Rabu, 18 Maret 2015

Petualangan Rikku 4: Threesome

Ringkasan cerita sebelumnya:
Teman baikku Sandra yang barusan diperkosa di sekolahnya diperas
oleh salah satu dari para pemerkosanya, dia dipaksa untuk mendatangi
rumah kosong yang sedang dibangun untuk kemudian diperkosa
ramai-ramai oleh Dinan, salah satu pemerkosa di sekolah beberapa
minggu sebelumnya yang ternyata sempat mengambil beberapa foto
dari adegan pemerkosaan itu. Di rumah itu Sandra ternyata sudah
ditunggu tidak hanya oleh Dinan seorang tetapi juga oleh beberapa
kuli-kuli bangunan yang sedang membangun rumah tersebut. Dalam
pemerkosaan itu Sandra tidak diperbolehkan mendapatkan orgasme,
begitu Sandra akan mendapatkan orgasmenya, seketika semua
aktivitas dihentikan sehingga Sandra sangat tersiksa dengan
keadaannya, apalagi tangannya terikat dan tubuhnya tergantung pada
balok kayu. Tiba-tiba muncul penolong sakti dengan samurainya,
seorang gadis bernama Aoi yang ternyata adalah sepupu Rikku yang
pindah ke Indonesia untuk melanjutkan studynya. Dalam perjalanan
balik ke rumahku, Sandra yang sudah horny setengah mati mengambil
tanganku dan memaksaku menggaruk-garuk vaginanya yang terasa
sangat gatal sekali dan akhirnya ...
******************************
"aaahhhhh .... Ooohhh ...... ooooooouuuuuuuuuggghhhhhh ......." Sandra
berteriak sekeras-kerasnya, tubuhnya menggeliat-geliat kuat sambil
memegangi tanganku seakan-akan ingin menusukkan jari jemariku
lebih dalam lagi kedalam liang vaginanya dan diakhiri dengan
tubuhnya yang menekuk kencang dan membusur ketika dia
mendapatkan orgasmenya, lewat sudut mataku yang sedang membagi
perhatian antara menyetir dan Sandra, kulihat pancaran kepuasan
tersirat di wajah Sandra. Walaupun aku baru saja beberapa menit
merangsangnya ternyata menumpuknya hutang orgasme Sandra benar-
benar hebat, baru beberapa gosokan di klitoris Sandra yang sudah
membengkak itu ternyata cukup untuk mengantarnya kelangit ketujuh,
klitoris Sandra sudah terasa keras dan licin dibanjiri oleh cairan
orgasmenya. Sandra rupanya masih belum puas dan menggosok-
gosokkan tanganku di vaginanya, aku yang mengerti maksudnya
segera mengocok-ngocok vaginanya dengan jari jemariku dan tidak
lupa kugosok-gosok klitorisnya. Tidak lama kemudian Sandra kembali
mendapatkan orgasmenya yang kedua yang ternyata jauh lebih hebat
lagi dari yang pertama.
"OOOOHHHHHHHHHHH .... AAAAAAAAHHHHHH .....
AAAAAAAAUUUUGGGHHHHHHH ..... crrrr ....crrrrr ..... crrrr ......."
Teriakan Sandra terdengar melengking keras, aku sampai agak tuli
rasanya mendengar teriakan Sandra, untungnya Harrierku dilengkapi
dengan silver mirror window dan benar-benar kedap suara yang
menyebabkan tidak ada orang dari luar yang dapat melihat kedalam
mobilku, kalau tidak mereka pasti akan bingung mendengar teriakan
Sandra dan melihat tubuhnya yang memberontak, bias-bisa aku dikira
menculik anak orang, hehe. Setelah pulih dari orgasmenya Sandra
benar-benar lemas dan kulihat tubuhnya acak-acakan bermandi
keringat, rambutnya sudah tidak karuan menutupi sebagian besar
wajahnya, bajunya dan roknya sudah tersingkap, payudara kanannya
hanya ditangkupi tangannya, ternyata Sandra sempat meremas-remas
payudaranya juga. Dia terlihat terengah-engah mencoba mengambil
nafas sebanyak-banyaknya. Keadaannya saat itu benar-benar
menggoda dan merangsang birahi semua orang yang melihatnya, gadis
manis berambut panjang yang hanya mengenakan pakaian sekenanya,
tersingkap dan basah, nafas terengah-engah penuh nafsu yang
seakan-akan siap melumat semua penis yang disodorkan padanya,
akupun mulai terangsang oleh keadaan ini.
