Rabu, 18 Maret 2015

Petualangan Rikku 3: Guardian Angel

Sekembalinya dari menghadap guru aku melewati daerah sekolah lama
dan memergoki teman baikku diperkosa oleh tiga berandalan
sekolahku. Ternyata mereka ketahuan oleh guru BP dan ketiga
berandalan itu dikeluarkan dari sekolah. Sandra teman baikku curhat
kepadaku sepulang sekolah. Dirumahku yang memang selalu kosong
itu aku mengajaknya berendam di jacuzziku untuk melepas penat dan
depresi, saat itulah mulai keluar rasa keingintahuanku ...
***********************************
Pengalaman pertama
"Kamu cantik sayang ..." itulah kata-kata terakhir yang sempat
kuucapkan sebelum Sandra membalik tubuhnya dan kutatap matanya
yang indah dan dihiasi bulu mata yang lentik itu, mata kami beradu
dan kulihat matanya menyiratkan gairah yang menggebu. Aku tidak
dapat menahan gairahku yang bergejolak semenjak saat Sandra
menanggalkan satu persatu pakaiannya yang mengekspos tubuh indah
dan putih mulus seorang gadis muda yang sangat menggairahkan.
Kutatap sejenak bibirnya yang merah merekah sebelum akhirnya
kulumat bibirnya dengan penuh gairah. Kurasakan nafasnya tercekat
sejenak, aku pun merasakan gairah yang lain dari biasanya, tampaknya
ini adalah pertama kalinya untuk kami berdua bermain cinta dengan
sesame jenis. Walau rasanya aneh tetapi ternyata aku menyukainya
karena ternyata bibir wanita sangat berbeda dengan bibir pria, dan
begitupun Sandra. Hal itu kurasakan dari balasan darinya yang penuh
gairah dan nafsu yang menggebu-gebu, mungkin karena rangsangan
yang tadi diterimanya membangkitkan nafsunya kembali.
Kami melepas ciuman dan saling bertatapan mata, Sandra mengelus
rambutku dengan lembut dan aku menciumnya pendek serta
menariknya ke jacuzziku untuk membersihkan diri.
"yuk mandi dulu, setelah itu kita bisa bersantai di sauna" ajakku yang
dibalas oleh anggukannya.
Kamipun masuk ke Jacuzzi yang sudah dipenuhi air hangat dan aku
menyalakan bubble jet yang membuat air dalam Jacuzzi
bergelembung-gelembung menambah nikmatnya berendam. Kami
saling berpelukan dan kuusap-usap bongkahan payudara Sandra yang
walaupun lebih kecil dariku (34C) tetap saja terasa besar dan
menggairahkan, kuremas-remas lembut payudaranya dan sesekali
kuusap-usap putingnya yang makin mengeras. Sandra menggumam
lembut sambil meletakkan kepalanya di pundakku dan mengusap-usap
lembut vaginaku yang bersih bebas dari rambut seperti bayi. Dia
kemudian menceritakan kejadian tadi siang di sekolah dengan detail,
aku juga menceritakan bagaimana aku diperkosa di tempat lesku
dengan lebih mendetail. Tangan kananku mulai merambat menuruni
perut Sandra yang rata dan sedikit berotot yang kemudian kuusap-
usap vaginanya membalas perlakuannya padaku dengan lebih gencar
karena aku juga memilin-milin puting payudaranya yang membulat
kencang.
"Oooohhh..... hmmm...." erangan demi erangan keluar dari mulutnya,
Sandra menolehkan kepalanya kekanan, bibirku mulai mendekat
sehingga akhirnya bertemu dengan bibirnya, kukecup lembut bibirnya.
Aku mulai mengeluarkan lidahku dan menjilati bibirnya, dia juga ikut
mengeluarkan lidahnya untuk membalas perbuatanku. Lidah kami
menari-nari dalam mulut pasangan masing-masing, lidah kami beradu
dengan ganasnya seakan tidak mau kalah bertempur. Kulepas sejenak
ciumanku, kupandangi wajahnya yang sayu dan basah oleh butiran-
butiran air, begitu merangsang semua orang yang melihatnya. Kembali
kulumat bibirnya yang lembut merah merekah.Sandra juga tidak mau
kalah, dia membalas ciumanku sambil mulai mempermainkan klitorisku
yang memang menjadi titik sensitif kebanyakan wanita. Mau tak mau
aku mengerang-erang tertahan karena kami masih bergulat lidah
dengan mesranya, akupun tidak kalah ganas mempermainkan jari-jari
tanganku di vagina Sandra sambil meremas-remas lembut bongkahan
payudaranya yang terasa kenyal dan halus ditanganku, aku juga
memilin-milin puting payudaranya yang mencuat itu seperti sedang
mencari sinyal gelombang radio.
