoi yang mengambilnya dari tasku, kasihan Ashley.
Mobilku melaju dengan kecepatan tinggi menuju kota tujuan
berikutnya untuk beristirahat.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.