Aku segera kembali memperhatikan jalan dan berkonsentrasi untuk
secepatnya sampai dirumahku, akupun sudah tidak tahan lagi ingin
menikmati orgasme bersama dengan sahabatku tersayang. Ketika
kulihat kaca cermin belakang untuk melihat apakah Aoi masih bias
membuntutiku, aku takut kalau dia ketinggalan lalu dia kesasar di kota
ini, untungnya Aoi masih dibelakangku dan ketika aku melihat kembali
ke depan ternyata lampu sudah merah, aku segera menginjak rem
karena mobil-mobil didepanku ternyata sudah berhenti semua. Hampir
saja aku kecelakaan, memang bahaya kalau menyetir sambil
terangsang, pikirku. Setiba didepan rumahku pak Nardi satpamku
langsung membukakan pintuku dan bertanya apakah aku perlu
bantuan, aku menyuruhnya menurunkan koper-koper milik Aoi serta
melaporkan ke pak RT kalau Aoi akan tinggal dirumahku sejak hari ini.
"Non Sandra kenapa, non Rikku?" tanyanya ketika dia melihat Sandra
yang lemas dikursi depan.
"Ngga apa-apa pak Nardi, terima kasih. Saya capai mau istirahat aja"
jawab Sandra sebelum aku menjawab pertanyaan pak Nardi. Satpamku
masih memandang curiga tetapi dia tahu kalau aku butuh bantuan aku
pasti memintanya.
"Hallo non Aoi, wah tambah cantik saja" sapanya pada Aoi
"Iya pak, sekarang sudah lebih besar" jawab Aoi yang maksudnya
sekarang sudah lebih tua dari sejak terakhir kali pak Nardi melihatnya,
kira-kira ketika Aoi berumur 8 tahun.
"Iya sudah tambah besar memang ya?" jawab pak Nardi yang benar-
benar memperhatikan dada Aoi, maklum ukuran payudara Aoi memang
besar, kenyal dan tegar menantang apalagi dia saat ini mengenakan T-
shirt berkerah lebar dan hanya menutupi payudaranya tanpa
mengenakan BH, saat Aoi menungging untuk mengambil koper-
kopernya dari Harrierku payudaranya terlihat dengan jelas dari bagian
atas kerahnya..
"Hush pak jangan melotot begitu nanti lepas loh matanya" jawabku
sekenanya sambil membukakan pintu Sandra dan membantunya turun
dari Harrierku.
Pak Nardi langsung cengengesan sambil menurunkan koper-koper Aoi,
Aoi juga membantu pak Nardi membawa hand baggagenya sendiri
masuk kedalam rumah.
"Mbak Sari kalau Aoi sudah selesai memasukkan kopernya kedalam
kamar boleh langsung pulang ke kampung ya, pak Nardi yang jaga
rumah saat aku pergi" kataku pada pembantu wanitaku yang langsung
dijawab oleh anggukannya.
Aku memang meliburkan pembantu wanitaku itu karena toh rumah ini
akan kosong selama beberapa minggu selama aku libur, pak Nardi bisa
makan diluar atau memasak sendiri, aku sudah meninggali uang yang
lebih dari cukup untuknya. Aku membantu Sandra ke kamarku dan
kulucuti pakaiannya satu per satu dan kulempar di lantai sekenanya,
keran jacuzziku kubuka bergantian dan setelah suhunya cukup panas
aku membiarkan jacuzziku mengisi sedangkan aku sendiri kembali ke
Sandra yang tergeletak bugil diatas selimut kamarku. Aku sengaja tidak
menyalakan AC karena takut Sandra kedinginan, kupapah Sandra
menuju Jacuzziku untuk merendam dirinya dan melepas penat
ditubuhnya. Perlahan-lahan Sandra melangkahkan kakinya masuk ke
dalam bak Jacuzziku dan duduk didalamnya.
"Kamu gak apa-apa kan aku tinggal, say? Aku mau ke kamar Aoi dulu"
tanyaku pada Sandra sambil mencium lembut bibirnya yang merekah.
"Aku ngga apa-apa kok, aku ingin berendam saja dulu, aku masih
lemas" jawabnya sambil tangannya menyuruhku pergi meninggalkan
dirinya.
Kututup pintunya dan kulangkahkan kakiku menuju kamar sebelah
yang seharusnya adalah kamar tamu tetapi karena Aoi mulai sekarang
tinggal bersamaku, kamar itu mulai sekarang akan ditempati oleh Aoi.