Sandra merintih-rintih begitupun dengan diriku yang sudah dikuasai
nafsu birahi, kami berdua berlomba-lomba menggapai kenikmatan
dengan saling merangsang. Setelah puas bermain dengan payudaranya
aku meremas bongkahan pantat Sandra dan bibirku berpindah dari
mulutnya ke telinganya, permainan lidahku yang ternyata cukup lihai
di tengkuk Sandra mulai membuahkan hasil. Hal itu terbukti dengan
rintihan Sandra yang semakin liar dan kocokannya di liang vaginaku
yang kian ganas dan mengirimku dan Sandra kepada orgasme kami ....
"AAAAHHHHHH...... oooohhhhhh .......OOOUUGGGHHHH ......cccrrrrr
....ccccrrrrrrrr....." kami menjerit bersama-sama ketika gelombang
orgasme bersama-sama melanda kami berdua.
Kamipun tertawa-tawa berdua sambil sesekali berciuman dengan
mesra layaknya pasangan yang puas bermain cinta. Kami beranjak ke
shower untuk membersihkan diri karena jacuzzi tempat kami berendam
telah dibanjiri oleh cairan cinta kami berdua, aku menekan tombol
dipinggiran jacuzzi untuk mengosongkan isi jacuzziku dan kamipun
berdiri dan menyalakan shower untuk membersihkan diri kami dari
licinnya cairan cinta kami.
Sambil membersihkan diri aku bertanya pada Sandra "San, minggu
depan kan kita libur dua minggu, mau ngga kita ke Surabaya untuk
berlibur?"
"Ide bagus, aku setuju saja, hanya kita berdua nih?"
"Ya iya lah kamu mau ngajakin siapa lagi?" tanyaku padanya.
Pertanyaanku dijawab dengan kedua bahunya yang naik, menandakan
diapun tak tahu siapa lagi yang akan diajak.
"wah tapi perjalanannya jauh loh kita naik apa nih?" tanya Sandra
"kita roadtrip saja, bagaimana kalau kita naik s2000?" tanyaku
"waduh luar kota pakai harriermu saja?"
Aku menyetujui ide Sandra, bagaimanapun juga harrierku lebih nyaman
dikendarai apalagi untuk perjalanan ke luar kota.
Kubuka pintu saunaku yang terbuat dari kaca yang kusam dan ku
rasakan terpaan hawa hangat yang nyaman pada permukaan kulitku.
Dengan riang kugandeng tangan Sandra untuk bersama-sama
memasuki ruangan sauna yang sudah kusetel dengan panas 85 derajat.
Sebelum duduk aku menciduk dua mangkok air dan kusiramkan ke
bebatuan panas untuk mempertinggi kelembaban dalam ruang
saunaku. Aku kemudian duduk diseberang Sandra sambil menikmati
hangatnya sauna. Kuperhatikan wajahnya yang cantik dengan
hidungnya yang mancung, tubuhnya yang ramping dan sexy, kulitnya
yang putih mulus dan mulai dihiasi butir-butir keringat yang
membuatnya terlihat lebih sexy dibawah cahaya lampu. Setelah sekitar
8 menit tubuh kami berdua sudah basah kuyup dibanjiri keringat yang
mengalir deras dari seluruh pori-pori tubuh kami. Sandra bangkit dari
duduknya, berjalan perlahan kearahku dan berjongkok didepanku
sambil membuka pahaku dan tanpa sempat kucegah lidahnya menjilati
bagian dalam belahan vaginaku yang tadinya masih tertutup rapat, tak
luput klitorisku di jilatinya yang membuatku mendesah-desah tanpa
bisa kutahan.
Puting payudaraku yang mencuat karena rangsangan birahiku diraihnya
dan dipermainkan oleh jemarinya, sesekali diremas-remasnya
bongkahan payudaraku. Gerakan-gerakan lembut jemari Sandra benar-
benar membuatku serasa melayang-layang. Rupanya dia membalas
perbuatanku tadi di jacuzzi yang mempermainkan putingnya seperti
tombol pencari sinyal radio dan kini dia ikut memilin-milin putingku.
Nafasku terdengar semakin berat saja dan tubuhku menggeliat-geliat
tanpa bisa aku kontrol.
Aku mengusap-usap rambut dan punggungnya yang basah berkeringat
menambah kemolekan tubuhnya. Sandra memasukkan dua jarinya
kedalam liang kenikmatanku dan mulai mengocok-ngocok lubangku
sambil lidahnya tak henti-hentinya menjilati klitorisku mengirimkan
sensasi-sensasi ke seluruh tubuhku yang hanya bisa mendesah-desah
dan menggeliat-geliat penuh kenikmatan sambil meremasi rambut
Sandra. Ketika gelombang orgasme menghantamku tak kuasa aku
menahan teriakanku, seluruh ujung-ujung syarafku serasa tergenggam
jadi satu, dibetot dengan kuatnya lalu dilepaskan seiring dengan
tubuhku yang tergeletak lemas dibangku saunaku dengan nafas yang
ngos-ngosan. Sandra memandangi aku yang kelelahan dengan senyum
nakal, dadaku yang masih naik turun seiring nafasku diremas-remas
dengan gemasnya oleh Sandra. Aku bangkit berdiri dan menerkam
Sandra, kami bergulingan di lantai kayu saunaku bagaikan dua anak
macan yang sedang bermain-main. Akhirnya Sandra dapat
kutaklukkan, dia terbaring dibawahku dan kamipun berciuman dengan
mesranya, bibir kami bertautan dan lidahku mencari lidah Sandra yang
tidak kulepas lagi begitu kutemukan. Butir- butir keringatku megalir
menuruni leherku dan menetes-netes melalui puting payudaraku
keatas puncak bukit kembar Sandra yang menambah panasnya
suasana, begitupun ciumanku makin memanas dengan remasan-
remasan lembutnya pada rambut dan buah pantatku yang sama-sama
basah kuyup.
Kugesek-gesekkan pahaku pada belahan vaginanya sambil kuciumi
leher jenjangnya yang membuat Sandra merintih-rintih penuh
kenikmatan.
"ahemmm.... mmmhhh.... aaahhhh...." benar-benar merangsang semua
orang yang mendengarnya termasuk pula diriku yang sudah merasakan
gairahku kian memuncak.
Kupegangi satu kakinya dan kuangkat keatas, Sandra sedikit
memiringkan tubuhnya dan langsung kujepit vaginanya dengan
vaginaku yang kemudian kugesek-gesekkan mula-mula perlahan tetapi
lama-lama kian tinggi frekuensinya, kami terlihat seperti dua gunting
yang saling memotong sampai ke pangkalnya. Aku bergerak maju
mundur dengan kecepatan yang kian meninggi membuat keringatku
mengucur makin deras membasahi sekujur tubuhku berlomba-lomba
menelusuri setiap lekuk tubuhku. Setelah sekian lama kami saling
memacu tubuh kami, erangan-erangan kami bersahut-sahutan seirama
dengan datangnya gelombang orgasme yang menghempas kami berdua
dan membuatku seketika lemas menindih tubuh Sandra yang juga
terengah-engah dibawahku. Seluruh sendi-sendi tulangku rasanya
seperti dilolosi dan aku tak bertenaga lagi ketika Sandra
menghempaskan tubuhku yang langsung terguling disampingnya
'berat ah' katanya.
Aku tertawa-tawa berdua dengan Sandra dan kemudian kami beranjak
berdiri dan membersihkan tubuh kami di bawah kucuran shower sambil
sesekali berciuman. Setelah kami saling mengeringkan diri, aku
menarik tangan Sandra dan kami tertidur berpelukan diranjangku yang
empuk.
Hari-hari berikutnya berjalan dengan cepatnya, pada hari terakhir
sekolah aku sudah beberapa kali mengirimkan sms ke Sandra saat
pelajaran, untungnya tidak ketahuan.
SMS terakhir yang kuterima dari Sandra adalah 'say, aku harus pulang
lebih dahulu ada urusan mendadak. Aku besok kerumahmu dan bantu
kamu packing'.