Nafasku tercekat ketika aku mendengar suara-suara desahan
mencurigakan yang berasal dari kamar Aoi, terdengar desahan seorang
gadis yang terdengar berat dilanda birahi. Karena ranjang dikamar itu
berada di sebelah kanan pintu masuk, aku tidak bisa melihat langsung
tetapi disebelah kiri pintu terdapat lemari baju tinggi yang pintunya
dilapisi kaca cermin sehingga aku bisa melihat apa yang terjadi di
ranjang kamar tamuku.
*************************************
Gairah liar sepanjang malam
Aku melihat Aoi yang sudah telanjang bulat menggumam tertahan
sambil menaik-turunkan kepalanya mengulum penis seorang pria yang
sedang sibuk pula menjilati belahan vaginanya. Karena hanya ada satu
orang pria dirumah ini dapat kusimpulkan kalau Aoi sedang mengulum
penis pak Nardi. Di raut wajah Aoi terbersit gurat-gurat kenikmatan
yang menandakan Pak Nardi memang pandai memuaskan wanita, kalau
saja istrinya tidak meninggal dunia sekitar 12 tahun silam karena
kecelakaan lalu lintas, mungkin Pak Nardi tidak akan tinggal
dirumahku saat ini. Aoi cukup lama juga mengulum-ngulum penis pak
Nardi dan dalam waktu bersamaan menikmati rangsangan-rangsangan
yang diberikan oleh Pak Nardi ketika tangan pak Nardi meraih
gundukan payudara Aoi dan meremas-remasnya dengan lembut sambil
lidahnya bermain-main di belahan vagina Aoi sambil menyerutup
cairan-cairan yang diproduksinya. Tak lama kemudian aku mendengar
nafas Aoi semakin berat dan pendek-pendek,
"hufff ... hufff... hhggggg.... Nnnnnnnggggggggghhhh...ggggghhhhhh"
teriaknya tertahan ketika Aoi mendapatkan orgasmenya, mulutnya
masih tersumpal oleh penis pak Nardi yang terlihat hitam besar dan
mengerikan dengan urat-uratnya yang terlihat menonjol, terlihat kalau
penis itu sudah mencapai tenggorokan Aoi tetapi masih juga belum
ada setengahnya terbenam, sepertinya penis itu panjangnya sekitar 25
cm dan diameternya sekitar 4 cm. Aku tak pernah menduga kalau
satpamku itu ternyata memiliki senjata pamungkas yang bisa mengirim
semua wanita ke langit ketujuh. Ternyata pak Nardi tidak berhenti
sampai disitu, dengan lidah yang masih menjilati klitoris Aoi, dia
memasukkan jari-jarinya kedalam lubang vagina Aoi yang masih
sempit itu dan mengocok-ngocoknya membuat Aoi melepaskan
kulumannya di penis pak Nardi dan berteriak tertahan karena orgasme
susulannya yang jauh lebih dahsyat dari orgasmenya yang pertama,
tubuhnya menggeliat-geliat dan mengejang-ngejang menikmati semua
kenikmatan birahi yang melanda setiap titik syaraf di tubuhnya.
Punggungnya melengkung kebelakang dan kepalanya terdongak keatas
sehingga aku bisa melihat guratan-guratan urat-urat di lehernya yang
terlihat mengkilat dihiasi butiran-butiran keringat yang meleleh
menuruni lehernya yang jenjang. Setelah orgasmenya yang dahsyat itu
tubuhnya melemas dan jatuh terengah-engah diatas tubuh pak Nardi
yang masih dalam posisi 69 itu, tangan pak Nardi menggerayangi dan
meremas-remas lembut pantat dan pinggul Aoi yang ramping dengan
pantatnya yang bulat menggemaskan.