Aku bertanya-tanya ada apa dengan Sandra dan berharap dia tidak
sakit.
*********************************
Guardian Angel
Senyum mengembang diwajah gadis belia itu, ia telah menanti-
nantikan balasan SMS dari teman baiknya yang sedang mengikuti
pelajaran sejarah diruang kelas sebelahnya. Ketika selesai membaca
SMS yang barusan diteimanya hilanglah senyum dari wajahnya.
'10 menit lagi kamu harus sudah ada di jalan xxx rumah nomor 12 atau
foto-fotomu akan kusebarkan di sekolah' bunyi SMS itu dan gadis itu
yang tak lain lagi adalah Sandra langsung membereskan barang-
baraangnya yang berserakan di meja lalu meminta ijin untuk pulang
lebih awal dengan alasan sakit.
Sandra memacu mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi untuk
mengejar waktu yang ditentukan, untungnya hari ini tidak banyak lalu
lintas sehingga Sandra hanya terlambat 5 menit. Setelah mengunci
pintu mobil dia berjalan mendekati rumah yang dimaksudnkan. Rumah
itu ternyata belum selesai dibangun, terlihat sepi dan banyak bahan-
bahan bangunan yang teronggok didepan rumah baru itu. Dengan
tubuh basah kuyup dibanjiri keringat dingin Sandra mengetuk pintu
depan yang perlahan dibuka oleh seorang kuli bangunan bertampang
dekil dan hanya mengenakan celana pendek saja.
'masuk non, sudah ditunggu kedatangannya. wah jauh lebih cantik
daripada fotonya ya?' sapa kuli bangunan tersebut yang membuat
darah Sandra berdesir dan keringat kian membasahi baju sekolahnya
yang membuat baju itu menempel di kulit Sandra bagai kehujanan,
mempertontonkan belahan payudara Sandra yang menggairahkan. Hal
itu berarti mereka tidak main-main dan memang memiliki foto-foto
pemerkosaan beberapa minggu lalu di sekolah.
Sandra melangkahkan kakinya dengan berat yang menyeret dirinya
kedalam rumah itu. Rumah baru itu sudah 80% selesai tetapi Sandra
digiring masuk ke ruangan belakang yang masih belum beratap
melainkan hanya ada balok-balok kayu penyangga atap. Di ruangan
itu Sandra disambut oleh kuli-kuli bangunan dan Dinan, pemerkosanya
beberapa minggu lalu, dia rupanya ingin membalas dendam pada
Sandra karena saat dia ketahuan memperkosa Sandra, dia saat itu juga
dikeluarkan dari sekolah dan ternyata dia juga dipukuli, mungkin oleh
kedua orang temannya yang juga kut dikeluarkan dari sekolah, hal itu
terlihat dari mukanya yang dipenuhi bekas-bekas luka yang
mengering, bahkan jerawat-jerawatnya sudah tidak terlihat lagi karena
tertutup oleh luka, bibirnya pun terlihat sumbing. Saat Sandra
memasuki ruangan itu dia segera disambut oleh siulan-siulan mesum
dari para kuli bangunan, agak dipojokan ruangan mata Sandra
tertumbuk pada sebuah benda yang tidak asing lagi baginya, itulah
kamera murahan yang menjepret kejadian pemerkosaan dirinya, kamera
itu sedang dilihat-lihat oleh beberapa kuli, mungkin sedang menikmati
foto-foto yang terdapat didalamnya.
'aku sudah datang, mau apa kamu?' tanya Sandra
'ngga usah galak-galak, nanti kamu juga menikmati seperti kemarin,
hahaha ...' disambut oleh tawa Dinan
' wah barang kualitas nih, tubuh montok gitu patutnya kita yang
nikmatin non, jangan egois' kata salah seorang kuli itu pada Sandra
'kemarin kita benar-benar terpesona oleh tarian striptease-mu, ayo
sekarang kamu kedepan ditengah-tengah ruangan dan hibur kami' kata
Dinan
'Kalau aku hibur kamu, kamu beri foto-foto yang kamu buat di sekolah
dan kamu tidak akan buat lagi yang baru, ok?' Sandra agak merinding
juga melihat bahwa disana ada sekitar 8 orang kuli bangunan dan
Dinan, jumlah totalnya 9 orang, tidak mungkin baginya merampas
kamera itu dengan paksa.
'iya iya sudah jangan cerewet, kalau kami semua sudah puas
denganmu akan kulepaskan kamu dan kamu boleh bawa kameraku
pulang' jawab Dinan sekenanya.
Musik dangdut mulai menghentak-hentak, Sandra maju ketengah-
tengah ruangan yang disinari terik matahari dan ruangan itu cukup
tertutup sehingga tidak ada angin yang berhembus membuat ruangan
itu semakin panas saja tidak hanya oleh hawa nafsu yang
menggantung diruangan itu ketika Sandra mulai menggerak-gerakkan
pinggulnya menghentak-hentak sesuai irama sambil perlahan-lahan
melepas satu persatu kancing bajunya. Sandra membuka belahan
bajunya sehingga menampakkan sepasang payudara yang montok dan
sekal yang ikut terloncat-loncat seiring dengan gerakan tubuhnya
yang makin liar dan ketika Sandra melemparkan bajunya keatas tasnya
yang telah terlebih dahulu diletakkannya diujung belakang ruangan itu,
riuh tepuk tangan semua orang terdengar menyoraki Sandra yang
sedang meliuk-liuk indah dengan tubuh atas yang terlihat mengkilat
basah oleh keringatnya, pemandangan itu lebih merangsang lagi ketika
Sandra melepaskan BHnya dan kedua payudara besar itu ikut menari
dengan yang empunya, meloncat-loncat kekanan dan kekiri seirama
lagu dangdut yang sudah menghentakkan lagu keduanya. Ketika rok
Sandra tercampakkan diujung ruangan terlihat sudah beberapa orang
yang tidak dapat lagi menahan nafsu mereka dan mulai mengocok-
ngocok penis mereka yang rata-rata besar dan membuat Sandra mulai
ketakutan membayangkan penis sebesar itu nantinya akan merobek-
robek vaginanya yang masih sangat rapat itu. Ketika celana dalam
Sandra sudah lolos dari pinggulnya, lantai dibawah Sandra sudah
membasah oleh tetesan-tetesan keringat Sandra, tubuhnya yang sudah
banjir keringat itu terlihat sangat merangsang semua orang yang hadir
disana, tubuh bugil yang mengkilat basah dan meliuk-liuk sinkron
dengan lagu dangdut kelima itu sudah terlihat kelelahan.
Akhirnya musikpun dihentikan oleh Dinan, Sandra yang sudah
kecapaian langsung ambruk terduduk di lantai terengah-engah.
'kamu haus?' tanya Dinan yang dijawab dengan anggukan Sandra.
'hisap saja penis-penis mereka, minum sperma sehat buat wanita lo'
jawab Dinan.
Sandra melihat sekeliling dan tercekat ketika melihat semua kuli
disana ternyata sudah bugil semua dan salah satunya langsung
menyorongkan penisnya ke mulut Sandra dan memaksa Sandra untuk
menghisapnya. Sandra menolaknya dengan memalingkan wajahnya
tetapi kuli yang lain meremas-remas payudara Sandra dan menjepit
putingnya keras-keras sehingga Sandra berteriak kesakitan dan
mulutnya langsung disumpal oleh penis yang membuatnya tersedak
tetapi tidak dapat mengeluarkan penis itu karena kepalanya dipaksa
maju mundur mengulum penis kuli itu. Salah satu kuli menjilati leher
Sandra yang basah dihiasi lelehan-lelehan air keringat sambil
tangannya mengobok-obok belahan vagina Sandra dan
mempermainkan klitorisnya. Kedua tangan Sandrapun tidak diam saja,
mereka memaksa Sandra mengocok penis-penis mereka, Sandra saat
itu sudah dikerubuti beberapa orang sekaligus, tubuhnya mulai
bereaksi oleh rangsangan-rangsangan yang diterimanya tanpa henti
dan membuat Sandra mulai merintih-rintih tertahan karena mulutnya
masih tersumpal oleh penis.
Tak lama kemudian kuli itu menahan kepala Sandra dan menyemburkan
sperma hangatnya kedalam mulut Sandra
'aaahhh .... telan tuuuhhh .... minum sana .... oouugghh....' teriak kuli
tersebut.