Aoi yang sudah mulai pulih membalikkan tubuhnya dan bibirnya
langsung dilumat oleh pak Nardi, mereka sedikit menggeser tubuhnya
sehingga aku bisa melihat dari samping ganasnya lumatan-lumatan
mereka, ternyata Aoi seperti halnya kebanyakan orang jepang menyukai
seks dan sepertinya Aoi sudah banyak berpengalaman, hal itu terlihat
dari ganasnya ciuman mereka. Mungkin Aoi juga lumayan terangsang
juga saat tadi melihat Sandra yang tergantung di tiang rumah yang
sedang dibangun itu, dikeroyok oleh banyak lelaki kuli bangunan
sehingga sekarang dia melampiaskan nafsunya pada pak Nardi,
satpamku yang setia. Api birahi yang berkobar dalam tubuh Aoi
membuat vaginanya gatal dan ingin segera dimasuki penis, ia
langsung memposisikan penis pak Nardi di depan liang vaginanya dan
perlahan-lahan menurunkan tubuhnya yang membuat kepala penis itu
perlahan-lahan mulai membelah liang vagina yang sempit itu dan
membuat keduanya mengerang-erang keenakan. Aoi membalikkan
tubuhnya memunggungi pak Nardi dan mereka berdua menggeser
kembali posisi mereka sehingga aku bisa melihat ekspresi wajah Aoi
yang keenakan dari pantulan kaca cermin dikamar itu. Bongkahan
payudara yang besar dan kencang itupun mulai meloncat-loncat naik
turun seiring gerakan tubuh yang empunya, putingnya yang merah
muda itu sudah demikian terangsangnya sehingga terlihat mencuat
tegak yang membuat pak Nardi tak sabar dan menggenggam payudara
itu serta memainkan putingnya.
"aduh enak sekali ... masih sempit yah?" tanya pak Nardi.
"eessshhh .. uuugghhh ... besar sekali punya pak Nardi, tidak seperti
kebanyakan pria jepang yang kecil-kecil kontolnya. Ouuugghhhh
enakkkkk ...." lenguh Aoi sambil menikmati penetrasi kedalam
vaginanya perlahan-lahan.
Aoi mengerang nikmat ketika penis itu telah tertancap total dalam
vaginanya, sambil menikmati gesekan-gesekan urat-urat penis pak
Nardi di dinding vaginanya Aoi mulai menggerakan tubuhnya yang
sexy mengkilat bercucuran keringat diterpa cahaya lampu yang terang
benderang makin membakar birahiku yang menonton adegan itu,
akupun makin gencar menggosok-gosok vaginaku yang rasanya
semakin gatal saja.
Aoi kian lama kian bernafsu menggenjot penis pak Nardi dan gerakan
pinggulnya yang naik turun itu terlihat semakin intens, sesekali
pinggulnya digerakkan memutar dan maju mundur untuk melumat
penis yang memenuhi liang vaginanya. Pak Nardi yang tiduran
dibawahnya ikut membantu dengan kadang-kadang menaik-naikkan
pinggulnya menggenjot vagina Aoi membuat yang empunya merengek-
rengek seakan-akan sedang menangis, mungkin itu cara orang jepang
melampiaskan rasa nikmat dalam bersenggama. Plokkk .... plookkk ...
crep ... crep ...Terdengar suara pinggul mereka beradu dengan
gencarnya, kemungkinan paha mereka sudah dibasahi oleh cairan cinta
Aoi yang mengalir deras karena dari suaranya sepertinya paha mereka
sudah basah kuyup sebasah tubuh mereka berdua yang bermandikan
keringat. Aku yang sudah benar-benar terbakar nafsu akhirnya tidak
sabar lagi dan aku masuk kedalam kamar serta langsung mengunci
kamar itu, seketika Aoi dan pak Nardi menghentikan kegiatan mereka
dan memandangku dengan sangat terkejut. Aku menenangkan mereka
dan mengatakan kalau aku ingin mencoba trio sex. Aku mulai melucuti
satu persatu pakaianku, terutama baju sekolahku yang sudah dibasahi
keringatku beserta braku yang membuat payudaraku langsung
meloncat keluar karena sudah tidak terhalang apapun juga. Rok dan
celana dalamku kubuang begitu saja entah kemana dan aku yang
sudah sangat bernafsu ini langsung mendekati mereka untuk ikut
bergabung dalam pesta sex ini. Aoi rupanya sudah benar-benar
terbakar nafsu karena dia langsung kembali menggenjot penis pak
Nardi sementara pak Nardi masih belum pulih dari kekagetannya. Pak
Nardi memandang kaget ke diriku, anak majikannya yang selama ini
dijaganya dari kecil sampai sekarang telanjang bulat didepannya dan
berjalan menghampirinya. Aku mendekati pak Nardi dan langsung
kulumat bibirnya sambil payudaraku yang menggelantung bebas itu
diremas-remas oleh satu tangannya, lidah kami beradu dengan
lembutnya, aku baru menyadari kalau satpamku ini memang lembut
orangnya tidak seperti orang-orang yang memperkosaku dan Sandra.