Sandra gelagapan dan terpaksa menelan sperma kental yang rasanya
asin-asin asam itu dengan terpaksa sambil berusaha mengambil nafas,
belum selesai Sandra mengambil nafas, mulutnya sudah diisi oleh
penis lainnya berganti-gantian bahkan ada yang menyemburkannya di
wajah dan rambut Sandra.
'Par, kalau nyemburin lihat-lihat dong jangan asal sembur, gua
kecipratan nih!' celetuk temannya yang ternyata kena cipratan sperma
si Parmin ketika ia sedang menggumuli ketiak Sandra.
Dinan lalu mengambil alih dan menyuruh semua kuli menjauhi Sandra
'oke sekarang gue nikmatin dia abis ini kalian boleh menikmati dia
sampai puas!' ujar Dinan. Dia lalu mengambil tali tambang yang ada
disana dan melemparkan ujungnya melewati balok kayu diatasnya
sehingga membentuk seperti gantungan.
'nan, mau apa kamu? jangan nan' Sandra memberontak ketika Dinan
mengikat tangannya di punggungnya dengan ujung tali tambang itu
dan kemudian membelitkannya ke pangkal payudara Sandra. Sandra
hanya bisa memohon-mohon dan merintih kesakitan ketika tali
tambang itu membelit tubuhnya dan menusuk-nusuk kulitnya yang
putih mulus itu. Dinan kemudian mengangkat tubuh Sandra berdiri dan
tali tambang itupun membelit lutut Sandra yang terasa bergetar dan
sedemikian eratnya sehingga kakinya terangkat dan tubuhnya tertekuk,
Dinan kemudian menarik ujung tali satunya sehingga tubuh Sandra
berdiri tegak dan mengikatnya pada pergelangan tangan Sandra, ia kini
hanya bertumpu dengan satu kaki dan vaginanya kini terbuka lebar,
terlihat merah berlendir karena tubuhnya sudah sedari tadi dirangsang
tanpa henti. Vagina yang merkah itu mengundang nafsu semua orang
yang melihatnya, termasuk juga Dinan yang langsung menyerbu
hidangan lezat yang tersedia baginya, lidahnya mula-mula hanya
bermain-main di bibir vagina Sandra.
'uuhhhmmm.... aaahhhh..... terusinnn.... deeper nannn.... ughhh...'
erangan Sandra kian keras, seperti nafsunya yang sudah terbakar oleh
permainan lidah Dinan di lubang surgawinya.
'aaaahhhh .... oooohhhwwww...... yeessshhhhh ..... keep it
theerreeee.....' teriaknya ketika Dinan menjilat-jilat klitoris Sandra dan
menghisap-hisapnya, terkadang menggigit-gigit kacang itu dengan
lembut membuat tubuh yang empunya melenting-lenting keenakan,
tanpa disadari Sandra memaju mundurkan pinggulnya demi mencari
kenikmatan yang lebih. Tangan Dinan merambat merambahi payudara
dan puting Sandra yang dihiasi berjuta-juta butir keringat yang
membuat tubuh indah itu berkilat-kilat karena terus bergoyang dan
diterpa cahaya matahari yang bersinar terik.
'oohhh ooohhh ... aku mauuuu.... jangan berhentiii .... aaahhhhhh ....'
Sandra terlihat kecewa ketika Dinan menghentikan aktifitasnya saat
Sandra sudah akan orgasme. Raut kekecewaan yang terpancar
diwajahnya digantikan senyum ketika Dinan berdiri dan mengulum
bibir Sandra sambil menggosok-gosok vagina Sandra dengan jari-
jarinya. Tetapi saat Sandra akan mencapai orgasmenya lagi-lagi Dinan
menghentikan jarinya dan membuat Sandra kembali mengeluh penuh
kekecewaan.
'Nan tolong buat aku orgasme nan, jangan siksa aku begini' pintanya
pada Dinan yang hanya dibalas dengan senyuman mengejek.
'huh tadinya menolak sekarang merengek-rengek seperti perek lu, ayo
akui dulu kalo lu emang perek'
'iya iya aku perek ... pake aku semaumu, asal kamu buat aku orgasme'
rengek Sandra
'hahaha gue mau buat lu orgasme atau engga itu semau gue, gue
cuma mau denger pengakuan dari lu!'
Sandra tak berdaya lagi, ia tahu nasibnya ada ditangan Dinan, ternyata
dia begitu ingin membalas Sandra dengan menyiksanya dengan
kenikmatan.
Tangan Dinan menyibakkan rambut basah Sandra dan lidahnya
menjilati daun telinga dan tengkuk Sandra sementara jari-jari tangan
kirinya mempermainkan puting Sandra.
'aahhh ... hmmm ... masukin nan... please....' Sandra mulai merengek
memohon agar Dinan memasukkan penisnya yang sudah berdiri tegang
itu kedalam vaginanya.
Seperti mendengarkan permohonan Sandra, Dinan menyodokkan
penisnya kedalam vagina Sandra yang terasa sempit sekali walaupun
sudah banjir oleh cairan kewanitaan Sandra.
'aaahhhhh .... nikmaaatttt .... ooohhhh ....' Sandra sampai merem-
melek keenakan, dengan hanya bertumpu satu kaki dia berusaha
menggoyang-goyangkan tubuhnya tetapi berkali-kali Dinan
menghentikan tubuhnya ketika Sandra akan mencapai orgasme. Sandra
yang sudah berkali-kali diambang orgasme seperti gila rasanya ingin
mencapai orgasme yang tidak juga kesampaian. Akhirnya ... Dinan
sudah tidak tahan lagi dan menyemburkan spermanya kedalam liang
senggama Sandra dan segera mencabut penisnya ketika Sandra akan
mencapai orgasme sehingga ada sisa-sisa sperma yang muncrat ke
perut maupun paha Sandra.
'nooo.... jangaaannn dicabutttt .....' Sandra terlihat kecewa sekali
ketika Dinan mencabut penisnya, tubuhnya sudah sensitif sekali,
Sandra benar-benar tersiksa oleh orgasme yang tidak kunjung datang.
'kalian sekrang boleh menikmati dia, tapi jangan sampai dia orgasme'
perintah Dinan pada para kuli-kuli bangunan itu yang segera menyerbu
hidangan lezat berkulit putih mulus didepan mereka. Penis demi penis
bergantian menyerbu lubang vagina Sandra tetapi orgasme tidak juga
kunjung tiba karena para kuli bangunan itu mempermainkan birahi
Sandra dengan menghentikan gerakan mereka atau mencubit puting
payudara Sandra keras-keras hingga Sandra berteriak kesakitan atau
mereka menjambak rambut Sandra sehingga yang empunya batal
menggapai orgasmenya.
'tolong .... buat aku orgasme .... aaaahhh .... jangan dicabut ....' rengek
Sandra berulang-ulang kali, sudah banyak yang menyemburkan
spermanya di dalam vagina Sandra hingga sperma-sperma kental itu
berlomba-lomba menuruni paha Sandra. Para kuli bangunan itu
berulang kali merangsang sekujur tubuh Sandra tetapi ketika Sandra
hampir mencapai orgasmenya mereka serentak berhenti dan bersama-
sama menikmati tubuh Sandra yang terkejang-kejang karena orgasme
yang tertahan. Sungguh begitu menyiksa hingga Sandra menangis-
nangis dan memohon-mohon. Para kuli iitu ada yang menjilati
payudara Sandra, mengulum klitorisnya, mengulum bibir Sandra yang
merekah maupun menjilati lehernya memicu syaraf-syaraf seksual
dalam dirinya yang tak terpuaskan, membuat tubuh Sandra terengah-
engah tanpa daya dihujani butir-butir keringat yang menuruni sekujur
tubuhnya tanpa ampun.
Sandra hanya bisa menangis dan tidak lagi menghiraukan penyiksaan-
penyiksaan yang diterimanya ketika para kuli bangunan itu menampari
payudara dan pantatnya ataupun menggigit keras-keras puting
payudaranya, siksaan nafsunya sudah menguasai dirinya secara total,
ia sudah tidak tahan lagi ingin mencapai orgasmenya yang sudah
begitu lama tertahan.