"ooohhhh .... ahhhhuuuu ....ogghhh ...." tiba-tiba Aoi berteriak
kencang dan punggungnya menelikung kebelakang sambil kepalanya
menggeleng-geleng kekanan dan kiri, rupanya badai orgasme sudah
menghantamnya, pak Nardi yang masih menggenjot penisnya keatas
dan merojok-rojok vagina Aoi mengirimkan badai orgasme susulan
pada Aoi yang membuat Aoi mengalami multi orgasme yang membuat
tubuhnya terkejang-kejang dan makin meliuk-liuk tidak teratur,
kakinya mengejang-ngejang menumbuki kasur sambil tangannya
meremas-remas kencang payudaranya sendiri. Aku melepas ciumanku
dan terkagum-kagum memandangi Aoi yang terlihat semakin cantik
saat dihantam orgasmenya. Setelah orgasmenya reda akhirnya
tubuhnya yang lemas itu ambruk dipelukan pak Nardi dengan
punggungnya menempel pada dada pak Nardi, nafasnya terengah-
engah seperti habis lari 7 keliling lapangan bola. Dadanya terlihat naik
turun dengan cepatnya seiring nafasnya yang menderu, sementara pak
Nardi sendiri belum terlihat tanda-tanda akan orgasme, benar-benar
perkasa satpamku ini.
"ploppp ..." terdengar suara yang nyaring ketika kemaluan mereka
terlepas dan Aoi berdiri menuju tas punggungnya dan mengeluarkan
sebotol obat lalu mengambil sebutir pil merah dan mencampurkannya
dalam segelas air putih dan kemudian memberikannya kepadaku.
"Untuk tambah energi, kamu tahu red bull? Seperti itu lah" katanya
sambil tersenyum nakal kepadaku.
Aku yang tidak berprasangka apa-apa langsung meneguknya sampai
habis, enak sekali rasanya manis dan segar. Tangan pak Nardi mulai
menggerayangi bongkahan payudaraku dan meremas-remasnya lembut
yang membuatku mulai mendesah-desah karena rangsangan-
rangsangan yang dikirimkan syaraf perasaku ke jaringan otakku. Tiba-
tiba aku merasa gerah sekali, keringatku mulai mengucur dengan
derasnya membasahi tubuhku yang mulus dan polos ini. Tenagaku
terasa bertambah berkali-kali lipat dan sekujur tubuhku serasa sensitif
sekali, rangsangan yang kuterima di payudaraku serasa bertambah-
tambah nikmatnya.
"ooohhhhhh..... aaahhhhh .... hmmmhhh .... hoshhh .... hoshhh ..."
tubuhku menggelinjang-gelinjang dengan liarnya, samar-samar
kudengar Aoi berbisik di telingaku
"enak kan obat perangsangnya, sayang?"
Aduh ternyata aku telah meminum obat perangsang berdosis tinggi
yang membuatku seperti gila rasanya, tidak kusangka ternyata
sepupuku tega menjerumuskan aku ke jurang kenikmatan lebih dalam
lagi.
Jari jemari pak Nardi yang bermain-main di payudaraku serasa kurang
cukup untuk memuaskan diriku sehingga aku mulai menyentuh-
nyentuh klitorisku sendiri yang rasanya sudah membengkak jauh
melampaui ukuran normal dan terasa sensitif sekali. Serangan-
serangan pak Nardi ditambah gosokan-gosokan di klitorisku
membuatku tidak tahan lagi dan akhirnya melepaskan teriakan
kepuasan orgasme pertamaku dibawah pengaruh obat perangsang,
tubuhku melengkung ke atas yang membuat tulang-tulang igaku
menjiplak di dadaku yang basah bermandikan keringat yang berlomba-
lomba menuruni tubuhku.
"ooogghhhhh.... aaaauuuhhhhh..... uunnnggghhhh .....
hmmmmpphhh.." jeritanku teredam oleh bibir Aoi yang tiba-tiba
melumat bibirku dengan ganasnya, mataku mendelik-delik melepaskan
semua gelombang orgasmeku yang makin menguat ketika pak Nardi
dengan kuatnya membetot payudaraku dan Aoi dengan ganasnya
mengulum bibirku serta mempermainkan lidahku dengan ganasnya.
Hebat sekali obat perangsang itu, aku sudah orgasme padahal baru
dirangsang kurang dari 5 menit, aku bisa kepayahan nih pikirku.