Setelah para kuli itu ambruk semua kelelahan dan meninggalkan tubuh
Sandra yang masih menggeliat-geliat lemah mencoba mencapai
puncak kenikmatan, Dinan maju kedepan, dipandanginya Sandra yang
sudah kacau balau itu, rambut yang sudah awut-awutan, wajah
sembab karena air mata dan pipi yang memerah karena beberapa kali
ditampar oleh para pemerkosanya, tubuh putih mulus bersimbah
keringat bercampur cipratan-cipratan sperma para pemerkosanya dan
pantat maupun payudara yang memerah karena diremasi dan ditampar-
tampar dengan kasar dan cairan sperma kental yang mengalir keluar
dari mulut vagina Sandra. Dijambaknya rambut Sandra dan
ditengadahkannya wajahnya, Sandra memandang dengan penuh harap
bahwa dia akan dipuaskan, tetapi .....
tasss .... tali penyangga tubuh Sandra putus dan tiba-tiba sebilah
pedang tajam sudah menempel pada leher Dinan. Sandra, Dinan dan
semua orang yang hadir disitu terhenyak kaget karena tiba-tiba
muncullah seorang gadis jelita berambut panjang, mengenakan celana
jeans dengan mode tersobek-sobek dan t-shirt mini yang hanya
menutupi payudaranya yang montok tanpa BH, perutnya yang rata
terlihat menonjolkan six pack, tiada lemak sedikitpun terlihat pada
tubuhnya. Sandra kemudian mendengar suara yang tidak asing lagi
bagi telinganya...
'Hey keparat busuk, beraninya mengeroyok ya kalian, Dinan, lepaskan
Sandra dan berikan kameramu, kamu tidak membuat copy isinya kan?'
Dinan menunjuk ke ujung ruangan dimana kamera itu tergeletak sambil
menggelengkan kepalanya, perlahan dia melepaskan tangannya dari
rambut Sandra dan beringsut menjauhinya sambil digiring oleh gadis
misterius itu. Semua orang terpaku saat sang empunya suara
memasuki ruangan itu yang tak lain lagi adalah .....
'Rikku!! huwaaaaa .....' Sandra menghambur ke pelukanku seakan
sudah bertahun-tahun tidak melihatku sambil menangis deras
dipelukanku.
'ssshhh .... tenang sayang ... kamu aman .... Aoi, destroy the camera
please?' Pintaku pada gadis itu yang langsung menghancurkan kamera
itu berkeping-keping dengan sekali tebasan samurainya.
'Mulai sekarang kalian enyah dari hidup kami atau kalian semua akan
tahu akibatnya, Aoi sangat benci pemerkosa seperti kalian, kalau tidak
ingin dikebiri olehnya kalian lebih baik enyah sekarang'
Aku tidak usah mengulangi dua kali mereka segera melarikan diri
dengan terbirit-birit, termasuk Dinan, dalang semua ini.
Aku memunguti pakaian Sandra dan membantunya mengenakan
pakaian seadanya dan memapahnya masuk sedalam mobilku, aku
menyerahkan kunci mobil Sandra kepada Aoi dan memintanya untuk
menyetir mengikuti mobilku dan kamipun meninggalkan rumah itu.
Dalam mobil Sandra bertanya kepadaku bagaimana aku tahu dia disana
dan siapa si Aoi itu. Aku bercerita bahwa sejak dia meninggalkan SMS
terakhir itu aku sudah merasa janggal tetapi aku harus menjemput Aoi
sepupuku dari Jepang yang ternyata memutuskan untuk kuliah disini,
Aoi lebih tua setahun dariku dan dia telah menamatkan SMAnya di
Jepang, kini dia ingin ke Indonesia dan melanjutkan studinya yaitu
Sastra dan Kebudayaan Indonesia. Sejak di Airport aku sudah
memantau dimana Sandra berada, Google Latitude Sandra yang
terhubung denganku lah yang memberitahu dimana Sandra berada.
Setelah aku menjemput Aoi aku segera ke arah Sandra karena aku
sudah punya firasat tidak baik.
Sandra segera menepuk dahinya karena dia lupa kalau kami berdua
menggunakan Google Latitude.
'Say, aku disiksa, mereka merangsangku tapi tidak membiarkan aku
orgasme, maukah kamu membantuku?'
'Sekarang?' tanyaku heran, pertanyaanku tidak dijawab lagi oleh
Sandra karena dia telah menggiring jariku yang tidak memegang
kemudi ke vaginanya. Kukocok-kocok vagina Sandra didalam mobil
dan akhirnya .......
to be continued

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar tapi dilarang yang berbau sara dan provokativ.