Tubuhku terasa masih segar saja setelah orgasme itu, bahkan aku
ingin lebih lagi mereguk kenikmatan. Aku mendorong tubuh pak Nardi
sehingga dia tertidur di lantai marmer kamar tamu itu dan kupegang
erat penisnya yang tegak dengan gagahnya seperti tugu monas yang
menanti kehangatan. Kukocok-kocok penis besar pak Nardi dengan
perlahan-lahan sambil lidahku menjilat-jilat kepala penisnya yang
membuat sang empunya mengerang-erang keenakan. Penis hitam
kokoh itu begitu merangsangku sehingga aku tidak menyadari kalau
Aoi sudah memegang video camera high definitionnya yang dibawanya
dari Jepang dan menyorotku yang dengan rakusnya menjiliati dan
mengocok-ngocok penis pak Nardi. Setelah sekian lama aku menjilati
kepala penis itu aku mulai memasukkan penis itu kedalam mulutku,
pak Nardi memegang rambutku dan ikut membantuku dengan memaju-
mundurkan kepalaku sehingga penisnya tersodok-sodok masuk
kedalam mulutku sampai ke tenggorokanku, itupun masih belum
sepenuhnya masuk.
Setelah sekitar sepuluh menit aku mengulum dan mengocok penis pak
Nardi, vaginaku terasa gatal sekali ingin dirangsang kembali, karena
tak tahan akupun akhirnya berdiri memposisikan diriku diatas tubuh
pak Nardi dan mengarahkan penisnya ke lubang vaginaku yang masih
sempit ini. Penis super itu perlahan-lahan membelah vaginaku yang
terasa ngilu karena mulai terisi oleh penis pak Nardi ketika aku mulai
menurunkan tubuhku, tangan Aoi yang bebas meremas-remas
payudaraku yang menegak kencang dengan putingnya yang menantang
sehingga rasa sakit yang kurasakan sedikit berkurang, aku masih
meringis-ringis merasakan sakit dan nikmat yang bergantian mendera
vaginaku yang sudah basah kuyup oleh cairan orgasme bercampur
keringatku.
"AAAGGGHHH ..... uuuuhhhh .... sakit .... uuunggghhh ....." teriakku
kesakitan karena Aoi yang sudah tidak sabar itu menekan pundakku
kebawah yang membuat penis pak Nardi melesak seketika dan
terbenam sampai ke pangkal rahimku, perutku terasa sesak terisi penis
yang besar dan keras itu, untuk meredakan rasa sakitnya aku mulai
mencari kenikmatanku sendiri dengan menggerak-gerakkan tubuhku.
Pak Nardi juga membantuku dengan mengangkat-angkat pantatnya
yang membuat penisnya makin menyodok-nyodok vaginaku. Aku
menaik-turunkan tubuhku dengan liarnya yang membuat payudaraku
meloncat-loncat dan terguncang-guncang seirama dengan gerakan
tubuhku, wajahku yang sudah dikuasai birahi mungkin sudah cukup
membuat para pria mupeng melihatnya. Tubuh kami yang sudah
bermandikan keringat terlihat kontras sekali, satpamku yang sering
terbakar matahari terlihat hitam gelap dan dihiasi bekas-bekas luka
parang yang dulu pernah diterimanya, aku yang rajin merawat tubuhku
terlihat putih mulus mengkilat meloncat-loncat diatas tubuh pak Nardi.
Klitorisku yang tergesek-gesek oleh penis pak Nardi mengirimkan
getaran-getaran kenikmatan yang mulai menggantikan rasa sakit yang
kurasakan.
Pak Nardi mendekap punggungku dan menarik tubuhku merapat
kepadanya sehingga payudaraku menempel pada dadanya yang bidang
dan kokoh itu, putingku yang tergesek-gesek bulu-bulu dadanya
makin membuat diriku gila karena nafsuku yang meledak-ledak,
akhirnya aku mencapai puncakku yang kedua, orgasme keduaku
bahkan lebih hebat daripada yang pertama, kakiku mengejang-ngejang
dan tubuhku tersentak-sentak dan mataku membeliak sehingga hanya
putihnya saja yang terlihat, jari jemariku menusuk pundak pak Nardi
dan mencengkeramnya dengan kuat, dan akhirnya setelah mengejang
selama sekitar dua menit aku pun jatuh lemas dipelukan pak Nardi.
Nafasku terengah-engah seperti habis marathon beberapa puluh
kilometer jauhnya, dalam kesunyian kamar itu aku mendengar suara-
suara seperti ada yang memasang sesuatu, tapi aku tidak
menghiraukan suara ceklikan itu karena aku masih ingin memulihkan
diriku dari orgasme keduaku ini. Ternyata my ignorance berakibat fatal
karena aku yang masih belum pulih dari gelombang orgasmeku
merasakan pantatku dibuka dan ada lidah yang menjilati lubang
pantatku, aku tak pernah menyangka kalau diriku bisa juga dirangsang
dengan cara itu, aku yang selama ini selalu jijik kalau mendengar kata
anal apalagi karena aku sudah pernah diperkosa, aku anti dengan apa
yang disebut anal seks itu. Aoi mulai memasukkan jari-jarinya kedalam
lubang pantatku yang sebelumnya sudah dilumasi oleh air liurnya, jari
telunjuk dan jari manisnya terasa mulai membelah lubang yang sempit
itu. Dengan perlahan-lahan mulailah Aoi memaju-mundurkan jari
jemarinya, pak Nardi tidak mau kalah mulai menggerak-gerakkan
pinggulnya mengaduk-aduk isi vaginaku yang sudah terasa memar dan
ngilu karena berulang kali dirangsang tanpa henti. Tiba-tiba jari-jari
Aoi dikeluarkan dari lubang pantatku dan digantikan oleh sesuatu
benda tumpul yang rasanya tidak kalah besarnya dengan penis pak
Nardi, aku yang terkejut segera melengok kebelakang untuk melihat
apakah gerangan benda asing itu. Alangkah terkejutnya ketika aku
melihat bahwa Aoi mengenakan strap-on dildo yang panjang dan
besar, dildo itu membelit pinggangnya membuat seakan-akan Aoi
memiliki penis yang besar dan kaku.
"AAAEEEIIII.... aaarrrrgggghhhhhh...." aku tidak sempat berlama-lama
memandangi Aoi karena aku langsung mendongakkan kepalaku sambil
berteriak pilu sekuat tenaga karena tiba-tiba Aoi melesakkan dildonya
kedalam anusku yang terasa dirobek-robek dalam sekejap.
Tangan Aoi meraih dadaku yang terlonjak-lonjak seirama dengan
goncangan tubuhku yang disodok dari dua arah secara simultan.
Gerakan Aoi di lubang anusku terasa sangat menyakitkan membuat
tubuhku menegang-negang dan berkelojotan seperti ikan di daratan.
Rupanya hal itu membuat jepitan vaginaku di penis pak Nardi semakin
kencang dan terasa semakin nikmat karena pak Nardi semakin merem
melek dan melenguh-lenguh meresapi kenikmatan jepitan vaginaku
yang terasa keras membetot penisnya. Rasa pedih yang kurasakan
lama kelamaan semakin berkurang setelah digenjot dengan posisi itu
selama kira-kira 12 menitan, air mataku sampai membasahi pipiku.
"aduh non Rikku sampai menangis-nangis, jangan kaku gitu non,
santai saja dan dinikmati, pasti ngga sakit" kata pak Nardi memberikan
nasihat padaku.
Ternyata benar juga rasa sakit yang kurasakan sekarang sudah benar-
benar hilang dan digantikan rasa nikmat yang menggebu-gebu yang
kembali membakar gairah dan nafsuku dan membuatku mulai
menggerak-gerakkan pinggulku mengimbangi sodokan-sodokan Aoi
dan pak Nardi yang asyik menikmati kedua lubangku. Aku menolehkan
wajahku ke belakang dan memandangi tubuh Aoi yang sudah basah
kuyup dibanjiri keringat yang mengalir deras, bulir-bulir peluhnya
mengalir seperti anak sungai yang bercabang dimana-mana, tubuh
putih mulus dan sexy itu terlihat lebih sexy lagi karena berkilat-kilat
diterpa cahaya lampu dan bergerak-gerak dengan begitu anggunnya
mengocoki lubang anusku dan merangsangku tanpa henti. Begitu juga
tubuhku tak ubahnya seperti kehujanan saja, tubuh kami bertiga sudah
dibanjiri keringat yang bercampur aduk. Tangan Aoi meraih payudaraku
dan menariknya kearahnya yang membuat punggungku menempel pada
dadanya, bulatan payudaranya yang basah dan besar itu terasa lembut
tertekan-tekan di punggungku, payudaraku diremas-remasnya
bergantian antara lembut dan kasar, sungguh nikmat rasanya. Sesekali
dipilin-pilinnya putingku sambil tak henti-hentinya Aoi
menggoyangkan pantatnya menusuk-nusuk lubang anusku.
Sesekali leherku dikecup-kecup lembut dan sesekali kami saling
mengulum. Semua rangsangan itu membuatku tidak tahan lagi dengan
dan pada akhirnya setelah kira-kira 10 menitan kami dalam posisi itu
aku, pak Nardi dan Aoi mencapai orgasme hampir bersamaan.
"AAAOOOOHHHH ..... UUUGGHHHHH .... AAAHHHHMMMM.....
nikkkkmaaatttttt... ooooohhhh!!" teriakanku membahana di ruangan
kamar tamu itu, seluruh tenagaku serasa terhisap ke dalam lubang
hitam yang pekat, punggungku melengkung membusur ke belakang
hingga kepalaku bersandar pada bahu Aoi sementara dia sambil
meremas-remas payudaraku dan menciumi leherku juga menikmati
gelombang orgasmenya. Pak Nardi yang juga tidak kalah terpuaskan
berkelojotan sehingga tubuhku ikut terlonjak-lonjak sementara lubang
vaginaku terasa penuh dipenuhi cairan sperma pak Nardi yang mengisi
penuh liang senggamaku. Mungkin karena pengaruh obat perangsang
itu akupun mengalami orgasme susulan yang tidak kalah hebatnya,
multi orgasme yang barusan kuterima kian membuat tubuhku bergetar-
getar dengan liarnya dan kakikupun menendang-nendang tidak karuan,
lantai kamar itu sudah seperti banjir saja karena keringat kami yang
menetes-netes dengan derasnya. Tubuhku yang sudah terasa lemas
terjatuh diatas dada pak Nardi, Aoi pun jatuh menumpuki aku, suasana
dikamar itu tiba-tiba hening dan hanya terdengar deru nafas kami
bertiga yang terdengar ngos-ngosan setelah kami mencapai garis
finish pertempuran kami.
"Plopppp ..." terdengar suara yang cukup nyaring ketika Aoi
menggulingkan tubuhnya dan berbaring disebelah pak Nardi yang
membuat dildo itu terlepas dari lubang pantatku, aku merasa cairan
cintaku yang tercampur oleh sperma pak Nardi mengalir keluar dari
lubang vaginaku karena sudah tidak tertampung lagi di dalam liang
vaginaku. Payudaraku yang menempel pada dada pak Nardi
dirasakannya menekan lembut dada bidangnya, tangan pak Nardi
mengelusi punggungku yang basah dan meremasi bongkahan pantatku
yang sekal itu menambah rasa nikmat after-orgasmic-ku.
Tiba-tiba aku teringat akan Sandra, dengan terhuyung-huyung aku
mencapai kamar mandi di kamar tamu itu dan membersihkan diriku dari
keringat dan sperma, kemudian aku keluar dengan hanya terbelit
handuk dan mengintip kedalam kamarku. Sandra ternyata tertidur pulas
di ranjangku tanpa mengenakan sehelai benangpun, aku tidak tega
membangunkannya, tetapi aku merasa gairahku mulai naik lagi, sialan
benar obat perangsang itu masih belum habis juga khasiatnya, bisa
pingsan aku kalau terus begini, pikirku. Aku mendengar sayup-sayup
suara erangan-erangan Aoi, aku kembali masuk ke dalam kamar Aoi
dan mencari mereka, ternyata Aoi sedang disetubuhi pak Nardi didalam
kamar mandi, aku masuk ke kamar mandi dan ikut bergabung lagi
dengan mereka, sepanjang malam kami bercinta dengan liarnya, kami
saling melampiaskan nafsu kami bertiga tak ubahnya seperti binatang
liar saat musim bercinta. Keesokan harinya kami terbangun dengan
tubuh lemas dan pegal-pegal, rencana road trip yang akan diadakan
hari ini terpaksa ditunda sehari karena kami harus memulihkan energi
kami. Malamnya Sandra terbengong-bengong melihat aku dan Aoi
tertidur pulas berpelukan selama hampir seharian penuh, dia seharian
hanya bermain Playstation 3 dan berenang. Malam itu kami mengepak
barang-barang yang akan kami bawa selama road trip kami, aku sudah
memperingatkan mereka untuk tidak membawa terlalu banyak barang,
tetapi dasar cewek ada aja yang dibawa, akhirnya kami selesai
mengepak dan kami membawa 2 koper besar. Untung kami akan pergi
naik Toyota Harrierku, jadi kami tidak bingung akan tempat. Akhirnya
.... hari yang ditunggu-tunggu tiba ....
To be continued

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.